Halllo gimana kabar Bpk ibu jenaat di hari ini masih ada semangat dan sukacita bersama selamat bekerja dan beraktifitas sambil nikmati firman-nya hari ini
Lukas 24:50-53
Niscaya adalah satu hal yang pasti terjadi. Misalnya, jika seseorang menabung uang sebesar seratus ribu rupiah per hari secara konsisten, maka dalam satu bulan niscaya ia mengumpulkan tiga juta rupiah. Juga, jika seseorang selalu berbuat baik, niscaya banyak orang yang menyukainya.
Dalam kekristenan, kita juga mengenal konsep keniscayaan ini. Misalnya, jika seseorang mengasihi Tuhan, niscaya dia akan menaati firman Tuhan. Keniscayaan akan mendapat respons yang spontan dalam bentuk ekspresi.
Dalam perikop ini, kita bisa melihat ekspresi para murid. Ketika Tuhan Yesus hendak naik ke surga, Tuhan Yesus memberkati mereka (50). Ketika mereka diberkati, respons mereka adalah sujud menyembah kepada Tuhan (52), menjadi penuh sukacita (52), senantiasa berada di dalam Bait Allah (53), dan senantiasa memuliakan Allah (53).
Dalam banyak kesempatan, kita mungkin sudah mendengar perkataan: "Orang yang mengasihi Tuhan dapat dilihat dari buahnya." Artinya, seberapa pun hebatnya kita mengatakan kita mengasihi Tuhan, tetapi jika tidak ada ekspresi yang selaras dengan apa yang kita ucapkan, maka kita belum mengasihi Tuhan. Ekspresi dari murid-murid muncul dengan tidak dibuat-buat. Artinya, ekspresi tersebut muncul secara niscaya. Pasalnya, mereka telah mengalami peristiwa yang luar biasa bersama Tuhan dan mereka mengasihi-Nya. Gambaran ekspresi ini juga menjadi ekspresi jemaat mula-mula dan Gereja di sepanjang zaman.
Jika kita mengaku bahwa kita diberkati oleh Tuhan, maka ekspresi yang ditunjukkan oleh murid-murid juga seharusnya menjadi ekspresi kita sekarang. Kita akan menjadi pribadi yang senantiasa menyembah Tuhan, dipenuhi sukacita, rindu beribadah, dan senantiasa memuliakan Tuhan. Jika belum, kita harus meminta kepada Tuhan dalam doa, supaya kita mengalami dan mengenal Tuhan. Pengenalan yang baik menuntun kita kepada ekspresi-ekspresi tersebut dengan niscaya, bukan ekspresi kemunafikan yang dibuat-buat agar terlihat baik di depan manusia.
Janganlah kendor tetap prokes pakai masker, cuci tangan, tidak bersalaman jauhi kerumunan dan demi menyelamatkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar