Agustus 2022 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Mengampuni dan melupakan

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Gema Suara Illahi
Amos 2:6 8

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Roma 14:12

Mengampuni dan melupakan, itulah yang Engkau lakukan, supaya ku kan mengampuni dan melupakan. Itulah refrain dari lagu Jonathan Prawira berjudul, Mengampuni dan Melupakan. Kita tahu bahwa Tuhan mengampuni kita. Namun, benarkah Tuhan juga melupakan dosa dosa kita?

Di perikop perikop sebelum yang sudah dibaca, kita melihat bahwa Tuhan membuat daftar kejahatan bangsa bangsa yang akan Dia hukum, bahkan bangsa yang adalah umat Nya sendiri, yakni Yehuda dan Israel. Kalau memang Tuhan melupakan, kenapa Dia tidak membuang daftar dosa mereka ke laut saja, kemudian menarik kembali keputusan Nya untuk menghukum mereka? Kenyataannya, Tuhan mengingat kejahatan kejahatan mereka, kemudian menghukum mereka dengan setimpal. Fakta bahwa Yehuda dan Israel adalah umat Tuhan tidak membuat Tuhan serta merta melupakan kejahatan mereka seolah olah Dia mengalami amnesia.

Tapi, mungkin kita bertanya, bukankah Yeremia 31:34 mengatakan bahwa Tuhan tidak lagi mengingat dosa kita? Memang benar ada ayat seperti ini. Tetapi Surat Ibrani menjelaskan makna ‘tidak lagi mengingat dosa’, bukan seolah olah Tuhan kehilangan ingatan mengenai apa yang kita lakukan. Ibrani 8:7 13 dan 10:11 18 menjelaskan bahwa maksud dari Tuhan tidak lagi mengingat dosa kita adalah Dia akan mengikat lagi perjanjian dengan umat Nya yang telah ingkar. Apakah ini karena Tuhan lupa ingatan? Jelas tidak! Ini terjadi semata mata karena kasih setia Tuhan! Kalau kita mengatakan bahwa Tuhan seperti hilang ingatan akan dosa kita, apa artinya Tuhan adalah Tuhan yang setia? Justru karena Tuhan ingat kita pernah ingkar janji dan berdosa, tetapi toh Dia tetap setia kepada janji Nya, kita dapat memuji kasih setia Nya kepada kita.

Apakah ini berarti kita bebas berbuat dosa? Bukankah Tuhan tetap setia? Tentu saja tidak! Ini seharusnya membuat kita hidup makin tahu diri. Ingat, meski Tuhan Yesus tidak akan melupakan janji Nya, Dia pun tidak akan melupakan kesalahan kita. Segala sesuatu harus kita pertanggungjawabkan kepada Nya saat nanti kita meninggalkan dunia ini.

Refleksi diri:

Bagaimana cara Anda selama ini memandang pengampunan dari Tuhan?

Apakah kasih setia Tuhan menyebabkan Anda menjadi kurang bertanggung jawab dengan hidup yang Tuhan percayakan?
Share:

Tidak Tahu Diri

Amos 2:9 -10

Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal hal yang dilakukan Nya di antara kamu.
1 Samuel 12:24

Adalah baik jika sesekali kita meluangkan waktu untuk mendalami Alkitab. Cobalah menghitung berapa kali kata takut muncul dengan merujuk kepada Tuhan sebagai objek. Setidaknya tiga ratus kali. Takut akan Tuhan adalah salah satu perintah yang paling sering diulang.

Ah, Anda mengelak, itu kan Tuhan versi Perjanjian Lama yang berbeda dengan Tuhan versi Perjanjian Baru yang penuh anugerah. Bukankah 1 Yohanes 4:18 mengatakan bahwa kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan? Bagian yang kita baca hari ini menjawab kontradiksi tersebut. Ayat ayat sebelumnya membeberkan kejahatan umat Israel. Kejahatan ini kemudian dikontraskan dengan kasih Tuhan di ayat yang Anda baru saja baca. Poinnya jelas, Tuhan sedang menegur, Kamu ini tidak tahu diri sama sekali! Padahal Aku sudah melakukan sedemikian banyaknya untukmu!

Dengan kata lain, secara sederhana, Takut akan Tuhan berarti tahu diri. Orang yang takut akan Tuhan tahu posisinya sebagai orang yang telah menerima anugerah Tuhan dan berkat berkat Nya setiap hari, lantas hidup dalam ketaatan akan perintah Nya. Apakah ia hidup di bawah ancaman setiap saat karena Tuhan sedang menanti untuk menghukumnya? Tidak! Orang yang takut akan Tuhan justru memiliki kenangan manis bersama Nya. Mereka memiliki cerita tentang kedekatannya dengan Tuhan, cerita yang membuat mereka sanggup menjalani hidup ini dengan penuh percaya dan taat kepada Nya. Orang orang Israel, sebaliknya, sudah melupakan segala kebaikan Tuhan sehingga Dia perlu mengingatkan mereka kembali akan apa yang telah dikerjakan Nya. Untuk apa? Untuk menunjukkan betapa tidak tahu dirinya orang orang Israel!

Saya percaya bahwa setiap kita memiliki cerita dengan Tuhan Yesus. Bukan hanya orang sebesar Billy Graham saja yang bisa menulis autobiografinya bersama Tuhan. Kisah Anda pun mungkin sama atau bahkan lebih menarik. Sayangnya, kisah itu tidak kita tuliskan, lebih lebih kita saksikan kepada orang orang di sekeliling kita. Milikilah sikap takut akan Tuhan setiap saat supaya sikap hidup kita menjadi satu kesaksian yang memuliakan Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan.

Refleksi diri:

Apakah kenangan paling indah yang Anda miliki dengan Tuhan Yesus?

Bagaimana Anda akan menyaksikan kenangan tersebut kepada orang lain?
Share:

Terusno AE

Gimana kabarnya hari ini, sehat..pastinya baik luar biasa. Selamat beraktifitas untuk meraih sukses bersama Tuhan. 
Sebelumnya baca renungan hari ini

Gema Suara Illahi
Amos 4:4 5

Tetapi jawab Samuel: Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba domba jantan.
1 Samuel 15:22

Di Surabaya (dan mungkin daerah daerah berbahasa Jawa lain), kata terusno ae dalam bahasa Indonesia artinya teruskan saja, bisa jadi senjata ampuh untuk menyuruh orang menghentikan tindakannya. Anak bandel satu kali? Nak, jangan dilakukan lagi ya Bandel dua kali? Nak, jangan diulangi ya. Ketiga kali? TERUSNO AE! Si anak berhenti justru ketika disuruh meneruskan kenakalannya. Minimal inilah yang terjadi pada saya. Bagian perikop yang kita baca mungkin agak membingungkan. Kenapa Tuhan menyuruh orang orang Israel berbuat jahat sekaligus memberikan korban? Karena Tuhan sedang mengatakan kepada mereka, TERUSNO AE! Orang orang Israel berbuat jahat, tetapi pada saat yang sama tidak merasa bersalah. Kan aku sudah mempersembahkan korban? Diharapkan dengan ini mereka akan sadar (sedikit bocoran, besok kita akan membaca bahwa mereka tetap saja bebal).

Ayat emas di atas juga menguatkan kita bahwa Tuhan lebih berkenan atas keinginan hati kita untuk mendengar dan mengikuti kehendak Nya dibanding segala aktivitas pelayanan kita di gereja atau pun semua persembahan yang kita berikan. Tuhan ingin hati kita sepenuhnya tertuju kepada Nya bukannya kesibukan kita yang mengalihkan hati kita daripada Nya. Ingat cerita Maria dan Marta (bdk. Luk. 10:38 42).

Menjadi orang yang beragama, rajin ke gereja, ikut pelayanan, apalagi menjadi seorang hamba Tuhan adalah hal yang baik. Namun ingat, hal hal ini bisa mengaburkan fokus kita dari menjadi pengikut Kristus yang berjuang untuk makin serupa dengan Nya, pada kesibukan dan ritual ritual belaka. Inilah yang terjadi pada orang Israel. Bukannya sibuk membenahi diri, mereka malah suka menyibukkan diri dengan hal hal yang kesannya agamawi. Pertumbuhan rohani bukan hanya sekedar yang bersifat ritual (seperti yang Anda lakukan saat ini), melainkan menjadi pribadi yang serupa Kristus. Mungkin kemarin Anda lembur seharian dan kurang tidur. Apakah Anda bangun hari ini dengan masih mengingat bahwa Anda adalah terang dunia atau membiarkan diri Anda dipengaruhi emosi seharian? Jangan sampai setiap hari Anda bersaat teduh tetapi ternyata Tuhan sesungguhnya sedang berteriak, TERUSNO AE!

Refleksi diri:

Adakah dosa, kelemahan emosi dan kepribadian, atau kebiasaan buruk dan tidak produktif yang tidak Anda sadari terlalaikan akibat aktivitas aktivitas rohani?

Apa komitmen Anda untuk memperbaiki dan menyelesaikan hal hal tersebut?
Share:

MENJADI MEMPELAI ALLAH

Yeremia 2:1-3, 14-22

Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin ....” (Yer. 2:2)

Pada tahun 1981 Ted Huston dari University of Texas melakukan penelitian mengenai pernikahan. Ia menemukan bahwa usaha yang dibangun dalam dua tahun pertama pernikahan akan menentukan lama pernikahan pasangan tersebut. Ia mengamati 156 pasangan. Ia menemukan bahwa setelah 13 tahun menikah, 68 pasangan menikah dengan bahagia, 32 pasangan menikah dengan tidak bahagia, 56 pasangan telah bercerai. Semua penemuan ini menunjukkan bahwa pernikahan yang bahagia adalah pernikahan yang diperjuangkan sejak tahun pertama. Hal ini terjadi karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pernikahan.

Yeremia 2 juga berbicara mengenai pernikahan. Sekalipun demikian, pernikahan yang dimaksud adalah pernikahan Allah dengan umat-Nya. Gambaran umat Allah sebagai mempelai perempuan dari Allah adalah salah satu gambaran umat di Alkitab. Sayangnya, gambaran Israel sebagai mempelai perempuan di Yeremia adalah mempelai yang tidak setia. Israel menyerahkan dirinya pada godaan di sekitarnya. Mereka gagal untuk setia kepada Allah. Mereka menyerahkan diri pada ketidaksetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bersama dengan Allah juga dipenuhi tantangan. Ada perjuangan yang harus dilakukan umat Allah untuk dapat membangun cinta kasih kepada Allah.

Pembaca yang terkasih dan dikasihi Tuhàn membangun cinta kasih kepada Allah adalah hal yang sangat penting. Kita perlu untuk terus mengupayakan hubungan yang baik dengan Allah. Ada banyak tantangan dalam hubungan dengan Allah. Mari kita berupaya menjadi mempelai Allah yang mengasihi dan setia kepada-Nya.
1. Apa yang menyebabkan Allah begitu kecewa dengan Israel sebagai pengantin-Nya?
2. Apakah yang dapat kita usahakan untuk menjaga hubungan kita dengan Allah?
Pokok Doa: Upaya membangun hubungan pribadi dengan Allah.

Share:

Berkat terselubung

Gema Suara Illahi
Kejadian 50: 15 26

Memang kamu telah mereka rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Kejadian 50:20

Ini salah satu lagu yang sangat saya sukai, baik musik maupun syairnya. Judulnya Blessings, dinyanyikan oleh Laura Story. Laura Story menikah dengan Martin. Dua tahun setelah pernikahan mereka, Martin terkena tumor otak. Dalam penderitaan itu, Laura belajar bahwa sekalipun dalam penderitaan, Allah tetap menyatakan kemurahan Nya, kemurahan yang terselubung oleh penderitaan. Dalam suatu wawancara, Laura mengatakan bahwa ketika menulis lagu tersebut, ia menghadapi dua pilihan: menghakimi Allah karena keadaan yang tidak bisa ia mengerti atau tetap percaya kepada Nya meskipun Allah tidak selalu mengabulkan doanya.

Yusuf mengalami kehidupan yang naik turun. Dari anak kesayangan yang dimanja ayahnya kemudian menyandang status budak, narapidana, sampai kemudian menjadi perdana menteri. Setelah ayahnya, Yakub, meninggal dunia, saudara saudaranya yang pernah berlaku buruk kepadanya berpikir ia akan membalas dendam. Akan tetapi Yusuf tidak pernah melihat kepahitan di balik pengalaman masa lalunya. Sebaliknya, yang dilihat Yusuf adalah berkat Allah, berkat terselubung.

Tidak mudah untuk tetap beriman pada Allah di masa masa yang sulit. Kalau Allah menyatakan secara jelas kepada kita bahwa nanti semua pasti akan menjadi indah atau baik, kita akan bersemangat menjalaninya. Kenyataannya, ketika dalam penjara Yusuf tidak pernah diberitahu bahwa ia nanti akan menjadi seorang perdana menteri. Oleh sebab itu, kita butuh kekuatan Allah di dalam beriman kepada Nya. Beriman bahwa Allah menyediakan berkat berkat bagi orang yang bertahan dalam iman.

Kalimat terakhir dari syair lagu Blessings adalah intisari lagu ini. What if trials of this life. The rain, the storms, the hardest nights are your mercies in disguise (Bagaimana jika pencobaan dalam hidup ini. Hujan, badai dan malam malam yang paling berat adalah berkat yang terselubung). Mari kita mohon Tuhan Yesus menambahkan anugerah dalam hidup kita agar kita tetap percaya kepada Nya meskipun berada dalam masa masa sulit.

Refleksi diri:

Adakah pengalaman pengalaman di masa sulit yang sepertinya Tuhan tidak menyatakan rencana indah di baliknya? Apa yang Anda pelajari dari kejadian tersebut?

Apa berkat terselubung yang Tuhan sediakan melalui pengalaman tersebut?

Share:

MENDENGARKAN PENGUJI

 Gema suara Illahi

Yeremia 6:20-30

“Aku telah mengangkat engkau di antara umat-Ku sebagai penguji, engkau harus tahu bagaimana menyelidikinya dan harus menguji tingkah laku mereka.” (Yer. 6:27)

Dosen penguji skripsi adalah dosen yang ditugaskan oleh kampus untuk menguji skripsi mahasiswa. Dosen penguji skripsi bertugas untuk menguji tingkat penguasaan mahasiswa atas skripsinya, mengevaluasi naskah skripsi, memberikan masukan perbaikan, dan memberikan penilaian. Dosen penguji terkadang menjadi salah satu sosok yang dihindari mahasiswa. Namun, sebetulnya, keberadaan dosen penguji skripsi penting demi memastikan mahasiswa mengerjakan tugas akhirnya itu dengan baik.

Di dalam teks Alkitab hari ini, Tuhan menempatkan Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel. Kata “penguji” dalam bahasa Ibrani digunakan terkait dengan pengujian logam mulia melalui peleburan. Tugas Yeremia tidak hanya menguji tingkah-tingkah umat Allah, kemudian melaporkannya kepada Allah. Ia juga mencoba “meleburnya”. “Meleburnya” di sini memiliki arti menolong kehidupan umat agar seturut firman Tuhan. Sayangnya, umat Israel tidak berhasil diuji dan dilebur. Mereka menjadi seperti perak yang tidak murni yang ditolak. Akibatnya, mereka harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Bangsa lain kemudian menyerbu dan menghancurkan bangsa Israel.
Sepenggal lagu ... Ujilah aku Tuhan
 Kaulah yang layak terima pujian kami ya Tuhan
Oh Kau ditidikan
Oh-oo
Ujilah aku Tuhan
Cobalah aku Tuhan
Selidiki batinku dan hatiku
Mataku tertuju pada-Mu
Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Pembaca yang berbahagia, Tuhan juga menempatkan penguji seperti Yeremia di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang yang hadir untuk menolong kita agar kita dapat berjalan seturut dengan kehendak Allah. Mereka mengingatkan dan menguji kita. Mari kita berjuang untuk tidak menolak penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Sebaliknya, mari kita belajar untuk berjalan seturut kehendak Allah melalui kehadiran mereka.

1. Apakah tugas Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel?
2. Bagaimanakah kita memaknai kehadiran penguji-penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita?

Pokok Doa: Kerendahan hati untuk menjalani pembelajaran dari Tuhan.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Panggilan Menjadi Murid

Menjadi Murid Kristus
Matius 4:18-22

Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Matius 4:19

Amanat Agung yang disampaikan Tuhan Yesus sesaat sebelum naik ke sorga, menitikberatkan kepada setiap orang Kristen untuk melakukan pemuridan (Mat. 28:19). Pergi, baptis, dan ajarlah adalah suatu amanat yang harus dilakukan setiap orang yang percaya untuk menjadi murid Kristus. Yesus melibatkan manusia dalam meneruskan karya Allah di dunia ini. Allah memakai manusia untuk memberitakan kabar baik, melaksanakan sakramen baptis, dan mengajar kebenaran firman Tuhan kepada mereka yang mau percaya kepada-Nya.

Perikop hari ini menceritakan pemanggilan pertama murid-murid Yesus. Menjadi murid Yesus, bukanlah inisiatif manusia, melainkan inisiatif Tuhan.
Tidak ada di antara keempat murid Yesus ini, Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang mengajukan dan menawarkan diri, Yesus, ini kami, terimalah jadi murid-Mu. Yesus-lah yang terlebih dahulu memanggil, Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia. Ikutlah Aku adalah sebuah panggilan kepada mereka untuk hidup lebih dekat di dalam persekutuan dengan Yesus. Panggilan ini mengantarkan mereka untuk hidup bersama Yesus sehingga dapat dididik sebagai murid agar kelak dapat meneruskan karya-Nya.

Keempat murid Yesus ini berprofesi sebagai nelayan, menjala ikan merupakan pekerjaan mereka sehari-hari. Di dalam kalimat kamu akan kujadikan penjala manusia, Yesus sedang memanggil mereka untuk berubah dari profesi mereka sekarang menjadi penjala manusia. Mereka dipanggil untuk sebuah tujuan mulia, yaitu memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Tuhan. Respons mereka terhadap panggilan Yesus adalah mengikut Yesus dan meninggalkan pekerjaan mereka. Meninggalkan pekerjaan menggambarkan suatu wujud hidup yang mau mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Mereka kelak akan menggetarkan dunia, bagaimana dari seorang nelayan, pekerja kasar dan tidak berkedudukan di masyarakat, di tangan Yesus diubahkan dengan dididik, lalu dipakai untuk menyelamatkan jiwa banyak orang.

Melalui perenungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi murid itu bukan masalah latar belakang atau kemampuan kita. Menjadi murid adalah soal respons panggilan kita terhadap panggilan Tuhan. Panggilan yang begitu mulia karena kita dipersiapkan untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam memenangkan dunia bagi-Nya. Saat Tuhan Yesus memanggil, Dia juga akan mempersiapkan Anda dengan cara-Nya sendiri, sehingga Anda dapat menjadi berkat bagi dunia.

MENJADI MURID KRISTUS BUKANLAH MASALAH KEMAMPUAN, MELAINKAN MASALAH RESPONS TANGGAPAN ANDA ATAS PANGGILAN TERSEBUT.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Tuhan Maha Tahu kita Sok Tahu.

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Amos 1:3 2:3

Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru seru kepada Ku dengan nyaring.
— Keluaran 22:23

Judul di atas adalah slogan yang berkali kali diucapkan guru agama saya sewaktu SMP dan saya pikir sebuah slogan yang tepat untuk memulai pembacaan kita terhadap kitab Amos. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan menjatuhi hukuman hukuman yang mengerikan kepada bangsa bangsa, bahkan termasuk umat Nya sendiri. Inilah kadang kala penyebab munculnya pemikiran, Kok Tuhan di Perjanjian Lama beda banget dengan di Perjanjian Baru? Slogan guru agama saya sepertinya tepat menjawab pertanyaan tersebut.

Cobalah merenungkan perikop yang kita baca hari ini. Apa yang disampaikan Nabi Amos tentunya lebih mengerikan daripada film film thriller seperti Saw dan Final Destination. Ada Kerajaan Damsyik yang mengirik orang dengan besi (ay. 3), Gaza dan Tirus yang melakukan perbudakan (ay. 6; 9), Edom yang menghabisi bangsa yang sebenarnya satu nenek moyang dengannya (ay. 11), Amon yang membelah perut ibu ibu hamil (ay. 13), dan Moab yang bahkan tidak berbelas kasihan dengan mayat (Am. 2:1)—pada zaman itu, membakar mayat bukan dianggap hal yang wajar tetapi merupakan sebuah penghinaan terhadap jenazah tersebut.

Oh, ternyata itu alasan Tuhan terlihat begitu kejam. Bukan karena Tuhan adalah Tuhan yang haus darah, melainkan karena Dia berbelaskasihan kepada korban dari kekejaman kekejaman tersebut. Bangsa bangsa yang disebutkan pada ayat ayat di atas adalah kerajaan kerajaan berlimpah. Namun, kelimpahan yang mereka miliki diperoleh karena menindas dan memperbudak kerajaan kerajaan yang lebih lemah.

Di dalam hidup ini, orang percaya sekalipun dapat berbuat seperti bangsa bangsa pada bagian ini. Menindas orang lain demi keuntungan pribadi. Contohnya, bagaimana kita memperlakukan pegawai pegawai kita? Tanpa disadari, mungkin kita menindas mereka ketika kita tidak memberikan salary yang memadai demi kepentingan bisnis. Atau, kita hanya memberi asisten rumah tangga kita mie instan (itu pun yang sudah hampir kadaluarsa) untuk makan sehari hari demi penghematan. Inilah bentuk penindasan zaman modern. Terlepas dari apa pun keyakinan mereka, Tuhan Yesus tidak akan membela para penindas.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda memperlakukan orang orang yang lebih lemah (bawahan di kantor, asisten rumah tangga, dll.) daripada Anda?

Apakah mereka bisa melihat belas kasih Kristus melalui diri Anda atau justru sosok penindas?


Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SABAT

Salom gimana kabarnya hari ini, sehat pastinya bukan, selamat berkarya dan selamat beribadah. 

Lukas 13:10-17
“Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.” (Luk. 13:13)

Di dalam salah satu kelas katekisasi salah seorang katekisan pernah bertanya, “Apakah kita boleh melakukan kegiatan di hari Sabat? Bukankah ada perintah Tuhan untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak hanya timbul di benak katekisan. Dalam berbagai kesempatan, pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh anak Sekolah Minggu, pemuda, bahkan orang dewasa. Lalu pertanyaannya, bagaimanakah seharusnya sikap kita?

Di dalam Lukas 13:10-17 kita juga diajak untuk melihat bahwa pertanyaan itu juga merupakan salah satu pertanyaan di masa Yesus. Yesus, di dalam kisah Alkitab, menyembuhkan orang pada hari Sabat. Satu hal yang dilarang di masa itu oleh orang-orang Yahudi terkait dengan beraktivitas di hari Sabat. Orang Yahudi memang punya aturan yang ketat terkait hari Sabat karena berhubungan dengan hukum Taurat mengenai “ingat dan kuduskanlah hari Sabat”. Lalu mengapa Yesus melanggar hukum Taurat? Sebetulnya, apa yang dilakukan oleh Yesus bukanlah melanggar hukum Taurat. Yesus justru ingin mengingatkan kepada orang-orang di rumah ibadat bahwa yang utama dari mengingat dan menguduskan hari Sabat adalah melakukan tindakan yang memuliakan Allah. Maka, bukan aturannya, melainkan tindakan yang memuliakan Allah.

Pembaca yang berbahagia, marilah kita memaknai setiap aturan agama dengan baik. Yang terutama bukan sekadar mengikuti aturan agama, melainkan bagaimana tindakan kita memuliakan Allah.
1. Mengapa Yesus mengatakan kepala rumah ibadat sebagai seorang yang munafik?
2. Apakah tindakan yang ingin kita lakukan untuk memuliakan Allah?
Pokok Doa: Ibadah Minggu yang dijalani di berbagai tempat.

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.
Share:

SEMUA PERLU YESUS

 
Yohanes 10:7-10

NATS: Setiap orang yang percaya kepada-Nya [tidak binasa, melainkan] beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:15)

Dosen Universitas Cambridge, J.S. Whale, suatu hari menerima sebuah surat. Seorang pria menulis bahwa setelah ia dan istrinya kini memasuki usia 60-an, ia merasa tidak ada gunanya percaya kepada Yesus. Meskipun tak pernah ke gereja, tidak mempercayai Allah maupun kehidupan yang akan datang, tetapi mereka menjalani hidup pernikahan dengan bahagia selama 40 tahun. Mereka pun sangat dihormati dan selalu berbuat baik. Oleh karena itu si penulis surat bertanya-tanya apa yang dapat ditawarkan agama kepada mereka.

Saya tidak tahu bagaimana Dr. Whale menjawab surat itu. Yang saya tahu adalah Yesus berkata bahwa Dia datang untuk menawarkan "hidup" yang lebih berkelimpahan dari apa pun yang dapat diberikan dunia ini (Yohanes 10:10). Tidak seperti hal-hal bersifat sementara yang kita jumpai sekarang ini. Dia menawarkan hidup yang kekal (Yohanes 3:15,16).

Seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat kekuatan kita akan berkurang. Kita dapat mengalami penyakit yang parah atau bahkan kelumpuhan. Atau, kita tak dapat lagi mengurus orang lain dan diri sendiri, kehilangan orang-orang yang kita kasihi, dan terancam bayangan maut yang semakin mendekat.

Tatkala samudera kehidupan terlihat tenang, tampaknya kita tidak memerlukan "sang Kapten" yang mampu mengatasi badai yang dapat menyerang kapal kecil kita. Namun yang pasti kesulitan dan kematian pasti akan datang. Menyangkal kebutuhan kita akan Allah berarti menyangkal kenyataan. Semua orang memerlukan Yesus -VCG


LANGKAH PERTAMA UNTUK HIDUP BERKELIMPAHAN DALAM KRISTUS
ADALAH MENGAKUI BAHWA KITA MEMERLUKAN-NYA

Jangan lupa tetap proses ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Dijajah atau Merdeka


Galatia 5:1 15


Saudara saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Galatia 5:13a

Menjelang peringatan kemerdekaan RI biasanya sering muncul kalimat berikut dalam pidato pidato yang disampaikan: Kita sudah merdeka sekian tahun tetapi banyak orang yang mentalnya masih mental jajahan. Kalimat ini cukup akrab dalam kehidupan orang Kristen. Banyak orang yang mengaku percaya Tuhan Yesus tetapi hidupnya masih senang dengan dosa. Hidupnya masih dijajah dosa.

Ketika seseorang menerima keselamatan, tidak berarti ia punya kemerdekaan melakukan dosa lagi. Perhatikan apa yang dikatakan Rasul Paulus, Saudara saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, Status orang Kristen di dalam Tuhan Yesus adalah orang merdeka, bukan lagi budak dosa, orang bebas yang bisa hidup benar. Sebuah peringatan serius bagi kita bahwa hidup sebagai orang merdeka bukanlah memakai kesempatan itu untuk berbuat dosa. Kita memang tidak lepas dari godaan dosa dan dosa akan selalu berusaha untuk menjatuhkan dan menyeret kita kembali ke dalam kubangan dosa yang kotor. Jangan meremehkan anugerah keselamatan yang diterima. Kita memang tidak membayarnya tetapi anugerah itu tidak murahan, melainkan dibayar dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus Yesus.

Hidup dalam dosa menandakan betapa egoisnya seseorang, memusatkan segalanya hanya untuk dirinya. Keselamatan memanggil kita untuk bisa hidup melayani seorang akan yang lain dengan kasih. Sebagai orang merdeka yang menerima kasih yang besar dari Kristus, sudah seharusnya orang orang percaya hidup di dalam kasih Tuhan. John Piper berkata, Ketika kita mengasihi, dimotivasi oleh kepenuhan kita akan kasih dari Allah, sedangkan dosa atau perbuatan daging, dimotivasi untuk mengisi kekosongan hidup kita. Orang yang dimerdekakan oleh Kristus adalah orang yang tidak kekurangan kasih Allah, orang yang sudah penuh akan kasih Allah.

Kemerdekaan di dalam Yesus bukan recehan. Karena itu, orang percaya harus menghidupinya dengan sungguh sungguh, hidup benar di hadapan Nya. Jangan berdalih Ah cuma dosa segini aja. Harga penebusan dosa nilainya tak terhingga dan tidak ada dosa segini aja. Jika Anda masih sering bermain main dengan dosa, bertobatlah sekarang. Mari sebagai orang yang sudah merdeka, jangan lagi hidup seperti orang jajahan.

Refleksi diri:

Apa artinya kemerdekaan di dalam Kristus bagi Anda?

Dosa apa yang paling sulit Anda lepaskan? Sudahkah Anda meminta pertolongan Tuhan untuk melepaskannya?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Memaknai kemerdekaan

 Galatia 5:1 15

janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Galatia 5:13 15


Ketika seseorang sudah mengakui semua dosa, mohon ampunan Tuhan, dan mengalami kemerdekaan dari dosa oleh Kristus maka hendaklah ia memaknai kemerdekaan tersebut dengan benar. Bagaimana caranya?

Pertama, jangan menyalahgunakannya sebagai kesempatan berbuat dosa. Toh Tuhan Yesus sudah ampuni dosa saya dan semua yang sudah diselamatkan akan tetap selamat karena di dalam Tuhan sekali selamat tetap selamat. So, mumpung sudah diselamatkan maka saya bisa lebih bebas melakukan dosa, karena dosa masa lalu, masa kini, bahkan dosa saya yang akan datang, semua sudah diampuni oleh Tuhan. Ini pemahaman yang keliru dari ajaran Alkitab dan juga sangat salah pengaplikasiannya. Kebenarannya semua yang mengalami kemerdekaan dalam Kristus, dengan kekuatan Tuhan dan usaha sangkal diri sedemikian rupa, ia akan waspada dan sekeras mungkin berusaha meninggalkan kebiasaan dosa.

Kedua, hendaklah kita belajar melayani orang lain dengan kasih yang telah Yesus teladankan. Kita sudah dikasihi terlebih dulu oleh Yesus, kiranya orang lain dapat merasakan kasih, perhatian, dan pertolongan Tuhan melalui diri kita.

Ketiga, jangan menjadi alat setan untuk menggigit, menelan, dan membinasakan orang lain. Murid Kristus sejati tidak akan melakukannya. Jika Anda melihat orang Kristen yang saling gigit, fitnah, dan menjatuhkan untuk merebut kedudukan atau keuntungan dari perusahaan, itu adalah persaingan yang tidak sehat dan pasti ia bukan murid Tuhan sejati. Jika Anda menyaksikan pemilihan majelis dengan saling mempromosikan orang yang dekat tanpa memperhatikan ketentuan Alkitab, apalagi meninggikan seseorang dan menjatuhkan orang lain berdasarkan like or dislike, pastilah majelis tersebut bukan sungguh pengikut Kristus. Jika Anda menemukan penginjil dan pendeta yang saling menjelekkan satu sama lain, demi jabatan atau demi menjilat majelis yang kaya (umumnya orang kaya senang berlaku seperti Tuhan di dalam gereja, tidak belajar merendahkan diri seperti Kristus) pasti ia bukan hamba Tuhan sejati. Jika kita sendiri yang melakukan salah satunya, mari bertobat dan menjadi anak Tuhan sejati.

Mari maknai kemerdekaan kita dengan bertanggung jawab, serta tetap setia pikul salib dan sangkal diri. Amin. Salam memaknai kemerdekaan.

Rrefleksi diri:

Adakah sikap Anda yang keliru selama ini dalam memaknai kemerdekaan dari dosa yang Tuhan Yesus telah karuniakan?

Apakah Anda sudah belajar lebih baik dalam mengasihi orang lain seperti yang Yesus teladankan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Janji Tuhan memberi Berkat

Kejadian 12:1 3

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Kejadian 12:2 3

Kitab Suci mengungkapkan bagaimana janji janji besar kepada Abraham ditepati oleh Tuhan, Sang Pemelihara Janji yang Agung, yang memberkati suatu bangsa dan semua keluarga di bumi. Mungkin kita berpikir betapa enaknya Abraham karena semua janji berkat besar dari Tuhan digenapi dalam hidupnya dan keturunannya. Padahal seperti air yang jernih selalu keluar melalui pipa yang bersih, demikianlah sebenarnya di balik janji Tuhan kepada Abraham, ada kewajiban yang juga tidak kalah besarnya. Abraham harus belajar taat, belajar berkorban, belajar percaya akan semua janji Allah, dan semua itu tidak mudah. Melalui Abraham, bangsa bangsa mengalami berkat Tuhan. Sebuah pertanyaan umum muncul: apakah Tuhan benar benar mencintai semua bangsa dan bisa memakai pribadi sebagai saluran berkat Tuhan untuk suatu bangsa? Kebanyakan orang Kristen akan menjawab pertanyaan, Ya, tentu saja! Memang mereka akan setuju bahwa inti dari Injil adalah Allah begitu mengasihi seluruh dunia sehingga Dia memberikan Anak Nya untuk membuat keselamatan tersedia bagi setiap orang dari segala bangsa.

God Bless America adalah lagu patriotik yang ditulis oleh Irving Berlin selama Perang Dunia I pada tahun 1918 dan direvisi olehnya menjelang Perang Dunia II pada tahun 1938. Irving Berlin tiba di New York pada usia lima tahun. Nama aslinya Israel Baline, putra seorang penyanyi yang melarikan diri dari penganiayaan terhadap orang orang Yahudi di Rusia. Lagu God Bless America mengobarkan semangat untuk tidak menyerah dan percaya bahwa Tuhan mengasihi Amerika sebagai satu bangsa, bahkan mau memakai bangsa Amerika untuk bangsa bangsa lain. Hari ini, lagu tersebut sering digunakan sebagai simbol dukungan dalam perang, olah raga, atau apa pun kegiatan untuk mengobarkan semangat Amerika.

Saudara, percayakah kita bahwa Allah juga mau memberkati bangsa Indonesia sebagai satu bangsa? Maukah kita dipakai oleh Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa Indonesia? Tuhan menepati janji Nya kepada Abraham, Dia juga akan menggenapi janji janji Nya kepada kita yang sungguh sungguh mau taat kepada Nya. Bukankah Tuhan Yesus sudah berjanji akan menyertai kita sampai pada kesudahannya?

Salam berkati bangsa Indonesia.

Refleksi diri:

Bagaimana Anda melihat Tuhan memberkati bangsa Indonesia? Apa saja bukti berkat Nya yang Anda rasakan?

Apa yang ingin Anda lakukan sebagai warga negara yang baik, agar bisa menjadi berkat bagi bangsa Indonesia?




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Tetap Kokoh bersama Kristus.

Matius 7:24 27

Setiap orang yang mendengar perkataan Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Matius 7:24 25

Saya pernah menyaksikan tayangan video sebuah rumah yang terbawa arus kuat. Rumah yang terbuat dari kayu tersebut hanyut ketika arus air sangat deras menghantamnya.

Tuhan Yesus dalam perikop bacaan juga memberikan perumpamaan serupa. Dikisahkan seorang bijaksana membangun rumahnya di atas pondasi yang kokoh, yaitu batu. Ketika rumah tersebut dihantam banjir dahsyat, rumah tersebut tetap berdiri dengan kokoh. Berbeda dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir yang mudah hanyut oleh air. Ketika banjir datang menerjang menghanyutkan segala yang dilewatinya maka hanyut pula rumah yang ia bangun.

Perumpamaan ini menggambarkan iman kita. Jika kita membangun iman di atas dasar yang kokoh, yaitu firman Tuhan, maka ketika badai pencobaan dan pergumulan menghantam iman kita, kita tetap kokoh berdiri. Firman yang menjadi dasar kokoh tersebut adalah Kristus Yesus, Sang Batu Karang nan teguh. Orang yang bijak tahu bahwa saat ia menghadapi pergumulan hidup, selalu ada Tuhan Yesus yang siap menolong dan menyertai.

Berbeda dengan orang bodoh yang membangun imannya di atas segala apa yang dimilikinya. Ia berpikir dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dipunyainya, ia bisa menghadapi semua tantangan dan permasalahan hidup. Namun kenyataaannya, ketika badai permasalahan hidup datang tampaklah bahwa semua yang ia miliki tidak membuatnya bertahan menghadapi terjangan badai tersebut. Ketika semua yang diandalkannya hilang maka hilang pula iman yang dimilikinya.

Ingat lagu Engkaulah kekuatanku Tempat perlindunganku 

Saat badai menerpa aku tak akan goyah aku  tak akan Goyah sbab kau sertaku.
Sejauh langit dari bumi
Begitu besarNya KasihMu. Penuhi hati kami yang Rindu menyembahmu Yesus
Sejauh langit dari bumibumi. Begitu besarnya kasihMu kaulah Tuhan kekuatanku Sukacitaku

Saudara saudaraku yang terkasih, milikilah dasar iman yang kokoh, yaitu Sang Batu Karang, Yesus Kristus di dalam hidup kita. Saat kita membangun iman di atas dasar Kristus maka kita akan tetap bertahan dan memiliki pengharapan. Namun, bagi kita yang menaruh harapannya kepada harta, kekuatan fisik, kepandaian, dan kehebatan diri, maka pasti akan tergeletak jatuh. Taruhlah segala aspek kehidupan hanya di dalam kendali tangan Nya. Niscaya, kita akan tetap kokoh dan tangguh menghadapi badai apa pun. Hidup memang penuh tantangan dan pergumulan tetapi bersama Kristus, Sang Imanuel, kita pasti sanggup bertahan sampai akhir hidup yang Tuhan izinkan.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah membangun dasar iman hanya kepada Yesus Kristus?

Apa komitmen yang ingin Anda lakukan membangun iman semakin bertumbuh dan selalu memiliki pengharapan di dalam Kristus?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Ku selalu memuji Tuhan

Mazmur 33:1 22

Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia Nya.

 Mazmur 33:18

Àda seoenggal lagu. Mataku tertuju padamu, segnap hidupku kuserahkan padaMu. Bimbing Aku masuk rencànamu....

Kita seringkali memandang aktivitas memuji Tuhan sebagai kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya, ketika beribadah online pada hari Minggu atau ketika dalam persekutuan melalui Zoom meeting atau memuji Tuhan ketika hidup kita lancar, tetapi ketika dalam kesulitan, kita berhenti memuji Tuhan. Dalam perikop Mazmur 33, Pemazmur mengajak kita memuji Tuhan di segala waktu dan tempat, bahkan dengan nyanyian dan alat musik. Apa alasan Pemazmur mengajak demikian?

Pertama, karena memuji Tuhan itu adalah ciri khas dari mereka yang hidup tulus atau saleh di hadapan Tuhan (ay. 1). Kedua, kita memuji Tuhan karena firman Tuhan itu benar, setia, adil, berotoritas, dan tidak berubah (ay. 4 9). Langit dijadikan hanya oleh firman Nya, air laut bisa dikumpulkan Nya, dan samudera dapat diwadahi Nya. Kekuasaan Nya dibandingkan dengan berbagai kekuatan di dunia yang sering kali diandalkan oleh manusia, tak dapat dibandingkan. Kalau raja raja dan pemerintahan memiliki kekuasaan maka kuasa Tuhan jauh melampaui mereka. Jika dibandingkan dengan kekuatan seorang pahlawan maka kekuatan Tuhan tiada batasnya (ay. 16 17). Ketiga, kita memuji Tuhan karena Dia memang layak untuk dipuji dan disembah (ay. 12 18). Tuhan memperhatikan umat Nya serta berkuasa untuk menyelamatkan dan memelihara umat Nya. Karena itu, Daud berkata, Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan… (ay. 12).

Melalui pengalaman Daud, kita belajar bahwa orang yang berelasi dekat dengan Tuhan akan berdampak dalam cara memandang hidup. Umumnya kita berpikir bahwa hidup bahagia itu adalah hidup berlimpah harta kekayaan dan kesuksesan. Namun bagi orang percaya, kebahagiaan sejati bersumber dari Tuhan dan firman Nya sehingga terekspresi melalui pujian dan penyembahan. Pujian bagi mereka adalah salah satu cara menyatakan terima kasih kepada Tuhan dan keinginan mereka untuk hidup dekat kepada Sang Pencipta. Kiranya Tuhan Yesus memampukan Anda memiliki gaya hidup yang memuji dan menyembah Dia, sehingga hidup Anda senantiasa dipenuhi kebahagiaan yang sejati.

Refleksi diri:

Apa alasan utama Raja Daud mengajak kita memuji Tuhan? Apakah karena ia memiliki harta dan kesuksesan ataukah karena Allah?

 Apakah yang Anda lakukan untuk memotivasi diri Anda terus memuji dan menyembah Tuhan?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Pengharapan Yang Hidup

1 Petrus 1:3 5

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat Nya yang besar telah melahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
 1 Petrus 1:3 

Harapan adalah sebuah kekuatan yang membuat seseorang dapat bertahan di dalam kesesakan. Di dunia ini, tak seorang pun yang pernah luput dari pergumulan hidup. Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang orang Kristen yang sedang dalam pergumulan.

Orang orang Kristen saat itu merantau ke berbagai tempat akibat penganiayaan yang dialami mereka di Yerusalem oleh pemerintahan Roma karena tidak mau menyembah kaisar. Merantau ke daerah yang baru bukan berarti menyelesaian pergumulan. Di tempat baru mereka harus beradaptasi dengan lingkungan dan mata pencaharian yang baru.

Surat 1 Petrus memberikan penghiburan serta kekuatan bagi mereka. Di tengah situasi sukar, mereka jadi memiliki pengharapan yang hidup. Bukan pengharapan palsu melainkan pengharapan pasti yang diterima melalui iman mereka kepada Kristus, yaitu keselamatan kekal. Pengharapan ini membuat mereka bersukacita sekalipun mengalami berbagai macam pencobaan, kesukaran, dan air mata. Kebahagiaan yang akan mereka peroleh di sorga kelak tak bisa dibandingkan dengan penderitaan di bumi saat ini.

Pengharapan memberikan mereka semangat untuk tetap bertahan dan berkarya selama di dunia. Walaupun banyak pergumulan harus dialami, akhir dari segala sesuatu adalah anugerah keselamatan yang mereka terima. Melalui pengharapan ini, mereka paham dunia bukanlah rumah permanen mereka. Rumah mereka adalah sorga bersama Bapa. Status mereka di dunia adalah pendatang yang sifatnya sementara saja.

Pergumulan yang diizinkan dialami orang orang Kristen bukan tanpa rencana Allah. Karena penganiayaan, mereka menyelamatkan diri dengan merantau ke berbagai daerah yang lebih aman sehingga Injil pun tersebar keluar Yerusalem. Mereka menjadi berkat dengan menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi. Ini sesuai dengan amanat Yesus Kristus.

Saat ini, Anda mungkin tak mengalami pergumulan seperti yang dialami oleh penerima surat pertama Surat Petrus. Namun, Anda tak lepas dari pergumulan pergumulan hidup yang mungkin membawa Anda pada kesukaran besar. Ingatlah senantiasa akan Tuhan Yesus, Sang sumber pengharapan. Yesus pasti punya rencana di balik pergumulan Anda karena Anda adalah anak Nya dan Dia pasti akan memelihara hidup Anda.
Sepeñggal lagu dalam kidung pujian Kristen..

Pengharapanku hanya Yesus saja
Yang mati atas Golgota
Dia gembala jiwaku yang sungguh
Yesus Dia harapanku

Reff: Yesus harapan jiwaku
Yesus menebus dosaku
Dia pohon selamat
Dan kemenanganku
Yesus Dia harapanku

Memberikan kekuatan serta pengharapan yang pasti dan hidup.

Refleksi diri:

Apa pergumulan berat yang pernah Anda alami yang membuat Anda putus asa?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?


Share:

ANTIKAYA

Lukas 12:32-40

“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Luk. 12:34)

Kalau kita mengetik di mesin pencarian Google: “Orang Kristen tidak boleh kaya”, maka kita akan menemukan beberapa pertanyaan terkait kekayaan dan orang Kristen. Contoh pertanyaannya adalah: Apakah/Bolehkah orang Kristen menjadi kaya? Ternyata tidak mudah untuk kita, sebagai orang Kristen, menggumuli konsep kekayaan ini. Apalagi, kalau kita membaca Lukas 12:33. Ada kemungkinan kita akan berpikir bahwa orang Kristen tidak boleh kaya. Apakah benar ketika menjadi pengikut Kristus berarti kita menjadi orang-orang yang tidak boleh kaya atau bahkan antikaya?

Jika kita membaca Lukas 12:32-40 secara utuh, setidaknya mulai dari ayat 22, maka sebenarnya kita akan menemukan bahwa maksud Yesus bukanlah mengenai menjadi kaya, punya harta milik atau tidak punya harta milik. Yesus hendak mengajarkan pada para murid bahwa kekhawatiran akan kondisi hidup dimulai karena kita tidak sungguh-sungguh mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Kekhawatiran timbul karena kita mengarahkan hati pada yang lain. Salah satunya adalah mengenai kebutuhan dan harta milik. Itulah sebabnya Yesus menutup perkataan-Nya mengenai kekhawatiran dengan mengatakan di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Yesus ingin mengingatkan pentingnya menjadikan Allah sebagai pusat hidup kita. Ketika Allah menjadi pusat hidup kita, apa pun yang kita miliki akan juga diarahkan kepada Allah.

Jadi, pembaca yang terkasih, apakah ikut Tuhan berarti antikaya? Jawabannya tidak. Mengikut Tuhan berarti apa pun dan berapa pun yang kita miliki, kita mau mengarahkannya untuk Tuhan karena semuanya berasal dari Tuhan.

1. Apa maksud perkataan Yesus untuk menjual seluruh harta milik dan memberi sedekah?
2. Apa yang dapat dilakukan agar kita dapat mengarahkan milik kita pada Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Pengharapan yang Hidup

 
1 Petrus 1:3 5

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat Nya yang besar telah melahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
 1 Petrus 1:3


Harapan adalah sebuah kekuatan yang membuat seseorang dapat bertahan di dalam kesesakan. Di dunia ini, tak seorang pun yang pernah luput dari pergumulan hidup. Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang orang Kristen yang sedang dalam pergumulan.

Orang orang Kristen saat itu merantau ke berbagai tempat akibat penganiayaan yang dialami mereka di Yerusalem oleh pemerintahan Roma karena tidak mau menyembah kaisar. Merantau ke daerah yang baru bukan berarti menyelesaian pergumulan. Di tempat baru mereka harus beradaptasi dengan lingkungan dan mata pencaharian yang baru.

Surat 1 Petrus memberikan penghiburan serta kekuatan bagi mereka. Di tengah situasi sukar, mereka jadi memiliki pengharapan yang hidup. Bukan pengharapan palsu melainkan pengharapan pasti yang diterima melalui iman mereka kepada Kristus, yaitu keselamatan kekal. Pengharapan ini membuat mereka bersukacita sekalipun mengalami berbagai macam pencobaan, kesukaran, dan air mata. Kebahagiaan yang akan mereka peroleh di sorga kelak tak bisa dibandingkan dengan penderitaan di bumi saat ini.

Pengharapan memberikan mereka semangat untuk tetap bertahan dan berkarya selama di dunia. Walaupun banyak pergumulan harus dialami, akhir dari segala sesuatu adalah anugerah keselamatan yang mereka terima. Melalui pengharapan ini, mereka paham dunia bukanlah rumah permanen mereka. Rumah mereka adalah sorga bersama Bapa. Status mereka di dunia adalah pendatang yang sifatnya sementara saja.

Pergumulan yang diizinkan dialami orang orang Kristen bukan tanpa rencana Allah. Karena penganiayaan, mereka menyelamatkan diri dengan merantau ke berbagai daerah yang lebih aman sehingga Injil pun tersebar keluar Yerusalem. Mereka menjadi berkat dengan menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan bahkan sampai ke ujung bumi. Ini sesuai dengan amanat Yesus Kristus.

Saat ini, Anda mungkin tak mengalami pergumulan seperti yang dialami oleh penerima surat pertama Surat Petrus. Namun, Anda tak lepas dari pergumulan pergumulan hidup yang mungkin membawa Anda pada kesukaran besar. Ingatlah senantiasa akan Tuhan Yesus, Sang sumber pengharapan. Yesus pasti punya rencana di balik pergumulan Anda karena Anda adalah anak Nya dan Dia pasti akan memelihara hidup Anda.

Lirik lagu.
DALAM S'GALA PERKARA , TUHAN PUNYA RENCANA
YANG LEBIH BESAR DARI , SEMUA YANG TERPIKIRKAN
APAPUN YANG KAU PERBUAT , TAK ADA MAKSUD JAHAT
S'BAB ITU KULAKUKAN , SEMUA DENGAN-MU TUHAN

REFF :
KU TAK AKAN MENYERAH PADA APAPUN JUGA
SEBELUM KU COBA , SEMUA YANG KU BISA
TETAPI KUBERSERAH KEPADA KEHENDAK-MU
HATIKU PERCAYA TUHAN PUNYA RENCANA

Refleksi diri:

Apa pergumulan berat yang pernah Anda alami yang membuat Anda putus asa?

Bagaimana cara Anda menghadapi pergumulan tersebut? Apakah Anda melewatinya dengan berharap kepada Tuhan Yesus Kristus?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19



Share:

IMAN DAN LOGIKA


 

Ibrani 11:17-28

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. (Ibr. 11:17a)

Ada sebuah kisah mengenai seseorang yang berdoa memohon pertolongan saat banjir. Orang itu berdoa meminta pertolongan dan yakin, dengan iman, Tuhan akan menolong. Perahu karet dan helikopter penyelamat sempat datang menolongnya, tetapi ia menolaknya. Ia beranggapan bahwa Tuhan akan menolong secara langsung melalui hal yang ajaib. Sampai akhirnya ia meninggal karena tenggelam. Ia pun bertemu Tuhan ketika ia mati. Ia menanyakan kepada Tuhan alasan Tuhan tidak langsung menolongnya. Tuhan mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah berusaha menolongnya melalui perahu karet dan helikopter, tetapi ia menolak. Cerita ini menunjukkan bahwa terkadang umat memandang bahwa iman akan membimbingnya mendapatkan hal spektakuler dan bertentangan dengan logika. Benarkah demikian?

Ibrani 11:17-28 sedang berbicara mengenai saksi iman. Dalam teks Alkitab ini digambarkan bahwa saksi iman yang dihadirkan adalah saksi iman yang ternyata menggunakan logika mereka. Abraham, ketika mempersembahkan Ishak, ternyata menggunakan logikanya. Ia tahu Tuhan mampu membangkitkan Ishak. Ishak, Yusuf, dan Musa pun juga demikian. Mereka memikirkan dengan sungguh-sungguh segala konsekuensi dari perbuatan mereka. Konsekuensi yang tentunya terarah kepada Allah.
Pembaca yang berbahagia, ketika kita beriman kepada Allah, mari kita tidak hanya sekadar beriman. Mari kita menggunakan logika yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman dan logika sesungguhnya tidak harus bertentangan. Salah satu cara Tuhan menolong kita adalah melalui logika kita.

1. Apa alasan Abraham mempersembahkan Ishak?
2. Apakah yang bisa kita lakukan untuk menyeimbangkan iman dan logika kita?

Pokok Doa: Hikmat dalam beriman kepada Allah

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Curahkan Saja kepada Tuhan

 Mazmur 13:1 6

Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah Mu terhadap aku?
 Mazmur 13:2

Rasa kuatir yang kita rasakan, membuat capek seseorang. dan berkata, capek Sampai kapan? Itulah seruan seruan jujur dari mereka yang mengikut Tuhan. Tidak mudah. Berdarah darah. Melelahkan. Hampir menyerah. Dan banyak di antara kita akhirnya berbincang lama. Dan tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Namun, firman Tuhan mengingatkan kepada peristiwa Daud juga pernah alami hal yang sama: Berapa lama lagi, Tuhan…? Itu ungkapan jujur dari Daud, seorang yang dekat dengan Tuhan. Daud mengasihi Tuhan tetapi ia mengalami juga apa itu putus asa dan bagaimana rasanya hidup dalam tekanan. Sampai ia bertanya, Berapa lama lagi? Sampai kapan, aku terlupakan begini? Kapan Engkau menjawab, Tuhan?

Ikut Tuhan tidak seperti masuk jalan tol yang kencang melaju tanpa hambatan. Ikut Tuhan kadang seperti naik odong odong, cuma gitu gitu aja dan di situ situ aja, harus bayar lagi. Ikut Tuhan kadang seperti naik roller coaster, rasanya jantung mau copot. Ikut Tuhan kadang seperti naik sepeda butuh keseimbangan dan stamina. Jangan menyerah! Kita tidak sendirian, Daud sudah mengalaminya dan ia tahu apa artinya tak berdaya.

Namun Daud tak menyerah, ia tak berhenti di tengah jalan. Daud tetap ingat Tuhan. Mazmur 16:11 jadi bukti keyakinannya kepada Tuhan saat berkata, Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan Mu ada sukacita berlimpah limpah, di tangan kanan Mu ada nikmat senantiasa. Daud percaya meskipun jalan ikut Tuhan penuh tantangan, Dia akan menyatakan jalan Nya yang berujung pada sukacita sehingga ia bisa menikmati hidup. Semua ini mungkin karena kasih setia dan kebaikan Tuhan selalu ada bagi dirinya (ay. 6).

Praktikkan itu dulu ya, man teman. Curahkan saja seluruh keresahan, kegelisahan, kegalauan, kepedihan, kesusahan, dan kesedihan yang ada di hati kita kepada Tuhan Yesus. Mari kita menutup hari ini dengan menyampaikan unek unek Anda kepada Tuhan. Berdoa, menyisihkan waktu berdua saja dengan Yesus dalam pujian dan pembacaan firman. Sampaikan apa yang menjadi kekhawatiran Anda. Lepaskan kesusahan hati Anda. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Selamat menutup hari dengan mengobrol dan mencurahkan seluruh perasaan Anda kepada Nya. Yesus selalu siap mendengar dan menolong Anda.

Refleksi diri:

Kapan terakhir kali Anda mengajukan pertanyaan yang sama seperti Daud, Berapa lama lagi, Tuhan? Apa yang Anda lakukan?

Apakah saat itu Anda sudah curhat kepada Yesus? Bagaimana jika satu saat Anda menghadapi situasi yang sama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Merespon Kasih Tuhan

Mazmur 117:1 2

Sebab kasih Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama lamanya. Haleluya!
 Mazmur 117:2

Ingat kasih Nya, ingat kebaikan Nya, dan anugerah Nya selamatkanku, sebab kasih Nya setinggi langit. Cuplikan lirik lagu tersebut mengajak kita agar selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita. Kita ditebus dan diselamatkan, bahkan masih bisa hidup sampai hari ini dalam kecukupan karena anugerah Nya. Pemazmur mengajak kita untuk memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan (ay. 1). Mengapa? Karena kasih Nya hebat atas kita dan kesetiaan Tuhan untuk selama lamanya (ay. 2).

Hati pemazmur berlimpah dengan pujian dan syukur yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Rasa syukur itu keluar dari sanubari pemazmur yang mengasihi Tuhan sehingga perkataan, perbuatan, dan seluruh aspek hidupnya diubahkan Nya. Pemazmur tidak berhenti sebatas memuji dan bersyukur, tapi juga rindu menyaksikan dan menceritakan kasih Tuhan kepada orang lain. Ia menceritakan segala kebaikan yang telah diterimanya dari Tuhan. Pemazmur bersemangat menyampaikan apa yang sudah dialaminya bersama Tuhan kepada orang orang yang belum merasakan kasih besar Allah.

Nah, bagaimana dengan kita? Kita pun telah mengalami kasih Tuhan dengan sangat luar biasa dalam hidup kita. Yesus Kristus rela mengorbankan nyawa Nya menebus kita, mengampuni kesalahan kita, membebaskan kita dari segala kutuk dosa dan mengangkat kita menjadi anak anak Nya (Yoh. 1:12). Belum lagi kebaikan, kemurahan, kesetiaan, pemeliharaan, dan perlindungan Tuhan atas kita sungguh tiada terbilang (Ef. 3:18). Namun, seringkali kita kurang menyadari dan mensyukurinya. Yang kita ingat hanyalah besarnya masalah dan kesulitan yang kita alami. Masalah dan kesulitan yang ada ibarat tembok tebal yang menghalangi dan menutupi pandangan mata kita untuk melihat kebesaran kasih Tuhan.

Marilah kita berkomitmen, seperti ajakan pemazmur, untuk selalu mengingat dan merespons kasih Tuhan kepada kita. Latihlah kebiasaan memuji, memuliakan, dan berusahalah menyaksikan kasih Tuhan kepada orang lain di mana pun kita berada dan kapan pun kesempatan itu ada. Kasih Tuhan Yesus sungguh besar telah kita alami. Jangan disimpan di dalam hati saja, ayo sebarkan kasih Nya kepada mereka yang belum merasakan kasih Tuhan nan ajaib dan hebat!

Refleksi diri:

Apa bukti dari kasih Tuhan yang hebat yang pernah Anda alami dalam kehidupan Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan untuk menyampaikan kasih Allah yang hebat kepada sesama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HINDARI SIKAP TAMAK

 

Lukas 12:13-21

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....” (Luk. 12:15)
Tak pernah puaskah kita dengan gaji yang didapatkan? Sulitkah kita mensyukuri berkat yang Tuhan berikan? Apakah kita merasa tidak rela berbagi dengan orang lain? Jika jawabannya adalah ya, maka kita perlu merenungkan baik-baik firman Tuhan dalam renungan hari ini.
Apa yang salah dengan orang kaya dalam perumpamaan Yesus? Bukankah ia punya rencana strategis, mau kerja keras membangun lumbung, dan visioner? Semua itu tentu baik. Salahnya adalah karena ia “... orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, ...” (Luk. 12:21). Ia menimbun kekayaan untuk dinikmati sendiri, melupakan orang yang membutuhkan, dan bergantung pada kekayaannya itu, bukan bergantung kepada Tuhan. Di sinilah kekayaannya menjadi salah. Perumpamaan ini merupakan teguran bagi seorang yang ingin mendapat warisan. Orang itu sedang berkonflik dengan saudaranya dan meminta Yesus membelanya. Motivasinya dapat dilihat oleh Yesus, yaitu bahwa ia tamak. Ia ingin mendapatkan apa yang semestinya bukan bagiannya. Sifat tamak itu yang hendak diperbaiki oleh Yesus.
Youth, ketika kita bekerja, ada hasil dari pekerjaan itu, entah itu gaji atau insentif. Atau, ketika kita berwirausaha, ada keuntungan yang kita peroleh. Semua itu adalah berkat yang berasal dari Tuhan. Karena itu, hidup kita bergantung kepada Tuhan, Sang Sumber Berkat, dan bukan pada berkat itu sendiri. Lagi pula, berkat yang Tuhan berikan kepada kita itu tentunya juga menjadi kepercayaan bagi kita untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
1. Apa sebutan Allah bagi orang kaya dalam perumpamaan itu?
2. Sudah tepatkah sikap kita terhadap berkat Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

HUT GKKK Tepas ke 43





































 

Share:

Menguji diri supaya Tahan

2 Korintus 13:1 10

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.
 2 Korintus 13:5


Sepenggal lirik lagu berbunyi: 

Ujilah aku Tuhan. 
Cobalah aku Tuhan.
 Selidiki batinku dan hatiku.
 Mataku tertuju pada Mu.

Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Reff.
Kunyanyi Hosana
Bagi rajaku yang duduk di Tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kau layak disembah
Kunyanyi Hosana
(Kunyanyi Hosana)
Bagi rajaku (bagi rajaku)
Yang duduk di tahta
Aku muliakan dan kuagungkan
Kaulah yang disembah

Lirik lagu diatas mengingatkan kita akan pesan firman Tuhan hari ini tentang pentingnya menguji diri sendiri sebelum diuji oleh Tuhan.

Jemaat di Korintus banyak membuat Paulus susah. Di satu sisi mereka menunjukkan semangat dan kegairahan rohani akan karunia karunia Roh Kudus. Namun di sisi lain, mereka memiliki kehidupan moral yang sangat duniawi. Itu sebabnya Paulus mendesak mereka untuk menyelidiki diri sendiri. Bukan saja sekedar tahu banyak tentang doktrin yang benar, melainkan mereka harus menghidupi kebenaran tersebut. Mereka terpukau dengan kuasa dan kekuatan Kristus tetapi tidak terkesan dengan kasih dan kelembutan Nya. Maka Paulus menantang mereka ujilah dan selidikilah diri sendiri. Perhatikan, kalimat tantangan ini berbentuk imperatif (bersifat memerintah), saat ini waktu sekarang, yang menunjuk pada sebuah tindakan menguji diri secara berulang ulang dan terus menerus. Jadi, Paulus meminta jemaat Korintus untuk saat ini segera menguji diri, jangan ditunda tunda.

Apa yang harus mereka uji? Pertama, apakah mereka tetap tegak di dalam iman di tengah kehidupan moral yang semakin bobrok? Betulkah mereka masih termasuk anggota dari kawan kawan seiman? (bdk. Gal. 6:10; Kis. 6:7; 14:22). Kedua, benarkah Yesus Kristus ada di dalam diri mereka? (bdk. Rm. 8:10; Gal. 2:20; Kol. 1:27). Jika benar Kristus ada di dalam mereka maka mereka akan hidup dalam kebenaran karena Kristus. Dari kedua hal uji ini, hasil akhir yang diharapkan adalah supaya mereka tahan uji di dalam menghadapi ujian hidup. Perlu diingat, ujian tersebut tidak akan melampaui kemampuan mereka sebab mereka dapat memahaminya sepenuhnya.

Tidak ada pengetahuan yang lebih penting bagi kita sebagai orang percaya Kristus selain memiliki kepastian bahwa kita sudah memiliki hidup yang kekal (1Yoh. 5:13). Oleh sebab itu, kita juga harus menguji diri kita sendiri untuk memastikan apakah kita sungguh sungguh sudah percaya kepada Yesus Kristus dan benarkah Dia ada di dalam diri kita?

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah menguji diri sendiri untuk mengetahui kondisi iman dan kerohanian Anda? Bagaimana hasilnya?

Apa yang Anda lakukan untuk membenahi/meningkatkan kondisi iman dan kerohanian Anda?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19



 

Share:

Obat Yang manjur

Amsal 17

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
 Amsal 17:22

Konon di dalam dongeng atau film film suka disebutkan mengenai obat dewa, yaitu obat yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Obat langka, penawar racun yang paling berbahaya, penyembuh penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Yah semuanya hanya dongeng, kalau ada obat seperti itu maka tidak ada lagi tuh pasien pasien di rumah sakit. Namun, Amsal menyebutkan sebuah obat yang manjur dan mujarab, nama obatnya hati yang gembira.

Ada nyanyian pemazmur yang terkenal hingga hari ini.
You are here: Home / Indonesian Songs / H - Indonesian / Lirik & Chord Lagu Hati Yang Gembira
Lirik & Chord Lagu Hati Yang Gembira
August 2, 2010 By Admin Leave A Comment

HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT
S’PERTI OBAT HATI YANG SENANG
TAPI SEMANGAT YANG PATAH KERINGKAN TULANG
HATI YANG GEMBIRA TUHAN SENANG


Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Ini bukan berarti keadaan baik baik saja sehingga hatinya gembira, tetapi karena dikatakan sebagai obat yang manjur berarti ada kondisi yang sedang sakit, yang sedang tidak semestinya. Hati yang gembira bukan berarti kita menyangkali keadaan sedih atau berduka. Hati yang gembira juga bukan berarti wajah yang selalu tersenyum atau semua permasalahan beres. Hati yang gembira adalah sebuah pilihan, bukan muncul karena situasi.

Hati yang gembira bisa hadir karena kita mengingat segala perbuatan Tuhan yang telah menolong kita di masa lalu. Jika kita merenungkan dan mencatatnya, pasti banyak hal yang Tuhan sudah perbuat bagi kita. Dia selalu hadir di masa masa tersulit kita, termasuk saat kita diselamatkan Yesus dari hukuman dosa. Bukankah sebuah sukacita terbesar? Yesus menyembuhkan penyakit dosa kita yang tidak pernah bisa disembuhkan oleh siapa pun. Hati yang gembira juga bisa hadir karena kita melihat hari ini. Kalau Anda masih ada sampai saat ini, semua karena Tuhan. Semua bisa terjadi karena hari ini kita juga disertai oleh Roh Kudus.

Dan hati yang gembira juga hadir saat kita menatap ke depan. Kita tentu percaya Tuhan merancang hidup kita. Dia merancangnya secara penuh sampai di masa depan yang kita belum ketahui dan rancangan Nya adalah rancangan damai sejahtera. Anda gembira? Sukacita nggak? Iya dong harusnya. Bukan panik yah. Terlebih sukacita di masa depan yang paling membahagiakan adalah kita orang percaya pasti akan berkumpul dengan Tuhan di kekekalan, di mana kita bisa menikmati sukacita setiap saat. Semua terjadi karena ada yang namanya obat yang manjur.

Refleksi diri:

Apa yang sering merenggut sukacita Anda? Bagaimana Anda akan memelihara hati yang gembira?

Perbuatan perbuatan Tuhan apa yang mau Anda ingat hari ini yang membuat hati Anda bergembira?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.