Juli 2021 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Percaya sepenuhnya

Tuhan Yesus berkata: "Karena itu Aku berkata kepadamu, Apa saja yang engkau inginkan, ketika engkau berdoa, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan engkau akan memilikinya."
Markus 11:24

Pemahaman atas ayat alkitab: Dari ayat ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengajar kita memiliki iman kepada Tuhan, tidak peduli kesulitan atau kemunduran yang kita hadapi, selama kita berdoa dengan tulus dan mengandalkan Tuhan, Tuhan pasti akan memenuhi doa-doa kita sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam alkitab banyak dari mereka telah memberikan kesaksian yang gemilang bagi Tuhan karena mereka memiliki iman yang benar kepada Tuhan, dan mereka juga telah melihat banyak pekerjaan Tuhan yang luar biasa.
Seperti yang Tuhan firmankan: "Ketika Musa memukul batu, dan air yang dianugerahkan oleh Yahweh tepercik keluar, itu karena imannya. Ketika Daud memainkan kecapi saat memuji-Ku sebagai Yahweh—dengan hati gembira—itu karena imannya. Ketika Ayub kehilangan ternaknya yang memenuhi pegunungan dan segala kekayaan yang tak terkira jumlahnya, dan tubuhnya dipenuhi dengan barah yang busuk, itu karena imannya. Ketika ia dapat mendengar suara-Ku, Yahweh, dan melihat kemuliaan-Ku, Yahweh, itu karena imannya. Bahwa Petrus dapat mengikut Yesus Kristus, itu karena imannya. Bahwa ia bersedia disalibkan demi Aku dan memberikan kesaksian mulia, itu juga karena imannya. Ketika Yohanes melihat citra mulia Anak Manusia, itu karena imannya."

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Dari firman Tuhan, terlalu penting memiliki iman yang benar kepada Tuhan. Hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan, tidak mengandalkan ide-ide sendiri untuk memperlakukan orang dan hal-hal yang Tuhan tetapkan , jangan menerka Tuhan, dan mematuhi kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Hanya dalam kesulitan kita tidak dapat menyangkal Tuhan, dan kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan dan mengikuti Dia sampai akhir. Namun, dalam hidup, kita hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan ketika kita berada di saat-saat yang baik; tetapi ketika situasi sulit dan penderitaan datang, kita sering kali pasif dan lemah, dan kita bahkan tidak mau berdoa, dan tanpa iman di masa lalu, bagaimana mengalami bisa mencapai iman sejati kepada Tuhan ?

Firman Tuhan berkata: "Apa pun jenis pemurnian yang engkau alami dalam pengalamanmu dari firman Tuhan, Tuhan menghendaki iman manusia. Dengan cara ini, yang disempurnakan adalah iman dan aspirasi manusia. Engkau tidak bisa melihat atau menyentuhnya; dalam situasi inilah engkau membutuhkan iman. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu. Ketika engkau tidak bisa melihat dengan jelas pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan adalah imanmu dan engkau harus berdiri teguh dan menjadi saksi. Ketika Ayub sampai di titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Jadi, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukannya. Tuhan akan memberikan kepadamu apa pun yang engkau ingin dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi melihat kemahakuasaan-Nya. Ketika engkau memiliki iman dan engkau bisa menyentuh tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan tampak kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbing engkau dari dalam. Tanpa iman, Tuhan tidak bisa melakukannya. Jika engkau sudah kehilangan harapan dalam Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya ketika engkau memiliki iman dan tidak ragu terhadap Tuhan, hanya ketika engkau memiliki iman sejati dalam Dia, tidak peduli apa yang dilakukan-Nya, Dia akan menerangi dan mencerahkan pengalamanmu dan hanya dengan begitu engkau akan bisa melihat tindakan-Nya. Semua ini diperoleh dari iman dan iman hanya diperoleh dari pemurnian—iman tidak bisa berkembang tanpa pemurnian. Iman ini merujuk kepada apa? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati
Share:

SERAHKANLAH SEGALA KEKUATIRANMU

Gema Suara Illahi

1 Petrus 5:7 (TB) "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu"
 
Setiap manusia pasti punya rasa kuatir. Hanya orang yang sudah tak punya nyawalah yang sudah kehilangan rasa kuatir. Hidup ada naik turunnya, tinggi dan rendah. Di suatu saat, manusia menghadapi ujian yang hebat. Bahkan orang Kristen yang paling makmurpun tidak bisa lolos dari ujian dan pergumulan, rasa sakit dan tekanan umum terjadi pada kita.
 
Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi (Ayb. 5:6-7). Ujian manusia bukan fenomena alami. Tidak ada yang terjadi diluar pengetahuan dan tujuan Pencipta. Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan (Ayb. 14:1-2).
Paulusmenasihati agar kita tidak kuatir tentang apapun juga, karena kuatir datang dari ketidakpercayaan pada Tuhan. Petrus mengatakan apa yang harus kita lakukan dengan semua kekuatiran kita. Kita harus menyerahkannya kepada Tuhan. Serahkan semua kuatirmu pada-Nya. 
Pemazmur berkata, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah” (Mzm. 55:22). Apakah kita pernah berpikir apakah Tuhan memang benar-benar peduli? Saat kita meragukan kepedulian Tuhan, kita menghina Dia. Para murid menghinanya saat badai menerpa, Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa? (Mrk 4:38). Tentu saja Dia peduli. Dia tidak berkata, mari kita berlayar dan tenggelam”tapi “Yesus berkata kepada mereka: Marilah kita bertolak ke seberang. Kekuatiran para murid menunjukan mereka menanggungnya sendiri daripada menyerahkan pada-Nya.
Tuhan telah memberikan kita kesembuhan atas kekuatiran yang muncul disaat ujian berlangsung. Itu karakter yang membedakan orang Kristen bahwa Tuhan Yesus Kristus peduli bagi mereka yang percaya pada-Nya. Orang Kristen bisa membawa semua kekuatirannya pada Juruselamat. Serahkan semua kuatirmu; karena Dia peduli. Bukan sebagian, atau banyak, tapi semua. Saat kita mengerti nasihat Petrus, kita tidak menyingkirkan ujian dan pencobaan, tapi kita menyingkirkan kekuatiran yang dihasilkannya. Karena itu, jangalah terus-menerus kuatir tetapi segeralah keluar dan serahkan kepada TUHAN. Amin. 
Hal apakah yang di renungkan! 
1.hal kekuatiran apa yang menghalangi sukacita anda? 
2.Apakah kekuatiran yang ada dalam hidupmu hari ini. Bagaimana cara anda? 
 
Share:

Itulah “Iman”

Gema Suara Illahi
Ibrani 11:1 
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1 i_TB)
Kita pengikut Kristus adalah orang beriman. Kita percaya kepada Tuhan Yesus karena Roh Kudus yang tinggal dalam kita.
Iman kita itu berdasarkan fakta yakni apa yang Tuhan telah katakan. Fakta itu ada tertulis dalam Alkitab.
Iman kita itu sendiri adalah bukti dari segala sesuatu yang Tuhan telah katakan dan kita belum lihat. Itu yang disebut fakta iman, kita percaya meskipun belum melihat.
Fakta iman itu harus ada buktinya dalam bentuk fakta nyata yakni kita melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan pimpinan Roh Kudus.
Itu tandanya kita beriman. Orang Kristen yang tidak peduli dengan perintah Kristus bukan orang beriman.
Kalau ada di antara kita yang belum peduli dengan segala perintah Kristus maka sekaranglah waktunya untuk lebih sungguh-sungguh beriman.
Tuhan berkata:
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:20 i_TB)
Sudahkah hidup anda percaya dengan Iman itu? Lakukanlah. 

 
Share:

Rasa Kuatirku

Gema Suara Illahi

Amsal 12:1-28
“Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” Amsal 12:25

Saat ini kekuatiran melanda banyak orang. Apalagi banyaknya berita yang tidak bertanggung jawab, hoaxs, pada masa pandemi corona 19 ini semua manusia kuatir sehingga karena merasa kuatirnya hal yang baik dan biasa di lakukanpun hilang, seperti berbagi uang kepada saudara, atau tetangga dan saudara pinjam uang. Macam-macam  hal yang dikuatirkan: ekonomi keluarga, studi, pasangan hidup atau masa depan. Cita cita nikah dengan pasanganya bisa gagal dan juga tertunda keinginan nikah dengan biaya besar terjadi biaya cukup sederhana, kerinduan segera punya anak tertunda oleh adanya virus corona 19.Apalagi . Sangatlah manusiawi bila semua orang semakin kuatir dalam menjalani hidup ini. Cita cita anak sekolah pintar masa ini mungkin berbeda. 
Sebenarnya perasan kuatir itu muncul bukan akibat besar kecilnya masalah atau tantangan yang dihadapi, melainkan ketika orang cenderung mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kekuatiran itu sendiri merupakan kegagalan seseorang dalam menghadapi tantangan sebelum melakukan peperangan. Rasa kuatir itu tidak hanya dialami orang dunia saja, orang Kristen pun mengalami hal yang sama, seolah-olah tidak ada pengharapan. FirmanNya jelas menyatakan bahwa Tuhan menjamin masa depan anak-anakNya yang senantiasa bersandar dan berharap kepada Dia, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18). Ingat! Kekuatiran merupakan celah dalam kehidupan kita yang memberikan kesempatan kepada Iblis untuk menggagalkan dan menghancurkan kita.
Di tengah dunia yang makin sulit dan penuh tantangan ini kita harus makin sungguh-sungguh melekat pada Tuhan dan tekun tinggal dalam Dia. Jadi, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Bunga bakung saja yang tidak bekerja dan memintal didandani Tuhan sedemikian rupa walaupun hari ini ada dan esok dibuang. Apalagi kita, ciptaan paling mulia di antara segala ciptaanNya yang adalah segambar dan serupa dengan Allah. Seberat apa pun pencobaan kita, percayalah semuanya itu tidak melebih kekuatan kita, justru semakin menguatkan otot-otot iman kita kepada Tuhan karena Dia sanggup menolong dan memberkati kita dengan caraNya yang ajaib. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9)

Jangan kuatir, apalagi menyerah pada keadaan, karena ada Yesus yang senantiasa menyertai dan memilihari hidup kita sampai akhir zaman! 
Hadapi bersama dengan Tuhan.
Share:

Ketuklah

Matius 7:8.
Saat kita, mertamu kerumah orang lain. Hal pertama dan utama adalah mengetuk pintu dan bersapa serapah. 
Ketuk pintu pertanda ada sesuatu yang ingin di lakukan atau di mintai tolong. 
Mengapa untuk Tuhan juga di perlukan ketuk pintu? 
Ketuk (2925) (krouo) berarti ketokan di pintu untuk masuk dan dengan demikian menyiratkan intensitas yang lebih besar dan lebih berulang daripada meminta atau mencari.
Kata bahasa Inggris “knock” berasal dari kata Jerman yang berarti menekan! “Knock” artinya berdiri di depan pintu dan berulang kali mengetuknya dengan buku jari Anda.
kita mengetuk dan menunggu, lalu kita mengetuk lagi, lalu kita berkata, “Saya tahu engkau ada di dalam,”
Lalu kita mengetuk lagi dan berkata, “Saya bisa mendengar suara mu. Ayo, buka pintunya. ”
Kemudian Anda mengetuk lagi. Jika Anda berada di sisi lain, Anda tahu betapa menyebalkannya mendengarkan saat seseorang mengetuk dan mengetuk dan terus mengetuk.
Namun justru itulah gambaran di balik perintah Yesus untuk terus mengetuk! Ide tersebut mungkin menyiratkan berdoa dalam menghadapi kesulitan dan bahkan penolakan.
Jika Anda mengetuk seperti ini, keinginan Anda untuk masuk pasti sangat besar.
Perhatikan tingkat intensitas yang meningkat dari meminta kemudian menjadi mencari dan akhirnya mengetuk secara terbuka!
Masing-masing kata kerja ini ada dalam PRESENT IMPERATIVE, yang merupakan perintah untuk melakukan setiap aktivitas ini secara terus menerus.
Yesus menyerukan ketekunan dalam doa. Doa sama pentingnya dengan oksigen bagi hidup kita.
Doa adalah garis hidup bagi warga Kerajaan surga yang masih di bumi dan dengan demikian itu mengungkapkan ketergantungan kita yang berkelanjutan kepada-Nya.
Akan dibukakan (455) (anoigo dari ana = lagi + oigo = membuka) artinya membuka, membuka, membuka lagi, memberi akses.
Untuk membuka mata dan membuat mereka melihat (Kisah Para Rasul 26:18). Membuka mulut agar mereka mulai berbicara (Mat 5: 2).
Secara kiasan, membuka “pintu” yang berarti memungkinkan (Kol 4: 3).
Meminta menunjukkan ketergantungan; mencari menunjukkan kerinduan; mengetuk menunjukkan ketekunan. Yesus ingin kita beriman.
Siapkan kita ketuk pintu hati kita dan datang kepadaNya sang pemberi kehidupan. Amin
Share:

Carilah

Gema Suara Illahi
Matius 7:7
Setiap kita bangun pagi langsung melakukan aktifitas untuk mencari sesuatu yang kita dapatkan. Petani bangun pagi ke sawah mencari hasil yang baik. Bangun tidur olahraga mencari udara segar dan kesehatan tubuh yang di inginkan. 
Kalau dalam hal ini saja kita tekun mencari bagaimana dengan kita dengan sang Pencipta dan pemelihara hidup kita. Firman Tuhan mengajak kita untuk selalu cari.. 
Carilah (2212) (zeteo) berarti mencoba mempelajari sesuatu dengan penyelidikan atau pencarian yang cermat, ingin memiliki atau mengalami sesuatu atau mencoba mendapatkan sesuatu dari seseorang.
Mencari adalah meminta dan bertindak, menyiratkan permohonan yang sungguh-sungguh ditambah dengan upaya aktif untuk memenuhi kebutuhan.
Ketika kita mencari sesuatu, kita mengatur ulang prioritas kita sehingga kita dapat mencari apa yang kita inginkan sampai kita menemukannya. Apakah doa menjadi prioritas kita?
Mencari menyiratkan keinginan untuk sesuatu yang bernilai tinggi. Ilustrasi yang bagus tentang ini adalah analogi Yesus bahwa …
Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.. (Mat 13: 45-46).
Atau pikirkan tentang kisah Yesus tentang wanita yang mencari koin yang hilang …
“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?” (Lukas 15: 8).
Puritan Thomas Manton menulis bahwa “Jika kita tidak menerima dengan meminta, marilah kita mencari; jika kita tidak menerima dengan mencari, maka marilah kita mengetuk.”
Ini adalah bentuk doa yang paling sederhana. Tindak lanjuti doamu dengan usaha. Ketuk, dan itu akan dibukakan bagimu. ”
Tambahkan tenaga kepada permohonan dan doa Anda. Jika pintu menghalangi jalan, ketuk sampai terbuka …
Doa mengetuk sampai pintu terbuka. Dan itu akan dibuka, karena begitulah janji Tuhan kita yang setia,
“Mereka yang mengetuk pintu akan dibukakan.”
“Jika malaikat membukakan pintu penjara untuk mengeluarkan Petrus, itu adalah doa yang membukakan pintu surga untuk mengeluarkan 
Biarlah renungan pagi ini benar benar membawa hidup kita semakin dekat kepadanya di saat kondisi sulit seperti ini. Amin
Share:

Mintalah

Gema Suara illahi 
Matiius 7:7

Setiap kita pasti tidak suka di bilang orang yang suka meminta minta. Karena orang pasti pada ngomongin kita jika kita memiliki karakter peminta. Namun beda dengan hidup kita kepada Tuhan. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk meminta. Seperti yang ada dalam nas tadi. 
Kata mintalah (154) (aiteo) artinya meminta dengan urgensi, bahkan sampai menuntut.
Aiteo lebih sering digunakan kepada sikap seorang pemohon (orang yang berdoa [memohon dari bahasa Latin supplex = membungkuk] berarti membuat permohonan atau permintaan yang rendah hati, sungguh-sungguh), permohonan orang yang posisinya lebih rendah daripada dia kepada siapa permohonan dibuat .
Meminta berarti meminta jawaban, yang menunjukkan bahwa kita percaya ada seseorang (Bapa kita) yang mendengarkan.
Ini juga menyiratkan bahwa kita mengharapkan Dia menjawab atau mengapa meminta?
Orang yang merasa benar sendiri tidak meminta tetapi mengatakan kepada Tuhan betapa baiknya dirinya dibanding orang lain (lihat perumpamaan Lukas 18:10, 11, 12, 13).
Mintalah adalah present imperative artinya terus meminta. Jadikan ini pola hidup kita, tindakan kesetiaan yang berkelanjutan.
Meminta adalah seperti yang dilakukan pengemis. Di negara-negara miskin, pengemis tanpa malu-malu berdiri di pinggir jalan dengan tangan terulur, meminta sedekah.
Kadang-kadang mereka bisa sangat berani dan bahkan mengganggu orang yang lewat. Pada saat-saat itu, ingatlah bahwa Anda akan menjadi berani juga jika Anda berada di posisi mereka.

Dan dalam arti rohani, kita berada dalam posisi mereka karena kita tidak membawa apa pun ke dunia dan tidak dapat mengeluarkan apa pun.

Kita benar-benar bergantung pada Allah Bapa sumber setiap hal baik dan setiap pemberian yang sempurna datang (lih Yak 1:17).
Tetapi tidak seperti pengemis di jalanan, warga Kerajaan Surga memiliki akses melalui Yesus ke Bapa kita Yang ada di surga!
Yesus telah menjelaskan bahwa dalam kemahatahuan-Nya, Dia tahu apa yang kita butuhkan, sebelum kita bertanya kepada-Nya. (Mt 6: 8).
Dengan meminta, kita memelihara hubungan kita dengan Bapa kita. Dia senang mendengar dan menjawab anak-anak-Nya.
Kita perlu seperti rasul Yakobus yang ditulis Eusebius bahwa, “lututnya menjadi keras seperti unta karena dia terus-menerus menyembah Tuhan, berlutut dan meminta pengampunan bagi orang-orang.”
Edward Payson berkata Doa adalah hal pertama, hal kedua, hal ketiga yang perlu untuk pelayan. Berdoalah, oleh karena itu, saudaraku yang terkasih, berdoalah, berdoalah, berdoalah. ”
Mari meminta apa yang kita inginkan gak usah malu dan gengsi, sebab Tuhan akan memberikan kepada kita jika kita terus meminta. Kesehatan, perlindungan dari covid 19. Pemilihan dari ekonomi, permasalahan yang terjadi bagi pasanganmu, keluargamu. Kuncinya hanya mintalah. Amin
Share:

Merdeka

Gema Suara Illahi
Yohanes 8:36 
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”” (Yohanes 8:36 i_TB)  

Kita pengikut Kristus yang sungguh-sungguh sudah bertobat dan memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya telah memperoleh anugerah pengampunan dosa dan Roh Kudus dikaruniakan tinggal tetap dalam kita.  
Roh Kudus itu adalah Roh Kristus yang berkuasa memerdekakan kita dari perbudakan dosa sehingga kita tidak harus berdosa lagi sebagaimana ketika kita belum menjadi anak-anak Allah.  

Kita tidak langsung menjadi sempurna tanpa dosa, namun dalam diri kita sudah ada benih ilahi yang tidak dapat berdosa lagi. Itu sebabnya kita membenci dosa yang sekecil apa pun dan setiap terjatuh dalam dosa, kita mengaku kepada Tuhan yang telah berjanji akan mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala ketidakbenaran.
Roh Kudus itu adalah Roh Kebenaran yang memimpin kita kepada seluruh kebenaran yang membuat kita benar-benar merdeka.  
Sebaliknya orang bisa beragama Kristen namun belum menikmati kebenaran yang memerdekakan itu karena Yesus Kristus belum berdiam secara pribadi dalam orang itu dengan Roh-Nya yang Kudus. Hanya apabila Yesus Kristus Anak Allah itu memerdekakan orang itu, barulah ia benar-benar merdeka.   Orang Kristen yang seperti itu tidak peka dan tidak benci terhadap dosa. Ia sadar atau tidak sadar, terbiasa dengan dosa atau mencari pembenaran atas dosanya.  
Kalau ada di antara kita yang masih belum benar-benar merdeka, sekaranglah waktunya untuk bersungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang otentik dengan memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya dan terus menerus untuk selamanya.  
Tuhan Yesus berkata: “Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar, sebab itu bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk, jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:19-20 TB2).  
Contoh doa untuk meneguhkan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya dapat dilihat dalam. Selamat benar-benar merdeka dari perhambaan dosa.
Tuhan memberkati kita. Amin
Share:

Responi kemerdekaannMu

Gema Suara Illahi
Galatia 5:1 (TB)  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

Jika kita di tanya apakah kamu sudah merdeka? Gimana cara kamu merdeka? Dan gimana respon kamu dengan kemerdekaan itu? 
Kemerdekaan dalam nas diatas berbicara mengenai sunat, sunat berarti membersihkan diri dari penyakit. Sunat rohani berarti membersihkan diri dari duniawi yang memperhambakan dirinya sendiri pada nafsu dunia. Jika kita kembali kepada sunat berarti kita melepaskan anugerah yang diberikan Kristus pada kita. 
Sebab ini nas kita berbicara supaya kita sungguh sungguh merdeka. Dari perhambaan sunat. Supaya kasih karunia Kristus memerdekakan kita. 
Untuk meresponi kemerdekaan ini. Kita harus. 
Pertama: berdiri Teguh. Berdiri teguh disini berarti perkuat iman dengan segala tantangan yang ada. 
Kedua: jangan mau lagi diperhamba oleh kuk perhambaan. Artinya jika kita mau berdiri teguh, jangan mau diperhamba dosa. Banyak hamba Tuhan, jemaat dan orang hebat yang tidak eksis di dunia pelayanan dan kariernya, kenapa? karena masih diperhamba dosa.
Kristus sudah memberikan kemerdekaan ini. Terimalah dia dalam hati mu. Amin
Share:

MENANTI-NANTIKAN TUHAN

Gema Suara Illahi 

Yesaya 40:31)
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN ... mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Menanti-nantikan Tuhan adalah sebuah upaya dan aktivitas kerohanian yang memerlukan beberapa kondisi, karena banyak orang yang gagal dalam "menanti-nantikan Tuhan." Bagaimana kita dapat menanti-nantikan Tuhan Allah yang Mahakuasa, sedangkan tubuh dan jiwa kita seringkali diliputi dengan kelemahan, kecemasan, kekuatiran, ketakutan bahkan keterbatasan dalam berbagai hal. Tidaklah mudah untuk memahami kemahakuasaan Allah.
Akibat wabah pandemi Covid-19, banyak orang yang menghadapi kenyataan bahwa bisnisnya bangkrut.kuatir ketakutan bahkan pasrah. Ada yang penghasilannya jauh berkurang, bahkan banyak karyawan perusahaan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Akibatnya banyak orang, termasuk anak-anak Tuhan yang jiwanya letih lesu dan berbeban berat.bahkan hidup dan mati pun menjadi pilihan mati karena corona mati karena kelaparan. Atau selalu berjuang dan terus berusaha serta bekerja dengan tetap protokol kesehatan. Mereka seperti bangsa Israel yang tidak diperhatikan dan merasa tidak dibela oleh Allah. Allah pun bertanya kepada mereka. Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" (Yesaya 40:27). Inilah saat di mana kita perlu untuk menanti-nantikan Tuhan.
Allah mau agar mereka datang kepada-Nya dan percaya kepada Allah Sang Pencipta dan pemelihara hidup ini. Ia yang tidak menjadi lelah ataupun lesu dan tak terduga pengertian-Nya. Menanti-nantikan Tuhan memerlukan bukan hanya kerinduan yang sungguh; tapi juga kesabaran dan ketekunan berdoa menantikan Roh Kudus bekerja; sampai kehadiran, jawaban dan jalan keluar dari Tuhan menjadi milik kita. Pusatkanlah iman kita kepada Tuhan yang Mahakuasa dan kenali rencana maupun kehendak-Nya bagi kita.
Nabi Yesaya memberi kepastian, mereka yang tekun menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru dalam jiwa dan roh mereka. Mereka akan terbang tinggi bagai burung rajawali, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Betapa dahsyat akibat yang ditimbulkan olehnya. Sudahkah Anda berusaha untuk menanti-nantikan Tuhan? Mulailah sekarang dan alami kehebatan kuasa-Nya yang bekerja dalam diri kita orang yang percaya. . Amin
Doa: “Tuhan, aku mau menanti-nantikan Engkau dengan tekun dan setia. Kupegang janji-Mu bahwa Engkau besertaku dan akan memberikan kekuatan kepadaku. Amin.”
Share:

Dari buahnya kamu mengenal mereka

Matius 7:15 – 20

Injil Matius yang ku baca hari ini antara lain berbicara tentang nabi-nabi palsu yang menyamar sebagai domba, pada hal mereka ini adalah srigala.

Dengan kata lain, srigala berbulu domba banyak gentayangan saat ini. Mereka ini menawarkan berbagai kenikmatan dan kemudahan dunia,

yang ujung-ujungnya adalah kebinasaan. Banyak orang terjebak oleh rayuan gombal nabi-nabi palsu yang kini marak di kalangan masyarakat.
Mereka ini adalah serigala berbulu domba.
Yesus dalam kaitan ini menasehatkan agar segalanya dilihat dari buahnya. Ia mengatakan:” Tak mungkin pohon yang baik akan menghasilkan buah yang tidak baik.

Sebaliknya tak mungkin pohon yang jelek, akan menghasilkan buah yang baik”. Dalam hal ini Yesus mau mengatakan baik dan tidaknya dapat dilihat dari buahnya.

Ajaran Yesus dapat kita aplikasikan dalam hidup keseharian kita. Untuk menguji atau membedakan antara ini pengaruh yang baik atau yang jahat, pakailah ukuran “dari buahnya”.

Dalam kondisi saat ini di mana banyak orang mengalami kepanikan hidup entah karena masalah ekonomi, masalah keamanan dan lain sebagainya membuat kita makin tidak merasa aman.
Rasa aman (security) yang terusik akan menjadikan orang merasa khawatir. Dalam kondisi panik, serigala berbulu domba seolah menjadi dewa penolong, pada hal serigala ingin merampas hak orang lain dan akan menghancurkannya.
Lagi-lagi kembalilah pada ajaran Yesus “dari buahnyalah” kamu akan mengenal mereka. Yesus telah memberikan segala hidup-Nya untuk manusia. Namun manusia tidak membalas kasih-Nya. Manusia makin menjauh dari Allah, maka yang terjadi kejahatan meraja lela di mana-mana. Kejahatan itu datangnya dari mana. Yang pasti akibat dosa manusia yang makin mengingkari Allah. Allah sebagai sumber belas kasih tidak ditanggapi sehingga Allah hanya slogan atau hanya di mulut saja.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, marilah menjauhkan praktek-praktek jahat yang hidup subur di kalangan masyarakat. Berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa-doa, devosi, membaca Kitab Suci selalu menjadi inspirasi dalam kehidupan ini. Doa dengan kerendahan hati sangat menyenangkan hati Tuhan serta disertai rasa tobat (penyesalan) dalam hidup ini, pasti Tuhan akan berkenan dalam hidup kita ini. Demikian inspirasi bathin kita hari ini, Tuhan berkati. Amin

Doa,
Ya Bapa yang penuh kasih, curahkan Roh-Mu yang kudus agar aku dimampukan untuk membedakan roah yang baik dan roh yang jahat melalui buah-buahnya, Amin.
Share:

WAKTU ADALAH BERKAT DARI TUHAN! Jangan Sia-siakan!

Baca:  Amsal 20

"Pada musim dingin si pemalas tidak membajak;  jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa."  Amsal 20:4

Seberapa berhargakah waktu bagi Saudara?  Ada yang berkata, "Waktu adalah uang, karena itu saya gunakan waktu sebaik mungkin.  Satu jam saja lewat, sudah berapa dollar yang melayang?"  Di sisi lain ada orang lain yang menganggap sepele waktu sehingga ia suka menunda-nunda apa yang seharusnya bisa dikerjakan sekarang, katanya:  "Ah, besok-besok saja, kan masih banyak waktu."  Ingat!  Waktu akan terus melaju dan siap menggilas orang-orang yang menyia-nyiakannya.  Jadi, mari gunakan setiap kesempatan yang ada dengan baik.

     Ketika musim menuai datang seorang pemalas tidak akan memanen apa-apa dari ladangnya, karena pada musim sebelumnya, ketika orang lain bekerja, ia tidak melakukan apa-apa, membiarkan waktu itu berlalu begitu saja.  Musim menabur haruslah kita gunakan untuk menabur supaya pada musim menuai kita mendapatkan hasil yang kita harapkan.  Dalam Pengkotbah 11:6 dikatakan:  "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik."

     Mengapa kita harus menggunakan waktu dengan baik? Karena setiap waktu/kesempatan adalah berkat dari Tuhan bagi kita, baik itu pagi, siang maupun malam.  Dan berkat yang disediakan Tuhan bagi kita adalah berkat yang selalu baru, bukan kadaluarsa, sesuai dengan yang kita butuhkan.  Tertulis:  "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-haisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi;  besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).  Ada berkat baru setiap pagi.  Bangsa Israel mengalaminya:  pagi-pagi sebelum matahari terbit Tuhan menyediakan manna bagi mereka.  Pada waktu malam pu Tuhan berjanji memberikan berkatNya:  "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.."  (Mazmur 127:2).

Jika kita rindu mengalami berkat-berkat Tuhan gunakanlah setiap waktu/kesempatan yang Dia beri dengan sebaik-aiknya, jangan sampai kita tertinggal oleh waktu sehingga akhirnya kita hanya bisa meratap dan menyesali diri.  Percuma!
Share:

ALLAH DI PIHAK KITA

Roma 8:31B (TB)  "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" 
Rum 8:31 (JAWA81)  Kang iku apa kang bakal kita gunem tumrap kabeh mau? Manawa Gusti Allah ana ing pihak kita, sapa kang bakal nglawan kita?

Allah di pihak kita menunjukkan bahwa Allah membela kita di hadapan para musuh kita. Allah bersama kita untuk memenangkan segala perkara kita. Kata-kata ini sangat berarti dan berharga bagi kita. Sebaliknya, tidak ada kata-kata yang lebih menakutkan di alam semesta selain kata-kata, “Allah melawan kita.” Jika murka yang sangat kuat melawan kita, pemusnahan akan merupakan bagian hidup kita. Itulah sebabnya orang-orang yang berusaha untuk meyakinkan kita bahwa pemusnahan itu setara dengan hukuman, bukan neraka, mereka itu sangat keliru. Pemusnahan di bawah murka Allah bukanlah hukuman, itu adalah pembebasan dan kelegaan (lihat Why. 6:16). Tidak. Tidak ada pemusnahan satu pun bagi umat manusia. Kita hidup selamanya bersama-sama dengan Allah.
Sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm. 8:1). Allah sepenuhnya di pihak kita, dan tidak pernah melawan kita. Jika Allah di pihak kita siapakah lawan kita? Jawaban yang Paulus harapkan ketika ia menanyakan pertanyaan itu adalah, “Tidak seorang pun dapat melawan kita.” Terhadap jawaban itu kita cenderung untuk mengatakan, “Benarkah?” Apakah maksud hal itu? Ayat 35 mengatakan bahwa akan ada penindasan, kesesakan, penganiayaan, dan pedang. Ayat 36 mengatakan bahwa orang Kristen ada dalam bahaya maut sepanjang hari, mereka dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Paulus mengatakan hal itu. Maka apakah yang ia maksudkan, “Siapakah yang dapat melawan kita?” Maksud Paulus dalam nas ini bahwa tidak seorang pun yang dapat berhasil melawan kita.
Iblis dan orang berdosa dapat membuat kita merasa muak, dapat mencuri mobil kita, dapat menabur benih perselisihan dalam pernikahan kita, dapat mengambil pekerjaan kita, dan merampas kita dari anak kita. Tetapi ayat 28 mengatakan, Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi jika kita yang mengasihi Dia. Dan jika segala sesuatu pada akhirnya bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, rancangan-rancangan lawan digagalkan dan tujuan lawan untuk melawan kita diubah menjadi manfaat yang didapat melalui penderitaan yang meninggikan Kristus dan yang menguduskan jiwa serta memperdalam iman. 
Jika Allah ada di pihak kita, Ia tidak menghindarkan semua ini dari kita. Tetapi Ia merancangkan kebaikan di mana lawan merancangkan kejahatan (Kej.50:20, 45:7). Segala sesuatu yang melawan kita, Ia rancangkan bagi [kebaikan] kita. Tidak seorang pun yang dapat berhasil melawan kita.
Dahsyat sekali dampak hal ini atas hidup kita! Kita sebaiknya tidak menjadi serupa dengan dunia jika segala sesuatunya ini demikian. Kebanyakan [orang di] dunia memilih gaya hidup mereka karena takut akan penyakit, pencurian, teror, kehilangan pekerjaan, dan lusinan hal lainnya. Tetapi bagi para pengikut Yesus, Tuhan berkata, “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah” (Mat. 6:32-33). Allah akan memberi kita apa yang kita butuhkan. Dan apa yang hilang atau kurang dari kita dalam pelayanan-kerajaan akan kasih, pengorbanan, dan penderitaan, akan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dan kembali kepada kita, dengan cara yang Allah rancangkan, beratus kali lipat. Karena itu, berdirilah di hadapan lawan kita dan beritakanlah Injil. Amin
Share:

LEBIH DARI PEMENANG

Roma 8:31-39 

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Roma 8:37)

                Salah satu pernyataan Alkitab tentang siapa kita di dalam Kristus adalah: lebih dari pemenang. Kita bukanlah pemenang, tetapi lebih dari pemenang. Seorang pemenang adalah seseorang yang mengalami kemenangan karena usaha atau perjuangannya sendiri. Tetapi seorang yang lebih dari pemenang adalah seseorang yang menikmati kemenangan karena ada orang lain yang telah berjuang untuknya.
                Ada beberapa hal yang membuat kita beroleh kasih karunia untuk menjalani kehidupan lebih dari pemenang, yaitu:
Pertama. Karena Allah di pihak kita (ayat 31)
Semua musuh kehidupan kita, apapun bentuknya tidak ada yang sanggup melawan atau mengalahkan kita. Bukan karena kekuatan dan kehebatan kita, tetapi karena Allah ada di pihak kita. Kita tidak pernah bertempur sendirian, Dia bersama kita dan ikut bertempur di depan kita.
Kedua :Karena Allah tidak menyayangkan Anak-Nya bagi kita (ayat 32).
Demi kita (yang berdosa) Allah rela menyerahkan Anak-Nya untuk berjuang sampai berdarah-darah bahkan sampai mati di kayu salib agar kita bisa mengalami kebebasan dari penindasan kuasa dosa dan maut. Kebangkitan Yesus adalah sebuah kemenangan yang gilang-gemilang atas kuasa maut. Hasil dan kuasa kemenangan tersebut kemudian dianugerahkan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Ketiga Karena Allah kasih-Nya kekal kepada kita (ayat 39)
Kasih Allah yang sempurna tersebut tidak pernah berubah bagi kita. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, apapun tantangan, perlawanan dan tekanan yang menimpa kita, tidak akan bisa memisahkan kasih Allah kepada kita. Dia tidak pernah berpikir untuk meninggalkan kita apapun yang terjadi.
Kalau Allah ikut berperang di pihak kita, rela mengorbankan apapun demi kita dan tetap mengasihi kita apapun yang terjadi, bukankah ini sebuah kepastian kemenangan dalam hidup kita. Kemenangan yang tidak bergantung kekuatan dan kepandaian kita sendiri, tetapi bergantung kepada Dia yang mengasihi kita. Inilah kehidupan yang seharusnya diyakini, dijalani dan dialami setiap orang yang di dalam Yesus Kristus. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menjalani hidup dengan ketakutan dan rasa malu, karena kita ini lebih dari pemenang. Tidak ada alasan bagi kita untuk menjalani hidup dengan ketakutan dan rasa malu, karena kita ini lebih dari pemenang. 
Untuk dapat menikmati kemenangan dalam hidup kita ketiga hal tadi harus menjadi hidup di dalam kita. Amin
Share:

Tindakan

1Korintus 13:13

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13 i_TB)
 
Kita pengikut Kristus yang telah memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya, telah dikaruniakan Roh Kudus yang tinggal dalam kita dan mencurahkan kasih Allah dalam hati kita.
Kita bertumbuh dalam iman yang semakin teguh dan dalam pengharapan yang semakin pasti akan segala janji yang Tuhan nyatakan kepada kita. Semua janji yang kita percaya dan yang kita harapkan itu pasti menjadi kenyataan pada waktu Tuhan dengan cara Tuhan.
Namun hal yang paling besar ialah kasih Allah yang dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang memungkinkan kasih kita semakin bertumbuh kepada Allah dan kepada sesama manusia.
Kita semakin bertumbuh dalam kesabaran, kebaikan, kerendahan hati, penyangkalan diri, pengampunan, keadilan, kebenaran, ketabahan, dan bertambah kuat dalam menghadapi penderitaan yang disebabkan oleh Iblis dan dunia yang membenci kita.
Karena itu kita harus lebih sungguh-sungguh melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus dan kita akan bertumbuh dalam kasih dan menjadi berkat bagi orang lain.
Pengingat ini perlu lebih kita perhatikan pada masa pandemi Covid-19 yang sedang kita alami saat ini dan masih akan berlanjut beberapa bulan ke depan.
Kita perlu mengikuti pimpinan Roh agar kita tetap dapat mengasihi Tuhan dan sesama dengan tindakan nyata meskipun ada pembatasan protokol kesehatan “jaga jarak-pakai masker-cuci tangan”.
Roh Kudus dapat memberikan kita inspirasi agar kita tetap menyatakan kasih kita kepada Tuhan dan kepada sesama manusia pada masa pandemi ini tanpa terikat dengan kebiasaan-kebiasaan kita sebelum masa pandemi.
Di mana ada Roh Kudus, di situ ada kemerdekaan.amin
.

 
Share:

LEBIH DARI PEMENANG

Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang MENANG, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Ayat ini berkata “kita lebih dari orang-orang yang MENANG”. Tentang orang-orang yang MENANG kita mengerti, namun sekarang mengapa Alkitab berkata lebih dari orang-orang yang MENANG? Apakah yang dimaksud lebih dari orang-orang yang MENANG? Orang yang MENANG adalah orang yang menjalani pertandingan, dan kemudian dengan seluruh usahanya Ia mengalahkan musuhnya, dan akhirnya ia menjadi PEMENANG. Tanpa bertanding, seseorang tidak dapat memperoleh KEMENANGANNYA. Namun, tidak demikian di dalam Kristus. Kristus telah “bertanding” bagi kita di atas kayu salib, dan pada saat Ia bangkit dari maut, Ia memperoleh KEMENANGAN-Nya dan diberikan kepada kita. Sehingga kita, yang percaya kepada Yesus, memperoleh KEMENANGAN yang tidak kita raih sendiri, namun KEMENANGAN yang kita dapatkan melalui pengorbanan Kristus. Pada saat masalah datang, kita dapat berkata “Saya telah MEMENANGKAN masalah ini, melalui Yesus!” Itu yang membuat setiap orang percaya dapat melangkah dengan pasti menghadapi semua permasalahan dan pergumulan, karena kita tahu bahwa bersama YESUS kitalah PEMENANGNYA
Maukah kita jadi orang yang menang. Amin.
Share:

MENANTI-NANTIKAN TUHAN

Yesaya 40:31)
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN ... mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
 
Menanti-nantikan Tuhan adalah sebuah upaya dan aktivitas kerohanian yang memerlukan beberapa kondisi, karena banyak orang yang gagal dalam "menanti-nantikan Tuhan." Bagaimana kita dapat menanti-nantikan Tuhan Allah yang Mahakuasa, sedangkan tubuh dan jiwa kita seringkali diliputi dengan kelemahan, kecemasan, kekuatiran, ketakutan bahkan keterbatasan dalam berbagai hal. Tidaklah mudah untuk memahami kemahakuasaan Allah.
 
Akibat wabah pandemi Covid-19, banyak orang yang menghadapi kenyataan bahwa bisnisnya bangkrut. Ada yang penghasilannya jauh berkurang, bahkan banyak karyawan perusahaan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Akibatnya banyak orang, termasuk anak-anak Tuhan yang jiwanya letih lesu dan berbeban berat. Mereka seperti bangsa Israel yang tidak diperhatikan dan merasa tidak dibela oleh Allah. Allah pun bertanya kepada mereka. Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" (Yesaya 40:27). Inilah saat di mana kita perlu untuk menanti-nantikan Tuhan.
Allah mau agar mereka datang kepada-Nya dan percaya kepada Allah Sang Pencipta dan pemelihara hidup ini. Ia yang tidak menjadi lelah ataupun lesu dan tak terduga pengertian-Nya. Menanti-nantikan Tuhan memerlukan bukan hanya kerinduan yang sungguh; tapi juga kesabaran dan ketekunan berdoa menantikan Roh Kudus bekerja; sampai kehadiran, jawaban dan jalan keluar dari Tuhan menjadi milik kita. Pusatkanlah iman kita kepada Tuhan yang Mahakuasa dan kenali rencana maupun kehendak-Nya bagi kita.
 
Nabi Yesaya memberi kepastian, mereka yang tekun menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru dalam jiwa dan roh mereka. Mereka akan terbang tinggi bagai burung rajawali, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Betapa dahsyat akibat yang ditimbulkan olehnya. Sudahkah Anda berusaha untuk menanti-nantikan Tuhan? Mulailah sekarang dan alami kehebatan kuasa-Nya yang bekerja dalam diri Anda. (phm)
 
Doa: “Tuhan, aku mau menanti-nantikan Engkau dengan tekun dan setia. Kupegang janji-Mu bahwa Engkau besertaku dan akan memberikan kekuatan kepadaku. Amin.”
Share:

Kencan Dengan Tuhan

Bacaan: Amsal 21:13 “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Renungan: Melakukan sesuatu untuk menolong orang lemah bukanlah perkara mudah. Kesulitan itu sebenarnya tidak terletak pada kemampuan jasmani, apalagi untuk orang yang memunyai banyak harta benda. Kesulitan itu terletak pada motivasi untuk menolong, sebab menolong orang lemah, kecil kemungkinan untuk mendapatkan balas jasa darinya. Inilah yang membuat seseorang tergoda untuk terus mengabaikan orang lemah. Ingatlah, Allah yang empunya mereka adalah Allah yang sama yang mengizinkan kita memiliki harta benda. Jika kita tidak memerhatikan orang lemah, suatu ketika saat kita mengalami hal yang sama dengan mereka, maka Allah tidak akan menolong kita, seperti tertulis dalam Amsal 21:13: “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Oleh sebab itu, sekalipun motivasi kita bukan untuk mendapat upah dari Allah, memerhatikan orang lemah merupakan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan yang sudah lebih dulu ditolong oleh Allah. Mari kita lihat di sekitar kita, siapa yang dapat kita tolong. Tuhan memberkati. Doa: Yesus, penuhilah aku dengan roh belas kasihMu, agar aku dapat tergerak untuk melakukan suatu tindakan untuk menolong mereka yang lemah dan menderita sebagaimana Engkau telah lebih dulu mengasihi dan menolong aku. Yesus, jadikanlah hatiku seperti hatiMu. Amin.
Share:

Menyenangkan Hati Tuhan

Mazmur 147:1-20

“Tuhan senang kepada orang-prang yang takut akan Dia, kepada orang-prang yang berharap akan kasih setia-Nya” Mazmur 147:11

Perikop dari mazmur yang ditulis Daud adalah tentang kekuasaan dan kemurahan Tuhan. Dia akan menyatakan kuasaNya kepada orang-orang yang dikasihiNya. Begitu pula dengan kemurahanNya, semua disediakan bagi orang-oprang yang takut akan Dia. Yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita dapat menyenangkan hati Tuhan. Kalau kita perhatian di dalam Alkitab di awal-awal penciptaan manusia, Tuhan sempat menyesal telah menjadikan manusia, karena waktu itu perbuatan manuasia di bumi sangat jahat dan tidak lagi menghiraukan Tuhan, seperti tertulis: “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi di bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu memilukan hati-Nya.” (Kejadian 6:5-6). Bila kita perhatikan, bukankah keadaan sekarang ini tidak jauh berbeda? Kejahatan semakin merajalela di mana-mana dan moral manusia sudah sangat rusak seperti yang terjadi di zaman Nuh. Kalau waktu itu Tuhan menghukum manusia dengan air bah, saat ini pun Tuhan juga bisa menghukum dunia ini!
Kita punya kesempatan mengetuk pintu kemurahan Tuhan dan beruapa agar hatiNya disenangkan melalui kehidupan kita. Maka, “Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!” (Mazmur 147:7). Hati Tuhan akan senang bila kita senantiasa mau memuji dan bermazmur bagiNya dalam segala keadaan sebab Tuhan sangat menyukai pujian yang dinaikkan dengan hati tulus.
Tuhan sangat senang bila kita benar-benar menjadikanNya prioritas utama dalam hidup , yang berarti kita mengasihiNya lebih dari semua di dunia ini. Tanda dari orang yang mengasihi Tuhan adalah setia melakukan kehendakNya dengan sepenuh hati, dan jangan sekali-kali meninggalkanNya dalam keadaan apa pun, tetaplah melekat padaNya dan percayakan segenap hidup kita kepadaNya saja.
“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Hosea 6:6.
Jadikan hidup anda Menyenangkan hati Tuhan? . Siapkan menjadi alat kemuliaannya? Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.