Januari 2023 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Menimbun Dosa- ketamakan

Lukas 12:13 21

Kata Nya lagi kepada mereka: Berjaga jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.
 Lukas 12:15

John D. Rockefeller, seorang miliarder dan salah satu orang terkaya di Amerika Serikat pada zamannya, pernah ditanya, Seberapa banyak uang yang diperlukan sehingga dinyatakan cukup? John pun menjawab, Sedikit lebih lagi saja.

Di dalam bagian Alkitab yang dibaca hari ini, kita melihat seseorang yang meminta Yesus membujuk saudaranya untuk berbagi warisan dengannya. Yesus menolak permintaan orang tersebut secara halus kemudian menimpali dengan memberikan sebuah peringatan untuk waspada terhadap ketamakan. Yesus lalu memberikan perumpamaan tentang seorang kaya yang menimbun hasil tanahnya, serta barang barangnya, di dalam lumbung lumbung yang besar. Orang kaya ini berharap harta yang ditimbunnya kelak membawa pada kehidupan yang nyaman, bisa beristirahat dengan tenang, serta berkonsentrasi untuk hanya mengejar kenikmatan di dalam hidup. Namun, Allah mencabut nyawanya malam itu juga, sebelum orang kaya ini bisa menjalankan hidup seperti yang direncanakannya. Semua yang ia timbun menjadi sia sia.

Banyak orang senang menimbun. Ada orang orang yang seumur hidupnya berjuang menimbun harta agar bisa menjalani pensiun secara nyaman. Sebagian lain senang menimbun barang barang kebutuhan secara berlebihan karena ada diskon. Ada pula yang menimbun barang barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi sehingga semua barang tersebut memenuhi rumahnya. Mengapa orang menimbun? Yesus menunjuk pada dosa ketamakan, keinginan yang berlebihan untuk memiliki lebih banyak lagi. Mengapa ketamakan itu dosa? Karena ketamakan berarti memberhalakan ciptaan Tuhan dan bukannya Tuhan sendiri. Ketamakan membuat kita lebih mengkhawatirkan apa yang kita punyai daripada memikirkan Tuhan yang menyediakan apa yang kita butuhkan. Akar dari ketamakan adalah kekhawatiran akan kebutuhan hidup. Itulah sebabnya pada perikop selanjutnya Yesus berbicara tentang kekhawatiran (ay. 22 34).

Ketamakan membuat harta yang kita miliki menggeser posisi Tuhan sebagai sumber keamanan yang menepis kekhawatiran hidup. Akibat ketamakan, kita lebih menggantungkan diri pada kekayaan dibandingkan kepada Tuhan. Janganlah kita menyisihkan keberadaan Tuhan sebagai Sang Penyedia segala kebutuhan hidup. Apa pun yang kita miliki saat ini, semuanya bersumber daripada Nya. Tetap dahulukan Tuhan sebagai yang utama yang kita sembah.

Refleksi Diri:

Adakah kecenderungan Anda untuk menimbun harta? Apakah Anda sudah benar benar percaya bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan hidup Anda?

Apakah yang bisa Anda lakukan dengan harta yang Anda miliki selain menimbunnya dan lebih memilih menimbun harta di sorga?

Doa.

Tuhan, aku percaya Engkau tidak pernah bekerja secara setengah-setengah. Engkau yang telah memulai hal yang baik di dalam hidupku, Engkau pula yang akan meneruskannya sampai sempurna. Engkau yang telah menyelamatkan hidupku dari dosa dan hukuman dosa, Engkau pula yang akan membawa diriku untuk mengalami kemenangan atas setiap tantangan di dalam hidupku. Karena sesungguhnya tidak ada yang mustahil bagi diri-Mu. Tolonglah diriku agar oleh penyertaan dan tuntunan-Mu aku dapat mengisi hari ini dengan kehidupan yang penuh makna, tidak sia-sia dan menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Penolong hidupku, aku berdoa. Amin.

Share:

Mencampakkan Gunung

Markus 11:20 24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini:
Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi
percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi
baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu.
Markus 11:23 24

Siapa yang tidak mau dijanjikan oleh Tuhan bahwa apa saja yang diminta dan didoakan, pasti akan dikabulkan? Ayat ini juga merupakan salah satu ayat favorit orang Kristen. Akan tetapi, dalam membaca Kitab Suci, kita tidak bisa begitu saja mencomot satu ayat kemudian mengartikan semaunya kita. Alkitab ditulis lebih kurang dua ribu tahun lalu, di negeri yang bahasa dan budayanya berbeda dengan kita di masa sekarang. Karena itu, kita harus memerhatikan beberapa faktor dalam memahami isi Alkitab.

Ucapan Tuhan Yesus pertama tama harus dipahami dari sudut gaya bahasa. Seperti orang Indonesia yang suka menggunakan gaya bahasa hiperbolis (melebih lebihkan untuk memberikan tekanan) maka orang Ibrani juga sama. Jadi, ketika Yesus mengatakan bisa memerintahkan gunung beranjak (ay. 23), tentunya harus dipahami dalam pengertian seperti itu. Jangan bayangkan gunungnya langsung meloncat.

Kedua, tujuan Tuhan Yesus mengatakan hal itu adalah memberi penguatan. Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa iman kepada Allah itu tidak sia sia. Yesus menjawab mereka: Percayalah kepada Allah! (ay. 22). Fokus iman kita adalah kepada Allah. Allah yang kita percaya adalah Allah yang berkuasa. Kita harus percaya kepada Allah yang berkuasa dan sanggup mengabulkan doa. Dengan kata lain, bukan iman kita yang menentukan tindakan Allah. Allah adalah Allah yang berdaulat. Dia sendiri yang menentukan jalan hidup manusia. Jika Dia mengabulkan doa berarti Dia adalah Allah yang baik. Namun, jika Dia tidak mengabulkan doa, Dia tetap Allah yang baik.

Bagaimana aplikasinya dalam keseharian? Belajarlah setiap hari untuk bertumbuh dalam iman percaya kepada Tuhan. Iman yang mampu menepis segala keraguan dan kebimbangan saat kita menghadapi dan mencari solusi atas permasalahan hidup kita. Yakinlah bahwa doa doa kita memiliki kuasa karena Allah berdaulat dan berkuasa atas hidup kita.

Refleksi Diri:

Apa yang menghalangi Anda untuk percaya bahwa Allah berkuasa mengabulkan doa?

Bagaimana memupuk dan menumbuhkan iman Anda agar semakin percaya kepada Allah?

Doa. 

Bapa yang baik, penuhilah diriku dengan belas kasihan-Mu dan tolonglah aku agar perbuatan dan perkataanku menjadi berkat bagi banyak orang. Oleh sebab itu aku juga berdoa untuk orang-orang yang kujumpai di sepanjang hari ini. Limpahilah mereka dengan anugerah-Mu sehingga mereka dapat mengenal kasih, kebenaran dan kehendak-Mu. Sertailah dan tuntunlah diriku serta berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan untuk dapat hidup dengan iman suka ya tidak melompati gunung, melainkan dapat berjalan seturut Firmanmu . Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan dan lindungilah diriku dari yang jahat. Karena dalam keadaan apapun dalam hidupku Tuhan tetap yang terbaik. Untuk itu ajari aku untuk bersandar padaMu dalam setiap pekerjaan serta aktifitasku, temukan aku dengan orang damai untuk semua pekerjaanku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Takut Gagal

Keluaran 4:1 17

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
2 Korintus 4:7

Di tengah dunia yang maju sedemikian pesat, setiap orang dituntut untuk menjadi lebih baik supaya tetap bisa bertahan. Di dalam situasi ini, mereka harus saling bersaing. Namun ternyata, di tengah persaingan semakin banyak juga orang memiliki ketakutan akan kegagalan. Sebagai akibatnya, mereka jadi tidak berani mencoba. Apa kata Alkitab tentang ketakutan akan kegagalan?

Satu pertanyaan yang menjadi inti dari ketakutan manusia akan kegagalan adalah: bagaimana jika? Pertanyaan ini juga mengawali kisah di dalam Keluaran pasal 4. Di tengah keraguan Musa, Allah menunjukkan kuasa Nya dengan melakukan dua tanda mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular dan tangan yang terkena kusta disembuhkan kembali (ay. 2 8). Jika umat Israel masih tidak juga percaya kepada kedua tanda mukjizat tersebut dan menolak mendengarkan perkataan Musa, Allah memerintahkan Musa untuk mengambil air dari sungai Nil dan Dia akan mengubah air tersebut menjadi darah (ay. 9). Namun, setelah semua jaminan yang Tuhan berikan, Musa masih saja merasa takut (ay. 10, 13). Dari kisah ini kita dapat melihat bagaimana ketakutan akan kegagalan bisa begitu mencekam seseorang.

Bagaimana Tuhan merespons Musa? Tuhan menunjukkan kesabaran Nya dengan mengakomodasi rasa takut Musa. Tuhan menyarankan agar Harun menemani Musa dalam menyampaikan pesan terhadap bangsa Israel (ay. 14 16). Tuhan juga sekali lagi meyakinkan Musa dengan memberi tongkat yang akan dipakai oleh Musa untuk membuat tanda tanda mukjizat (ay. 17). Tongkat menjadi tanda bahwa Allah akan hadir bersama dengan Musa dan akan menggenapi janji Nya kepada bangsa Israel melalui Musa.

Kita melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang memperlengkapi untuk memenuhi panggilan kita. Di tengah ketakutan dan kegagalan kita, Dia adalah Allah yang beranugerah. Bagi Allah kegagalan bukanlah akhir. Dia dapat bekerja melalui kegagalan yang kita alami supaya kita berubah dari orang yang takut gagal menjadi orang yang berani gagal serta belajar dari kegagalan tersebut. Kegagalan bisa dipakai oleh Allah untuk mendewasakan iman kita.

Beranilah mencoba dan selalu mintakan hikmat dari Tuhan Yesus dalam menghadapi setiap situasi kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah ada aspek aspek di dalam hidup dimana Anda merasa takut gagal? Apa yang ingin Anda lakukan setelah membaca bagian firman Tuhan di atas?

Kapan Anda mengalami kegagalan? Apa yang Tuhan kehendaki/maksudkan melalui kegagalan yang Anda alami?

Doa
Mengawali hari ini kembali aku merendahkan diriku di hadapan-Mu dengan memohon penyertaan-Mu bagi hidupku. Aku menyadari bahwa kemampuan diriku terbatas, tetapi kasih dan kuasa-Mu melampaui segala perkara. Melampaui semua tantangan di dalam kehidupanku sehingga dengan demikian senantiasa tersedia perlindungan-Mu bagi hidupku. Melampaui zaman sehingga tidak akan pernah berubah untuk selama-lamanya. Tuhan, sertailah diriku dengan keberhasilan di sepanjang hari ini dan jadikanlah diriku saluran kasih-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Supaya dengan demikian nama-Mu dimuliakan melalui hidupku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.

Share:

Harmoni Dalam Kehidupan

Efesus 4:1 16

Dari pada Nyalah seluruh tubuh, —yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Efesus 4:16

Dalam dunia musik kita mengenal satu istilah yang disebut harmoni. Harmoni adalah paduan dua atau lebih nada yang berbeda tinggi rendah akornya dan dibunyikan secara bersamaan sehingga menghasilkan suatu paduan bunyi yang berbeda tetapi begitu kaya. Salah satu contoh harmoni dalam musik bisa kita temukan dalam paduan suara dimana suara dengan nada nada (akor) yang berbeda satu sama lain dinyanyikan oleh orang orang yang berbeda menghasilkan satu kesatuan nyanyian yang begitu indah.

Hidup di dunia pun ibarat berada dalam sebuah harmoni. Perbedaan adalah sesuatu yang pasti adanya, masing masing bisa mengeluarkan nada yang berbeda, setiap orang berasal dari latar belakang yang berbeda, masing masing memiliki kepribadian yang unik dan khas. Namun, perbedaan tidak selalu berarti nada yang sumbang. Asalkan ditempatkan secara selaras, nada yang keluar justru bisa lebih indah dan megah.

Demikian juga kehidupan sebagai umat Tuhan. Kehidupanmu Kristen merupakan kehidupan yang menyatu dalam keberagaman. Paulus dalam surat Efesus menasihati orang orang kudus tentang bagaimana Tuhan telah memilih mereka untuk hidup bersatu (ay. 3 6). Mereka yang dulunya jauh menjadi dekat, mereka yang dulunya tidak dianggap umat Tuhan sekarang menjadi jemaat Tuhan. Tidak ada lagi yang dianggap sebagai pendatang, mereka semua menjadi kawan sewarga dari orang orang kudus dan tentunya anggota keluarga Allah. Oleh sebab itu, Paulus mendorong orang orang kudus di Efesus untuk hidup bersatu sebagai jemaat dan menjadi satu pula dalam pelayanan yang dipercayakan Kristus sesuai dengan karunia karunia yang telah diberikan Tuhan kepada mereka (ay. 16).

Kehidupan jemaat Kristus ibarat hidup di dalam suatu harmoni. Kita memang berbeda satu dengan yang lain. Namun, ketika perbedaan yang ada ditempatkan secara selaras dan dibunyikan bersamaan akan muncul nada indah yang disebut dengan pelayanan. Jangan khawatir dengan nada yang berbeda. Ingatlah kita sedang ada dalam paduan suara Allah yang bersama sama membunyikan harmoni bagi kemuliaan Nya.

Refleksi Diri:

Apa sikap yang harus Anda kembangkan agar kehidupan bersama sesama umat Tuhan dapat harmonis?

Apa wujud keharmonisan yang bisa Anda bangun dalam kehidupan bergereja?

Doa. 
Mengawali hari ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Aku percaya masih banyak perkara besar yang Engkau akan kerjakan melalui dan di dalam hidupku. Oleh sebab itu aku menatap hari ini dengan iman dan pengharapan kepada-Mu. Aku melangkah memasukinya dengan bersandar kepada-Mu. Apabila aku berjalan bersama dengan diri-Mu maka keberhasilanlah yang akan menyertai hidupku. Tuhan, pakailah hidupku menjadi saluran kasih dan berkat-Mu bagi lingkunganku. Jadikan hidupku harmonis, dàlam kehidupan yang aku jalani hari ini, Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan tetapi lindungilah aku dari pada yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Kembali ke jalan Tuhan

3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, 4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" 5 Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (Matius 27:3-5)

Selama kita masih hidup di dunia ini sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada jalan yang benar. Sebab pada dasarnya hidup ini merupakan anugerah Tuhan. Sehingga apabila Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk hidup di dunia, dan Roh-Nya masih menyadarkan kita bahwa kita telah menempuh jalan yang salah, hal itu menunjukkan anugerah-Nya masih terbuka bagi diri kita. Kalau Tuhan masih membuka pintu anugerah seyogianya kita tidak berkata: "Sudah terlambat, karena sudah terlanjur." Sikap fatalistik, alias menyerah kepada keadaan ini akan menghambat kita untuk mengalami anugerah pemulihan yang Tuhan sediakan.

Sikap menyerah kepada keadaan inilah yang ada pada diri Yudas Iskariot. Di dalam Matius 27 dicatat bahwa ia menyadari dirinya telah berbuat salah, yaitu dengan menyerahkan Yesus ke tangan para pemuka agama Yahudi. Ia berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Ia menyesali perbuatannya. Namun sebaliknya dari memohon anugerah Tuhan untuk mengampuni dirinya, ia justru mengakhiri hidupnya sendiri. Padahal bila ia dapat menyadari tentang keberdosaannya sesungguhnya hal itu merupakan anugerah Tuhan. Anugerah yang seharusnya ditanggapi dengan iman, yaitu dengan memohon agar Tuhan memulihkan dirinya. Sebab selama kita masih hidup di dunia ini sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada jalan yang benar.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Hari ini apakah Roh Kudus menyadarkan diri Anda tentang jalan yang salah yang telah Anda tempuh? Apakah yang harus Anda lakukan untuk menanggapi anugerah-Nya itu?

Aplikasi. 
Mari dekat Tuhan. bersyukur kalau Engkau masih mau menegur diriku ketika aku menempuh jalan yang salah dan berbuat dosa. Aku berterima kasih kepada-Mu, sebab bila Engkau masih juga menyadarkan diriku akan kesalahan yang kuperbuat, dan pelanggaran terhadap firman-Mu yang kulakukan, hal itu menunjukkan bahwa Engkau belum menutup pintu anugerah bagi diriku. Di dalam anugerah-Mu itu Engkau masih memanggil diriku untuk kembali kepada-Mu. Tuhan, aku memohon tolonglah diriku agar aku dapat kembali ke jalan yang benar. Aku merendahkan diriku dengan memohon pengampunan dan pemulihan-Mu atas hidupku.

Doa. 
Aku juga berterima kasih karena Engkau telah mengantar diriku memasuki hari ini. Aku percaya bahwa di setiap hari Engkau selalu menyediakan kebaikan dan kesempatan yang baru bagi diriku. Ajar diriku untuk bersikap peka dan mampu melihat kemungkinan-kemungkinan baru yang Engkau bukakan bagi diriku. Tolonglah diriku agar aku tidak menyia-nyiakan anugerah-Mu itu. Dengan pertolongan Roh-Mu mampukan diriku untuk mengisi setiap kesempatan yang Engkau sediakan secara bertanggung jawab, yaitu dengan seluruh kemampuan yang Engkau berikan kepadaku. Tuhan, aku mempercayakan hidupku ini ke dalam penyertaan dan tuntunan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang limpah dengan kasih setia, aku berdoa. Amin.
Share:

Identitas Kristen Dalam Kristus

Yunus 1:4 10

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17

Hari raya yang paling di tunggu oleh konghucu adalah Imlek. Mereka menantinya karena pada hari itu akan mendapat banyak angpao berisi uang, yang bisa di kumpulkan dan setorkan ke bank. Makin tahun, makin banyak isi rekening dan membuat aman, anak yang masih kecil, makin percaya diri untuk berbicara dengan orang orang yang lebih dewasa. Karena yang masih kecil secara tidak sadar menaruh identitas dan makna diri pada uang yang di miliki. Pertanyaannya: apa dasar identitas dan makna diri Anda?

Identitas dan makna diri Yunus terletak pada rasnya sebagai orang Ibrani, baru kemudian pada Allah yang ia sembah. Pelarian Yunus dari panggilan Tuhan kepadanya, membawa ia ke dalam perahu yang hampir karam di tengah badai. Para awak kapal menyimpulkan bahwa kondisi yang menimpa mereka disebabkan oleh dosa salah satu orang di atas kapal dan undian membawa mereka kepada Yunus (ay. 6 7). Mereka memberikan rangkaian pertanyaan untuk mengerti identitas Yunus dan pada akhirnya, Allah siapa yang ia sembah (ay. 8). Jawaban Yunus terhadap rentetan pertanyaan tersebut menunjukkan apa yang menjadi dasar identitasnya. Ia menjawab, Aku seorang Ibrani baru setelah itu menyebutkan Tuhan yang ia layani (ay. 9).

Ras menjadi dasar bagi identitas diri Yunus, dibandingkan imannya kepada Tuhan. Ini menjelaskan mengapa ia begitu enggan mengabarkan pertobatan bagi bangsa lain. Ketika dihadapkan untuk memilih antara setia pada bangsanya atau pada panggilan Tuhan bagi bangsa lain, Yunus dengan jelas memilih yang pertama.

Hal mendasar dalam identitas manusia akan menentukan tindakan yang diambilnya. Craig Groschel mengatakan dalam podcast nya, Your identity shapes your action. Apabila kita menaruh dasar identitas diri selain dari karya Tuhan dalam kita maka tentunya tindakan kita juga tidak akan sesuai dengan firman Nya. Entah hal baik atau buruk yang kita jadikan dasar identitas diri, tidak akan membuat kita semakin serupa dengan Tuhan. Mari jadikan karya Yesus yang menebus kita sebagai landasan identitas diri, maka hidup kita akan semakin berarti karena akan terus diubahkan makin serupa dengan Kristus.

Refleksi Diri:

Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang tanpanya hidup terasa tidak berarti? Apakah Kristus atau malahan hal lainnya?

Apa komitmen yang Anda ingin ambil untuk menjadikan Yesus sebagai dasar identitas diri Anda?

Doa. 
Mengawali hari ini kembali aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Tuntunlah diriku dengan hikmat-Mu agar aku dapat membedakan antara hal-hal yang berkenan kepada-Mu dengan semua perkara yang tidak berkenan di hati-Mu. Anugerahi diriku dengan roh yang taat supaya aku mengikuti tuntunan Roh Kudus dan firman-Mu dengan setia. Mampukan diriku untuk mengatasi setiap bujukan yang hendak membawa hidupku keluar dari jalan-jalan-Mu. Tuhan, jadikanlah diriku terang di tengah kegelapan dan garam di tengah kehambaran dari dunia di sekitarku. Jadikan aku beridentitas Kristus dalam setiap mengambil keputusan, Berkatilah semua yang akan kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Share:

Menerima Masukan

Kisah Para Rasul 18:24 28

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Yakobus 4:1

Perikop bacaan memperkenalkan kita kepada seorang tokoh bernama Apolos. Apolos berasal dari Aleksandria. Ia fasih berbicara dan kemungkinan besar terlatih dalam ilmu retorika, yaitu seni membangun argumen atau berbicara yang efektif. Selain itu, Alkitab menggambarkan Apolos sebagai orang yang sangat mahir dalam hal Kitab Suci agama Yahudi, bahkan ia dengan berani mulai mengajar tentang Yesus di rumah ibadat. Bisa disimpulkan, Apolos seorang yang kompeten dan memiliki semangat tinggi dalam memberitakan Kristus. Seseorang yang luar biasa!

Ketika Priskila dan Akwila mendengar pengajaran Apolos, mereka menyadari ada kekurangan dalam pengajarannya. Pasangan suami istri ini mengundang Apolos ke rumah mereka dan menjelaskan dengan lebih teliti tentang ajaran Kristus. Bagaimana respons Apolos? Ia menerimanya dengan rendah hati. Setelah diperlengkapi oleh Priskila dan Akwila, Apolos melanjutkan perjalanannya ke kota lain untuk menyaksikan kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias.

Dari sepenggal kisah hidup Apolos, kita bisa belajar dari kehausannya untuk diperlengkapi lebih lanjut dalam hal pelayanan. Apolos berasal dari Aleksandria, salah satu kota pusat peradaban dan ilmu pengetahuan pada saat itu. Oleh karena itu, tidaklah mengagetkan bahwa Apolos menjadi orang yang sangat terpelajar dan mahir dalam ilmunya. Namun, kefasihan dan kemahirannya tidak serta merta membuat ia menjadi seseorang yang sombong dan menolak ajaran dari orang lain. Sebaliknya, ketika Priskila dan Akwila mendekatinya untuk mengajarkan lebih lanjut tentang Kristus, Apolos membuka diri terhadap ajaran mereka. Ini membuktikan bahwa Apolos adalah seseorang yang terus mau membangun dirinya. Ia dengan rendah hati menerima masukan tentang kekurangan dalam pengajarannya.

Sikap dan respons Apolos menjadi teladan yang sangat berguna bagi orang orang percaya (Kis. 18:27). Kerendahatian dalam menerima masukan tentang kekurangan kita adalah salah satu cara Tuhan untuk membentuk kita agar bisa dipakai secara lebih luar biasa lagi bagi Nya. Mungkin di antara kita sudah ada yang belasan tahun mengikut Kristus atau darah Kristiani kita sudah mengalir sejak kecil karena hubungan keluarga. Saat mendapatkan masukkan dari saudara seiman atau mungkin hamba Tuhan mengenai kekurangan kita, apakah kita terbuka untuk menerimanya?

Refleksi Diri:

Apakah Anda bisa melihat dan menerima kekurangan di dalam diri Anda, secara spesifik di dalam keahlian tertentu yang kita banggakan?

Apakah Anda telah rendah hati dalam menerima masukan dari orang lain tentang kekurangan diri tersebut?

Doa.
Pagi hari ini aku menyerahkan hidupku ke dalam tuntunan-Mu. Pimpinlah aku agar aku mampu mengisi waktuku dengan hal-hal yang berguna, baik bagi diriku, sesamaku dan terlebih lagi bagi kemuliaan-Mu. Aku memohon agar Engkau berkenan menyertai dan menaungi diriku dengan kasih setia-Mu. Limpahilah hidupku dengan keberhasilan dan berkatilah semua hal yang kukerjakan di sepanjang hari ini. Pakailah hidupku untuk menjadi berkat bagi semua orang kujumpai hari ini, sehingga dengan demikian hidupku dapat menjadi saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.

Share:

Kapan Harus Berbagi

Ibrani 13:15 16

Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
 Ibrani 13:16

Suatu hari seorang pria mendatangi Mother Teresa memohon bantuan bagi keluarga Hindu yang kelaparan. Tanpa berlama lama Mother Teresa mendatangi mereka dengan sekantung beras di tangannya. Setibanya di rumah keluarga tersebut, Mother Teresa disambut oleh seorang ibu dan delapan anaknya. Tatapan mereka sayu karena kelaparan. Sang ibu segera mengambil beras dari tangan Mother Teresa, membaginya menjadi dua, lalu pergi keluar. Setelah kembali, Mother Teresa bertanya kepadanya, Kemana kamu pergi? Apa yang kamu lakukan? Sang ibu menjawab, Mereka juga kelaparan. Ibu tersebut tahu tetangganya yang Muslim juga kelaparan dan ia berbagi beras kepada mereka.

Kapan kita harus berbagi? Umumnya orang akan berbagi pada saat berlebihan dan ketika tidak kekurangan. Berbagi dalam keadaan berlebih tentu tidak sulit. Misalnya para filantropis yang dalam kelimpahan menyisihkan harta mereka untuk menyediakan pelayanan kesehatan di negara negara tertentu. Tidak sulit karena ketika mereka berbagi, masih ada harta yang tersisa bagi diri mereka sendiri. Berbeda dengan orang yang dalam keadaan pas pasan atau kurang. Berbagi adalah sesuatu yang sulit karena tidak ada jaminan bahwa ketika berbagi, itu tidak memperburuk keadaan sendiri. Bagi yang kekurangan, berbagi adalah tindakan penuh risiko. Wajar jika banyak yang memilih untuk menghindari berbagi.

Ibrani pasal 13 berisi etika praktis bagi kehidupan Kristen. Berbagi merupakan salah satu perilaku yang ditekankan. Di ayat 16 dikatakan bahwa umat Tuhan harus dikenal dengan kehidupan yang senantiasa memberi bantuan (share with others, terj. NIV). Yang sangat menarik, penulis surat Ibrani mengaitkan perilaku berbagi dengan kewajiban mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan (ay. 15). Berbagi kepada sesama merupakan bentuk persembahan yang diperkenan Tuhan, selain penyembahan yang memuliakan Nya.

Berbagi adalah bentuk ucapan syukur manusia kepada Tuhan. Ketika seorang Kristen berbagi, ia bukan hanya sedang menjalankan tanggung jawab moral kepada sesama, melainkan juga sedang melaksanakan tanggung jawab iman kepada Tuhan yang telah memelihara kehidupannya, terlebih menyelamatkan jiwanya di dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, terlepas dari seberapa banyak atau kurang harta yang dimiliki, ketika kita percaya dan menerima keselamatan dalam Kristus, kita harus berbagi!

Refleksi Diri:

Apakah selama ini Anda telah cukup berbagi? Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk berbagi?

Apa yang akan Anda lakukan setelah mengetahui bahwa berbagi adalah wujud korban syukur kita kepada Tuhan Yesus Kristus?

Doa. 
Di pagi hari ini kembali aku merendahkan hatiku di hadapan-Mu, yaitu dengan menyerahkan seluruh hidupku ke dalam anugerah-Mu. Aku menyadari bahwa diriku adalah manusia yang terbatas, dan aku percaya bahwa kasih serta kuasa-Mu tidaklah terbatas. Dengan kasih setia-Mu yang tidak berkesudahan itu Engkau bersedia untuk menyertai dan menuntun hidupku. Tuhan, aku memerlukan semuanya itu. Jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan dan lepaskanlah aku dari yang jahat. Tolonglah diriku agar hidupku di sepanjang hari ini dapat Berbagi kehidupan berbagi pengalaman dan kesempatan untuk menjangkau jiwa jiwa yang belum bertobat agar menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku yang setia, aku berdoa. Amin.
Share:

Tenang Dalam Rancangannya

Kejadian 25:19 27

Firman TUHAN kepadanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
 Kejadian 25:23

Kita biasanya mempunyai dan membuat rancangan rancangan saat menjalani hidup, tetapi kenyataannya sebagian rancangan bisa meleset dan tidak berjalan lancar. Ini tentu membuat hati susah dan khawatir. Namun jangan cepat cepat menyerah atau putus asa, hidup kita bukan ditentukan oleh berhasil atau tidaknya rancangan kita, tetapi oleh rancangan Tuhan.

Ishak dan Ribka ketika menikah pasti mempunyai rancangan untuk cepat memiliki momongan. Namun, kenyataan berjalan berbeda. Bertahun tahun pernikahan mereka jalani, tidak ada tanda tanda Ribka hamil bahkan sampai ada yang memvonisnya mandul. Saat situasi sulit, Ishak datang kepada Tuhan dan berdoa. Tuhan lalu mengabulkan doanya. Penantian panjang selama dua puluh tahun bukanlah keterlambatan dari Tuhan, tetapi kepastian dalam rancangan Tuhan. Kehamilan Ribka terjadi bukan sekadar akibat natural dari hubungan pasangan suami istri, melainkan pemberian Tuhan dalam rancangan Nya.

Tuhan memberikan kepada Ishak dan Ribka anak kembar, Esau dan Yakub, dan rancangan Tuhan tidak berhenti di sana. Tuhan sejak awal sudah merancangkan adanya dua bangsa (ay. 23), bukan hanya dua anak. Ada perjalanan bangsa bangsa yang ditetapkan Tuhan di dalam kehidupan anak anak Ishak. Tuhan tidak asal memberikan anak anak tetapi ada rancangan yang sudah Dia persiapkan.

Lebih spesifik lagi hadirnya Yakub di dalam kehidupan Ishak dan Ribka, bukan hanya tentang kelahiran seorang anak, melainkan merupakan rangkaian dari rancangan agung Tuhan. Rancangan yang nanti sampai di puncak melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yang akan hadir menyelamatkan setiap manusia. Rancangan keselamatan Nya tidak akan meleset dan tidak pernah gagal. Kita bisa melihat rancangan agung Tuhan dan bersyukur kita juga ada di dalam rancangan keselamatan Nya.

Rancangan kita bisa buyar tetapi ingatlah selalu, hidup kita ada dalam rancangan baik dari Tuhan. Kita tidak sanggup menentukan hari depan, bisa meleset memprediksi sesuatu, tetapi Tuhan senantiasa menuntun perjalanan hidup kita. Berdoalah selalu memohon pimpinan Yesus yang memegang rancangan untuk seluruh hidup Anda. Mintakan hikmat Tuhan untuk bisa mengerti kehendak Nya dan apa yang Dia mau Anda lakukan saat menjalani hidup.

Refleksi Diri:

Mengapa Anda bisa memercayakan hidup pada rancangan Tuhan, meskipun hidup kadang tampak tidak sesuai dengan apa yang Anda rancangkan?

Apa rancangan rancangan hidup Anda yang mau dibawa ke hadapan Tuhan Yesus?

Doa.
Di pagi hari ini kembali aku berterima kasih kepada-Mu untuk kemurahan-Mu atas diriku. Engkau menyertai diriku di sepanjang malam yang telah kulalui, dan sekarang Engkau membentangkan kesempatan-kesempatan yang baru bagi diriku di sepanjang hari ini. Tuntunlah diriku untuk berjalan di dalam kebenaran-Mu. Peringatkanlah diriku apabila aku menempuh jalan yang salah dan bimbinglah aku agar senantiasa berjalan menurut kehendak-Mu. Oleh sebab itu aku mempercayakan hidupku ini ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku di sepanjang hari ini dan jadikanlah semua yang aku lakukan berhasil serta menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Sang Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

DALAM PERJALANAN

Kisah Para Rasul 8:26-40
Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. (Kis. 8:31)

“Hidup adalah perjalanan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari kebingungan menuju kejelasan,” ujar Will Smith, seorang aktor dan produser film dari Amerika Serikat.

Ucapan Will Smith tersebut tampaknya sesuai dengan pengalaman seorang pembesar dari Etiopia dalam teks Alkitab hari ini. Ia disebut “sida-sida”, sebuah istilah yang menunjukkan bahwa ia berasal dari golongan pegawai tinggi kerajaan, sebangsa pendeta. Sekarang ia sedang dalam perjalanan pulang ke negerinya. Dalam keretanya ia duduk sambil membaca Kitab Nabi Yesaya, tetapi ia tidak dapat mengerti maknanya. Kehadiran Filipus di tengah-tengah perjalanannya ia sambut dengan tangan terbuka. Kini ia tidak lagi sendirian dalam perjalanannya. Filipus menjadi “teman diskusi” dalam menggumuli firman Tuhan. Ia pun dibimbing kepada pengertian akan firman Tuhan dan iman kepada Yesus Kristus.

Jemaat yañg terkadih, seperti halnya Filipus, kita hendaknya senantiasa siap sedia ke mana pun Roh Tuhan menuntun kita untuk memberitakan Injil. Seperti halnya sida-sida dari Etiopia, kita pun hendaknya senantiasa membuka diri terhadap kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap orang yang kita jumpai dalam perjalanan hidup kita. Melalui merekalah kita dibimbing untuk makin mengerti kebenaran firman Tuhan dalam hidup ini. Kita menjalani hidup beriman bersama-sama: Sesama orang percaya menemani perjalanan kita dan Roh Tuhan hadir di tengah-tengah kita. Itulah yang membuat kita meneruskan perjalanan hidup ini dengan sukacita.

1. Bagaimana sida-sida dari Etiopia dapat mengerti firman Tuhan?
2. Siapa yang menolong Anda untuk memahami firman Tuhan?
Doa
Tuhan, dengan bersandar kepada kasih-Mu aku mengangkat hatiku kepada-Mu. Aku menyadari betapa aku memerlukan kasih-Mu itu. Kasih yang mengangkat harkat hidupku, untuk perjalanan imanku yang menyelamatkan jiwaku dan memberikan jaminan bagi hari esokku. Kasih yang memungkinkan diriku untuk melewati hari ini di dalam damai sejahtera. Tuntun dan sertailah diriku dengan kasih-Mu itu ya Tuhan. Mampukan diriku untuk mengasihi sesamaku, termasuk mereka yang tidak layak untuk dikasihi, sehingga diriku dapat menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas, aku berdoa. Amin
Share:

Melayani Itu Sukacita

26b Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:26b-28)

Hidup melayani Tuhan itu adalah sukacita yang luar biasa, kenapa bersukacita, karena yang kita layani adalah Tuhan. Untuk itu sysratnya adalah kerendahan hati. 

Tuhan adalah pribadi yang rendah hati, itu sebabnya semakin kita merendahkan hati maka Ia akan semakin meninggikan kita. Adalah hal yang lumrah apabila orang menghargai orang lain yang memiliki sikap hati seperti yang ada pada dirinya. Seorang yang rajin akan menghargai orang lain yang bersikap rajin, dan tidak akan menghargai orang yang bersikap malas. Seorang yang jujur akan menghargai orang lain yang bersikap jujur, dan tidak akan menyukai orang yang suka berbohong. Demikian pula halnya dengan diri Tuhan. Karena Ia adalah pribadi yang rendah hati, itu sebabnya Ia juga akan menghargai mereka yang bersifat rendah hati. 

Penghargaan Tuhan kepada mereka yang bersifat rendah hati ini dicatat di dalam Matius 20. Di situ ditulis tentang kerendahan hati-Nya, yaitu sebagaimana yang Ia katakan: "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani." Perkataan-Nya ini berarti bahwa Ia menghendaki agar para pengikut-Nya hidup sama seperti diri-Nya, yaitu dengan rendah hati. Lalu Ia berkata: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." Kalimat ini mengungkapkan penghargaan-Nya kepada mereka yang rendah hati. Oleh sebab itu semakin kita merendahkan hati maka Ia akan semakin meninggikan kita.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apakah yang perlu Anda lakukan untuk hidup di dalam kerendahan hati? Mengapa demikian?

Tindakan. 
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah datang di dunia dan menjadi seorang manusia. Di dalam keadaan-Mu sebagai seorang manusia Engkau telah rela mengorbankan diri-Mu untuk menyelamatkan manusia yang hina dan berdosa. Kerelaan-Mu ini mengajar diriku agar aku juga rela merendahkan hati dan melayani sesamaku manusia. Roh Kudus, tolonglah diriku agar di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabku aku bersikap, bertutur kata dan berperilaku dengan rendah hati seperti seorang pelayan, dan bukan bersikap pongah bagaikan seperti seorang tuan. Supaya dengan demikian Engkau dimuliakan melalui hidupku.
 
Doa. 
Tuhan yang penuh dengan kasih, pimpinlah diriku agar semua yang kulakukan pada hari ini sesuai dengan kehendak-Mu. Berkatilah diriku dengan anugerah-Mu, sehingga semua yang kurencanakan, ku programkan, kukerjakan tersebut mengalami keberhasilan. Dengan Roh Kudus dan firman-Mu tuntunlah diriku agar aku sanggup membuat keputusan-keputusan yang benar dan yang memuliakan nama-Mu. Pakailah diriku menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Bukalah kesempatan bagi diriku untuk berjumpa dengan orang-orang yang memerlukan kasih-Mu dan jadikan diriku sebagai kepanjangan tangan-Mu untuk melayani mereka. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku menyerahkan doaku ini. Amin.
Share:

Mengasihi Allah lebih dari Pada Dunia

21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku." 22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (Matius 19:21, 22)

Mengikut Yesus itu membutuhkan komitmen yang tulus, kalau kita lihat dari bacaan di atas, apakah rela kita menjual semua milik kita dan menyerahkan hidup kepada Tuhan, banyak orang gak mau untuk hal ini. Pasti hitung hitungan dulu. 
 
Kristus memanggil orang untuk mengasihi diri-Nya dengan sepenuh hati, oleh sebab itu orang yang mendua hati tidak akan dapat menjadi pengikut-Nya yang sejati. Karena untuk menjadi pengikut-Nya orang harus menempatkan Kristus sebagai pribadi yang paling utama di dalam hidupnya. Untuk itu ia harus mengasihi dan menghormati Kristus lebih daripada yang lain. Apabila orang tersebut menganggap harta, kedudukan, ketenaran atau hal lain yang ada pada dirinya lebih penting dan lebih berharga, atau sama penting dan sama berharganya dengan Yesus maka yang bersangkutan telah mendua hati. Oleh karena itu ia tidak akan dapat menjadi seorang pengikut Kristus yang sejati. 
Hal itulah yang terjadi atas diri anak muda yang kaya sebagaimana yang dicatat di dalam Matius 19. Yang bersangkutan tidak bersedia mengikuti perintah Yesus agar ia menjual segala miliknya, memberikan itu kepada orang-orang miskin dan kemudian mengikut Kristus. Yesus menyampaikan perintah ini bukan karena Ia tidak menghendaki orang memiliki harta benda, namun Ia hendak menguji siapa dan apakah yang paling penting bagi orang muda tersebut. Ketidaksediaan yang bersangkutan untuk menaati perintah Yesus itu menunjukkan bahwa bukan saja dirinya mendua hati, bahkan ia lebih menghargai hartanya dibandingkan Kristus. Itu sebabnya yang bersangkutan tidak dapat menjadi pengikut Kristus yang sejati.
 
Pertanyaan untuk Direnungkan

Sudahkah Anda tidak lagi hidup mendua hati terhadap Kristus? Apakah buktinya?

Aplikasi
Màri datang kepada Allah, tolonglah diriku agar aku benar-benar menjadikan Engkau sebagai satu-satunya Tuhan di dalam hidupku. Ampunilah aku apabila aku masih memiliki berhala di dalam hidupku. Entah berhala itu berupa karier, kebanggaan diri, maupun pendapat yang bertentangan dengan firman-Mu, dan yang lebih aku utamakan dari diri-Mu. Tuhan, tolonglah diriku agar memiliki kepekaan sehingga dapat mengetahui bilamana yang ada padaku telah berubah menjadi berhala bagi hidupku.

Doa. 
Bapa yang baik, aku bersyukur untuk hari ini. Engkau memberikan kesempatan yang baru bagi diriku untuk hidup berkenan kepada-Mu, dan mengalami semua kebaikan-Mu. Tolonglah aku agar dapat berjalan sesuai dengan kehendak-Mu dan jadikanlah semua yang aku kerjakan hari ini memuliakan nama-Mu. Aku yakin kalau aku melakukannya untuk menyenangkan hati-Mu maka Engkau pasti akan menjadikannya berhasil. Tolonglah diriku agar aku dapat hidup memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku memanjatkan doaku ini. Amin.
Share:

Identitas Diri

Matius 5:13 16

Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
 Matius 5:16

Orang Kristen tidak hanya memiliki kartu tanda pengenal yang menunjukkan identitas warga dari negara tertentu, tetapi juga diberikan dua identitas baru, yaitu menjadi garam dan terang dunia.

Garam pada zaman dahulu digunakan bukan hanya sebagai pengasin makanan, tetapi juga pengawet makanan. Yesus berkata kita adalah garam dunia (ay. 13). Hal yang harus senantiasa diingat adalah kita memiliki rasa asin yang dibutuhkan dunia. Kita dipanggil untuk menjadi garam dunia yang berarti dunia sedang dalam keadaan yang tidak baik, yaitu cepat busuk dan tidak ada rasa. Sebagai orang Kristen, kita bisa memengaruhi dunia sehingga tidak cepat membusuk (rusak dan cemar) dan memberikan rasa (membawa perbedaan ke arah yang positif) supaya orang lain bisa menikmatinya.

Selanjutnya, Yesus juga mengatakan kepada murid murid bahwa mereka adalah terang dunia (ay. 14 16). Di Perjanjian Baru, Yesus dilambangkan sebagai terang sejati sehingga murid murid diharapkan untuk memancarkan Sang Terang ke seluruh dunia. Orang percaya sebagai murid murid Nya pada zaman sekarang, sekaligus warga negara Kerajaan Allah, dipanggil juga untuk menjadi terang bagi dunia. Kita dipanggil untuk memainkan peran di tengah kegelapan dunia. Identitas sebagai terang yang dimaksudkan adalah supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak anak Allah yang tidak bercela di tengah tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang bintang di dunia, (Flp. 2:15).

Terang tidak dapat disembunyikan, bahkan oleh gelap sekalipun. Sebagai Warga Kerajaan Allah, kita tidak bisa menutupi nutupi apa yang kita lakukan karena apa yang kita lakukan mencerminkan siapa diri kita sebenarnya. Kita tidak dipanggil untuk menerima terang dan menyimpannya sendiri di dalam kehidupan kita, melainkan dipanggil untuk memancarkan terang tersebut ke seluruh dunia sehingga orang lain bisa melihat bahwa kita memiliki sumber terang yang sejati, yaitu Yesus Kristus.

Mari hidupi identitas diri kita sebagai Warga Kerajaan Allah dengan menjadi garam dan terang dunia melalui perkataan dan perbuatan kita sehingga nama Tuhan dipermuliakan di seluruh muka bumi.

Refleksi Diri:

Apakah identitas sebagai garam dan terang dunia sudah terlihat dalam kehidupan Anda?

Apa kendala yang membuat Anda sulit menunjukkan identitas sebagai garam dan terang dunia? Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Doa. 
Di pagi hari ini aku membaharui penyerahan diriku kepada-Mu. Aku yakin orang yang berharap kepada-Mu tidak akan pernah Engkau kecewakan. Apabila orang yang berharap kepada manusia, dirinya sendiri dan ilah-ilah yang palsu akan berakhir dengan rasa sesal yang mendalam, maka orang yang menaruhkan kepercayaannya kepada-Mu akan beria-ria di dalam segala keadaan. Ya Tuhan, tuntun dan sertailah diriku senantiasa. Jadikan identitas diriku Di bawah naungan sayap-Mu aku berlindung dan kepada kemurahan-Mu aku berharap. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Lari Dari Hadapan Tuhan


Selidilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran pikiranku; lihatlah, apakah jalanku seorang, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23 24

Pernahkah bermain  petak unpet waktu kecil dan bersama anak di rumah.  sedang bersembunyi, menunggu untuk ditemukan. Sambil memanggil manggil namanya, berkeliling rumah, meski sebetulnya kepala  terlihat di balik sesuatu. Mungkin seperti itulah ketika manusia mencoba lari dari hadapan Tuhan. Kita bisa saja merasa sudah menyembunyikan diri dengan baik seperti seorang ninja, tetapi sebenarnya ujung kepala kita tetap terlihat oleh Tuhan.

Yunus juga mencoba untuk melarikan diri jauh dari hadapan Tuhan setelah dipanggil untuk menyuarakan pertobatan bagi musuh Israel. Ia lari ke Tarsis. Hal menarik bahwa Tarsis sampai disebutkan tiga kali dalam satu ayat (ay. 3). Kota ini berada di ujung barat peta pada masa itu. Orang orang pada masa itu memahaminya sebagai ujung dunia. Jadi, Yunus benar benar memberikan usaha terbaiknya untuk dapat lari jauh dari hadapan Tuhan. Usaha untuk lari dari hadapan Tuhan sampai ke ujung dunia juga pernah dilakoni oleh Raja Daud. Ia mengatakan, Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan Mu memegang aku. (Mzm. 139:9 10). Daud yang mengenal Tuhan sadar bahwa manusia tidak dapat lari dari hadapan Nya yang Mahatahu.

Yunus belajar dengan cara yang keras tentang kebenaran ini, meski telah mengerahkan usaha terbaiknya untuk lari, tetapi Tuhan tetap menuntunnya dengan angin ribut dan badai besar (ay. 4) sehingga akhirnya ia kembali pada panggilan Nya. Kita pun tidak dapat lari dari Tuhan. Dia akan terus menggaungkan panggilan Nya dalam hidup kita, apakah itu panggilan melayani secara khusus atau panggilan untuk bertobat dari dosa yang terus kita lakukan. Apabila Tuhan Yesus memanggil Anda hari ini, entah berupa panggilan pelayanan atau teguran keras dari Nya atas perbuatan dosa Anda, jangan keraskan hati. Mari jawab panggilan Nya di dalam karya keselamatan Yesus Kristus.

Refleksi Diri:

Apa panggilan khusus yang Tuhan berikan dalam hidup Anda? Apakah itu panggilan melayani atau pertobatan?

Apa hal yang menghalangi Anda untuk menjawab panggilan Tuhan? Segera doakan di hadapan Nya.

Doa. 
Tuhan, di pagi hari ini kembali aku mengangkat doa dan permohonanku kepada-Mu. Dengan penuh iman dan pengharapan aku menyerahkan hari yang akan kulalui ini ke dalam tangan-Mu. Bimbinglah diriku dengan Roh Kudus-Mu dan tuntunlah diriku agar senantiasa berjalan di jalan-jalan kebenaran. Sebab aku menyadari bahwa Engkau memanggil diriku untuk hidup menyenangkan hati-Mu dan menjadi saksi-Mu di manapun diriku berada. Aku berdoa sertailah diriku di setiap waktu dan berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jauhkanlah diriku dari pencobaan dan lindungilah aku dari pada yang jahat. Kepada-Mu aku berharap, dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Tenang dalam Rancangan Tuhan

Firman TUHAN kepadanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
 Kejadian 25:23

Kita biasanya mempunyai dan membuat rancangan rancangan saat menjalani hidup, tetapi kenyataannya sebagian rancangan bisa meleset dan tidak berjalan lancar. Ini tentu membuat hati susah dan khawatir. Namun jangan cepat cepat menyerah atau putus asa, hidup kita bukan ditentukan oleh berhasil atau tidaknya rancangan kita, tetapi oleh rancangan Tuhan.

Ishak dan Ribka ketika menikah pasti mempunyai rancangan untuk cepat memiliki momongan. Namun, kenyataan berjalan berbeda. Bertahun tahun pernikahan mereka jalani, tidak ada tanda tanda Ribka hamil bahkan sampai ada yang memvonisnya mandul. Saat situasi sulit, Ishak datang kepada Tuhan dan berdoa. Tuhan lalu mengabulkan doanya. Penantian panjang selama dua puluh tahun bukanlah keterlambatan dari Tuhan, tetapi kepastian dalam rancangan Tuhan. Kehamilan Ribka terjadi bukan sekadar akibat natural dari hubungan pasangan suami istri, melainkan pemberian Tuhan dalam rancangan Nya.

Tuhan memberikan kepada Ishak dan Ribka anak kembar, Esau dan Yakub, dan rancangan Tuhan tidak berhenti di sana. Tuhan sejak awal sudah merancangkan adanya dua bangsa (ay. 23), bukan hanya dua anak. Ada perjalanan bangsa bangsa yang ditetapkan Tuhan di dalam kehidupan anak anak Ishak. Tuhan tidak asal memberikan anak anak tetapi ada rancangan yang sudah Dia persiapkan.

Lebih spesifik lagi hadirnya Yakub di dalam kehidupan Ishak dan Ribka, bukan hanya tentang kelahiran seorang anak, melainkan merupakan rangkaian dari rancangan agung Tuhan. Rancangan yang nanti sampai di puncak melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yang akan hadir menyelamatkan setiap manusia. Rancangan keselamatan Nya tidak akan meleset dan tidak pernah gagal. Kita bisa melihat rancangan agung Tuhan dan bersyukur kita juga ada di dalam rancangan keselamatan Nya.

Rancangan kita bisa buyar tetapi ingatlah selalu, hidup kita ada dalam rancangan baik dari Tuhan. Kita tidak sanggup menentukan hari depan, bisa meleset memprediksi sesuatu, tetapi Tuhan senantiasa menuntun perjalanan hidup kita. Berdoalah selalu memohon pimpinan Yesus yang memegang rancangan untuk seluruh hidup Anda. Mintakan hikmat Tuhan untuk bisa mengerti kehendak Nya dan apa yang Dia mau Anda lakukan saat menjalani hidup.

Refleksi Diri:

Mengapa Anda bisa memercayakan hidup pada rancangan Tuhan, meskipun hidup kadang tampak tidak sesuai dengan apa yang Anda rancangkan?

Apa rancangan rancangan hidup Anda yang mau dibawa ke hadapan Tuhan Yesus?

Doa
Bapa yang baik, tolonglah diriku agar hidupku semakin berkenan kepada-Mu. Untuk itu aku memerlukan anugerah-Mu, sebab aku tidak akan dapat hidup di dalam kebenaran hanya dengan berdasarkan usahaku sendiri. Namun oleh pertolongan Roh Kudus dan tuntunan firman-Mu barulah aku akan dapat hidup menurut kehendak-Mu yang sempurna itu. Oleh sebab itu sertailah diriku dengan Roh-Mu. Penuhilah diriku dengan diri-Mu. Tuntunlah diriku di setiap langkah kehidupan yang harus kuambil. Tolonglah diriku di dalam semua hal yang harus aku kerjakan pada hari ini. Jadikanlah semuanya itu berhasil dan menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Tindakan Iman

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. 13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. (Kejadian 26:12, 13)

Iman yang diwujudkan di dalam tindakan serta berkat yang Tuhan limpahkan akan mendatangkan keberhasilan. Tidak akan ada hasil yang dapat diperoleh seseorang apabila yang bersangkutan tidak melakukan apa-apa. Sama seperti orang tidak akan memperoleh hasil tuaian apabila ia tidak bertindak menaburkan benih di ladangnya. Namun hanya dengan menaburkan benih saja belum tentu dengan sendirinya ia akan memperoleh hasil tuaian. Untuk itu ia memerlukan berkat Tuhan. Sebab tak jarang orang yang telah berjerih lelah menabur benih namun yang ia peroleh hanyalah panen yang gagal. Berarti di samping bertindak ia juga memerlukan berkat Tuhan.

Pentingnya iman yang diwujudkan dalam tindakan serta berkat Tuhan untuk memperoleh keberhasilan ini terlihat di dalam kehidupan Ishak seperti yang dicatat di dalam Kejadian 26. Di situ ditulis bahwa Ishak menabur di tanah tempat ia berdiam. Tindakan menabur ini merupakan suatu tindakan iman, sebab orang tidak langsung melihat hasilnya secara seketika. Di samping itu juga disebut bahwa "ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN." Berarti selain ia harus bertindak mewujudkan imannya, Ishak juga memerlukan berkat Tuhan bagi hidupnya. Sebab iman yang diwujudkan di dalam tindakan serta berkat yang Tuhan limpahkan akan mendatangkan keberhasilan.

Pertanyaan untuk Direnungkan
Saat ini mana yang paling Anda perlu lakukan, bertindak dengan iman atau memohon berkat Tuhan? Mengapa demikian?

Aplikasi
Mari Tuhan,  sadarkan  bahwa sesungguhnya hidupku ini hanyalah karena kemurahan-Mu. Apabila aku dapat mengerjakan tugas dan kewajibanku di dalam hidup ini, hal itu semata-mata karena pertolongan-Mu. Sehingga kalau aku dapat mewujudkan imanku di dalam tindakan tidak bisa tidak hal itu adalah karena Engkau telah menolong diriku. Demikian juga apabila aku dapat meraih keberhasilan di dalam berbagai hal yang kukerjakan, hal itu bukanlah karena kehebatanku namun karena Engkau memberkati diriku. Oleh karena aku berterima kasih kepada-Mu, ya Tuhan, untuk anugerah-Mu yang aku alami di dalam hidupku.

Doa
Aku juga bersyukur kepada-Mu untuk berkat-berkat-Mu yang akan kualami pada hari ini. Tidak satu kalipun Engkau lalai di dalam memelihara hidupku. Di dalam segala keadaan aku melihat Engkau selalu menetapkan langkah-langkah hidupku. Engkau tidak membiarkan kakiku terantuk dan Engkau selalu menjaga diriku agar terhindar dari mengambil jalan yang salah. Dengan penuh kesabaran Engkau selalu membawa diriku kembali kepada-Mu dan dengan penuh kesetiaan Engkau memulihkan hidupku. Ya Tuhan, aku menyerahkan hidupku dan masa depanku ke dalam tangan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang memelihara hidupku, aku berdoa. Amin.

Share:

Berani bayar harga

45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Matius 13:45, 46)

Tujuan yang mulia senantiasa menuntut kerelaan untuk membayar harga, yaitu komitmen yang bersifat sepenuh hati. Seringkali orang berkata: "Ada harga ada barang." Artinya bila orang membayar dengan harga yang murah umumnya yang ia peroleh adalah barang yang berkualitas murahan pula. Untuk mendapatkan barang yang berkualitas tinggi yang bersangkutan harus rela membayar dengan harga yang mahal. Demikian pula untuk tujuan yang mulia, seperti misalnya kesehatan jasmani, orang harus rela membayar harganya. Di dalam hal ini, yaitu berkomitmen dengan sepenuh hati untuk berolahraga secara disiplin dan tidak membiarkan rasa malas menguasai dirinya.

Di dalam Matius 13 dicatat bahwa Tuhan Yesus mengutarakan pentingnya kerelaan untuk membayar harga yang sesuai dengan tujuan yang mulia ini. Di situ Ia berkata tentang seorang pedagang yang pergi dengan tujuan untuk memperoleh mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga tersebut maka ia menjual seluruh miliknya untuk membelinya. Dengan kata lain, mutiara yang sangat mulia itu hanya akan menjadi kepunyaan yang bersangkutan apabila ia bersedia membayar harganya yang mahal, yaitu seluruh harta miliknya. Memang tujuan yang mulia seperti yang ada di dalam diri sang pedagang ini senantiasa menuntut kerelaan untuk membayar harga, yaitu penyerahan diri yang sepenuhnya atau komitmen dengan segenap hati.

Pertanyaan untuk Direnungkan
Sudah muliakah tujuan yang hendak Anda capai di tahun yang sedang Anda jalani ini? Apakah harga yang harus Anda bayar untuk mencapainya?

 
Aplikasi
Tuhan, Engkau mengajar diriku agar hidup dengan tujuan yang mulia. Supaya dengan demikian hidupku tidak sia-sia namun penuh dengan makna. Engkau juga mengajar diriku agar rela membayar harga untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut, yaitu dengan hidup di dalam komitmen dan penyerahan diri dengan segenap hati. Oleh sebab itu tolonglah diriku, ya Tuhan, agar aku tidak menyia-nyiakan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada pada diriku untuk hal-hal yang tidak berguna. Sebab hanya dengan kerelaan untuk membayar harga barulah tujuan yang mulia itu tidak akan sekadar menjadi impian yang kosong belaka.
 
Doa
Aku kembali berterima kasih kepada-Mu, ya Tuhan, untuk hari yang baru yang Engkau berikan kepadaku pada hari ini. Oleh anugerah-Mu aku akan mengisi hari ini dengan melakukan apa saja yang Engkau percayakan kepadaku dengan segenap hati. Berkatilah semua yang kukerjakan itu dengan keberhasilan. Aku juga berdoa memohon tuntunan-Mu bagi hidupku. Bimbinglah diriku dengan Roh Kudus-Mu agar aku dapat berjalan sesuai dengan kebenaran firman-Mu. Mampukanlah diriku untuk membuat keputusan-keputusan yang benar dan yang berkenan di hati-Mu. Kepada-Mu aku berharap dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.

Share:

SANG PEMBAWA PESAN

Filipi 2:19-24
Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji 

(Flp. 2:22)

Di masa kini ketika seseorang ingin mengirimkan pesan ia dapat melakukannya dengan mudah, menggunakan smartphone. Dalam waktu singkat pesan pun terkirim, bahkan kepada banyak orang. Berbeda dengan kondisi di masa lalu, dibutuhkan waktu yang lama untuk menyampaikan sebuah pesan. Selain memakan waktu, bukan tidak mungkin pesan yang disampaikan disabotase oleh pihak lain atau mengalami distorsi oleh sang pembawa pesan. Karena itu, sangat penting sang pembawa pesan adalah orang yang dapat dipercaya.

Teks Alkitab hari ini mengungkapkan situasi ketika Rasul Paulus berada di penjara Roma. Paulus merasa perlu menyampaikan pesan kepada jemaat di kota Filipi mengenai keadaannya. Dengan itu, ia menguatkan iman mereka agar tidak menjadi lemah karena situasi yang terjadi. Paulus mencurahkan semua perasaan, pemikiran dan kesaksiannya di dalam tulisan atau suratnya. Karena itu, si pembawa surat haruslah orang yang dipercaya oleh Paulus dan juga para penerima surat itu. Timotius adalah orang yang tepat untuk tugas itu. Paulus sudah menganggap Timotius seperti anaknya sendiri. Apa yang dipikirkan dan dirasakan Paulus tentang jemaat Filipi, itu pula yang dipikirkan dan dirasakan oleh Timotius. Ia sangat peduli pada mereka.
Bagaimana dengan kita: Apakah hari ini kita menjadi pembawa pesan Allah bagi orang-orang di sekitar kita? Apakah kita dapat dipercayai Allah dan juga oleh orang-orang yang menerima pesan yang kita sampaikan? 

REFLEKSI:

Apakah pesan yang kita bawa dapat dipercaya? Bergantung pada: Apakah kita dapat dipercaya atau tidak.

Doa
 Memulai hari ini aku menaikkan ucapan syukurku kepada-Mu, khususnya untuk kemurahan-Mu yang telah aku alami di hari-hari yang lalu. Aku percaya Engkau belum selesai bekerja di dalam hidupku. Di dalam iman dan pengharapan kepada-Mu aku mempercayakan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam tangan-Mu. Bentuklah diriku sesuai dengan kehendak-Mu. Jadikan diriku sebagai saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu di manapun diriku berada. Tuntunlah aku di jalan-jalan-Mu yang benar dan jagalah langkah-langkah hidupku agar aku tidak menyimpang dari kehendak-Mu. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Sang Kebenaran yang sejati, aku berdoa. Amin.
Share:

Yesus Menebus Kita

Efesus 1:7 12

Sebab di dalam Dia dan oleh darah Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia Nya.
Efesus 1:7

Seorang ibu stres karena cincin pernikahannya ditahan pihak kantor pegadaian. Rupanya, diam diam suaminya menggadaikan cincin emas tersebut untuk membayar utang akibat kalah judi. Jika dalam dua hari si ibu tidak membayar uang tebusan maka ia akan kehilangan perhiasan yang disayanginya. Beruntung akhirnya seorang sahabat tergerak hatinya karena belas kasihan membayarkan sejumlah uang tebusan sehingga cincin itu bisa dikembalikan kepada si ibu. Pada umumnya, penebusan dilakukan dalam dunia ekonomi untuk menggambarkan pembelian kembali barang yang digadaikan atau diagunkan sebagai jaminan.

Demikian pula dalam hal pengampunan dan penghapusan dosa, ada harga yang harus dibayar sebagai tebusan. Rasul Paulus mengingatkan kita agar hidup memuliakan Allah karena Yesus Kristus telah menebus kita (ay. 7). Kata penebusan dalam bahasa Yunani mengacu pada uang tebusan yang dibayar untuk membebaskan seorang budak. Penebusan berarti melepaskan seseorang yang tidak berdaya dari ikatan perbudakan dalam hal ini perbudakan oleh dosa. Yesus membayar harga tebusan bagi kita yang menjadi hamba dosa bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan uang, emas atau perak, melainkan dengan darah Nya yang mahal (1Ptr. 1:18 19). Dia menyerahkan diri Nya dengan sukarela, mati di kayu salib sebagai korban penebusan dosa karena kasih Nya kepada kita (Yoh. 15:13). Tujuannya supaya kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal di surga. Semua itu terjadi bukan karena jasa atau kebaikan kita, melainkan karena kekayaan kasih karunia Nya (ay. 7). Melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, kita menyaksikan kemurahan kasih Allahyang rela berkorban bagi kita.

Dengan darah Nya, Yesus Kristus membayar harga pengampunan dan penebusan kita. Apa balasan kita kepada Nya? Sebagai umat tebusan Nya, mari kita bersyukur atas anugerah keselamatan yang kita peroleh secara cuma cuma di dalam Kristus. Selain itu, marilah kita pergi menceritakan kasih Tuhan Yesus yang sudah kita terima dan alami kepada orang orang yang belum mengenal Dia, supaya mereka pun dapat diselamatkan melalui karya penebusan Nya.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah mengalami karya penebusan Yesus Kristus dengan memercayai Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda? Jika sudah, kapan dan apa buktinya?

Apa yang Anda lakukan supaya karya penebusan Yesus itu dapat dirasakan dan dialami juga oleh orang orang yang ada di sekitar Anda?

Doa
Aku juga berterima kasih untuk kesempatan yang Engkau berikan kepadaku pada hari ini. Kesempatan untuk menikmati anugerah-Mu, memuliakan nama-Mu serta menjadi berkat bagi sesamaku. Bukalah mata hatiku agar aku dapat menyaksikan kasih dan kuasa-Mu, baik di dalam firman-Mu, maupun di dalam kehidupanku serta kehidupan orang-orang lain yang mengalami anugerah-Mu. Tuhan, tolonglah diriku agar mampu mengisi hari ini dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna sehingga aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Engkau berikan kepadaku itu. Berkatilah apa yang akan aku kerjakan dan jadikan itu berhasil serta berkenan di hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Allah Memilih Kita

Efesus 1:3 6

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan Nya.
Efesus 1:4

Harold Lindsell, dalam buku A Handbook of Christian Truth, menulis, Orang yang berusaha memahami Tritunggal sepenuhnya akan kehilangan nalarnya, tetapi orang yang menyangkal Tritunggal akan kehilangan nyawanya. Artinya, doktrin Tritunggal menjadi penting untuk dipercayai walaupun sulit dipahami secara rasio sebab doktrin ini merupakan ajaran Kitab Suci yang diwahyukan Allah.

Rasul Paulus sedang menyelami kedalaman rahasia berkat Allah tentang kekayaan hikmat dan rahmat Nya yang begitu memesona. Semua berkat tersebut diperoleh dari surga yang bersumber dari Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Di surat Efesus, ajaran tentang Tritunggal oleh Paulus ditekankan berulang kali (1:3, 11 14, 17; 2:18, 22; 3:2 5; 14 17; 4:4 6; 5:18 20). Hari ini kita fokus pada karya Allah Bapa yang telah memilih kita,… menentukan kita dari semula (ay. 4 5). Artinya, kita ditebus dan diselamatkan dari maut oleh karena Allah Bapa telah merencanakannya dalam kekekalan sebelum dunia diciptakan. Itu berarti tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan yang memberi andil dalam keselamatan kita, karenanya kita tidak dapat membanggakan diri atas keselamatan yang kita peroleh (baca, 2:8 9; 2Tim. 1:9; Tit. 3:5). Allah memilih kita supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan Nya (ay. 4). Pemilihan Allah atas kita adalah sebuah hak istimewa, tetapi ada tanggung jawab yang harus kita jalani yakni hidup kudus dan tak bercacat di hadapan Nya. Allah Bapa telah mengangkat kita menjadi anak anak Nya dengan cara melahirkan kita kembali (Yoh. 3:3). Allah telah menjadikan kita ahli waris bersama sama dengan Kristus yang akan menerima segala berkat di surga (Rm. 8:17; Ibr. 1:2).

Karena itu, ambillah waktu untuk bersyukur dan memuji Allah Bapa atas segala berkat yang telah dilimpahkan Nya dalam hidup kita. Biarlah pemahaman kita tentang pemilihan Allah ini, menjadikan kita tidak hanya bangga sebagai orang Kristen, tetapi juga bertanggung jawab menjalani kehidupan yang sesuai kebenaran yang dinyatakan Nya di dalam Alkitab. Hiduplah selalu di dalam kebenaran, kekudusan, kehormatan, dan kebaikan di tengah komunitas yang berdosa, bengkok, dan terbalik ini, agar Allah Bapa dipermuliakan.

Refleksi Diri:

Apa tujuan Allah Bapa memilih Anda? Bagaimana kebenaran itu memengaruhi cara hidup dan hubungan Anda dengan Nya?

Apa yang Anda lakukan agar memiliki gaya hidup yang kudus, benar, dan tak bercacat di hadapan Tuhan?

Doa
Mengawali hari ini aku memohon kepada-Mu, penuhilah diriku dengan hikmat-Mu dan jagailah hatiku agar sikap yang tulus mewarnai hidupku. Aku mempercayakan hidupku sepanjang hari ini ke dalam tangan-Mu. Tuntunlah diriku dengan hikmat-Mu agar aku mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dan sanggup mengetahui mana yang sempurna di antara semua hal yang baik. Bentuklah diriku dengan firman dan Roh-Mu agar hatiku semakin tulus di hadapan-Mu. Sebab hanya dengan demikian aku dapat hidup menjadi saksi-Mu dan mengisi hidupku di sepanjang hari ini dengan kehidupan yang penuh makna. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Bertumbuh Dalam AnugerahNya

1 Korintus 15:1 11

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan Nya kepadaku tidak sia sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
1 Korintus 15:10

Setiap kali mendengar atau mengetahui seorang bayi telah lahir, kita bisa memikirkan tentang karya ajaib Allah dalam menciptakan manusia. Kita diingatkan untuk menyadari keterbatasan manusia dan pada saat yang sama merenungkan betapa besarnya anugerah Allah di dalam kehidupan kita. Pada saat merenungkan anugerah Allah, kita akan terharu dan tersentuh oleh kasih Allah yang terbesar melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yaitu karya keselamatan yang Allah berikan bagi setiap orang percaya.

Rasul Paulus merupakan tokoh Alkitab yang begitu menekankan tentang pentingnya memahami dan bertumbuh dalam anugerah Allah. Paulus merefleksikan perjalanan hidupnya melalui pengajaran dan pemberitaannya di dalam anugerah Allah. Pengalaman mendalam dan tak terlupakan mengenai masa lalunya yang penuh kegagalan dan bahkan menentang Allah dengan menganiaya umat Nya, telah mengubahkan diri Paulus. Berkat anugerah, Paulus tidak dibuang dan dihukum Allah, malahan mendapatkan kasih karunia dari Nya.

Paulus menegaskan bahwa hidup dan pelayanannya semua karena anugerah Allah. Ia selalu membangkitkan semangat, integritas hidup, dan dedikasi pelayanannya didasarkan pada anugerah Allah. Paulus dalam situasi dan kondisi sulit dan penuh tantangan, selalu mengandalkan anugerah Allah. Anugerah Allah senantiasa menyertai Paulus dan menggerakkannya untuk mempersembahkan hidup dan pelayanannya bagi Tuhan. Anugerah membuatnya aktif berkarya, bekerja keras, dan menghasilkan dampak luar biasa yang lebih dari sebelumnya.

Charles Spurgeon berkata, Anugerah Allah telah menjaga hidup kita sehingga kita tidak lebih jauh menghancurkan kehidupan kita. Anugerah Allah yang dilimpahkan dalam kehidupan kita sejak lahir, karya keselamatan Allah, dan pemeliharaan Nya sampai hari ini, sesungguhnya tidak layak kita terima. Namun, hanya oleh anugerah kita diselamatkan dan bisa menjalani hidup. Perjalanan hidup tidak selalu mudah dan lancar, tetapi oleh anugerah kita menjadi kuat dan mampu terus melangkah. Marilah selalu mengingat dan merenungkan anugerah Allah di dalam hidup kita melalui Yesus Kristus sehingga hidup dan pelayanan kita semakin digerakkan oleh anugerah Allah.

Refleksi Diri:

Bagaimana anugerah telah mengubahkan kegagalan masa lalu kehidupan Anda?

Apakah yang selama inilah telah menggerakkan hidup dan pelayanan Anda?


Aku memohon tuntunlah diriku dengan Roh-Mu agar aku mampu mengelola waktu yang Engkau percayakan kepadaku secara bijak. Sehingga dengan demikian hidupku bukanlah kehidupan yang sia-sia, namun penuh dengan makna. Berikan kepadaku hikmat untuk membedakan antara yang benar dengan yang salah, serta kesanggupan untuk memilah antara yang baik dengan yang mulia. Tolonglah diriku dengan Roh Kudus-Mu agar aku dapat hidup sesuai dengan kehendak-Mu, menjadi berkat bagi sesamaku dan dengan demikian menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

 Pilih yang Mana

Lukas 16:10 13

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Lukas 16:13

Seorang ibu mengunggah sebuah video di media sosial yang memperlihatkan penemuan dari anaknya. Bukan penemuan ilmiah, bukan juga penemuan menu makanan baru, melainkan anak tersebut berhasil melakukan penemuan beberapa tumpukan uang100 ribuan milik ayahnya. Tidak jelas alasan mengapa sang ayahnya menyimpan tumpukan  uang yang begitu banyak. Pastinya, si ibu sangat senang atas penemuan anaknya. Penemuan yang tentu dapat menambah uang jajan buat si ibu dan juga anak.

Siapa sih yang tidak menyukai uang? Uang menjadi kebutuhan primer yang dicari oleh hampir setiap orang. Tanpa uang, orang mungkin akan merasa kesulitan untuk melakukan atau membeli sesuatu yang diinginkan. Kita sendiri pun memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Tak heran banyak orang berusaha kerja sekeras mungkin agar mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan maupun diinginkan. Hingga akhirnya, kita merasa uang adalah hal paling utama untuk dicari di sepanjang hidup kita.

Yesus Kristus memberikan peringatan kepada para murid Nya mengenai masalah uang. Dia paham betul bahwa manusia akan mudah sekali terikat dan mengutamakan uang dalam kehidupan mereka. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan bahwa tidak ada hamba yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Manusia tidak bisa mengabdi kepada Allah sekaligus mengabdi pada mamon (harta/kekayaan). Hamba sejati hanya mengabdi kepada satu tuan sepanjang hidupnya.

Dalam hidup yang dijalani, bisa jadi kita tergoda untuk mengabdi kepada mamon agar dapat menikmati kehidupan di dunia dengan puas. Namun, marilah kita mengingat kembali. Allah telah mengirimkan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita, menebus kita dari budak dosa menjadi milik Nya. Penebusan adalah harga yang tidak dapat digantikan oleh apa pun. Marilah kita memilih untuk setia kepada Allah yang telah menebus kita, mengabdi dengan sepenuh hati dalam situasi apa pun. Sekalipun kondisi sulit, tetaplah yakin Allah senantiasa memberkati, asalkan kita mau terus bergantung dan mengutamakan Dia di dalam hidup kita.

Refleksi Diri:

Siapa tuan yang lebih Anda pilih untuk mengabdikan diri?

Mengapa? Apa yang akan Anda lakukan sebagai hamba dari Allah yang mengabdi dengan sepenuh hati?

Mari Berdoa.
Mengawali waktu yang akan kulalui pada hari ini aku bersyukur untuk kemurahan-Mu bagi hidupku. Aku memohon kepada-Mu agar Engkau membawa diriku semakin dekat dengan diri-Mu. Sertai diriku di sepanjang hari ini. Kenyangkanlah jiwaku dengan kebaikan-kebaikan-Mu. Senantiasa limpahilah hidupku dengan rahmat-Mu yang besar itu. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jauhkan diriku dari segala hal yang jahat dan lindungilah diriku dari orang yang berniat buruk kepadaku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa. Amin.

Share:

 Meragukan Panggilan Tuhan

Yunus 1:1 3

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
 Amsal 3:5

Banyak orang berkata, Zaman sekarang mah gampang mau kemana mana, tinggal liat aja Google Maps atau Waze. Saya juga merasakan kecanggihan aplikasi tersebut, meski beberapa kali juga dibuat bingung karena disuruh berbelok di jalan tanpa belokan atau petunjuk yang berubah ubah karena posisi ponsel yang salah. Meski sudah demikian maju, teknologi tetap memiliki kekurangan dan tidak dapat menjadi satu satunya pegangan untuk menunjukkan arah. Bagaimana dalam menjalani hidup? Sering kita mendengar himbauan menjadikan Tuhan satu satunya pegangan dalam hidup, tetapi permisi bertanya: benarkah demikian?

Kisah panggilan Yunus menyajikan potret jujur dari natur keberdosaan manusia. Yunus seorang nabi utusan Allah, tetapi ia memberikan penolakan yang luar biasa terhadap panggilan Allah. Apa yang terjadi? Mengapa ia bereaksi hingga demikian? Mari kita kenal lebih dalam Yunus dan juga penghuni kota Niniwe.

Yunus terkenal sebagai nabi yang ditelan oleh ikan besar, tetapi bagi orang Israel pada zaman itu ia adalah nabi yang nasionalis. Ia dipakai oleh Tuhan di Israel Utara pada zaman Raja Yerobeam bin Yoas untuk menubuatkan perluasan daerah Israel (2Raj. 14:25). Sedangkan, penghuni kota Niniwe adalah orang Asyur, musuh bebuyutan orang Israel. Inilah pergolakan batin Yunus, bagaimana seorang yang menyuarakan kebaikan bagi Israel juga menyerukan pertobatan kepada musuh bebuyutan mereka?

Kegalauan hati Yunus semakin terlihat dalam doanya, … Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, …, yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan Nya. (Yun. 4:2b). Ia tahu Tuhan akan memaafkan orang Asyur sehingga lebih memilih lari dari tugasnya (ay. 3). Yunus mengenal Tuhan dan tahu apa yang akan Dia perbuat, tetapi ia meragukan tindakan Tuhan adalah pilihan yang terbaik.

Panggilan Tuhan buat kita mungkin tidak seperti panggilan Nya kepada Yunus. Namun, jelas tertulis di Alkitab bahwa kita yang dahulunya pembangkang telah ditebus oleh darah Yesus agar kita dapat melakukan pekerjaan baik yang sudah Dia persiapkan (Ef. 2:10). Mari terus berjuang untuk melakukan firman Tuhan dalam hidup, meski kadang harus mendorong kita keluar dari zona nyaman diri kita.

Refleksi Diri:

Apa panggilan/perintah Tuhan yang paling sulit Anda lakukan? Mengapa?

Adakah Tuhan menggerakkan hati Anda untuk mengerjakan sesuatu bagi orang lain?

Doa
Tuhan yang limpah dengan anugerah, aku menyerahkan hari ini ke dalam tangan-Mu. Apapun yang akan kukerjakan pada hari ini kiranya selaras dengan kebenaran-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat hidup dengan menyenangkan hati-Mu. Sertailah diriku senantiasa dengan Roh-Mu, karena hanya dekat dengan diri-Mu saja aku merasa tenang. Di dalam penyertaan-Mu itu aku juga akan mengalami keberhasilan demi keberhasilan. Aku menyerahkan hidup di sepanjang hari ini ke dalam tangan-Mu sebagai persembahan yang berkenan kepada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

 Jadilah Kuat Dalam AnugerahNya

2 Timotius 2:1 10

Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2 Timotius 2:1

Kita bersyukur kemajuan dan perkembangan teknologi yang cepat telah memberi kemudahan dan kecepatan dalam berbagai bidang. Namun, kemajuan teknologi tidak menjamin kehidupan manusia menjadi lebih kuat dan tangguh di saat menghadapi berbagai permasalahan dan kesulitan hidup. Kita mungkin pernah mendengar orang orang yang sukses dalam karier, tetapi hidupnya hampa dan hanyut dalam keputusasaan. Pertanyaannya adalah apakah yang perlu kita pahami agar di tengah kemajuan dan perkembangan teknologi, kita tetap menjadi pribadi yang kuat dan tangguh?

Rasul Paulus menasihati Timotius agar kuat oleh anugerah Allah. Nasihat ini penting bagi Timotius yang masih muda dan belum banyak pengalaman agar tetap kuat dalam mengembalakan jemaat Efesus. Kesulitan dan tantangan pelayanan bisa membuat Timotius menjadi lemah dan mudah putus asa. Paulus selama hidupnya telah memberikan teladan bagaimana saat menghadapi tantangan dan kesulitan pelayanan, ia berhasil melewatinya di dalam anugerah Allah karena anugerah tersebut tidaklah sia sia (1Kor. 15:10).

Paulus menasihati dengan memberikan tiga gambaran bagaimana seharusnya menjadi seorang murid Kristus. Seorang murid Kristus haruslah kuat seperti seorang prajurit yang baik, olahragawan yang mengikuti peraturan dengan benar (taat), dan petani yang bekerja keras (ay. 4 6). Setiap gambaran karakter memerlukan ketekunan dan ketahanan untuk menghadapi kesulitan yang dihadapi jika ingin berhasil. Prajurit yang tidak fokus sebelum perang berakhir, tak akan meraih kemenangan. Olahragawan yang tidak menaati peraturan peraturan pertandingan, tak akan meraih medali. Dan petani yang bersantai santai sebelum musim panen dimulai, tak akan menuai hasil. Ketiganya membutuhkan kekuatan, ketaatan, dan kerja keras yang bersumber kepada Allah, Sang Sumber Kekuatan. Selain itu, sadarilah bahwa kekuatan itu tidak datang ketika seseorang duduk diam dan mengira Tuhan akan mencurahkannya begitu saja ke dalam dirinya.

Janganlah pernah takut secepat apa pun perubahan dunia karena dalam menjalani hidup kita tidak sendirian. Ada Tuhan Yesus yang menjadi Sahabat yang selalu memberi kekuatan dan pertolongan. Marilah menjadi kuat dalam anugerah Allah meskipun kesulitan dan tantangan datang silih berganti. Ketaatan dan kerja keras di dalam Yesus Kristus akan membawa setiap kita mengalami kelimpahan anugerah Allah supaya hidup dan pelayanan kita senantiasa digerakkan oleh anugerah Allah.

Refleksi Diri:

Apa yang Anda lakukan sekarang saat menghadapi kesulitan dan tantangan hidup berdasar firman Tuhan hari ini?

Apakah Anda sudah memintakan anugerah Allah yang membuat Anda kuat, taat, dan mampu bekerja keras?


Doa.
Tuhan, aku bersyukur untuk hari-hari yang telah aku lewati di tahun yang baru ini. Di setiap waktu aku dapat merasakan tangan-Mu memegang dan menuntun hidupku untuk berjalan di jalan-Mu yang benar. Aku percaya hari ini Engkau akan melakukan hal yang sama di dalam hidupku. Sertailah diriku di setiap waktu, dan tuntunlah diriku agar aku sanggup membuat keputusan-keputusan yang berkenan kepada-Mu. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jauhkanlah diriku dari pencobaan dan lindungilah diriku dari yang jahat. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

Kasih Berkualiatas

43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (Matius 5:43-45)

Hidup yang mulia adalah hidup di dalam kasih yang berkualitas mulia, yaitu kasih yang tidak bersyarat. Tentu kualitas kasih yang paling rendah adalah kasih yang egoistis, di mana orang hanya mengasihi dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Kasih yang lebih baik daripada itu adalah kasih yang bersifat timbal balik. Yaitu hanya mengasihi orang yang berbuat baik terhadap kita. Namun tidak demikian halnya dengan kasih yang mulia. Itulah kasih yang tidak tergantung kepada perilaku dari orang yang kita kasihi. Entah yang bersangkutan berbuat baik terhadap diri kita atau tidak, kita tetap mengasihi yang bersangkutan. Apapun yang ia lakukan terhadap diri kita, kita tetap mengasihi dirinya.

Kasih yang mulia seperti itulah yang diajarkan oleh Yesus di dalam Matius 5. Di situ dicatat Ia menyuruh para pengikut-Nya agar mengasihi orang lain dengan kasih yang tidak bersyarat. Ia berkata: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Kemudian Ia menjelaskan bahwa kasih yang seperti itulah yang ada pada diri Allah Bapa, "...yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik..." Ia menjelaskan pula bahwa hanya dengan demikian barulah para pengikut-Nya akan pantas untuk disebut sebagai anak-anak Allah. Itulah kehidupan yang mulia. Dengan kata lain, hidup yang mulia adalah hidup dengan mengasihi orang lain secara tidak bersyarat.

Apakah yang menjadi kendala bagi Anda untuk meneladani Allah di dalam mengasihi semua orang secara tidak bersyarat? Mengapa demikian?

Aplikasi
Mari pàgi ini, kita ingat bahwa Tuhan selalu memberi anugerahmu, kalau saja kasih-Mu bersyarat maka Engkau tidak akan pernah mengasihi diriku. Sebab sesungguhnya diriku tidak layak untuk Engkau kasihi. Aku menyadari bahwa diriku adalah orang yang berdosa dan penuh dengan noda. Namun dengan kasih yang tidak terbatas Engkau telah menerima diriku apa adanya, menghapuskan masa laluku dan memberikan masa depan yang baru bagi diriku. Bapa yang penuh rahmat, aku mengaku bahwa sikap egois telah menghalangi diriku untuk mengasihi semua orang seperti diri-Mu. Tolonglah diriku dengan Roh dan firman-Mu agar aku dapat meneladani kasih-Mu, supaya dengan demikian aku layak untuk disebut sebagai anak-Mu.
 
Doa. 
Dengan merendahkan hati di hadapan-Mu aku memohon agar Engkau berkenan menyertai diriku di sepanjang hari ini. Melalui semua hal yang kualami pada hari ini bentuklah hatiku agar menjadi semakin serupa dengan hati-Mu. Pakailah aku untuk menjadi saluran kasih-Mu bagi orang-orang yang bertemu dengan diriku pada hari ini. Supaya dengan demikian apabila ada di antara mereka yang belum mengenal diri-Mu maka melalui kehidupanku aku dapat memperkenalkan kasih-Mu kepada mereka. Tuhan, berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam tuntunan-Mu jadikan semuanya itu berkenan kepada-Mu dan memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Prioritas Yang Tepat

2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." 4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:2-4)

Prioritas kehidupan seseorang akan menentukan kualitas dari kehidupan yang bersangkutan. Prioritas itu dapat dilihat dari apa yang akan ia utamakan di saat berada di dalam keadaan yang terdesak. Orang yang mutu kehidupannya rendah akan mendahulukan kebutuhan dirinya yang bersifat sesaat, dan bahkan untuk itu ia rela mengorbankan hal-hal yang bersifat abadi. Sebagai contoh, ketika didesak untuk memilih antara jabatan atau iman kepada Kristus, ia akan menjual imannya demi memperoleh jabatan yang ia inginkan. Namun apabila ia tetap mengutamakan hal-hal yang bersifat abadi, walaupun untuk itu ia harus mengesampingkan hal-hal yang bersifat sementara, pilihan tersebut menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang memiliki kualitas kehidupan yang luhur.

Hal itulah yang terlihat di dalam diri Yesus Kristus sebagaimana yang dicatat di dalam Matius 4. Sesudah berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam, dan Ia merasa lapar, Yesus menolak bujukan Iblis untuk mengubah batu menjadi roti. Bukan karena Ia tidak mampu melakukannya, namun oleh sebab Ia tidak bersedia menuruti perkataan Iblis. Dengan kata lain, Ia lebih mendahulukan komitmen-Nya kepada firman Allah yang bersifat abadi daripada mengatasi rasa lapar yang bersifat sementara yaitu dengan menuruti perkataan Iblis. Prioritas yang diambil oleh Yesus ini, yaitu mengutamakan hal-hal yang bersifat abadi lebih dari pada hal-hal yang bersifat sementara, menjadi teladan tentang kualitas kehidupan yang luhur bagi kita, para pengikut-Nya.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Selama ini apabila Anda didesak untuk memilih antara hal-hal yang bersifat abadi atau sementara, manakah yang Anda prioritaskan? Apakah buktinya?

Tindakanku. 
Mari sebagai orang percaya. Yesus telah mengajar tentang bagaimana seharusnya aku mengatur prioritas kehidupan dengan benar. Dengan mendahulukan hal-hal yang bersifat abadi lebih daripada yang bersifat sementara, maka aku, bagaimanapun latar belakang hidupku di masa lampau, sekarang akan memiliki kualitas kehidupan yang luhur. Tuhan, berikanlah kepadaku hikmat agar aku sanggup membedakan antara hal-hal yang seharusnya aku utamakan dan yang tidak sepatutnya aku prioritaskan. Dengan demikian Engkau menolong diriku agar memiliki kualitas kehidupan yang semakin bermakna dan tidak sia-sia.

Doaku. 
Oleh sebab itu mengawali hari ini aku berdoa agar Engkau berkenan menuntun hidupku di sepanjang hari ini dengan Roh-Mu yang kudus. Tuntunan-Mu akan memampukan diriku untuk menjalani hari ini di dalam prioritas kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Aku memohon berikanlah kepadaku kepekaan agar aku dapat mengenali tipu daya Iblis yang mencoba menyeret diriku kepada prioritas kehidupan yang keliru. Anugerahilah diriku dengan kemampuan untuk menolak bujukan Iblis tersebut dan menang atas pencobaan yang aku hadapi di setiap hari. Tuhan, berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Penolong hidupku, aku berdoa. Amin.
Share:

Apakah Tujuan Hidupku?

 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. (Matius 3:15)

Hidup yang mulia adalah hidup dengan tujuan untuk melakukan kehendak Allah. Setiap orang pasti memiliki tujuan hidup. Bahkan orang yang tidak memiliki tujuan hiduppun sebenarnya juga memiliki tujuan, yaitu hidup dengan tujuan untuk tidak bertujuan, alias hidup asal hidup. Memang semua orang memiliki tujuan hidup, namun tidak semua orang memiliki tujuan hidup yang sama. Sedangkan kualitas hidup kita sangatlah ditentukan oleh tujuannya. Apabila tujuan hidup kita bersifat mulia maka bobot hidup kitapun akan menjadi mulia. Sebaliknya bila tujuan hidup kita nista maka bobot hidup kitapun akan menjadi hina. Di dalam hal ini tidak ada tujuan hidup yang lebih mulia melampaui hidup dengan maksud untuk melakukan seluruh kehendak Allah.

Hal itulah yang dikemukakan Tuhan Yesus kepada Yohanes Pembaptis di dalam Matius 3. Di situ dicatat, Ia berkata bahwa keberadaan-Nya di dunia adalah untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah. Termasuk apabila Ia meminta agar Yohanes membaptis diri-Nya hal itu adalah juga untuk melakukan kehendak Allah. Dengan cara demikian Ia memberikan teladan kepada kita tentang pentingnya untuk hidup merendahkan hati, mengesampingkan kehendak diri sendiri dan memasrahkan hidup untuk melakukan kehendak Allah. Tujuan hidup inilah yang akan mengakibatkan diri kita menjadi mulia di pandangan Tuhan.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apakah yang menjadi tujuan hidup Anda? Sudah muliakah tujuan tersebut?

Aplikasi
Tuhan, aku bersyukur karena bagaimanapun latar belakang hidupku aku dapat menjadi orang yang mulia di pemandangan-Mu. Tanpa menimbang pada tingkat sosial manapun saat ini diriku berada, aku dapat menjadi orang yang berharga di mata-Mu. Yaitu apabila aku hidup untuk melakukan kehendak-Mu seperti yang Engkau sendiri telah teladankan bagi diriku. Tuhan, ajarlah aku untuk senantiasa hidup di dalam kerendahan hati di hadapan-Mu, dan menaklukkan kehendakku di bawah kehendak-Mu. Sebab hanya dengan demikian barulah diriku dapat menyenangkan hati-Mu di dalam kehidupanku sehari-hari.

Doa
Tuhan, kembali aku menyerahkan seluruh waktu yang akan kujalani pada hari ini ke dalam tangan-Mu. Tolonglah diriku agar aku semakin mengenal kehendak-Mu. Berikanlah kepadaku telinga untuk mendengar dan mata untuk melihat rancangan-Mu bagi hidupku. Aku memohon tuntunan Roh Kudus-Mu bagi hidupku agar supaya aku dapat berjalan menurut rancangan-Mu. Aku juga menyerahkan semua yang akan kukerjakan pada hari ini ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku senantiasa agar supaya damai sejahtera-Mu berlimpah-limpah atas hidupku. Jadikanlah diriku berkat di manapun aku berada, supaya dengan demikian hidupku memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.

Share:

 Hidup Dalam Tuntunan Tuhan

9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (Matius 2:9-11)

 
Di dalam anugerah-Nya Allah bersedia menuntun manusia untuk berjumpa dengan diri-Nya. Apabila tidak semua orang yang menjabat kedudukan yang penting bersedia ditemui oleh sembarang orang, tidak demikian halnya dengan Allah. Walaupun diri-Nya adalah Sang Raja alam semesta namun Tuhan bersedia untuk menerima semua orang yang mencari diri-Nya. Bahkan bukan hanya Ia bersedia menerima mereka, malahan Dialah yang mengambil inisiatif dalam membawa manusia untuk datang kepada-Nya. Singkat kata, oleh anugerah Allah, manusia mencari Dia dan oleh anugerah-Nya pulalah manusia dapat berjumpa dengan Dia.

Hal itulah yang dialami oleh orang-orang majus dari Timur. Sebagaimana yang dicatat di dalam Matius 2, Allah yang menampakkan sebuah bintang kepada mereka sehingga orang-orang majus itu mengetahui bahwa seorang raja telah lahir di antara orang Yahudi. Ia pulalah yang menuntun mereka dengan bintang tersebut agar orang-orang majus itu dapat berjumpa dengan Yesus, Sang Raja yang hendak mereka sembah. Tindakan Allah di dalam mengambil inisiatif untuk membawa dan menuntun orang-orang majus agar bertemu dengan Kristus ini merupakan wujud dari anugerah-Nya. Singkat kata, Allah di dalam anugerah-Nya bersedia untuk menuntun kita agar mengenal dan berjumpa dengan diri-Nya.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apakah Anda memerlukan tuntunan Tuhan bagi hidup Anda di tahun ini? Apakah yang perlu Anda lakukan untuk mengalaminya?


Aplikasi. Tindakan.
Mari kita hidup berserah dan hidup dalam tuntunannya, Ya Allah, aku bersyukur karena di dalam anugerah-Mu Engkau telah menuntun diriku untuk datang dan berjumpa dengan diri-Mu melalui Yesus Kristus, Tuhanku. Tanpa anugerah-Mu tersebut aku tidak akan dapat bertemu apalagi menjalin relasi yang akrab dengan diri-Mu. Aku bersyukur karena Engkau tetap bersedia menuntun hidupku sampai kepada hari ini. Tuntunan-Mu menolong diriku di dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat, yaitu yang sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan demikian aku terhindar dari kehidupan yang sia-sia, tidak terjerumus ke dalam kehancuran, dan dapat mengalami kehidupan yang penuh makna.
 
Doa.
Tuhan, aku sangat memerlukan tuntunan-Mu bagi hidupku di sepanjang tahun ini. Pimpinlah diriku setiap hari dalam membuat pilihan atas langkah-langkah kehidupan yang harus kutempuh. Berikanlah kepekaan di dalam jiwaku untuk mengenali suara-Mu dan ketaatan di hatiku untuk mengikuti tuntunan Roh-Mu. Oleh sebab itu aku menyerahkan seluruh hidupku sebagai persembahan kepada-Mu. Bawalah diriku agar semakin akrab dengan diri-Mu dan kiranya hidupku semakin hari semakin bertambah berkenan kepada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan yang limpah dengan anugerah, aku memanjatkan doaku ini. Amin.

Share:

Berjalan Dalam anugerahNya

10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; 11 sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. (Mazmur 57:10, 11)

Anugerah Tuhan mengubah masa lampau yang kelam menjadi masa depan yang indah dan gemilang. Setiap orang pasti memiliki masa lampau. Tidak jarang masa lampau tersebut bukanlah masa yang menyenangkan untuk dikenang, sehingga orang berupaya untuk menutupi dan melupakannya. Suatu upaya yang sia-sia. Sebab di saat-saat tertentu ingatan akan masa lampau yang pahit itu akan muncul kembali. Namun Tuhan di dalam anugerah-Nya sanggup menghapuskan masa lampau yang sekelam apapun juga. Di dalam kasih-Nya, Ia menerima kita secara apa adanya dan membentangkan masa depan yang baru serta cemerlang bagi kita yang hidup di dalam rencana-Nya.

Hal itulah yang dialami oleh empat, di antara lima orang perempuan yang namanya terdaftar di dalam silsilah Yesus Kristus sebagaimana yang dicatat di dalam Matius pasal 1. Mereka adalah Tamar, Rahab, Rut dan istri Uria, yaitu Batsyeba. Mereka semua memiliki masa lampau yang sangat pahit. Bahkan Rahab adalah perempuan Kanaan, dan Rut adalah perempuan Moab. Artinya mereka berdua bukan berasal dari bangsa Israel sehingga berada di luar janji Tuhan bagi keturunan Abraham. Namun Allah di dalam anugerah-Nya menerima dan melibatkan keempat perempuan tersebut di dalam rencana-Nya yang mulia, yaitu untuk menghadirkan Yesus, Sang Mesias, di dunia. Anugerah Allah yang sangat besar itu mengubah masa lampau mereka yang kelam sehingga menjadi masa depan yang indah dan gemilang.

Pertanyaan untuk Direnungkan

Apa yang perlu Anda lakukan terhadap masa lampau Anda yang kelam? Mengapa demikian?

 
Aplikàsi aksion
Tuhan, dengan berharap kepada anugerah-Mu hari ini aku melangkah memasuki tahun yang baru. Dengan bersandar kepada kemurahan-Mu aku menatap hari esok tanpa ragu-ragu. Aku yakin, sesuai dengan firman-Mu, Engkau akan mengubah masa lampau yang kelam menjadi masa depan yang gemilang. Aku bersyukur kepada-Mu untuk semua kebaikan-Mu yang telah aku alami di tahun yang silam. Aku yakin Engkau masih terus berkarya di dalam hidupku. Masih ada banyak hal-hal besar yang akan Engkau kerjakan di dalam dan melalui diriku. Oleh sebab itu ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan hidupku.

Doa
Ya Gembala yang baik dan yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba-Nya, aku memohon tuntunan-Mu bagi hidupku. Bimbinglah diriku di sepanjang tahun ini dengan firman-Mu agar aku dapat berjalan di jalan-jalan-Mu. Peliharalah diriku dengan kasih setia-Mu agar supaya jiwaku senantiasa di dalam keadaan yang bugar. Naungilah diriku dengan Roh-Mu sehingga kalaupun aku harus berjalan melewati lembah kekelaman aku tidak akan takut kepada bahaya, sebab Engkau selalu menyertai diriku. Tuhan, kepada-Mu aku berlindung dan aku tidak akan goyah. Di dalam nama-Mu ya Yesus Kristus, Tuhan dan Gembala jiwaku, aku memanjatkan doaku ini. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.