DISIPLIN MELALUI PENDERITAAN ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

DISIPLIN MELALUI PENDERITAAN

Ibrani 12:1-11    by Pdt. Heru Tri Budiyanto S.PAK

Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (Ibrani 12:10)
 
                Tuhan mendisiplin orang yang dikasihi-Nya. Itulah pesan yang memberikan dorongan semangat yang ingin disampaikan oleh penulis Ibrani melalui bagian ini. Orang-orang abad pertama memaklumi, bahwa disiplin bukanlah tanda kekerasan seorang ayah, melainkan sebagai tanda kepedulian akan kebaikan dan kedewasaan anak-anaknya. Dalam pemikiran yang seperti ini penulis Ibrani mengajak kita untuk menyadari, bahwa disiplin Allah yang datang dalam bentuk penderitaan atau kesusahan adalah tanda kepedulian kasih-Nya.
                Dua reaksi yang tidak tepat ditunjukkan di ayat 5 dan 6, yaitu: menganggap enteng (meremehkan) didikan atau menjadi tawar hati (putus asa). Menganggap enteng terlihat ketika kita mengecilkan nilai sebuah penderitaan, menganggapnya sebagai kebetulan dan mencari jalan untuk segera menyingkirkannya atau meringankannya. Sikap ini mengabaikan tujuan Allah di balik penderitaan tersebut.
                Ketika kita sedang mengalami penderitaan, Iblis berusaha menanamkan ke dalam pikiran kita bahwa Tuhan itu jahat dan tidak mengasihi kita. Dalam penderitaan seringkali kita berpikir, bahwa Allah sedang marah dan menghukum kita dengan murka-Nya. Hal ini tentu saja membuat kita menjadi putus asa. Jika hal ini terjadi, kita perlu mengingat kembali kasih karunia-Nya yang sempurna di dalam Yesus Kristus.
                Ayat 7-8 mengajari kita bagaimana seharusnya kita menjalani penderitaan sebagai disiplin Allah yang mendewasakan anak-anak-Nya. Disiplin bisa saja sebagai sebuah koreksi karena kita berdosa, tetapi kita harus memahami bahwa disiplin tidak selalu bertalian dengan dosa. Disiplin adalah tindakan kasih Bapa untuk mengarahkan dan membentuk anak-anak yang dikasihi-Nya.
                Ayat 9 adalah sikap positif yang seharusnya kita miliki menanggapi disiplin, yaitu sikap tunduk dan hormat. Terhadap ayah yang tidak sempurna saja kita menaruh hormat dan taat, terlebih terhadap Allah Bapa kita yang sempurna.
                Ayat 10-11 menjelaskan tujuan dari sebuah disiplin adalah demi kebaikan kita, yaitu supaya kita bertumbuh dalam kekudusan dan berubah menjadi serupa dengan Yesus. Bandingkan dengan Roma 8:28-29.
Penderitaan sebagai sebuah disiplin memang menyakitkan tetapi buahnya sangat menyenangkan. Belajarlah untuk melewati prosesnya, jangan memberontak.

Penderitaan sebagai sebuah disiplin memang menyakitkan tetapi buahnya sangat menyenangkan. Belajarlah untuk melewati prosesnya

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.