Binatang yang haram dan boleh di makan
Menindak lanjuti Pertanyaan selasa yang lalu. . Kita membuka dan merenungkan
Baca: Imamat 11-12
Allah menghendaki agar bangsa Israel hidup dalam ketaatan. Walaupun peraturan tentang haram dan halal dalam Imamat 11 ini sudah dinyatakan tidak berlaku lagi pada zaman gereja mula-mula (lihat Kisah Para Rasul 10:9-16; Matius 15:11), peraturan tersebut baik untuk kesehatan.
Pada umumnya, binatang yang haram (tidak boleh dimakan) adalah binatang yang dagingnya tidak baik untuk kesehatan, termasuk yang mengandung kolesterol tinggi atau yang sering membawa kuman penyakit. Dari sisi keagamaan, peraturan haram dan halal itu merupakan salah satu identitas yang membedakan bangsa Israel dengan bangsa-bangsa kafir di sekitar Israel. Akan tetapi, karena semua tuntutan Allah sudah dipenuhi di dalam Kristus, peraturan haram dan halal itu saat ini sudah kurang atau tidak bermakna lagi. Dari sisi kesehatan, peraturan haram dan halal itu merupakan perlindungan Allah terhadap bangsa Israel, agar mereka terhindar dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Akan tetapi, perkembangan ilmu kesehatan pada zaman ini membuat orang-orang sudah memiliki kecenderungan untuk menghindari makanan yang tidak baik untuk kesehatan.
Sekalipun peraturan keagamaan seperti masalah haram dan halal itu sudah tidak berlaku lagi pada zaman Perjanjian Baru, tidak berarti bahwa kita bebas makan apa saja tanpa batas. Kita harus membatasi atau menghindari makanan-makanan yang tidak baik untuk kesehatan. Sebaliknya, kita harus berusaha memakan makanan yang baik untuk kesehatan, bukan untuk memenuhi tuntutan keagamaan, melainkan agar kita bisa memuliakan Allah melalui cara hidup kita. Bila kita sehat, kita akan sanggup melaksanakan kewajiban kita terhadap keluarga dan kita juga akan bisa melayani Tuhan dengan lebih leluasa.
1 Korintus 6:20
“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar