Juni 2020 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Cinta Tuhan atau Cinta Tuhan


Pengkhotbah 5:11 (TB)  (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?

Sebuah ketakutan besar bagi manusia di dunia ini jika gak punya harta. harta identik dengan kekayaan serta uang. Siapa yang gak takut dengan uang, karena uang semua manusia mengejar sampai dapat. Ini karena uang merupakan kebutuhan hidup, siapa tidak punya uang maka tidak bisa hidup. Karena makan butuh uang, mandi butuh uang dll. semua di ukur dengan uang.
Sehingga banyak orang berpikir bahwa uang adalah kebahagiaan. Padahal belum tentu kebahagiaan, banyak orang kaya hidup tidak bahagia. Tidak bisa tidur takut hartanya di rampok. Takut banknya di bobol, takut ATM di retas orang. Takut kuatir dan akirnya sakit. Banyak karena harta kekayaannya Rumah tangga hancur. Perselingkuhan anak jatuh dalam narkoba, pergaulan bebas serta anak yang tidak rukun dengan saudara karena harta warisan. Dll. Malah lebih bahagia orang yang hidup sederhana malah keluarga harmonis sampai kakek nenek anak semua cita citanya terwujud.

Nas di atas mengingatkan kita bahwa harta itu membinasakan yang memilikinya. Harta itu bisa menjadi lawan juga bisa menjadi kawan. Menjadi kawan jika kita bisa mengelolanya dengan bijak. Menjadi lawan jika harta itu menguasai atau menjadi tuan dalam hidup kita. Berapa banyak orang yang kaya harta menghabiskan hartanya hanya untuk pribadinya bukan untuk orang lain yang membutuhkan uluran tangannya. Berapa banyak orang kayaag raya berani memberikan 90 persen hartanya untuk orang yang membutuhkan. Pikir pikir dulu ah...?
Banyak orang hanya melihat apa yang di lakukan orang yang menghabiskan hartanya.bukan.

Sebagai orang percaya kepada Tuhan kita ambil sikap yang tepat dalam mencintai harta kita. Bijaksanalah mengukur kekayaan kita. Supaya kita tidak termakan keserakahan dan ketamakkan.
Mari Jadikan Allah sumber dari segala harta kita. Sebab dia memberikan semua pada kita. Amin. (YS).

DOA. YA TUHAN yang baik terima kasih atas anugerahmu yang kau berikan bagiku untuk lebih dapat mencintai mu dari pada Hartaku. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

Pekerjaan di Tanganmu


Pengkhotbah 3:22 (TB)  Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
      Media sosial hari ini sedang banyak mencari peluang kerja seperti Bank BRI mencari satpam juga tenaga admin lulusan minimal  D3.  Karena pekerjaan itu membutuhkan skill dan juga otot bahkan  pikiran yang cerdas untuk posisi yang tinggi. Dimasa pandemi covid 19  ini banyak peluang kerja yang membutuhkan skill  yang  handal bahkan untuk masa sekarang ini dan kedepan untuk dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus mampu minimal bahasa inggris dan menguasai Program komputer dan jaringan untuk lebih memudahkan dalam melakukan pekerjaannya. Orang yang seperti inilah yang dikatakan berbahagia dengan pekerjaannnya.

Dalam nas di atas  pengkhotbah sedang berbicara kegembiraan seorang yang melakukan pekerjaannya dengan bertanggung jawab, bahwa manusia dibawah matahari ini harus bekerja dari pagi sampai sore, untuk kegembiraannya. Sebelum mereka kembali kepada sangat pencipta. Atau mati.dikatakan ayat terakir"  Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?"  Apa yang di lakukan manusia di dunia yaitu kerja. Karena pekerjaan merupakan keharusan bagi manusia sebab awal mula manusia jatuh dalam dosa Tuhan menyuruh manusia bekerja. Supaya dapat kegembiraan hatinya.
Hal yang perlu kita renungkan adalah kegembiraan seperti apa yang ada di dalam pekerjaan itu?
1. Karena  kegembiraan itu datang dari Tuhan Allah. Bergembiralah apa yang ada pada kita. Apapun pekerjaam yang kita hasilkan dari tangan kita itu semua berharga di mata Tuhan dari pada yang tidak ada pekerjaan
2. Sebagai proses pertumbuhan dan  penantian sebelum kematian terjadi. Kita bisa bekerja dan menggunakan pekerjaan karena semua adalah Tuhan yang memberikan dan mengatur keberhasilanNya. Semua itu hanya untuk manusia agar lebih dapat memuliakan Allah sebagai penciptanya.

Bersyukurlah akan semua karya yang  Allah berikan kepada anda. Sebab dengan semua itu kamu sedang menginfestasikan hidupmu kepada Allah dengan terus berkarya di bumi ini.

Mari jadikan pekerjaan kita menjadi alat  kegembiraan bagi kelangsungan hidup kita. Apapun kondisi keadaanmu di masa pandemi covid 19 ini karyamu sangat berarti dan berguna bagi orang lain. Lakukan dengan tetap semangat dan protokol kesehatan berlaku bagimu. Amin ( YS).

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur karena engkau tetap memberikan kami pertumbuhan demi pertumbuhan dalam pekerjaan tanganku. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

YEGAR-SAHADUTA


Baca: Kejadian 31

Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed. (Kejadian 31:47)

Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 30-33

Tadinya Yakub menjadikan pamannya Laban sebagai tempat pelarian setelah ia menipu kakaknya, Esau. Ia bekerja 14 tahun untuk memperoleh kedua putrinya, serta 6 tahun untuk beroleh ternaknya. Selama 20 tahun itu, berkali-kali Yakub dicurangi mertuanya (ay. 41). Putra-putra Laban juga menganggap Yakub sebagai ancaman atas harta ayah mereka. Sikap Laban juga sudah berubah (ay. 1-2). Karenanya, Yakub memutuskan untuk meninggalkan mertuanya dengan memboyong istri-istri dan anak-anaknya, ternaknya serta harta miliknya. Mereka melarikan diri, sebab Laban pasti tidak mengizinkan jika mereka pamit lebih dulu.

Ketika Laban tahu bahwa Yakub telah melarikan diri, ia dan kerabatnya mengejarnya dan berhasil menyusul mereka tujuh hari kemudian (ay. 23). Tetapi intervensi Allah membuat Laban dan Yakub tidak lagi saling bermusuhan (ay. 24). Malahan mereka sepakat untuk mengadakan perjanjian damai. Mereka mendirikan monumen batu sebagai tanda, bahwa mereka tidak akan melewati batas tersebut dengan maksud jahat. Laban menyebutnya “Yegar- Sahaduta” dalam bahasa Aram, sedangkan Yakub menyebutnya “Galed” dalam bahasa Ibrani. Keduanya bermakna sama, yaitu “tumpukan saksi” perjanjian damai mereka.

Kita juga memerlukan “tugu peringatan” agar selalu berdamai dengan orang lain serta tidak mendatangi siapa pun dengan niat jahat. “Tugu” ini tidak harus berbentuk suatu benda atau bangunan, tetapi niat tulus dan komitmen kuat karena ketundukan kita kepada Allah. — HT

TINGGIKANLAH TUHAN DALAM HUBUNGAN SOSIAL KITA SEBAGAI PEREKAT, ITU AKAN MENGINGATKAN KITA AGAR JANGAN MENDEKATI SIAPA PUN DENGAN NIAT JAHAT
Share:

Gapailah hikmat Allah


Pengkhotbah 1:18 (TB)  karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati dan siapa memperbanyak pengetahuan memperbanyak kesedihan.

Saudara pernahkah kita berangan angan untuk sebuah masa depan atau cita cita. Baik masa depan anak dalam sekolah , keluarga dan juga kejayaan hidup atau pangkat drajat kita. Saya yakin semua kita punya yang namanya impian dan cita cita. Karena Allah memberi kita hikmat untuk sesuatu yang baik bagi kita. 

Inilah yang pengkhotbah maksudkan dengan nas di atas. Semakin orang berhikmat maka pikiran mulai terus terproses  sampai kepada keinginan keinginan yang besar.. mulai mengembangkan dirinya ke semua lini kehidupan bahkan hikmat membawa kepada pengetahuan pendidikan yang tinggi. Sehingga cita cita pun semakin tinggi. Sehingga terjadi kesusahan dan kesedihan karena banyak proyek proyek dan prospek prospek yang harus di kejar demi kepuasan hidup cita cita dan masa depannya. Inilah  proses yang harus di lakukan seorang yang berhikmat setiap hari waktu dan kesempatan hanyalah kerja kerja dan kerja uang uang dan uang. 

Hal yang patut kita renungkan adalah Tuhan memberikan hikmat kepada kita supaya kita hidup dalam rencana dan proses Allah janganlah sampai kesediham dan susah hati mendominasi kepandaian dan cita cita serta harapan masa depan kita tanpa kita menghiraukan sang sumber hikmat. Janganlah cita cita dan harapan kita mati dan tidak bertumbuh karena kesibukan kita sendiri. Ingat di balik semua keberhasilan dan cita cita mu ada Allah yang berdaulat penuh atasmu. 

Mari capailah harapanmu bersama Sang sumber hikmat yang selalu memberikan apa yang kau capai dan gapai. 

Bertindak dengan hikmat Nya di dalam setiap hidupmu. Amin (YS)

Doa. Tuhan berikanku hikmatmu untuk mengukur kebesaran dalam hidupku yang telah kau taruh dalam pikiranku untuk selalu belajar menggali pikiran yang terus bertambah kepada rencanamu. AMIN.
Share:

Sia-sia dan Menjemukan


Pengkhotbah 1:1-11

Pengkhotbah menyebut segala sesuatu adalah sia-sia. Untuk memahami kata "sia-sia" yang digunakan Pengkhotbah, kita didorong untuk melihat seluruh kehidupan kita. Berapa banyak waktu, materi, dan tenaga yang kita gunakan untuk mengontrol hidup kita? Berapa banyak kegagalan yang kita alami? Kebalikan dari keinginan kita, hanya sedikit hal-hal yang bisa kita kendalikan. Pada akhirnya kita hanya bisa pasrah dan berseru, "Sia-sia!"

Demikian juga dengan kata "menjemukan". Pengkhotbah mengungkapkan bahwa banyak hal yang dilakukan manusia tidak pernah memuaskan mata dan telinga (8). Tidak terbantahkan bahwa banyak orang menghabiskan waktu, tenaga, dan berbagai sumber daya dari Tuhan, tetapi berujung pada kematian juga. Apa yang telah dicapai manusia, akhirnya tidak dapat dinikmati lagi karena datangnya kematian. Satu generasi mati dan digantikan generasi berikutnya, namun tidak ada yang tersisa. Kenangan pun tidak ada, karena tidak ada yang mengingat dan mengenang mereka (11).

Pandangan pesimis Pengkhotbah juga menggambarkan manusia di masa sekarang ini. Banyak orang bersikap pesimis dalam hidup dan tidak mempunyai harapan. Bagi manusia seperti ini semuanya terasa membosankan, bahkan memuakkan.

Perikop ini mengarahkan kita untuk menghargai apa yang Allah anugerahkan. Ada peringatan keras bagi kita yang berusaha mengambil alih kendali hidup. Kita mesti mengakui bahwa itu semua berada dalam kendali Tuhan, bukan kita. Peringatan ini menjadi alasan bagi kita untuk mengalami pertobatan dan pembaruan cara hidup. Apakah hidup kita akan sia-sia atau menjemukan, kita sendirilah yang memilih jalannya.

Jika hidup adalah anugerah Tuhan, maka cara hidup yang benar adalah menerimanya dengan rendah hati dan menjalankannya dengan setia kepada Tuhan. Kita bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita mengelola hidup dengan tulus dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya tidak menjadi sia-sia. [TMP]

KESETIAAN MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAKSANA DAN HIKMAT TUHAN ADALAH KEKUATAN NYA

Doa. TUHAN trima kasih buat segala waktu yang kau berikan sehingga kami dapat melakukan setiap waktu dengan penuh syukur . Amin
Share:

Perasaanku yang akan Terjadi



2 Korintus 12:20
 (TB)  Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.


Saat kita dalam kondisi di rumah saja. Sungguh sangat menakutkan bagi kita. Dimana iman kita semakin di uji dan jika tidak ada waktu untuk bersekutu dengan Tuhan  semakin hilang iman kita.
Inilah kekuatiran yang hamba gumulkan bersama dengan Tuhan , dan mungkine penguruspun akan berpikir yang sama dengan masalah ini. Apa lagi tidak pernah di kunjungi atau adakan ibadah kelompok. Tiga bulan kita sudah di rumah saja, apkah tiga bulan juga kita masih bisa tetap melekat kepada Tuhan di akaka menghadapi kesulitan yang sudah mulai melanda kita. Bersyukur bagi yang terus dekat kepada Tuhan. Segala sesuatu ada di bawah kontrol Tuhan.

Inilah kekuatiran yang di hadapi oleh paulus pada masa itu. Paulus mengalami kekuatiran jika di cibir , perpecahan jemaat perselisihan bahkan gosip sana sini oleh jemaatnya. Paulus menyadari akan kelemahannya ini.
Inilah yang sekarang hamba rasakan. Untuk mari kita terus berdoa kepada Tuhan agar kita terus di beri kekuatan untuk tetap setia menjangkau jemaat Tuhan supaya tidak lemah dan hilang imannya.

DOA. Tuhan trimakasih buat kekuatan yang kau berikan kepada kami ajari kami kuat untuk menghadapi kekuatiran yang sedang di hadapi.  dalam nama Yesus Amin.

IMAN YANG BERTUMBUH DAN BERTAMBAH KUAT TIDAK MUDAH MENYERAH DAN PUTUS  ASA DI SAAT KONDISI SITUASI YANG SULIT.
Share:

Miliki Kepekaan untuk Membedakan


2 Korintus 11:7-33

Informasi apa pun tentang seseorang, jika bertentangan dengan fakta, itu sama dengan pencemaran nama baik. Siapa pun yang dirugikan berhak mendapat pemulihan nama baik. Demi mengambil alih kepercayaan jemaat Korintus, para rasul palsu menuduh Paulus memanfaatkan kerasulannya untuk memperkaya diri sendiri.

Paulus mengklarifikasi tuduhan itu. Sebagai rasul, Paulus menjalankan tanggung jawab kerasulannya dalam memberitakan Injil kepada jemaat Korintus secara cuma-cuma, bahkan dalam keadaan susah sekalipun. Paulus tidak pernah mengambil bantuan dari jemaat Korintus. Untuk melayani mereka, Paulus justru menerima bantuan dari jemaat Makedonia (7-9).

Para pelayan palsu yang dengki, seperti yang pernah ada di jemaat Korintus, sekarang pun ada di mana-mana. Mereka menjadi rasul bertopeng kebaikan. Mereka tidak takut memanipulasi kebenaran untuk memanfaatkan jemaat. Mereka menyalahgunakan nama Tuhan Yesus untuk menarik perhatian dan simpati. Bahkan, mereka tak segan menebar fitnah terhadap pelayan yang benar. Gereja dan komunitas orang percaya harus peka dan waspada terhadap hamba Tuhan bertopeng kebaikan ini.

Namun, bagaimana kita bisa membedakan pelayan Kristus yang asli dari yang palsu? Kita dapat membedakannya dengan melihat tindakan Paulus sebagai rasul Kristus. Ia tidak pernah mundur melayani Tuhan meskipun harus menderita. Ia tetap setia tanpa harus ada fasilitas yang disediakan jemaat untuknya. Ia tidak berkecil hati karena perbedaan pendapat dan fitnah.

Sebaliknya, pelayan palsu sering mengeksploitasi, bahkan menuntut kebaikan jemaat untuk diri sendiri. Mari kita perhatikan, adakah pelayan Tuhan yang bersikap seperti Paulus atau sebaliknya? Apakah kita sendiri melayani seperti Rasul Paulus atau rasul palsu?

Dalam pelayanan apa pun, kita perlu membentengi diri dengan kuasa Tuhan. Kita memilih firman Allah sebagai landasan hidup. Jadi, kita tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang menyimpang atau tergoda keuntungan pribadi. [RTS]

DOA.trima kasih Ya Tuhan ajari kami untuk peka dalam keadaan kami agar hidup kami menjadi alatmu. Amin
Share:

Menjaga Kemurnian Iman


2 Korintus 10:12-11:6 

Setiap kali Iblis kalah, dapat dipastikan ia akan kembali dengan kekuatan ganda. Si jahat selalu menyusun strategi untuk mengalahkan kekuatan orang percaya. Namun, Iblis pun tahu ada kekuatan Allah dalam diri orang percaya. Lalu, mengapa ia masih terus berusaha menjatuhkan mereka? Sebab, Iblis ingin merebut kepunyaan Allah dan menggantikan kedudukan Allah.

Menyikapi gencarnya tuduhan rasul-rasul palsu terhadap otoritas kerasulannya, Paulus tidak mau memuji dirinya. Ia justru mengungkapkan bahwa sikap memuji diri sendiri, menganggap diri lebih unggul dari orang lain, dan menjadi sombong justru menunjukkan kebodohan rasul-rasul itu (10:12). Paulus menegaskan bahwa tugasnya sebagai rasul Allah adalah memberitakan Injil. Untuk semua yang dilakukannya, Paulus hanya mengharapkan pujian dari Allah (10:16-18). Inilah perbedaan Rasul Paulus dari rasul palsu yang mengajar untuk kemuliaan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan Allah.

Paulus tidak pernah menghalangi siapa pun yang mau menjadi pemberita Injil. Paulus hanya mengingatkan bahwa mereka harus mengutamakan siapa yang mereka beritakan, yaitu Yesus Kristus. Jadi, mereka harus bertindak dalam kesederhanaan dan ketaatan mutlak kepada Allah. Satu hal yang harus diwaspadai adalah munculnya kesombongan dan menganggap diri paling benar.

Paulus memperingatkan jemaat Korintus agar mereka menjaga kemurnian ajaran yang benar. Peringatan ini juga berlaku untuk kita saat ini. Sekarang begitu banyak orang yang memakai atribut hamba Tuhan dan secara bebas mengajarkan doktrin yang menyimpang dari Injil Kristus.

Kita harus mewaspadai orang-orang seperti ini dan membentengi diri dengan pengetahuan yang benar di dalam Allah. Kita harus menjaga kemurnian ajaran Tuhan Yesus yang sudah kita imani dan tetap setia pada ajaran tersebut agar upaya Iblis untuk mengganggu kesetiaan kita dapat dihancurkan. Menjaga kemurnian iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah tantangan hidup kita pada zaman ini. [RTS]

Doa. Dengan segala kerendahan hati kami ya Tuhan mampukan kami berikan kekuatan iman dengan penuh komitmen. Dalam nama Yesus. Amin.
Share:

Menjaga Otoritas dan Wibawa Rasuli


2 Korintus 10:1-11

Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin hebat pula upaya orang yang tidak menyukainya untuk menjatuhkannya. Keberhasilan Paulus memperkenalkan Yesus dan ajaran-Nya kepada jemaat Korintus bukan tanpa hambatan. Sebagian orang yang menyebut diri rasul justru menyerang Paulus dengan meragukan otoritas dan kewibawaan kerasulannya. Mereka berusaha melemahkan pengajaran Paulus dengan menyebarkan fitnah bahwa Paulus adalah rasul yang masih hidup secara duniawi (2).

Paulus membela diri bahwa dirinya dan jemaat Korintus berjuang secara surgawi dengan senjata kuasa Allah. Paulus menegaskan bahwa orang yang melakukan kejahatan akan ditaklukkan kepada Kristus dan dihukum (3-6). Dalam hal ini, Paulus menantang keyakinan orang-orang yang memfitnahnya. Ia sendiri yakin karena ia selalu bertindak berdasarkan kebenaran yang dituliskan kepada jemaat (7-11).

Iblis selalu berupaya agar pemberitaan Injil terhambat. Salah satu caranya bukan hanya dengan melemahkan, tetapi juga menggagalkan pemberitaan Injil tersebut. Jika ada seorang pelayan Tuhan yang diragukan kualitas imannya, janganlah kita gegabah untuk membuktikan kebenarannya. Jika seorang pelayan Tuhan menghadapi fitnah seperti itu, hendaklah ia menghadapinya dengan lemah lembut, rendah hati, dan tidak emosional. Hendaklah ia bersikap seperti Paulus. Jangan gentar berhadapan dengan kesukaran yang ditimbulkan oleh siapa pun. Milikilah keyakinan seperti Paulus yang selalu mengandalkan pemeliharaan Tuhan.

Bagi pelayan Tuhan, memiliki wewenang dan otoritas rasuli merupakan kebanggaan tersendiri dalam pelayanannya. Namun, harus disadari bahwa Iblis tidak akan tinggal diam dan memorakporandakan apa saja. Kita perlu mewaspadai kelicikan Iblis dalam memanfaatkan titik lemah pelayan Tuhan, yaitu harga diri kita.

Bersandarlah kepada Kristus karena Ia akan membentengi kita dengan kuasa dan anugerah-Nya. Menjalankan pelayanan yang Allah berikan dengan otoritas dan wibawa dari-Nya tentu berdampak bagi hidup kita. [RTS]

Doa. Tuhan tuntun hambamu untuk tetap tegar dan kuat iman. Jagai diri, isti anak serta keluarga dari serangan musuh iblis yang ada pada kedagingan hamba. Ketika lemah tidak meninggalkanmu ketika kuat tidak menyombongkan diri dan beri selalu kerendahan hatiMu. Amin
Share:

BUKAN MENGUBAH TAPI MENGALAHKAN


Matius 26:36-46

Kemudian Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari hadapan-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)

       Dengan berdoa, kita mengungkapkan keluhan-keluhan akibat beban yang menindih hidup kita. Umumnya, kita berharap agar doa-doa kita mendapat jawaban dan jalan keluar. Sayangnya kita cenderung menuntut Allah mengikuti kehendak diri kita. Kecenderungan itulah yang kemudian membuat kita begitu yakin jika doa dapat mengubah segala sesuatu! Benarkah doa-doa kita selalu dijawab seperti yang kita kehendaki?

Ketika harus berhadapan dengan kesedihan dan kegentaran yang begitu hebat akibat cawan derita yang harus Ia alami, Yesus pun berdoa kepada Bapa- Nya. Kehendak diri-Nya adalah Ia meminta agar cawan derita itu dilalukan dari pada-Nya. Apakah doa itu mengubah kenyataan pahit yang akan dihadapi-Nya? Nyatanya, doa itu tidak mengubah fakta bahwa Ia harus menjalani penderitaan salib. Doa itu memang tidak membuat kesengsaraan berlalu, namun doa-Nya waktu itu memberi-Nya kekuatan sehingga Ia mampu mengalahkan segala ketakutan dan kegentaran hingga Ia mampu menyelesaikan kehendak Bapa-Nya.

Allah tentulah senang menyaksikan kepasrahan hidup diri kita dalam berdoa. Namun Allah ingin kita belajar memahami bahwa doa tidak selalu mengubah atau memberi jawaban seperti apa yang kita kehendaki. Doa yang kita ucapkan mungkin tidak mengubah fakta penderitaan yang kita alami, namun melalui doa kita beroleh kasih karunia dan kekuatan Allah. Dengan berdoa kita beroleh kekuatan untuk mengalahkan kehendak daging dan mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup kita. — SYS

DOA ITU BERKUASA! MESKI TIDAK SELALU MENGUBAH NAMUN DOA ITU AKAN MENGALAHKAN SEGALA SESUATU
Share:

Upaya Menggali Kebenaran


Bacaan: Amsal 2:1-23

Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (Amsal 2:4-5)

Pernahkah Anda menyaksikan orang menggali emas? Di seantero Kalimantan cukup banyak penambangan emas tanpa izin. Kalau Anda sempat mencari foto-fotonya di internet, Anda akan mendapati, peralatan untuk mencari emas tidak sederhana. Menggali emas tidak sama seperti mencari cacing untuk memancing. Di tanah-tanah yang gembur, cukup dengan bantuan sendok, Anda bisa dengan mudah menemukan cacing. Emas berada di kedalaman, bukan di kedangkalan.

Ayat-ayat di Amsal yang kita baca pada hari ini menegaskan: hikmat Tuhan tidaklah instan. Ia diibaratkan perak dan harta terpendam. Hikmat Tuhan dapat kita gali lewat seringnya membaca, merenungkan, dan mempelajari Firman Tuhan. Kalau membaca bagian perikop ini secara keseluruhan, kita pun akan tahu bahwa hikmat Tuhan yang kita peroleh akan menuntun kita untuk mendapatkan kebenaran dan menolong menghadapi berbagai hal dalam kehidupan ini.

Kita hidup pada zaman ketika berbagai seminar dan acara pengembangan diri dan kesuksesan laris manis di masyarakat. Kesuksesan-yang identik dengan pencapaian dan keberhasilan-lebih dipuja-puja daripada hidup yang sesuai firman Allah. Karena itulah tak jarang orang rela berlaku serong ketika ingin meraih sukses. Alkitab pun dilupakan banyak orang Kristen. Kekayaan hikmat dan pengertian yang terkandung di dalam Alkitab akan menuntun kita menjadi lebih bijaksana. Sudah tiba waktunya bagi kita, yang selama ini mengabaikan Alkitab, untuk membukanya lagi, dan menemukan hikmat yang menolong kita melakukan kehendak-Nya.

KETIKA KITA INGIN MENEMUKAN HIKMAT DAN KEBENARAN DARI FIRMAN TUHAN,
KITA HARUS MELUANGKAN WAKTU AGAR HATI KITA DITERANGI SABDA-NYA.
Share:

Mari kita belajar menggali Firman Tuhan dengan cara BGA


2 Korintus 8:1-15

"Untuk bisa menyumbang, saya harus mempunyai kelebihan dulu. Kalau tidak, apa yang akan saya sumbangkan?" Pemikiran seperti ini barangkali ada di benak banyak pengikut Kristus. Namun, apakah demikian syarat memberi? Untuk bisa memberi, orang tidak harus mempunyai kelebihan, sama sekali tidak harus menjadi kaya terlebih dahulu.

Alangkah bahagianya orang yang bisa memberi dengan sukacita di tengah kekurangannya sendiri. Nilai pemberiannya jauh lebih besar daripada orang yang memberi karena kelebihan. Apalagi, pemberiannya itu dilakukan untuk mendukung pekerjaan Tuhan di dunia. Itulah jemaat Makedonia. Kita perlu mencontoh perbuatan baik mereka dalam mendukung pelayanan Paulus.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang akan diberitahukan Paulus di sini? (1) kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat.
2. Bagaimana kondisi jemaat Makedonia dan bagaimana isi hati mereka? (2) kaya dalam kemurahan.
3. Apa kesaksian Paulus tentang jemaat Makedonia? (3)2 Korintus 8:3 (TB)  Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
4. Hal luar biasa apa yang dilakukan jemaat Makedonia? (4-5)
5. Apa instruksi Paulus kepada Titus? (6)
6. Apa saja pendapat Paulus tentang jemaat Makedonia dan apa saja pesannya kepada mereka? (7-15)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Biasanya orang memberi karena mempunyai kelebihan. Lain halnya dengan jemaat Makedonia yang mendukung pelayanan Paulus dalam kekurangan dan penderitaan mereka, bahkan lebih dari itu. Apa yang bisa Anda pelajari dari jemaat ini dan dari pesan-pesan Paulus?

Apa respons Anda?
1. Apa yang akan Anda lakukan untuk mengaplikasikan teladan jemaat Makedonia?

Pokok Doa:
Kiranya Tuhan memampukan kita memberi dalam segala keberadaan kita, terutama untuk pekerjaan Tuhan.
Share:

Bersukacita Senantiasa

2 Korintus 7:2-16

Jika ada orang bertanya: "Dapatkah kita berbahagia dalam segala keadaan?", maka siapa pun yang ada dalam keadaan sukacita mungkin akan menjawab: "Bisa!" Canda tawa dan kegembiraan akan diperoleh dari situasi tersebut. Namun, bagaimana jika orang yang ditanya sedang berada dalam keadaan dukacita. Misalnya, kehilangan keluarga terdekat atau jatuh sakit. Tidak banyak orang yang mampu merasakan kebahagiaan dalam keadaan demikian. Sebab, situasi seperti itu identik dengan rasa sakit dan pengorbanan perasaan.

Paulus mengungkapkan, dalam segala penderitaan yang dialaminya, ia sangat terhibur dan berlimpah dengan sukacita (4-6). Secara logis, tidak ada kaitan antara penderitaan dengan penghiburan, apalagi sukacita. Paulus mendapati bahwa kunci sukacita itu bukan dari aspek lingkungan di sekitar dirinya, melainkan karena keeratan hubungannya dengan Tuhan. Fakta ini membuat dirinya mampu untuk senantiasa bersukacita.

Selain itu, Paulus juga bersukacita karena dukacita jemaat. Dukacita ini bukan keputusasaan yang menghasilkan kematian, melainkan wujud penyesalan atas dosa-dosa (9-11). Dukacita seperti ini akan menghasilkan pertobatan, yakni perubahan dari hati yang penuh dosa menjadi hati yang memuliakan Allah. Dukacita tipe ini membawa orang pada keselamatan, juga meneguhkan jemaat di dalam kebenaran Allah.

Panggilan pertobatan adalah hal yang tiada henti-hentinya diberitakan dalam Alkitab. Pemberitaan itu juga menjadi tugas orang percaya! Orang yang sedang berjuang untuk bertobat akan memperoleh sukacita. Ketika ia tidak lagi berkompromi dengan dosa dan pertobatannya makin sempurna, maka sukacita akan memenuhi dirinya karena Allah berkenan kepadanya. Dukacita pun berubah menjadi sukacita yang melimpah karena orang-orang percaya bertumbuh bersama di dalam ketaatan dan kasih.

Arahkan mata, pikiran, dan hati kita hanya kepada Tuhan agar berhenti melakukan dosa. Kita bersukacita dalam merespons karya keselamatan Allah di dalam hidup ini. [KFT]

Doa. Tuhan trima kasih buat sukacita yang kau berikan buat hamba dan jemaatmu. Dengan sukacita ini kami sadar bahwa tidak ada dosa yang tidak terampunkan selain kami mendukakan Mu. Ami.
Share:

Hidup Kita Hanya untuk Tuhan

2 Korintus 5:11-21 

Pada zaman ini manusia semakin berfokus kepada dirinya sendiri. Tren seperti swafoto (selfie) membuat manusia semakin memuji diri sendiri dan puas terhadap keakuannya. Pujian lebih banyak diberikan kepada orang-orang yang cantik dan kaya, bukan orang-orang yang benar dan taat. Hal ini terjadi karena manusia terjebak dan terpenjara oleh berbagai hal duniawi.

Mari kita sadari bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. Kita menjalaninya dengan kekuatan dan pengaturan dari Tuhan hingga kelak kita menghadap kepada-Nya. Hidup kita telah ditebus dengan bayaran yang sangat mahal, yang tidak terbeli secara materi karena dibayar dengan darah Kristus di kayu salib. Dengan demikian, sudah seharusnya kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kemuliaan nama Tuhan (15).

Secara tidak sadar manusia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Mereka berusaha mencukupi kebutuhan sendiri, dan sedapat mungkin hanya berelasi dengan orang lain untuk sesuatu yang menguntungkan. Demikian juga "orang baik". Perbuatan baik dilakukan karena memberi rasa nyaman untuk dirinya, bukan murni karena kasih. Pelayanan pun belum tentu murni karena cinta Tuhan. Bisa jadi, kita melayani untuk membanggakan diri sendiri.

Siapa pun yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru (17). Ia akan bermegah karena kemuliaan Allah, mampu menguasai diri, dan mengakui adanya kuasa dari kasih Kristus. Seperti inilah diri kita yang semestinya ketika kita percaya kepada Tuhan. Kita tidak ingin berdamai dengan keinginan daging yang memaksa kita melakukan berbagai hal yang tidak disukai Tuhan. Kita hanya mau berdamai dengan Allah, sehingga segenap pelayanan kita terima dari Kristus dan kita jalankan dengan penuh ketaatan.

Mari kita menghayati kasih Tuhan di dalam hidup kita dan menjalani hidup dengan senantiasa bertanya mengenai kehendak-Nya terhadap hidup kita. Kita layak bersyukur atas pengurbanan-Nya dan bersungguh-sungguh mempersembahkan hidup kita untuk melayani Tuhan. [KFT]

Doa. Tuhan jadikan hidup ini bukan untuk diriku sendiri melainkan kristus karena engkau menciptakanku baru. Amin
Share:

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. [Ayub 40:4]

Satu kata penghiburan, orang berdosa yang hilang, bagi-Mu! Engkau berpikir engkau tidak boleh datang kepada Tuhan karena engkau hina. Lihatlah, tiada orang suci yang hidup di dunia kecuali dia yang sudah dibuat untuk merasa bahwa ia hina. Jika Ayub, dan Yesaya, dan Paulus harus berkata “Aku hina,” oh, pendosa malang, malukah engkau untuk bergabung dengan pengakuan yang sama? Jika anugerah ilahi tidak mencabut semua dosa dari orang percaya, bagaimana engkau dapat berharap engkau bisa melakukannya sendiri? Dan jika Tuhan mengasihi umat-Nya ketika mereka masih hina, engkau kira kehinaan dirimu akan menghalangi cinta kasih Tuhan kepadamu? Percaya kepada Yesus, engkau yang terbuang dari masyarakat dunia! Yesus memanggil engkau, dan orang-orang seperti engkau.

    “Bukan orang benar, bukan orang benar;
    Pendosa, Tuhan datang untuk memanggil.” [1]

Sekarang pun berkatalah, “Engkau telah mati untuk orang-orang berdosa; aku orang berdosa, Tuhan Yesus, curahkan darah-Mu padaku;” jika engkau mengakui dosamu maka engkau akan menemukan pengampunan. Jika, sekarang, dengan segenap hatimu, engkau akan berkata, “Aku hina, basuhlah aku,” maka engkau akan disucikan sekarang. Jika Roh Kudus akan memungkinkan engkau dari hatimu berteriak,

    “Inilah seadanya aku, tanpa satu permohonan
    Hanya darah-Mu tercurah bagiku,
    Dan bahwa Engkau menawarkan aku datang kepadamu,
    O Anak Domba Allah, aku datang!" [2]

engkau akan bangun dari membaca renungan pagi hari ini dengan semua dosa-dosamu telah diampuni; dan meskipun engkau bangun pada pagi hari ini dengan segala dosa manusia yang pernah dilakukan di kepalamu, engkau akan beristirahat pada malam hari ini diterima dalam Kekasih; meski pernah terhina oleh kain dosa, engkau akan dihiasi dengan jubah kebenaran, dan tampak putih seperti malaikat-malaikat. Karena “sekarang,” perhatikan, “Sekarang adalah waktu penerimaan.” Jika engkau “percaya pada-Nya yang membenarkan orang yang tidak bertuhan, engkau diselamatkan.” Oh! Kiranya Roh Kudus memberi engkau iman yang menyelamatkan di dalam Dia yang menerima orang terhina.
Share:

Allah yang Tidak Pernah Meninggalkan Kita


Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” — Ibrani 13:5

Mengetahui firman Tuhan yang menjanjikan penyertaan-Nya adalah satu hal. Memercayainya, mendengarkannya sebagai firman yang hidup untuk diri kita sendiri, setiap saat dalam keseharian kita, dan merasakannya sebagai “kekuatan yang paling mengagumkan milik kita”, dan yang membuat kita bernyanyi ..., adalah hal lain. Bagaimana hal itu dapat terjadi, itulah yang ingin disampaikan dalam renungan kita hari ini.

Ke manakah kecondongan pikiran saya? Apakah berpaling pada firman Allah atau pada ketakutan saya sendiri? Apakah saya sekadar mengulangi ap…
[06:38, 6/6/2020] Pak Yanes Gkkk Tepas: Gema suara Illahi
 6 Juni 2020

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. [Ayub 40:4]

Satu kata penghiburan, orang berdosa yang hilang, bagi-Mu! Engkau berpikir engkau tidak boleh datang kepada Tuhan karena engkau hina. Lihatlah, tiada orang suci yang hidup di dunia kecuali dia yang sudah dibuat untuk merasa bahwa ia hina. Jika Ayub, dan Yesaya, dan Paulus harus berkata “Aku hina,” oh, pendosa malang, malukah engkau untuk bergabung dengan pengakuan yang sama? Jika anugerah ilahi tidak mencabut semua dosa dari orang percaya, bagaimana engkau dapat berharap engkau bisa melakukannya sendiri? Dan jika Tuhan mengasihi umat-Nya ketika mereka masih hina, engkau kira kehinaan dirimu akan menghalangi cinta kasih Tuhan kepadamu? Percaya kepada Yesus, engkau yang terbuang dari masyarakat dunia! Yesus memanggil engkau, dan orang-orang seperti engkau.

    “Bukan orang benar, bukan orang benar;
    Pendosa, Tuhan datang untuk memanggil.” [1]

Sekarang pun berkatalah, “Engkau telah mati untuk orang-orang berdosa; aku orang berdosa, Tuhan Yesus, curahkan darah-Mu padaku;” jika engkau mengakui dosamu maka engkau akan menemukan pengampunan. Jika, sekarang, dengan segenap hatimu, engkau akan berkata, “Aku hina, basuhlah aku,” maka engkau akan disucikan sekarang. Jika Roh Kudus akan memungkinkan engkau dari hatimu berteriak,

    “Inilah seadanya aku, tanpa satu permohonan
    Hanya darah-Mu tercurah bagiku,
    Dan bahwa Engkau menawarkan aku datang kepadamu,
    O Anak Domba Allah, aku datang!" [2]

engkau akan bangun dari membaca renungan pagi hari ini dengan semua dosa-dosamu telah diampuni; dan meskipun engkau bangun pada pagi hari ini dengan segala dosa manusia yang pernah dilakukan di kepalamu, engkau akan beristirahat pada malam hari ini diterima dalam Kekasih; meski pernah terhina oleh kain dosa, engkau akan dihiasi dengan jubah kebenaran, dan tampak putih seperti malaikat-malaikat. Karena “sekarang,” perhatikan, “Sekarang adalah waktu penerimaan.” Jika engkau “percaya pada-Nya yang membenarkan orang yang tidak bertuhan, engkau diselamatkan.” Oh! Kiranya Roh Kudus memberi engkau iman yang menyelamatkan di dalam Dia yang menerima orang terhina.
Share:

Rahasia Tuhan


“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia” (NKJV menerjemahkannya: Rahasia Tuhan diberitahukan-Nya kepada mereka yang takut akan Dia). — Mazmur 25:14

Salah satu tanda pertumbuhan rohani adalah hubungan yang akrab dengan Tuhan, dan kerinduan yang kuat untuk mencari dan melakukan kehendak-Nya. Dalam hal ini, jika kita hendak memilih hal yang tidak dikehendaki-Nya, Dia akan memberi kita keragu-raguan atau pengendalian diri yang tidak dapat kita diamkan begitu saja. Bagaimana bila ada keragu-raguan akan suatu hal?

Rahasia Tuhan

Apakah tanda seorang sahabat? Apakah dia memberi tahu Anda dukacitanya yang tersembunyi? Tidak. Dia memberi tahu Anda rahasia sukacitanya. Banyak orang mau mengungkapkan dukacitanya yang tersembunyi kepada Anda, tetapi bukti dari keakraban ialah bila mereka membagi rahasia sukacita mereka dengan Anda.

Pernahkah kita mempersilakan Allah memberi tahu kita sukacita-Nya? Ataukah kita terus-menerus memberitahukan rahasia kita kepada Allah, tanpa memberi waktu kepada-Nya untuk berbicara kepada kita?

Pada awal kehidupan kekristenan kita, kita banyak permohonan kepada Allah, tetapi kemudian kita mendapati bahwa Allah menginginkan kita menjalin hubungan akrab dengan Dia – agar kita mengenal dan berhubungan dengan kehendak-Nya.

Apakah kita sedemikian erat dipersatukan dengan gagasan doa Yesus Kristus -- “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 6:10) -- sehingga kita menangkap rahasia Allah? Apa yang membuat Allah sangat berharga bagi kita bukanlah berkat-berkat-Nya yang besar, melainkan hal-hal kecil yang kita alami, yang menunjukkan keakraban-Nya yang ajaib dengan kita -- Dia mengetahui setiap rincian dari kehidupan kita masing-masing.

“Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Mazmur 25:12). Pertama-tama, kita ingin menyadari bahwa kita dituntun oleh Allah. Kemudian saat kita bertumbuh secara rohani, kita hidup sedemikian dekat dengan kesadaran akan Allah sehingga kita bahkan tidak perlu menanyakan tentang kehendak-Nya, karena pikiran untuk memilih jalan lain tidak pernah terlintas pada diri kita.

Jika kita diselamatkan dan dikuduskan, Allah menuntun kita melalui pilihan-pilihan kita sehari-hari. Dan jika kita hendak memilih hal yang tidak dikehendaki-Nya, maka Dia akan memberi kita keragu-raguan atau pengendalian diri, yang harus kita hiraukan.

Bila ada keragu-raguan, segeralah berhenti. Jangan sekali-kali mencoba mencari alasan dan mengatakan “Saya ragu, mengapa saya tidak boleh melakukan yang ini”. Allah memberi petunjuk kepada kita dalam apa yang kita pilih, yaitu dengan menuntun akal sehat kita. Dan bila kita menyerah pada ajaran dan tuntunan-Nya, maka kita takkan lagi merintangi Roh-Nya dengan terus-menerus bertanya, Sekarang, ya Tuhan, apakah kehendak-Mu?”
Share:

Bersyukur atas Pengalaman Buruk


2 Korintus 1:1-11

Friedrich W. Nietzsche, seorang filsuf Jerman, pernah mengatakan kalimat yang kira-kira artinya: "Apa yang tidak dapat membunuhmu, membuatmu kuat." Sama halnya dalam berolahraga. Ketika seseorang mengangkat beban berat yang membuat otot-ototnya menegang, maka tubuhnya akan membentuk jaringan yang lebih kuat agar bisa menahan beban yang ada.
Setelah mengucapkan salam pada awal suratnya, Rasul Paulus menyatakan rasa syukurnya. Uniknya, rasa syukur ini bukan atas kondisi baik yang dialami oleh penerima surat, melainkan atas pengalaman buruk yang telah dialaminya sendiri. Ayat 9-11 memberikan gambaran pengalaman buruk yang disebut Paulus sebagai penderitaan besar yang dapat berujung kepada maut. Pengalaman itu mengajarnya agar tidak mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan kekuatan Tuhan.

Setelah melewati peristiwa buruk tersebut, malahan Paulus seolah-olah mendapatkan kekuatan baru, yaitu ia bisa menghibur orang lain (3-4).

Pengalaman buruk sangat mungkin dialami oleh setiap orang. Bahkan orang yang saleh sekalipun bisa saja mendapatkan pengalaman buruk. Namun, kemalangan bisa juga dikarenakan beriman kepada Kristus. Belajar dari pengalaman Paulus, setiap orang percaya dapat melewati peristiwa buruk apa pun kalau ia berjalan bersama Tuhan. Bahkan, kita dapat melampauinya, menjadi lebih kuat, dan mampu memberikan penghiburan kepada sesama.

Jika kita setia kepada Allah, pengalaman buruk tidak akan membunuh kita. Karena, Allah dapat memakainya untuk pertumbuhan kita. Di tengah situasi sulit, Allah memproses kita menjadi pribadi yang tahan uji. Di situlah ada kesempatan bagi kita untuk membuktikan bahwa iman yang kita pegang adalah iman yang sejati di dalam Kristus. Dengan demikian, ungkapan rasa syukur akan keluar dari hati dan mulut kita kepada Allah tanpa henti.

Kita perlu bersyukur atas segala peristiwa yang terjadi, baik maupun buruk, karena akan memperkuat iman kita di dalam Tuhan. Bersyukurlah atas kasih penyertaan Tuhan. [KRS]

DOA. aku bersyukur kepadaMu Ya Tuhan atas kasihmu dan berikan kepada kami hati yang bersyukur selalu dalam kondisi apapun. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.