Februari 2023 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Upah buat Yang Bertahan

Yakobus 1:12 18

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
 Yakobus 1:12

Beberapa tahun yang lalu sempat booming satu jenis makanan yang populer, yakni pisang keju. Saya perhatikan banyak orang yang rela tahan mengantre hanya untuk bisa membeli pisang keju yang dijual di sebuah toko makanan. Ketika saya tanya kepada seorang yang sudah berhasil membeli pisang keju, ia menjawab, Ya senang saja, rasanya puas kalau makan pisang keju dari toko ini. Hanya untuk kepuasan orang rela bertahan dan tidak merasakan capek mengantre sekian lama. Kepuasan itulah upahnya! Memang kadang kelihatan aneh, hanya untuk upah yang bersifat sementara saja banyak orang rela bertahan mengantre.

Bagaimana untuk upah yang bersifat kekal? Bukankah seharusnya kita lebih rela bertahan ketika menghadapi pencobaan dalam hidup? Sepatutnya demikian sebab ada upah yang Tuhan sediakan untuk kita, yaitu mahkota kehidupan. Kata mahkota diterjemahkan dari kata Yunani, stephanos, yaitu merujuk pada mahkota yang dibagikan ketika seseorang berhasil menyelesaikan lomba lari. Dalam konteks surat Yakobus, ini adalah upah buat mereka yang menang di dalam ujian iman. Mahkota kehidupan bersifat kekal dan tidak diberikan kepada sembarangan orang. Upah mahkota disediakan Tuhan secara khusus bagi mereka yang bertahan dan menang di dalam pencobaan, tetapi tidak mungkin diberikan kepada yang kalah dalam pencobaan. Karena itu, ketika kita menghadapi berbagai pencobaan, kesulitan, penderitaan, dan penganiayaan saat mengikut Yesus Kristus, jangan menyerah. Akan tetapi, hendaklah tetap setia sampai mati dan Tuhan akan mengaruniakan kepada kita mahkota kehidupan (Why. 2:10). Upah yang Tuhan janjikan nilainya jauh lebih tinggi dan lebih mulia daripada upah yang ditawarkan dunia, yaitu berupa uang, harta, atau jabatan.

Oleh sebab itu, marilah kita mulai fokus kepada upah yang bersifat kekal dan yang tidak kelihatan secara kasat mata yang akan kita terima ketika kita bertemu dengan Tuhan nanti di surga. Ketika perhatian kita tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mahkota kehidupan maka kita akan sanggup bertahan menghadapi pencobaan apa pun juga. Tetaplah berdoa, mohon Tuhan memberikan kekuatan untuk menang atas setiap pencobaan supaya kita dilayakkan menerima mahkota kehidupan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda tetap bertahan atau menyerah ketika menghadapi pencobaan pencobaan yang menimpa hidup Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan agar memiliki jiwa yang bertahan dan keluar sebagai pemenang sehingga berhak menerima mahkota kehidupan?
Share:

Taat dalam panggilan Tuhan

Lukas 1:26 38

…. sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.
 Lukas 1:38

Menjadi seorang ibu dari anak yang dikandungnya sendiri merupakan suatu kehormatan yang bisa diterima oleh seorang wanita. Seorang ibu juga akan merasakan kebahagiaan penuh saat bisa menjalani kehamilannya selama sembilan bulan sampai anaknya lahir dengan sehat. Ini adalah hak istimewa dan panggilan seorang ibu. Maria terpilih sebagai wanita spesial yang akan menerima anugerah Allah. Ia akan menjadi ibu Sang Mesias. Mengapa Tuhan memilih Maria? Apakah ia wanita yang pandai dan cakap dalam merawat bayi? Bukan itu alasan utamanya.

Maria adalah wanita sederhana yang tinggal di kota kecil Nazareth. Ia bukan dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi. Anugerah yang Tuhan berikan kepada Maria, bukanlah hal yang mudah. Maria belum menikah, baru bertunangan, tetapi sudah harus mengandung anak. Sangat mungkin ia akan menghadapi gunjingan orang karena dianggap mengkhianati calon suaminya. Tekanan yang akan dialami Maria bukan hanya dari hati nuraninya, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat sekitar. Wajar jika Maria ragu akan mampu menghadapi panggilan yang sedemikian berat. Namun, apakah Maria menolak anugerah yang Tuhan berikan kepadanya? Tidak. Ia justru menjalani panggilannya dengan taat dan setia.

Kita melihat pada ayat di atas bahwa Maria menyadari dirinya hanyalah seorang hamba dan Tuhan berhak untuk melakukan apa saja atas hidupnya. Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan memercayai rencana Nya. Dengan sukarela ia menerima, baik kehormatan maupun celaan yang mungkin dialaminya akibat menjadi ibu dari Anak yang kudus. Maria menunjukkan ketaatan dan kesetiaan dalam menjalani panggilan yang penuh risiko dari Tuhan. Ia memahami panggilan yang Tuhan berikan bukanlah panggilan yang biasa biasa saja. Maria sadar semua diberikan karena kasih karunia Allah, bukan karena kelayakan dirinya.

Allah bukan hanya memanggil Maria, Dia juga memanggil setiap kita untuk turut berbagian dalam rencana Nya yang agung dan mulia. Janganlah enggan untuk menjalankan panggilan Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Allah memanggil dan dapat memakai siapa pun yang mau Dia pakai untuk bekerja di ladang Nya. Milikilah hati seorang hamba yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan sekalipun Anda harus menempuh berbagai kesulitan.

Refleksi Diri:

Apa hal hal yang membuat Anda sulit untuk menaati panggilan Allah?

Apa komitmen yang mau Anda ambil agar memiliki hati seorang hamba yang taat dan setia terhadap panggilan Nya?
Doa. Ajari aku untuk Taat kepadamu Ya Tuhan dalam segala sesuatu, engkau yang menolong dan menjaga dalam sepanjang lakuku. Apapun yang ku rencanakan dan kerjakan hari ini, adalah kebesaranmu. Amin
Share:

Malas atau sibuk

2Tesalonika 3:6 13
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal hal yang tidak berguna.
2 Tesalonika 3:11

Jika diminta untuk membayangkan orang yang malas, apakah yang ada di dalam benak Anda? Kemungkinan besar Anda akan membayangkan orang yang tidak bekerja, yang menghabiskan waktu dengan tidur tiduran atau duduk duduk nonton seharian.

Rasul Paulus, melalui bagian Alkitab yang kita baca hari ini, memberi peringatan kepada jemaat di Tesalonika agar tidak bermalas malasan. Paulus melakukan hal ini karena beberapa anggota jemaat Tesalonika memutuskan untuk berhenti bekerja. Jemaat beranggapan tidak perlu lagi bekerja karena mereka percaya, kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sesegera mungkin (baca 2Tes. 2:1 2 untuk lebih memahami konteksnya). Tentu saja kemalasan mereka menimbulkan dampak negatif. Orang orang yang menolak untuk bekerja ini telah menguras sumber daya gereja sehingga tersedia lebih sedikit dana untuk memperhatikan orang orang yang benar benar miskin, kelaparan, dan membutuhkan.

Orang orang malas ini telah membatasi kemampuan gereja untuk menjangkau lebih banyak orang bagi Kristus. Mereka telah menjadi penghalang bagi orang orang percaya untuk mengerjakan kehendak Allah dengan lebih luas lagi. Dilihat dari sudut pandang ini, dapatlah kita simpulkan bahwa kemalasan berarti membuang buang hidup kita dengan hal hal yang tidak mencapai kehendak Allah atau yang menghalangi misi Allah (ay. 11).

Melalui penjelasan di atas, kita bisa melihat sisi lain dari kemalasan. Orang yang malas di mata Allah bukan saja mereka yang tidak bekerja, tetapi juga mereka yang terlalu fokus atau memberhalakan pekerjaannya sehingga lalai atau malas untuk memperhatikan kerohaniannya. Mereka hanya rajin memikirkan kepentingan dirinya sehingga tidak ada waktu lagi untuk menjangkau orang orang bagi Kristus. Mereka hanya peduli dengan kenyamanan hidup dan tidak berpikir untuk memperhatikan, serta membantu sesama. Orang orang seperti ini termasuk orang orang yang malas. Mereka malas mengerjakan hal hal yang rohani untuk dipersembahkan bagi Kristus karena sibuk dengan hal hal yang tidak berguna bagi Kerajaan Allah.

Marilah semakin giat melakukan pekerjaan Tuhan. Jangan enggan bekerja bagi Tuhan dan membangun kerohanian kita. Lakukan dengan semangat supaya kerajaan Allah berkembang, serta semakin banyak orang mendengar tentang kasih Yesus dan kabar keselamatan Nya.

Refleksi Diri:

Apakah Anda malas atau menghindar untuk melakukan hal hal yang bisa membangun kerohanian Anda?

Apakah Anda terlalu sibuk dengan urusan Anda sehingga lalai untuk memperhatikan kebutuhan orang orang di sekitar?

Doa. Pagi hari ini aku bersyukur karena, perbuatanmu yang besar, hanya ada di dalam Yesus, ajari aku untuk selalu hidup dengan selalu taat kepadamu dengan segala hal yang menyertaiku. Apapun yang kulakukan semua untuk kemulyaanmu. Amin
Share:

Kebenaran penangkal Hoaxs

Matius 5:1 12

Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan.
 Matius 5:6

Kebenaran hanya ada di langit dan dunia adalah palsu dan palsu. Ini adalah perkataan khas dari Soe Hok Gie. Gie merupakan seorang aktivis Indonesia Tionghoa yang semasa hidupnya begitu gencar menentang kediktatoran para penguasa orde lama dan orde baru. Selama hidupnya, Gie begitu rindu keadilan dan kebenaran yang murni dapat terwujud di tanah air Indonesia. Namun fakta berkata lain, kebenaran begitu sulit ia perjuangkan karena di satu sisi kepalsuan juga terus diperlihatkan.

Ketika melihat dunia hari ini, tidak salah jika kita mengatakan Kebenaran sepertinya hanya ada di langit dan dunia adalah HOAKS dan HOAKS. Hari ini hoaks begitu merajalela. Mungkin kita sudah terbiasa dengan hoaks, ada berita berita palsu, akun akun palsu, gambar gambar palsu, email email palsu, dan masih banyak hal hal palsu lainnya. Entah disadari atau tidak, mungkin kita mulai menganggap kepalsuan sebagai sesuatu yang normal.

Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang berbahagia (ay. 6). Hari ini kita melihat orang orang lapar dan haus akan banyak hal: kekuasaan, otoritas, kesuksesan, kenyamanan, dst. Tetapi berapa banyak orang yang kelaparan dan kehausan akan kebenaran. Pesan firman Tuhan sangat jelas bahwa kebenaran adalah yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Kristus ingin umat Nya hidup dalam kebenaran, senantiasa haus dan lapar akan kebenaran. Kebenaran adalah makanan bagi hidup orang percaya, kebutuhan primer yang tidak bisa tidak ada, yang mana hidup orang percaya akan mulai lemas, tidak berenergi, bahkan mati tanpanya.

Tuhan tidak ingin kita hidup dalam kepalsuan. Dia datang agar kita bisa mengenal kebenaran dan hidup di dalam Nya. Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) Yesus lah kebenaran sejati, Yesus lah makanan yang paling tepat dan paling baik nutrisinya bagi hidup kerohanian kita. Tubuh Nya terpecah, darah Nya tercurah, memberi kehidupan dan kebahagiaan sejati. Dunia penuh dengan kepalsuan, oleh sebab itu datanglah kepada Yesus karena hanya Dia yang dengan jelas mengatakan, Akulah Kebenaran, Kebenaran dari surga yang turun ke dunia.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah menyebarkan atau termakan hoaks? Apa sikap yang Tuhan inginkan dalam menghadapi hoaks?

Bagaimana sikap Anda terhadap Yesus mengetahui Dia adalah kebenaran sejati yang kita butuhkan di dalam hidup?
Share:

Berharga kok Malah di buang

Matius 25:14 30

Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Matius 25:29

Nigel Reynold adalah jurnalis pertama yang mewawancarai J. K. Rowling (penulis buku Harry Potter) yang saat itu belum terkenal. Rowling kemudian memberikan buku edisi pertama Harry Potter and The Philosopher’s Stone kepada Nigel. Namun, karena merasa buku itu akan menjadi produk gagal maka Nigel membuangnya. Padahal buku cetakan edisi pertama tersebut di kemudian hari menjadi barang langka yang berharga, pernah dihargai sekitar 975 juta rupiah. Sayang sekali yah barang seberharga itu dibuang layaknya sampah. Kita pun sebagai orang percaya, sungguh disayangkan jika tidak melakukan apa pun yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Tiga orang dipercayakan sejumlah talenta untuk dikembangkan. Masing masing lima, dua, dan satu talenta. Satu talenta itu sama dengan 6.000 dinar atau upah 20 tahun kerja. Jadi satu talenta saja jumlahnya sangat banyak untuk bisa dikembangkan. Namun dari tiga orang itu, hanya dua orang yang mengusahakannya, sementara orang yang memiliki satu talenta tidak berbuat apa apa. Tuannya berkata, Kalau kamu tidak mau juga suruh saja orang menjalankannya, kamu juga akan dapat hasilnya, (Luk. 19:23a) tetapi ia malah diam tidak melakukan apa apa. Maka hamba yang diam saja itu disebut sebagai hamba yang jahat dan malang. Sayang sekali bukan, punya modal dan kesempatan tetapi tidak pernah dikembangkan. Akhir hidupnya sia sia.

Segala sesuatu yang kita lakukan sebelum di dalam Kristus bisa dihitung hanya sebagai kesia siaan saja. Kita tidak tahu arah, tujuan hidup salah, akhir hidup pun akan binasa, tetapi di dalam Tuhan Yesus semuanya berubah. Kita diberikan kehidupan baru dan jaminan keselamatan. Orang percaya pasti diberikan karunia untuk bisa berkarya buat Tuhan. Karunia itu begitu berharga, jangan diabaikan atau didiamkan. Ingat selalu ayat emas di atas, baca sekali lagi dan resapi di dalam hati.

Jika sudah percaya Yesus, Anda diberikan tugas untuk mengembangkan karunia yang Tuhan berikan untuk menjadi berkat buat orang lain. Ayo jangan disimpan saja. Kalau Anda dipercayakan sesuatu, jangan mudah menolaknya. Berdoalah minta pimpinan Tuhan. Jalanilah bersama dengan Tuhan. Setiap hembusan napas kita begitu berharga untuk kita jalani hidup bagi kemuliaan Tuhan.

Refleksi Diri:

Mengapa orang percaya seringkali enggan mempergunakan karunia yang Tuhan percayakan kepadanya?

Apa tindakan Anda untuk mengembangkan karunia yang Tuhan sudah berikan dengan sebaik baiknya? , Doa. Tuhan Terima kasih buat anugerahmu sepanjang hari ini, ajari aku untuk selalu menjadi yang terbaik, atas waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan, Terima kasih buat talenta yang Tuhan percayakan untuk aku kembangkan sebagai mata pencaharian ku, untuk itu apa yang menjadi hakku aku lakukan dengan sukacita untuk selanjutnya Hak Tuhan yang selalu kunantikan, apapun yang Tuhan berikan kepadaku, aku selalu bersukur dan bersukacita. Amin
Share:

Kebenaran harus ditegakkan

10 Tetapi kata Paulus: "Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikitpun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi. 11 Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!" (Kisah Para Rasul 25:10, 11)

Apabila orang benar membiarkan keadilan diselewengkan, maka tidak akan ada lagi orang yang dapat diharapkan untuk menegakkannya. Hal ini sama saja dengan bila petugas kepolisian membiarkan kejahatan tanpa melakukan penegakan hukum, maka tentu adalah sukar untuk diharapkan agar kejahatan tidak merajalela. Oleh karena itu kita tidak boleh berpangku tangan ketika melihat ketidakadilan dan pribadi yang seharusnya menegakkan keadilan ikut menyelewengkannya. Sebab bila kita bersikap tidak peduli terhadap keadaan tersebut maka sesungguhnya kita telah ikut bertanggung jawab atas merosotnya keadilan di tengah masyarakat. Menghadapi keadaan seperti itu kita harus bersuara dan meminta kepada pihak yang berwenang agar menegakkan keadilan sebagaimana seharusnya.

Hal itulah yang dilakukan oleh Paulus di dalam Kisah Para Rasul 25. Di situ dicatat bahwa Festus berniat untuk menyelewengkan keadilan. Ia menawarkan kepada Paulus untuk diadili di Yerusalem, yaitu dengan maksud agar dengan demikian Paulus akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi di tengah jalan. Menanggapi ketidakadilan ini Paulus tidak berdiam diri. Ia naik banding kepada Kaisar di kota Roma. Tindakan Paulus tersebut menunjukkan bahwa ia tidak membiarkan keadilan diselewengkan dari yang seharusnya. Hal yang samalah yang perlu kita lakukan. Kita tidak boleh membiarkan ketidakadilan merajalela. Untuk itu kita harus ikut memelihara keadilan dengan meminta kepada pihak yang berwenang, termasuk kepada Tuhan, untuk menegakkannya.

Pertanyaan untuk Direnungkan.
Apakah Anda melihat ketidakadilan terjadi di tengah masyarakat? Apakah yang harus Anda lakukan untuk menanggapi keadaan tersebut?

Tindakam
Tuhan, Engkaulah Sang Hakim yang mahaadil. Engkau menegakkan hukum-Mu di alam semesta ini sebab Engkau mencintai keadilan. Itu sebabnya Engkau tidak akan membiarkan keadilan diselewengkan dan orang-orang yang seharusnya menjaga keadilan justru ikut membengkokkannya. Engkau tidak akan membiarkan orang yang lemah ditindas dan mereka yang tidak berdaya diinjak-injak. Di dalam keadilan-Mu Engkau akan bertindak dan membela mereka yang diperlakukan secara tidak adil. Tolonglah diriku, ya Tuhan, agar aku memiliki hati yang sama seperti diri-Mu. Supaya dengan demikian bukan saja aku tidak ikut membengkokkan keadilan, aku juga ikut memeliharanya dengan tidak berdiam diri ketika keadilan tersebut diselewengkan.

 Doa. 

Ya Sang Hakim alam semesta, kepada-Mu aku datang berlindung. Naungilah diriku dengan kasih setia-Mu yang teguh itu dan tuntunlah hidupku demi nama-Mu. Bimbinglah aku di jalan-jalan-Mu yang benar serta berikan kepadaku keberanian untuk menyuarakan kebenaran seperti sebagaimana seharusnya. Belalah diriku ketika aku diinjak-injak dan diperlakukan secara tidak adil. Sertailah diriku di setiap waktu dan mampukanlah diriku untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabku pada hari ini secara maksimal. Peliharalah hidupku di dalam kesetiaan-Mu dan jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan. Pakailah hidupku menjadi saksi yang memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Kelurahan Hati Allah

Matius 20:1 16

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Matius 20:15

Dari segi dunia kerja dan pengupahan, perumpamaan ini memberi kesan ketidakadilan. Kok upahnya sama padahal lama jam kerja beda? Mana keadilannya? Akan tetapi, tujuan Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini memang bukan membahas dunia kerja atau pengupahan. Dia sedang mengajarkan tentang Kerajaan Allah yang pola pikir dan kerjanya berbeda, bahkan berkebalikan dengan dunia. Yesus juga sudah melakukannya dalam bagian lain, misalnya di Matius 19:14 30.

Pesan utama perumpamaan ini adalah kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah bukan karena hasil usaha kita tetapi semata mata kemurahan hati atau anugerah Allah. Tidak ada seorang pun bisa membanggakan diri (Ef. 2:8 9). Kita masuk surga bukan karena lebih giat dan rajin berbuat baik atau lebih saleh daripada orang lain. Namun demikian, setelah menerima anugerah keselamatan Allah bukan berarti kita boleh berdiam diri. Sikap diam diri bukanlah sikap seorang yang tahu berterima kasih. Jika seseorang berbuat baik kepada Anda, Anda pasti akan berbuat sesuatu untuk menyatakan rasa terima kasih kepadanya.

Demikian pula, kita seharusnya setelah menerima anugerah melakukan pekerjaan baik buat Allah (Ef. 2:10). Kita harus bekerja melayani Allah segiat giatnya sebagai ungkapan rasa syukur dan sukacita kita. Akan tetapi, kita tidak boleh berpikir bahwa pelayanan atau usaha giat kita itu menambahkan sesuatu pada keselamatan kita. Jangan pula berpikir bahwa karena sudah giat melayani maka kita lebih baik daripada orang lain dan menuntut berkat yang lebih.

Kita tidak boleh bersikap seperti buruh yang masuk pada awal jam kerja. Kita tidak perlu merasa iri jika orang lain tidak serajin dan segiat kita tetapi sepertinya mendapatkan berkat yang melebihi kita dari Tuhan. Motivasi kita dalam melayani Tuhan memang bukan untuk mendapatkan berkat melainkan lebih pada sukacita atas berkat keselamatan dan ungkapan rasa syukur kita kepada Allah. Satu yang harus kita camkan dalam hati, Tuhan akan selalu menjamin kehidupan kita. Satu dinar itu cukup. Berkat keselamatan itu sudah cukup bagi kita.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah berdoa meminta berkat lebih dari Tuhan karena sudah setia mengikuti Dia atau giat melayani?

Mengapa keselamatan adalah berkat yang paling besar bagi Anda?

Doa. Pagi ini aku bersukur untuk waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan, ajari aku untuk mampu menjaga keselamatan yang adalah anugerah Mu dalam hidupku secara pribadi. Amin
Share:

Menang perlombaan iman

 Ibrani 12:1 3
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Ibrani 12:1
Seorang mentor atau instruktur pendakian gunung menasihati para pesertanya agar membawa perbekalan makanan yang cukup, sepatu gunung tahan air, pakaian hangat, dan selembar peta. Ia menyarankan para peserta untuk menghindari membawa perbekalan yang berlebihan agar tidak menghalangi mereka untuk melangkah maju dalam mencapai puncak gunung yang dituju.

Penulis surat Ibrani menganalogikan kehidupan orang Kristen bagaikan sebuah perlombaan maraton atau lari jarak jauh. Hanya ada satu tujuan akhir yang mau dicapai, yaitu hidup berkenan atau memuliakan Allah. Manusia diciptakan oleh Tuhan hanya untuk kemuliaan Nya (Yes. 43:7). Itulah sebabnya kita harus menang dalam perlombaan iman. Nah, supaya bisa menang kita juga perlu mempertimbangkan dengan cermat beban apa yang sebaiknya kita bawa dan apa yang harus kita buang. Dalam ayat emas di atas kita diperintahkan untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita.

Istilah menanggalkan artinya menyingkirkan atau membuang semua rintangan yang bisa menghalangi kita untuk maju. Rintangan yang dimaksud adalah segala kekhawatiran, keinginan duniawi, dosa ketidakpercayaan kepada Tuhan, dan segala sesuatu yang dapat membuat perhatian kita teralihkan dari rencana Allah atas hidup kita. Semua itu merupakan beban perjalanan yang tidak semestinya kita bawa, melainkan harus kita tanggalkan segera. Setiap kita pasti ingin menjadi pemenang perlombaan iman, bukan? Mari tanggalkan semua beban kekhawatiran, dosa, gaya hidup yang hedonis, dan berbagai beban yang bisa menghalangi kita untuk maju. Kita perlu berdoa agar Tuhan Yesus menolong kita dalam pertandingan iman dan menyelesaikannya dengan baik. Kita membutuhkan perlengkapan yang Allah sudah sediakan, yaitu firman Tuhan yang menguatkan dan meneguhkan.

Belajarlah untuk selalu mengevaluasi kebiasaan kebiasaan dan keinginan keinginan apa saja yang sepatutnya kita miliki dan yang dibuang, dengan mengujinya berdasarkan kebenaran firman. Bila kita melangkah tanpa beban yang merintangi maka dapat dipastikan kita akan berhasil menyelesaikan perlombaan iman dengan baik, meraih hidup yang berkemenangan, dan memuliakan Tuhan.

Refleksi Diri:

Apa beban beban yang selama ini merintangi Anda dalam perjalanan mengikut Yesus?

Apa hal hal praktis yang bisa Anda lakukan dalam menanggalkan semua rintangan tersebut? Cobalah untuk mengujinya berdasar kebenaran firman Tuhan.
 Doa. Terima kasih Tuhan buat waktuku pagi ini, yang telah kau anugerahkan bagiku. Untuk segala hal yang kukerjakan pagi ini, ajari aku untuk belajar seperti atlit yang lari dalam perlombaan, untuk sampai pada akhirnya, dengan selalu berusaha dan bertanggung jawab. Biarlah waktu Tuhan yang terbaik dan hak Tuhan yang terjadi bagi ku. Amin
Share:

berhenti melarikan Diri

Yunus 1:1 3

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23 24

Michael Norman adalah atlet lari berkebangsaan Amerika Serikat. Dimulai dari juara lomba lari jarak 400 meter, kemudian ia terus mencatat rekornya dalam banyak pertandingan pertandingan besar lainnya. Hingga pada tahun 2020, Norman dinobatkan sebagai pelari tercepat jarak 100 meter di dunia. Olahraga lari mungkin bukan hobi atau pekerjaan kita. Namun, bukankah dalam kehidupan kita sedang/pernah mengalami masa masa di mana kita merasa ingin pergi dan berlari jauh? Entah kita mau berlari dari masalah, dari kesulitan hidup atau bahkan dari panggilan Allah.

Yunus dipanggil dan diutus Allah untuk menyampaikan seruan pertobatan bagi bangsa yang jahat di kota Niniwe. Penduduk kota ini digambarkan seperti orang orang Sodom dan Gomora yang hidup dengan sesuka hati, menyembah berhala, dan melakukan tindakan tindakan amoral. Namun, bukannya menaati perintah Allah, Yunus malah melarikan diri ke Tarsis. Tarsis adalah daerah yang jauh dan berlawanan arah dengan kota Niniwe. Ketika Yunus melarikan diri ke Tarsis, ia sebenarnya sedang melarikan diri dari panggilan Allah terhadap dirinya sendiri. Yunus mengira dengan melarikan diri dapat membuat Allah membatalkan perintah Nya.

Mengapa Yunus mati matian melarikan diri dari panggilan Tuhan? Motivasi Yunus menolak perintah Allah adalah kemarahannya terhadap Allah karena tidak jadi membinasakan kota Niniwe (Yun. 4:1). Yunus membenci Niniwe karena penduduknya adalah keturunan Asyur yang merupakan musuh bebuyutan bangsa Israel. Inilah latar belakang kenapa Yunus enggan untuk berhubungan dengan orang orang Niniwe, apalagi sampai harus memberitakan firman Allah kepada mereka. Menurut pemikiran Yunus akan lebih baik jika kota Niniwe tidak bertobat sehingga hukuman Allah turun atas mereka. Respons Yunus menolak panggilan Allah adalah motivasi hati yang salah, yaitu kebencian terhadap musuh, padahal Allah menginginkan keselamatan bagi segala bangsa.

Tuhan Yesus memanggil setiap kita untuk melakukan pelayanan yang Dia percayakan. Ketika kita menolak panggilan Allah atau tidak ikut ambil bagian dalam pelayanan, apakah penolakan tersebut didasari motivasi yang tepat atau motivasi lain (kebencian, ketakutan atau kenyamanan diri) yang tersembunyi yang tidak berkenan di hadapan Nya? Mari mengevaluasi diri dan memperbaiki motivasi kita dalam melayani Tuhan.

Refleksi Diri:

Apa yang membuat Anda menolak pelayanan yang telah dipercayakan Tuhan kepada Anda?

Bagaimana motivasi Anda selama ini dalam melakukan pelayanan? Apakah motivasi tersebut berkenan di hadapan Tuhan Yesus?
Share:

Tidak dapat tenggelam

Markus 7:20 23

Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Lukas 14:11

Tanggal 10 April 1912 tercatat sebagai momen Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton menuju New York. Dengan panjang 269 meter, lebar 28 meter, tinggi 53 meter dan kapasitas penumpang hingga 2.224 orang, kapal ini merupakan kapal terbesar dan termewah yang pernah berlayar pada masanya. Lebih dari itu, Titanic dipercaya sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Seorang wanita, sebelum ia dan suaminya menaiki Titanic, dengan perasaan khawatir bertanya kepada awak kapal, Apakah kapal ini benar benar tidak dapat tenggelam? Awak kapal menjawab dengan jumawa, Benar nyonya, bahkan T uhan pun tidak dapat menenggelamkan kapal ini. Dan apa yang terjadi selanjutnya akibat kesombongan para pembuat dan awak kapal Titanic, kita semua tentu tahu.

 Dalam Markus 7:22, T uhan Yesus mengkategorikan kesombongan sebagai kejahatan. Kesombongan dipandang T uhan sebagai dosa bukan hanya karena sifat sombong itu adalah jahat, tetapi terlebih karena kesombongan menunjukkan kondisi hati manusia yang menjauh dari T uhan. Hati yang menjauh dari T uhan akan menghasilkan perbuatan perbuatan yang najis. Itu adalah perbuatan perbuatan yang tidak berkenan kepada T uhan, merugikan diri sendiri, dan menyakiti sesama. Kesombongan apa pun bentuknya adalah kejahatan yang besar karena ia telah membuat manusia pertama (Adam dan Hawa) gagal melihat diri mereka yang sesungguhnya dan gagal melihat siapa T uhan.

 Kesombongan adalah kejahatan yang kita tidak suka orang lain lakukan terhadap kita namun tanpa disadari sering kita lakukan terhadap orang lain. Mari menyadari bahwa kita adalah orang yang sombong dan kesombongan adalah masalah yang besar karena ia menunjukkan bahwa hati kita sedang jauh dari T uhan. Sangat penting ditekankan bahwa hati kita adalah tempat bagi T uhan bertakhta karena hanya dengan demikian kesombongan dapat diatasi. Ingat! Kristus datang ke dunia bukan untuk meninggikan diri melainkan memberi diri Nya bagi manusia berdosa. Dia tidak datang untuk dilayani melainkan melayani. Yesus bahkan datang ke dunia dengan mengosongkan diri sampai titik paling rendah dari kemanusiaan (Fil. 

2:5 8). Kiranya kita rendah di hadapan manusia tetapi tinggi di hadapan T uhan.

Refleksi Diri:

Bagaimana Kristus memandang kesombongan?

Adakah hal hal yang sering Anda sombongkan dari kehidupan Anda? Mintalah kepada Yesus untuk membuat Anda rendah hati dalam hal hal tersebut
Share:

Antusiasme Untuk Tuhan

 1 Korintus 15:50 58

Karena itu, saudara saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan T uhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan T uhan jerih payahmu tidak sia sia.

1 Korintus 15:58

William Cowper adalah penulis lagu himne yang beberapa di antaranya memberkati banyak orang. Lagu ciptaannya, God Moves in a Mysterious Way (Allah Bekerja dengan Cara yang Misterius), menolong mereka yang berhadapan dengan keputusasan. 

Namun di dalam hidupnya sendiri, William sering berhadapan dengan rasa tertekan, kadang putus asa. Jalan hidupnya patut dikasihani karena sampai menjelang kematiannya masih ada rasa rasa keputusasaan yang menyelubunginya.

Seseorang mungkin bisa melakukan sesuatu yang bernilai luar biasa. Namun, jika tanpa menyelami lebih dalam karya Kristus di dalam hidupnya, ia akan sering berhadapan dengan ketakutan dan keputusasaan. Kehadiran Kristus di dalam diri seseorang sebenarnya mengubahkan arah dan cara hidup seseorang.

Rasul Paulus sudah memaparkan panjang lebar tentang kepastian kebangkitan hidup kekal bagi orang orang percaya. Kepastian hidup bukan mati, diubahkan dalam sekejap ketika waktunya tiba. Ada perubahan fantastis dari hidup dalam tubuh duniawi yang penuh penderitaan, diubahkan menjadi tubuh sorgawi. Kristus telah mati bagi kita, menanggung hukuman dosa. Kematian tidak menakutkan lagi. Kita dijadikan orang orang yang menang bukan orang orang yang mengejar kemenangan. Seluruh kepastian di dalam Yesus tidak boleh berhenti di dalam hidup orang percaya, ada kelanjutannya. Inilah alasan kuat bagi orang percaya hidup antusias untuk T uhan dan itu tidak pernah akan berhenti. Salah satu penekanan Rasul Paulus adalah giatlah selalu dalam pekerjaan T uhan. Kata giat di dalam beberapa terjemahan diartikan sebagai berlimpah, unggul, dengan antusias, sepenuhnya untuk pekerjaan T uhan. Dengan kata lain kehidupan anak anak T uhan harus diisi semuanya untuk T uhan dengan antusias, bukan dengan malas malasan, setengah hati.

Jangan berhenti hanya karena tantangan yang ada. Paulus dalam perjalanan pelayanannya seringkali diterpa tantangan tantangan berat. Semakin banyak mengeluh akan hidup membuat kita semakin pesimis dalam menjalani hidup. Saya pernah mengobrol dengan seseorang yang terus mengeluhkan hidupnya sendiri, banyak menyalahkan orang lain. Lalu saya berkata kepadanya, Mau sampai kapan hidup seperti itu? Masa lalu tidak bisa diubah, hari ini adalah kesempatan yang baru dari T uhan, hiduplah dengan antusias di dalam dan untuk Tuhan Yesus.

Refleksi Diri:

Mengapa kita harus hidup antusias untuk Tuhan?

Apa kebiasaan hidup yang mau Anda kerjakan dalam meningkatkan keantusiasan Anda untuk Tuhan?

Doa. 
Tuhan kuserahkan hidupku pagi ini, semua dalam kendalimu, apapun yang kau berikan hari ini yang bisa aku lakukan, semua dariMu semata, untuk itu apa yang menjadi hakmu berikanlah dan yang menjadi hakku berikan aku antusias untuk menjalaninya. Demi Yesus yang Baik. Amin
Share:

Mudah atau sulit

Matius 19:27 30

Demikian kata Yesus: Dan setiap orang yang karena nama Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Matius 19:29

 Jadi orang kristen itu mudah atau sulit? Ada yang mengatakan, Mudah, karena cukup percaya T uhan Yesus, diselamatkan. Ada yang mengatakan, Sulit, karena harus pikul salib, menderita.

Dalam perikop bacaan hari ini, kesan awal yang kita dapat adalah bahwa mengikut T uhan Yesus itu berat bahkan tidak manusiawi karena harus meninggalkan keluarga inti dan harta milik. Apa sebenarnya yang Yesus maksud? Sesungguhnya, Dia sedang berbicara tentang prioritas hidup. 
Tentang apa yang Anda utamakan. Dia tidak berbicara tentang secara sengaja atau aktif meninggalkan orang orang yang dikasihi atau harta milik ketika seseorang memutuskan mengikut Yesus. Yang dimaksud oleh Yesus adalah bahwa keputusan seseorang untuk percaya dan mengikut Nya mengandung konsekuensi yang berat. Perpisahan dengan keluarga dan harta milik bisa saja terjadi. Akan tetapi, apa pun konsekuensinya, kita harus memrioritaskan T uhan lebih daripada manusia. Dalam bagian lain, Yesus berkata, Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (Mat. 10:34). Ayat ini menegaskan hal yang sama, yaitu konsekuensi mengikut Yesus. Ada tantangan, penderitaan, bahkan kematian. Jadi, kata kunci di sini adalah prioritas. T uhan harus lebih diutamakan daripada hal hal lain dan karena prioritas itu, Anda siap membayar harga, bahkan yang paling mahal sekalipun.

Banyak orang berpikir ikut Tuhan Yesus itu menyenangkan. Cukup mengaku percaya Yesus, mengakui Nya sebagai Juruselamat pribadi, dan menerimanya di dalam hati maka pasti memperoleh jaminan hidup kekal kelak. Selain itu, di dunia ini juga ada janji hidup berkelimpahan berkat materi. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian. Memang ada orang Kristen yang hidupnya lancar lancar terus sejak hari pertama ia percaya T uhan Yesus sampai meninggal dunia. Namun, lebih banyak orang Kristen yang menghadapi pilihan yang berat, yaitu antara berpegang teguh pada iman dengan konsekuensi menderita atau menyangkal iman dan lepas dari penderitaan. Semoga kita bisa memrioritaskan Tuhan Yesus sepanjang hidup kita.

Refleksi Diri:

Menurut Anda, mengikut T uhan Yesus itu pengalaman yang menyenangkan atau menyusahkan? Mengapa?

Bagaimana Anda bisa tetap setia mengikut 
Tuhan Yesus meskipun menghadapi tantangan atau penderitaan?
Share:

Kasih tidak ada Php

1 Petrus 1:22 25

Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
1 Petrus 1:22

Anda tentu pernah mendengar singkatan PHP, yaitu pemberi harapan palsu. PHP terjadi karena kasih yang pura pura atau palsu. Seseorang bersandiwara mengasihi orang lain, mengharapkan timbal balik ataupun dengan niatan tertentu. Sebaliknya, kasih sejati tidak akan membuat seseorang mem PHP orang lain. Ia akan mengasihi dengan tulus ikhlas. Kasih yang tidak mengharapkan imbalan apa pun selain hanya ingin melihat orang yang dikasihi mendapatkan kebahagiaan atau berkembang sesuai yang Tuhan kehendaki.

Saya ingin menggarisbawahi istilah kasih persaudaraan pada ayat di atas. Kasih adalah tindakan yang berobjek, dalam hal ini sesama saudara seiman. Tidak ada orang Kristen yang hanya mengasihi diri sendiri. Pertumbuhan iman tidak terjadi dalam isolasi dan berpusat diri sendiri. Itu sebabnya tidak ada ajaran Kristen yang menyarankan orang Kristen untuk menjadi pertapa. Pertumbuhan iman hanya terjadi dalam konteks persekutuan dengan sesama orang percaya. Iman dinyatakan dalam bentuk tindakan kasih yang melatih iman kita untuk semakin bertumbuh.

Rasul Petrus memberi penjelasan tentang dasar kasih sejati, yaitu sebagai umat yang kudus kita taat pada kebenaran. Ketaatan itu diwujudkan dalam bentuk tindakan mengasihi sesama dengan tulus. Istilah tulus ikhlas dalam bahasa aslinya berarti dengan sungguh sungguh, sekuat kuatnya, tak tanggung tanggung. Bayangkan karet gelang yang ditarik sepanjang panjangnya (tetapi tidak sampai putus). Petrus mengatakan agar kita berdaya upaya sekuat kuatnya dalam menyatakan kasih kepada sesama. Jadi, bukan saja kasih itu keluar dari hati yang murni, tetapi pengorbanannya juga harus nyata bahkan benar benar berkorban.

Oleh karena itu, seorang Kristen tidak bisa mengasihi dengan setengah hati, apalagi mem PHP orang lain. Tidak ada ruang bagi orang Kristen mengasihi seadanya, semau maunya, serelanya. Ah, ia bukan siapa siapa saya. Mengapa saya harus capek capek mengasihinya? Sebaliknya, seorang murid Kristus harus mengasihi dari dasar hati yang tulus dan disertai pengorbanan yang nyata. Bukankah Tuhan Yesus sudah memberi teladan dengan kasih yang total sampai mengorbankan nyawa Nya?

Refleksi Diri:

Mengapa orang Kristen harus mengasihi sesamanya?

Bagaimana Anda bisa mengasihi dengan tulus ikhlas sesuai penjelasan di atas?
Share:

Iman dan berkat

Ibrani 11:1 6

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh sungguh mencari Dia.
Ibrani 11:6

Ketika jembatan Golden Gate di San Fransisco Amerika dibangun, ada banyak pekerja yang terjatuh ke sungai dan meninggal dunia. Namun, ketika dipasang jaring pengaman di bawah jembatan tersebut, setidaknya ada sepuluh orang pernah terjatuh ke jaring pengaman itu dan selamat. Selain itu, hasil kerja mereka juga 25% lebih cepat ketika jaring pengaman dipasang.

Iman adalah pengaman Ilahi yang memampukan kita untuk melihat apa yang tidak sanggup diihat mata jasmani. Orang yang beriman, memiliki keyakinan yang kuat akan Tuhan dan janji janji Nya, meskipun hal itu belum menjadi kenyataan. Ia menjalani hidup dengan bergantung kepada Tuhan setiap harinya.

Firman Tuhan menegaskan bahwa iman itu sangat penting. Mengapa? Karena tanpa iman, tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan. Allah berkenan kepada mereka yang sungguh sungguh percaya kepada Nya. Allah membuktikan keberadaannya melalui ciptaan Nya (Mzm. 19:1 3; Rm. 1:20), juga melalui Kitab Suci yang diwahyukan Allah. Akhirnya, Allah menyatakan diri Nya melalui inkarnasi Yesus Kristus (Yoh. 1:1, 14). Iman itu penting karena hanya orang berimanlah yang akan menerima berkat berkat Tuhan. Ayat emas di atas menegaskan, Tuhan akan memberi upah kepada mereka yang sungguh sungguh mencari Dia. Frasa sunguh sungguh mencari artinya, dengan rajin, giat, dan tekun mencari Tuhan. Kebenaran ini ditegaskan oleh Yesus, mintalah, carilah, dan ketoklah (Luk. 11:9 10). Artinya, orang yang berdoa dengan tekun, rajin dan kontinuitas pasti akan menerima berkat Tuhan. Jadi, orang beriman akan hidup dengan takut, hormat, dan taat kepada Tuhan, sehingga ia selalu rindu membaca Alkitab, memahami isinya, melakukan, dan selalu rajin berdoa.

Iman menjadi pengaman bagi kita, memberi kekuatan, keamanan dan kedamaian di tengah tantangan, kesulitan dan penderitaan akibat Covid 19 atau apa pun penyebabnya. Percayalah, Tuhan Yesus memegang kendali dan pimpinan atas semua kesukaran dan penderitaan dalam kehidupan kita. Sebab Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya kepada Nya. Serahkan segala kekhawatiran dan ketakutan kita akan masa depan yang tidak dapat diprediksi dan percayalah selalu kepada Nya.

Refleksi Diri:

Mengapa tanpa iman orang tidak mungkin berkenan kepada Tuhan? Apa yang Tuhan janjikan bagi orang yang sungguh sungguh mencari Dia?

Apa tindahan konkret yang Anda ingin lakukan agar memiliki iman yang terus bertumbuh dan tetap kokoh meskipun menghadapi penderitaan dan kesulitan?

Doa
Tuhan pagi ini bersyukur karena kebaikan yang kau berikan. Hari ini aku serahkan semua aktifitasku kepadamu apa yang menjadi tanggung jawabku ajari untuk bertanggung jawab hingga selesai, masalah berkat semua adalah milikmu. Amin
Share:

Mental toxic

1 Petrus 1:13 16

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
1 Petrus 1:13

Mental toxic adalah cara berpikir keliru yang merusak hidup kita, sama seperti racun merusak tubuh. Salah satu bentuk mental toxic adalah toxic positivity, yaitu keyakinan yang tidak wajar bahwa kita harus berpikir positif dalam situasi apa pun bahkan ketika faktanya kita lagi tidak baik baik saja.

Rasul Petrus bicara tentang mental atau pikiran yang positif tetapi yang dimaksud olehnya bukanlah toxic positivity. Ia mengatakan agar menyiapkan akal budi, seperti seseorang yang menggulung jubah panjangnya agar dapat berjalan cepat atau berlari. Ia melanjutkannya dengan waspadalah. Sebenarnya yang dimaksud dari waspada adalah jangan mabuk. Mabuk anggur adalah kebiasaan umum pada masa itu. Tentu mabuk yang dimaksud tidak sekadar mabuk anggur, tetapi maksud Petrus secara lebih mendalam adalah jangan membiarkan pikiran berkelana sehingga teracuni hal hal lain yang mengganggu iman, bahkan membuat kita berdosa. Seorang yang menuruti hawa nafsu adalah seorang yang akal budinya sudah dibajak oleh hawa nafsu tersebut. Inilah mental toxic.

Rasul Petrus berkata dalam 1 Petrus 4:7, Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Ia mendorong kewaspadaan rohani dalam hal doa. Sementara di 1 Petrus 5:8, Sadarlah dan berjaga jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Ia mengingatkan agar kita waspada dan siap sedia melawan si jahat. Pada ayat 15 ia mendorong pembacanya, hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, Kunci keberhasilan semua ini ada pada mental atau pikiran yang berfokus pada kebenaran Allah. Pikiran yang benar akan membawa pada hidup yang benar.

Mental, pikiran atau akal budi adalah kunci pada kehidupan. Hidup bisa jadi benar atau salah bergantung pada akal budi. Apa yang diutamakan pikiran kita, itulah yang mengarahkan tujuan hidup kita. Itu sebabnya Rasul Paulus sangat menekankan transformasi akal budi (Rm 12:1 2). Tanpa transformasi akal budi, hidup kita akan menuju arah yang salah dan menjadi sia sia. Jangan biarkan diri Anda hidup dengan mental toxic. Berubahlah.

Refleksi Diri:

Apa hal hal yang mendominasi pikiran Anda hari ini?

Bagaimana caranya agar pikiran Anda tidak diracuni hal hal yang salah atau membawa kita pada dosa?
Share:

Sekolah Kehidupan

Yunus 1:4 16

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah.
 Roma 8:28

Sebuah pepatah Mandarin berbunyi: huo dao lao, xue dao lao. Artinya, hidup sampai tua, belajar sampai tua. Semangat yang disampaikan dari pepatah ini adalah kita akan terus belajar selama masih hidup. Sebagai murid Kristus, pertanyaan yang muncul: apakah kita masih terus belajar untuk mengikut Tuhan sekarang? Apakah kita masih peka pada pengajaran Tuhan dalam hidup?

Perikop yang kita baca menyampaikan pesan bahwa Tuhan dapat memakai segala hal dalam kehidupan untuk mengajar orang yang dipanggil Nya. Yunus lari dari panggilan Tuhan untuk mengabarkan pertobatan bagi orang Asyur, para penyembah berhala. Ia menolak menunjukkan kasih Allah dan lari menjauh dari Nya. Allah tidak tinggal diam. Dia menangkap Yunus dengan mengirimkan badai ke laut yang dilintasinya.

Tuhan mengenal Yunus. Dia tahu diperlukan badai kehidupan untuk mengajarkan sesuatu kepadanya. Badai yang dialami oleh Yunus dan para awak kapal begitu luar biasa besar, hingga membuat pelaut profesional sekalipun takut hingga berteriak teriak kepada allah mereka sendiri (ay. 5). Yunus tahu dirinyalah penyebab badai tersebut. Ia bisa memilih untuk diam saja dan mati bersama para awak kapal atau mengakui pelariannya dan menyerahkan diri untuk dibuang ke laut. Yunus akhirnya memilih mengorbankan dirinya dibuang ke laut (ay. 12). Terlihat jelas, Allah secara perlahan sedang mengajar Yunus untuk mengasihi orang orang yang Dia kasihi, meski mereka adalah penyembah berhala. Melalui badai yang dahsyat, Yunus yang enggan mengabarkan pertobatan kepada orang di Niniwe dipakai Tuhan untuk mempertobatkan para pelaut yang juga adalah para penyembah berhala.

Tuhan dapat memakai segala kondisi kehidupan untuk mengajar kita. Mungkin ada keluarga, pekerjaan, atau kesempatan yang hilang dari kita semasa hidup. Melalui sekolah kehidupan yang sedang kita jalani, marilah kembali menghadap kepada Tuhan Yesus dan bertanya di dalam hati, apa yang mau Engkau ajarkan kepadaku, Tuhan? Jangan biarkan harga mahal yang telah kita bayarkan dalam sekolah kehidupan berlalu sia sia. Ayo, jalani hidup sambil terus belajar mengikut Tuhan karena Dia dapat memakai segala hal dalam hidup untuk kebaikan kita.

Refleksi Diri:

Apakah selama ini Anda terus belajar dalam setiap peristiwa hidup untuk menjadi murid Kristus yang lebih baik?

Apa satu hal yang Tuhan coba ajarkan melalui peristiwa kehidupan yang Anda alami?

Share:

Hidup benar bukan cari Aman

1 Raja raja 22:1 18

Tetapi Mikha menjawab: Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.
1 Raja raja 22:14

Adam adalah seorang mahasiswa tingkat pertama. Ia tergolong anak yang rajin masuk kuliah dan pintar. Namun, tidak semua mahasiswa di kelasnya seperti dirinya dalam hal kehadiran. Adam yang berteman dengan beberapa mahasiswa malas sering dititipi absen dengan membuat tanda tangan palsu. Awalnya ia menolak, tetapi malah banyak yang menjauhinya. Untuk cari aman agar tidak meninggalkan teman temannya, akhirnya ia melawan hati nurani. Lama kelamaan ia terbiasa berbohong seperti itu.

Bukankah di berbagai area kehidupan kita juga sering mengorbankan kebenaran supaya tetap aman di dalam pekerjaan, tidak kehilangan teman teman, mendapatkan untung bisnis yang lebih besar, dll. Tetap ingat! Hidup di dalam kebenaran adalah keharusan bagi anak Tuhan.

Nabi Mikha bukan orang yang disukai pada saat itu. Bukan karena ia orang yang ngeselin atau sering buat masalah, tetapi karena selalu mengatakan seturut apa yang Tuhan katakan sekalipun itu sesuatu yang tidak mengenakkan. Saat orang Israel dan Yehuda merencanakan peperangan melawan Aram, mereka mengumpulkan sekitar empat ratus nabi yang semuanya dengan satu suara bulat menyatakan, Maju saja, kalian pasti menang! Salah satu raja ingin mendengar pendapat Mikha. Sebelum menghadap raja, Mikha dititipi pesan agar menubuatkan yang sama persis seperti empat ratus nabi tersebut. Namun, Mikha berkata seperti pada ayat emas di atas.

Mikha bisa saja cari aman ikut suara mayoritas yang salah sehingga tidak akan mendapat masalah. Tetapi ia hanya mau mengatakan suara Tuhan, bukan cari aman, bukan menyenangkan manusia. Singkat cerita, ia mengatakan firman Tuhan bahwa mereka akan kalah berperang. Karena mengatakan kebenaran, Mikha dijebloskan ke dalam penjara. Bagaimana nasib Israel dan Yehuda dalam peperangan? Tentu kalah. Raja Ahab pun mati. Baca deh seluruh kisah seru ini di 1 Raja raja 22:1 40.

Tuhan Yesus tidak pernah cari aman ketika hidup di dunia, justru Dia menghadapi bahaya terbesar, yaitu menanggung hukuman dosa untuk setiap kita supaya kita dibenarkan dan hidup dalam kebenaran. Sebagai orang orang yang ada di dalam Kristus, haruslah kita berjalan di dalam kebenaran firman Tuhan. Buka telinga lebar lebar pada apa yang dikatakan firman Tuhan, simpan dalam hati, dan lakukanlah!

Refleksi Diri:

Apa situasi yang membuat Anda tergoda mencari aman daripada teguh memegang kebenaran?

Apakah Anda mau mengambil sikap yang benar jika selama ini Anda sering cari aman meskipun tahu itu salah?

Doa
Bapa yang kukasihi kepadamulah aku berkenan, pagi hari ini, aku serahkan semua aktifitasku ke dalam kuasamu, kuasailah aku untuk mengaturnya, sehingga dapat apa yang ku ingini. dalam Yesus ku berdoa. Amin.
Share:

Keropos Rohani

Matius 16:1 4

Tetapi jawab Yesus: Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda tanda zaman tidak.
 Matius 16:2 3

Saya heran mengapa ada sayap laron di lantai setiap hari. Dibersihkan ada lagi besoknya. Padahal saya tidak pernah melihat mereka beterbangan. Akhirnya, kami menemukan sumbernya: sofa di ruang keluarga kami. Luarnya masih bagus tetapi kayu kerangkanya sudah keropos, habis dimakan rayap.

Tuhan Yesus berbicara tentang hal keropos rohani. Ia menyinggung soal orang Farisi dan Saduki yang meminta tanda ajaib untuk menegaskan bahwa Dia sungguh Mesias. Maksud sebenarnya adalah mereka ingin mencobai Tuhan Yesus. Mereka sedang mencari cari kelemahan Nya. Niat mereka tidak tulus. Mereka tidak bisa atau lebih tepat tidak mau mengakui hal hal positif yang sudah jelas jelas dilakukan Yesus. Tuhan Yesus balik menyindir mereka dengan mengatakan soal memerhatikan cuaca. Setiap orang bisa melakukan hal itu. Maksudnya, untuk mengetahui kondisi cuaca secara umum, seseorang tidak perlu menjadi ahli meteorologi. Tanda tandanya nyata. Pagi ini, ketika saya menulis renungan ini, cuaca agak gelap. Berawan tebal. Kemungkinan besar siang atau sore akan hujan. Sesederhana itu.
Sadar tidak sadar, kita bisa bersikap seperti orang Farisi dan Saduki. Kita sudah mengalami banyak kebaikan dan berkat Tuhan tetapi masih merasa Tuhan itu jauh. Kita masih menuntut Tuhan memberikan ini dan itu, padahal yang kita terima sudah cukup bahkan lebih dari cukup. Kita perlu belajar untuk lebih banyak bersyukur daripada meminta. Sebagai orang yang sudah menyaksikan ajaran dan karya Tuhan Yesus bahkan mendapat jaminan keselamatan, tidak ada alasan untuk minta mukjizat ini itu lagi. Sudah banyak hal baik yang Tuhan perbuat dalam hidup kita. Niat menuntut lebih banyak berkat atau tanda atau mukjizat menunjukkan tanda rohani yang keropos. Luarnya tampak baik baik tetapi dalamnya hancur.
Saudara saudaraku, mari peka melihat kejadian kejadian sederhana di keseharian Anda yang merupakan mukjizat yang Tuhan lakukan. Saya yakin ada banyak peristiwa di dalam hidup yang melaluinya Anda bisa melihat mukjizat kebaikan Tuhan. Bahkan Anda bisa bangun pagi dan menarik napas segar, itu sudah sebuah mukjizat! Rohani Anda tidak keropos, kan?

Refleksi Diri:
Mengapa ada orang Kristen yang sedikit sedikit meminta mukjizat dari Tuhan? Apakah ini tanda kerohanian yang sehat?
Bagaimana membangun kebiasaan bersyukur dalam hidup Anda?

Doa. 
Ya Bapa Terima kasih buat waktu pagi ini, untuk aku bisa bersyukur sebelum beraktifitas, jadikan hidupku berarti dan jangan sampai keropos rohani. Amin
Share:

Memberi lebih banyak

Lukas 21:1 4

Lalu Ia berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang itu.
 Lukas 21:3

Seorang peternak berkata kepada istrinya bahwa ia ingin mempersembahkan seekor anak sapi untuk Tuhan. Beberapa hari kemudian induk sapi peternak ini melahirkan dua ekor anak sapi, tapi sayang, satunya cacat. Peternak berpikir anak sapi yang cacat itulah yang akan diberikan kepada Tuhan. Kita pun sering bersikap seperti peternak itu, bukan? Ketika diberkati, kita mengambil yang terbaik buat diri sendiri dan menyerahkan yang kurang baik atau yang cacat buat Tuhan.

Firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sangat peduli mengenai uang dan persembahan. Dia memerhatikan orang orang kaya dan seorang janda miskin memberi persembahan (ay. 1 2). Bedanya, orang orang kaya memberi dalam jumlah besar, sedangkan janda miskin itu hanya memberi dua peser (Mrk. 12:41). Peser (Yunani: lepta/lepton) adalah mata uang terkecil dari uang logam Yunani. Satu dinar senilai dengan 128 lepta, upah sehari untuk seorang pekerja. Jadi, yang dipersembahkan sang janda miskin bernilai 1/64 upah rata rata sehari seorang pekerja. Ini menunjukkan bahwa janda ini sangat miskin sehingga hanya bisa memberi sedikit sekali. Namun, herannya yang dipuji Yesus adalah justru janda miskin itu, bukan orang kaya (ay. 3). Mengapa? Karena Tuhan Yesus menilai dari motivasi orang memberi persembahan. Janda miskin memberi lebih banyak karena ia memberi dari kekurangannya, seluruh nafkah hidupnya (ay. 4). Artinya, bukan lebih banyak secara kuantitas, tetapi lebih pada kualitas pengorbanannya bagi Tuhan sampai sampai hanya menyisakan sedikit bagi dirinya sendiri. Jadi, nilai persembahan tidak diukur dari jumlah nominal semata, melainkan dari jumlah pengorbanan. Tuhan Yesus melihat motivasi janda itu dalam memberi karena kasih, rasa syukur, dan ibadahnya yang sejati kepada Tuhan. (Rm. 12:1 2).

Ayo introspeksi diri, bagaimana sikap dan motivasi kita memberi persembahan selama ini? Marilah memberi persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar, bukan supaya dilihat atau dipuji orang. Juga bukan untuk mengharapkan balasan berkat yang berlipat ganda dari Tuhan, tetapi karena kita mau mengasihi Tuhan yang lebih dulu mengasihi kita dengan memberikan nyawa Nya untuk menebus dosa kita. Hidup kita hanya untuk menyenangkan Dia.

Refleksi Diri:

Apa dasar Tuhan Yesus menegaskan bahwa janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang?

Apa langkah konkret yang dapat Anda lakukan dalam hal memberi yang terbaik bagi Tuhan?

Doa. 
Bapa yang baik pagi yang indah ini, kau izinkan kami sujud di altarmu memohon ampun dan ridhomu, atas segala hal yang akan ku kerjakan di hari ini, apapun yang ku dapat dan kuterima ajari aku untuk bersyukur serta dapat memberi lebih banyak, meskipun tidak ada yang dapat kami berikan, ajari aku untuk memiliki hikmat dalam memberi, semua rencanaku hari ini adalah pemberianmu, agar ku dapat menjadi alat pemberianmu Itu. Temukan aku dengan orang damai agar aku dapat menceritakan Kemuliaanmu. Amin
Share:

Sekarang SukacitaÑya

1 Petrus 1:8 9

Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.
1 Petrus 1:8

Beberapa ahli menyatakan dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Ini berarti cemberut lebih membebani tubuh daripada tersenyum. Bukan hanya fisik, beban hati pun bertambah berat jika seseorang cemberut. Banyak orang Kristen hidup dengan sikap murung dan muram. Hal ini tidak wajar. Seharusnya iman membawa kepada hidup penuh sukacita.

Dalam bagian ini, Rasul Petrus melanjutkan pembahasannya tentang iman. Iman artinya menaruh kepercayaan atau bergantung sepenuhnya kepada Allah. Seorang beriman mengambil langkah untuk percaya dan membawa dirinya tinggal sepenuhnya dalam Kristus. Tata bahasa bahasa Yunani untuk istilah percaya dan bersukacita adalah tindakan yang berlangsung kontinu atau terus menerus, bukan sesaat. Bersukacita setiap hari. Jadi, jika sebelumnya Petrus mengatakan tentang bersukacita karena pengharapan pada masa yang akan datang maka pada bagian ini yang dimaksudnya adalah sukacita yang lahir dari persekutuan pribadi setiap hari dengan Kristus Yesus. Istilah tidak terkatakan pada ayat emas, dalam bahasa aslinya hanya dipakai satu kali di seluruh Perjanjian Baru dan menyatakan suatu sukacita yang luar biasa dan tidak dapat diungkapkan dengan kata kata.

Iman dan sukacita adalah dua hal berkaitan erat. Orang yang percaya pada Kristus akan rindu bersekutu erat dengan Nya. Persekutuan erat dengan Tuhan akan membawa perubahan hidup dari yang buruk menjadi baik, negatif menjadi positif, salah menjadi benar. Jika Anda merasa hidup penuh beban berat dan kehilangan sukacita, renungkanlah mengapa ini terjadi. Hal apa yang harus Anda lakukan untuk mengalami sukacita. Sukacita sejati tidak bergantung pada keadaan lahiriah manusia, tetapi pada persekutuan intim dengan Kristus. Keadaan Anda hari ini mungkin sedang tidak baik baik saja, tetapi itu tidak berarti Anda harus hidup murung, muram, dan cemberut. Anda bisa mengubah keadaan jika Anda tinggal di dalam Kristus. Mari tumbuhkan relasi yang dekat dan intim dengan Yesus melalui persekutuan dalam doa dan firman, niscaya sukacita akan datang melingkupi apa pun kondisi kehidupan yang saat ini Anda hadapi.

Refleksi Diri:

Bagaimana pendapat Anda dengan pernyataan berikut: sukacita sejati bergantung pada persekutuan intim dengan Kristus?

Apa yang ingin Anda lakukan supaya bisa bersukacita setiap hari?

Doa. 
Tuhan, di pagi hari ini aku datang menghadap takhta anugerah-Mu dengan permohonan agar Engkau menjaga hatiku dari sikap takabur yang merupakan awal dari keruntuhan hidupku. Topanglah diriku dengan kasih setia-Mu dan tetapkanlah langkah-langkah hidupku sesuai dengan firman-Mu. Supaya dengan demikian diriku dapat menjadi persembahan yang berkenan kepada-Mu. Berikanlah kepadaku hati yang peka terhadap tuntunan-Mu, dan hati yang senantiasa taat untuk melakukan kehendak-Mu. Jadikanlah diriku sebagai saksi-Mu yang memuliakan nama-Mu di dalam segala hal yang kulakukan di sepanjang hari ini. Supaya dengan demikian melalui perkataan dan perbuatan aku dapat membawa orang untuk mengenal diri-Mu. Kepada-Mu aku berserah dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.
Share:

Wajah kami Bersinar

Matius 5:13 16

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Matius 5:16

Pada sebuah konferensi di mana penginjil terkenal D. L. Moody hadir, beberapa orang muda dengan penuh semangat memutuskan untuk berdoa semalam malaman. Keesokan paginya salah satu pemuda berkata kepada Moody, Kami telah menyelesaikan pertemuan doa sepanjang malam yang luar biasa. Lihat bagaimana wajah kami bersinar! D. L. Moody menimpalinya, Musa tidak tahu bahwa wajahnya bersinar. Perbuatan baik yang narsis dan munafik tidak sulit untuk dikenali. Namun perlu diingat, perbuatan perbuatan tersebut tidak mengesankan Tuhan demikian juga orang orang yang tidak percaya.

Pengajaran Tuhan Yesus tentang garam dan terang dunia bisa dikatakan adalah pengajaran paling populer dari khotbah di bukit. Setiap kita pasti pernah mendengar pengajaran ini di dalam khotbah atau setidaknya melalui bacaan renungan yang membahas topik tersebut. Umumnya, dari pengajaran ini kita akan didorong untuk memiliki kehidupan yang berdampak, layaknya garam dan terang. Perlu kita garis bawahi, ketika Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran ini, Dia memikirkan perbuatan baik yang sejati, yang munculdari ketulusan hati untuk melakukannya bukannya kepura puraan yang munafik. Tujuan kita ketika memberi rasa layaknya garam dan bersinar layaknya terang, bukanlah agar orang lain melihat betapa baiknya kita, tetapi agar mereka dapat melihat kasih karunia dan Tuhan Yesus Kristus di dalam diri kita. Dari tindakan kita, orang orang—bahkan mereka yang belum percaya—kemudian akan bertanya tanya, Tuhan seperti apa yang ia percaya dan miliki di dalam hatinya?.

Sebagai garam dan terang Tuhan, Anda harus memiliki perhatian yang lebih besar bukan pada diri sendiri. Anda tidak bisa hidup hanya untuk diri sendiri, Anda harus memiliki orang orang yang kepada mereka Anda bisa memberi rasa dan bersinar. Rasa dan sinar dari kehidupan adalah terutama bagi orang lain bukan untuk dinikmati sendiri. Wajah Anda yang bersinar harus mengarahkan orang orang kepada sumber terang sejati, yaitu Kristus. Yuk pastikan saat orang orang melihat Anda, mereka hanya melihat dan mendengar tentang Yesus Kristus.

Refleksi Diri:

Apakah Anda pernah melakukan perbuatan baik yang narsis dan munafik? Maukah Anda mengakuinya di hadapan Tuhan dan mohon pengampunan?

Bagaimana Anda berencana melakukan tindakan yang memberi rasa dan terang bagi orang lain?
Doa. 
Bapa yang baik, mengawali hari ini aku datang ke hadapan takhta anugerah-Mu dengan mengangkat pujian dan syukurku kepada-Mu. Sebab kasih setia-Mu memungkinkan aku untuk menghadapi hari yang harus kujalani ini di dalam sukacita yang penuh. Aku percaya bersama dengan Engkau aku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar demi hormat dan kemuliaan-Mu. Oleh pertolongan-Mu mampukanlah diriku mengerjakan tugas dan tanggung jawabku secara maksimal. Di dalam kemurahan-Mu pakailah hidupku untuk menjadi saluran dari kasih dan kebenaran-Mu terhadap dunia di sekitarku. Supaya oleh karena kesaksian hidupku mereka yang belum mengenal Engkau akan datang kepada-Mu dan mengaku bahwa keselamatan hanya ada pada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Berkat Robani

Efesus 1:3 14

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Efesus 1:3

Kata berkat sudah tidak asing bagi orang Kristen. Sayangnya, berkat terkadang disalahartikan. Beberapa orang sengaja mencari Allah hanya agar hidup mereka selalu diberkati. Tidak salah meminta berkat dari Allah dalam hidup kita. Mungkin selama ini, kita memahami berkat dari Allah adalah sesuatu yang kasat mata. Sesuatu yang nyata di dunia, seperti makanan, pakaian, uang, rumah, kendaraan, dan lainnya. Kita tentu mudah mengucap syukur dan memuji Allah atas berkat jasmani yang diberikan.

Firman Tuhan yang kita baca, memperlihatkan adanya ucapan syukur yang anti mainstream dari Rasul Paulus. Di ayat 3, Paulus justru mengucap syukur, memuji Allah atas berkat rohani yang didapatkan. Apa pengertian Paulus mengenai berkat rohani di sini? Para ahli menafsirkan, berkat rohani dapat berarti pengampunan dosa yang Allah berikan. Paulus menuliskan kepada jemaat Efesus, bagaimana Yesus Kristus telah menyelamatkan dan menebus orang berdosa (ay. 7). Paulus juga mengingatkan kepada pembacanya, bahwa pengampunan dosa telah Allah berikan kepada umat manusia. Inilah berkat rohani yang Allah berikan kepada setiap kita.

Kita semua adalah manusia berdosa di hadapan Allah yang seharusnya mendapatkan hukuman kekal. Namun, karena kasih Allah bagi setiap kita, Dia memberikan berkat rohani kepada kita dengan mengampuni setiap dosa kesalahan yang kita lakukan sehingga kita mendapat kehidupan kekal.

Berkat rohani juga bisa diartikan sebagai hikmat. Dalam hal ini, hikmat yang dimaksudkan adalah hikmat pengertian dalam kebenaran Allah. Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib memulihkan relasi kita dengan Allah. Selain itu, juga menghadirkan Roh Kudus yang tinggal di dalam hati setiap kita. Roh Kudus yang akan menolong kita untuk memahami kebenaran Firman Tuhan dan terus hidup di dalam kebenaran Allah. Tanpa hikmat dari Tuhan, mungkin kita tidak dapat peka terhadap apa yang Allah inginkan dalam hidup kita.

Pengampunan dan hikmat merupakan berkat rohani yang luar biasa! Marilah kita bersyukur dan memuji Allah bukan hanya karena berkat jasmani yang kita dapatkan, tetapi juga karena berkat berkat rohani yang Allah sudah berikan bagi setiap kita. Selamat mensyukuri berkat rohani!

Refleksi Diri:

Apa berkat rohani yang pernah Anda terima di dalam hidup? Apakah Anda pernah menyadarinya?

Bagaimana Anda akan mensyukuri berkat rohani yang sudah Anda peroleh?

Doa. 
Aku berterima kasih untuk hari yang baru ini. Aku akan menjalaninya dengan menyandarkan diri kepada kuasa, hikmat, kasih dan kesetiaan-Mu. Sebab kuasa-Mu tidak terbatas, hikmat-Mu jauh lebih tinggi daripada hikmat manusia, kasih-Mu tidak pernah berubah dan kesetiaan-Mu tetap untuk selama-lamanya. Dengan menyandarkan hidup kepada diri-Mu aku akan dapat melewati hari ini dengan kemenangan atas semua perintang yang menghadang. Tuntunan dan penyertaan-Mu akan menolong diriku untuk berjalan di dalam keberhasilan. Oleh pertolongan-Mu jadikanlah diriku saksi-Mu di manapun diriku berada. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Share:

Kesempatan dalam Kesempitan

Filipi 1:12 26

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
Filipi 1:22a

Paul David Tripp dalam bukunya Suffering (Penderitaan) mengatakan, Keputusasaan yang telah menjadi sebuah cara pandang dan menghasilkan kebiasaan mengeluh, punya kuasa untuk melemahkan atau bahkan menghancurkan motivasi Anda untuk menaati Allah. Keputusasaan itu bukan hal sepele tetapi berbahaya, menghalangi kita untuk melihat kesempatan kesempatan yang Tuhan berikan. Kesulitan jangan dipandang sebagai akhir dari segala galanya tetapi kesempatan yang diberikan Tuhan untuk berkarya.

Rasul Paulus mengalami kondisi yang begitu buruk. Saat menulis surat Filipi ini, Paulus sedang terisolasi di dalam penjara. Ia tidak bisa ke mana mana, padahal sebelumnya terus bergerak melakukan perjalanan misi ke berbagai tempat. Ia sudah terbiasa melakukan pelayanan perintisan gereja, berkhotbah dari kota ke kota. Namun sekarang di dalam penjara, ia tidak bisa lagi melakukan itu semua. Tidak ada hiburan juga di penjara, tidak bisa nonton Youtube, tidak bisa dengar Podcast, tidak bisa ikut ibadah daring, tidak bisa Zoom dengan rekan rekan sepelayanannya. Ia bisa saja berputus asa, Aduh saya udah nggak bisa ngapa ngapain lagi! Kenapa saya yang harus dipenjara? Padahal kalau di luar saya pasti lebih efektif! Jika Paulus memilih merespons demikian atas kesulitan yang dihadapinya, tentu akan lebih membuat sia sia hidupnya.

Luar biasanya adalah justru penjara dan segala kesulitan yang dihadapi Paulus, tidak bisa menghalanginya untuk tetap berkarya karena ia tetap memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Pengharapan menyalakan semangat untuk tetap bertumbuh dan memberikan buah bagi Tuhan. Ini tampak ketika ia menuliskan ayat emas, Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah, yang ditulis dari dalam penjara, di dalam kondisi sulit, serta situasi yang tidak ideal.

Karya terbesar Tuhan Yesus justru tercermin di dalam kesulitan terbesar, yaitu di atas kayu salib. Itulah yang menjadikan kita, orang orang percaya, dapat hidup tetap memberi buah dalam keadaan paling sulit sekalipun. Tuhan tidak pernah menghendaki kita berada di dalam situasi sulit hanya untuk berputus asa, mengasihani diri sendiri, melainkan harus tetap memberi buah. Mari di tengah kesulitan, kita tetap berdoa bagi orang lain, menanyakan kabar kepada kerabat, juga memberitakan Injil.

Refleksi Diri:

Mengapa anak anak Tuhan masih bisa tetap berkarya di masa sulit?

Apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap berkarya dan berbuah di tengah kesulitan?
Share:

Menjadi Saksi Tuhan Yesus

Markus 5:1 20
Pulanglah ke rumahmu, kepada orang orang sekampungmu, dan
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan
atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!
 Markus 5:19b

Seorang pelukis terkenal membuat sebuah lukisan tentang gereja yang hampir mati. Ia melukis sebuah gedung gereja nan megah dengan mimbar dan jendela yang mewah dan indah. Di dekat pintu gereja terdapat sebuah kotak persembahan yang bertuliskan: Persembahan untuk Pemberitaan Injil, tetapi lubang kotak persembahan itu sudah tertutup sarang laba laba, tanda tidak ada lagi jemaat yang memberi persembahan untuk pekerjaan misi. Gereja yang hidup dilihat dari apakah jemaatnya yang sudah lahir baru memiliki hati seperti hati Yesus Kristus yang mengasihi jiwa jiwa terhilang sehingga rindu pergi menyaksikan kasih dan pengorbanan Kristus.

Cerita tentang Yesus Kristus mengusir roh roh jahat (Legion) dari seorang pemuda di Gerasa ini membuktikan bahwa Dia benar benar Tuhan yang Mahakuasa. Setan setan takluk dan tunduk kepada Nya (ay. 1 9). Selain itu, Yesus lebih mengasihi manusia daripada binatang karena nilai satu jiwa sangat berharga (ay. 10 13). Apa respons pemuda yang sudah ditolong Yesus? Ia berkomitmen ingin mengikut Yesus (ay. 18). Namun, Yesus perintahkan pemuda ini pulang ke rumahnya untuk bersaksi. Alasannya, ia sudah mengalami anugerah keselamatan dari Tuhan. Pemuda ini pun pulang ke rumahnya dan kepada orang orang di tempat asalnya, Dekapolis, ia menceritakan segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus baginya dan bagaimana Dia mengasihaninya (ay. 19b 20). Tujuan ia bersaksi adalah supaya banyak orang mengenal Tuhan Yesus dan percaya kepada Nya. Akibat kesaksiannya, di kemudian hari ketika Yesus kembali ke Dekapolis (Mrk. 7:31) telah berkumpul 4.000 orang untuk mendengarkan Yesus selama tiga hari sehingga Yesus memberi mereka makan (Mrk. 8:1 10).

Anda yang sudah pernah mengalami anugerah Tuhan, mari saksikan apa saja yang sudah Tuhan Yesus lakukan dalam hidup Anda. Ceritakan bagaimana Dia sudah mengasihi, mengubah hidup, mengampuni dosa dosa, dan memberikan hidup kekal bagi Anda. Karena bersaksi dan memberitakan Injil adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus (Mrk. 16:15 20; Mat. 28:19 20; Kis. 1:8). Biarlah banyak orang mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus melalui kesaksian hidup Anda. Amin.

Refleksi Diri:

Apa respons Anda terhadap anugerah keselamatan yang Tuhan Yesus sudah berikan? Apakah Anda sudah menjadi saksi dan pemberita Injil bagi mereka yang belum diselamatkan?

Apa hal hal praktis yang bisa Anda lakukan untuk menyaksikan kuasa dan kasih Yesus yang pernah Anda alami?

Doa. 
Dengan mempercayai bahwa kasih setia-Mu tidak pernah berkesudahan, aku mengawali hari ini dengan menaruhkan hidupku ke dalam tangan-Mu. Genapilah rancangan-rancangan-Mu bagi diriku seperti yang Engkau kehendaki. Bentuklah diriku seperti yang Engkau maksudkan atas hidupku. Walaupun pembentukan-Mu itu tidak selalu terasa mudah untuk kualami tetapi aku percaya di balik semuanya itu Engkau memiliki maksud yang baik bagi hidupku. Ya Tuhan, tuntun dan sertailah diriku di sepanjang hari ini seperti janji-Mu. Di dalam tuntunan dan penyertaan-Mu itu aku yakin bahwa masa depan yang indah telah menanti diriku. Kepada-Mu aku berserah dan di dalam nama Yesus Kristus, Tuhanku, aku berdoa. Amin.
Share:

Takut Yang Menyelamatkan

Amsal 14:26 27

Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari
jerat maut.
Amsal 14:27

Fobia adalah penyakit ketakutan yang dapat dialami oleh manusia. Seseorang bisa mempunyai masalah fobia dengan jenis yang berbeda beda. Ada yang fobia terhadap ketinggian, fobia terhadap kegelapan, fobia terhadap ruangan sempit, dan sebagainya. Saya sendiri juga mempunyai fobia, yaitu thalassophobia yang merupakan ketakutan terhadap air yang luas, dalam, dan gelap. Ketakutan itu membuat saya sangat sulit masuk ke dalam kolam renang, apalagi menyelam untuk menikmati pemandangan di dasar laut. Akibatnya, saya juga jadi tidak bisa berenang.

Mungkin ada di antara kita yang memiliki masalah fobia. Umumnya, fobia ataupun rasa takut dapat muncul karena kita merasa tidak aman ataupun terancam terhadap sesuatu kondisi yang kita hadapi. Namun, berbeda dengan apa yang penulis Amsal sampaikan mengenai takut akan Tuhan. Apakah Tuhan sudah menjadi ancaman dalam hidup yang membuat manusia takut? Tentu tidak.

Penulis Amsal mengungkapkan bahwa takut akan Tuhan adalah hal utama yang perlu dilakukan oleh anak anak Allah. Bukan karena Tuhan adalah pribadi yang kejam, jahat, dan mengancam kehidupan kita. Justru sebaliknya, penulis Amsal mengatakan, Takut akan Tuhan merupakan sumber kehidupan manusia. Dengan takut akan Tuhan, manusia akan terhindar dari jerat maut. Ini adalah jenis takut yang menyelamatkan! Sungguh sangat berbeda dengan fobia ketakutan yang kita mungkin alami.

Saat seorang murid Kristus mempunyai rasa takut akan Tuhan maka seharusnya ia mau dengan sungguh taat melakukan segala perintah Nya. Setiap firman Allah yang telah ia baca dan dengar, seharusnya terus ia lakukan di dalam kehidupannya. Sikap takut akan Tuhan bukan dengan tujuan agar diberkati Tuhan, usaha dilancarkan ataupun punya kehidupan dunia yang nyaman. Tujuan utama dari sikap takut akan Tuhan adalah membawa seseorang pada relasi yang intim dan erat dengan Tuhan, serta mengejar sumberAmsal 14:26 27

Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari
jerat maut.
Amsal 14:27

Fobia adalah penyakit ketakutan yang dapat dialami oleh manusia. Seseorang bisa mempunyai masalah fobia dengan jenis yang berbeda beda. Ada yang fobia terhadap ketinggian, fobia terhadap kegelapan, fobia terhadap ruangan sempit, dan sebagainya. Saya sendiri juga mempunyai fobia, yaitu thalassophobia yang merupakan ketakutan terhadap air yang luas, dalam, dan gelap. Ketakutan itu membuat saya sangat sulit masuk ke dalam kolam renang, apalagi menyelam untuk menikmati pemandangan di dasar laut. Akibatnya, saya juga jadi tidak bisa berenang.

Mungkin ada di antara kita yang memiliki masalah fobia. Umumnya, fobia ataupun rasa takut dapat muncul karena kita merasa tidak aman ataupun terancam terhadap sesuatu kondisi yang kita hadapi. Namun, berbeda dengan apa yang penulis Amsal sampaikan mengenai takut akan Tuhan. Apakah Tuhan sudah menjadi ancaman dalam hidup yang membuat manusia takut? Tentu tidak.

Penulis Amsal mengungkapkan bahwa takut akan Tuhan adalah hal utama yang perlu dilakukan oleh anak anak Allah. Bukan karena Tuhan adalah pribadi yang kejam, jahat, dan mengancam kehidupan kita. Justru sebaliknya, penulis Amsal mengatakan, Takut akan Tuhan merupakan sumber kehidupan manusia. Dengan takut akan Tuhan, manusia akan terhindar dari jerat maut. Ini adalah jenis takut yang menyelamatkan! Sungguh sangat berbeda dengan fobia ketakutan yang kita mungkin alami.

Saat seorang murid Kristus mempunyai rasa takut akan Tuhan maka seharusnya ia mau dengan sungguh taat melakukan segala perintah Nya. Setiap firman Allah yang telah ia baca dan dengar, seharusnya terus ia lakukan di dalam kehidupannya. Sikap takut akan Tuhan bukan dengan tujuan agar diberkati Tuhan, usaha dilancarkan ataupun punya kehidupan dunia yang nyaman. Tujuan utama dari sikap takut akan Tuhan adalah membawa seseorang pada relasi yang intim dan erat dengan Tuhan, serta mengejar sumber kehidupan yang kekal.

Janji keselamatan dan pembebasan telah Allah berikan bagi setiap kita. Sudah saatnya bagi kita untuk tidak menyia nyiakan keselamatan yang telah Dia berikan. Sekarang waktunya kita terus hidup dengan sungguh takut akan Tuhan. Yakinlah, Tuhan Yesus sanggup menolong kita dari setiap masalah yang ada. Kita hanya perlu sungguh takut kepada Tuhan dengan melakukan firman Nya. Takut akan Tuhan adalah takut yang menyelamatkan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah hidup sungguh takut akan Tuhan?

Apa hal konkret yang dapat Anda lakukan sebagai bukti takut akan Tuhan?

 Doa, 
Aku berterima kasih karena Engkau di dalam hikmat-Mu yang tidak terbatas telah merancangkan hal-hal yang indah bagi hidupku. Di dalam kasih Engkau bersedia menyertai dan menuntun hidupku agar mampu berjalan di dalam rancangan-Mu yang sempurna. Oleh karena itu aku menyerahkan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam anugerah-Mu. Bimbinglah diriku dan tetapkanlah langkah-langkah kehidupan yang kuambil sesuai dengan firman-Mu. Jangan biarkan diriku menyimpang ke jalan yang salah, dan jangan biarkan diriku terjerumus ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah aku dari pada yang jahat. Jadikan hidupku saluran berkat-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Sang Hikmat yang sejati, aku berdoa. Amin.
Share:

Memahami Panggilan Tuhan

1 Samuel 3:1 10

… Berbicaralah, sebab hamba Mu ini mendengar.
 1 Samuel 3:10b

Suatu kali saya sedang bermain dengan keponakan saya. Tiba tiba ada suara memanggil namanya yang sontak membuat keponakan saya menghampiri suara tersebut. Ia tahu dengan pasti, suara siapa yang sedang memanggilnya. Suara yang sudah sering didengar dan paling dikenalnya.

Apakah Anda pernah mengalami hal serupa? Hanya dari suara dan nada panggilan, Anda bisa mengenali siapa orang yang memanggil Anda meskipun tidak melihatnya. Mengapa? Karena kita punya relasi yang dekat dengan orang tersebut. Kedekatan bisa membuat kita memiliki kepekaan untuk mengenali pergerakan atau keinginan seseorang hanya dari mendengar suaranya.

Berbeda dengan Samuel ketika dipanggil oleh Tuhan. Ia salah mencari Sang sumber suara. Tiga kali Samuel mendengar suara yang memanggil, tetapi tidak mengenali suara tersebut. Mengapa? Rupanya pengalaman mendengar Tuhan yang berbicara secara langsung merupakan sesuatu yang asing bagi Samuel. Alkitab mencatat bahwa masa masa itu merupakan masa gersang, dimana firman Tuhan dan penglihatan penglihatan jarang terjadi (ay. 1). Jadi, lumrah Samuel tidak mengenali suara yang memanggilnya karena saat itu belum mengenal Tuhan secara pribadi (ay. 7).

Mengapa Tuhan tidak langsung memperkenalkan diri Nya kepada Samuel dalam panggilannya yang pertama? Tuhan sedang melatih kepekaan Samuel supaya bisa membedakan antara suara Allah dan suara manusia. Samuel sudah tahu tentang Allah dari pengalaman dan pembelajarannya di bait Allah. Namun, mengetahui bukan berarti mengenal Allah.Ketika Tuhan memanggil Samuel dan ia meresponi panggilan tersebut dengan tepat maka pengenalannya terhadap Tuhan menjadi lebih pribadi dari sebelumnya. Ini membuatnya memahami bahwa Tuhan memanggil bukan tanpa tujuan. Allah sedang mempersiapkan Samuel untuk berbagian dalam pekerjaan Tuhan bagi umat Nya.

Allah bisa memanggil kita dengan berbagai cara, terutama melalui firman Nya. Allah memanggil umat Nya untuk menjadi saksi kebenaran firman di tengah dunia. Sambutlah panggilan Allah dengan ketaatan dan kerendahhatian. Pandanglah panggilan Allah sebagai anugerah yang harus direspons secara serius. Mendengar suara Tuhan bukan berbicara tentang cara, melainkan tentang apakah kita mampu meningkatkan frekuensi dan kapasitas rohani melalui hubungan intim dengan Nya. Relasi yang intim bersama Tuhan Yesus akan membangun kepekaan untuk memahami dan meresponi panggilan Allah dalam hidup kita secara tepat.

Refleksi Diri:

Apakah panggilan Allah dalam hidup Anda? Apakah Anda sudah memahami dan meresponinya secara tepat?

 Apa kendala yang menghalangi Anda untuk dapat mendengar dan memahami panggilanAllah?

Doa. 
Kami datang kepadamu Tuhan pagi ini. Dengan rendah hati dan syukur aku serahkan kepadamu amin
Share:

Jangan Mau Mudah Saja

Keluaran 5:19 23

.. karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Roma 5:3b 4

Judul judul video di Youtube seringkali sangat menggoda. Contohnya: Turun 10 kg dalam 3 Hari; Jago Bahasa Inggris dalam 1 Jam; Cara Kaya Tanpa Kerja. Wah ini pasti banyak menarik perhatian. Cara cepat, tanpa capek, usaha sedikit, nggak menderita, hasil limpah ruah. Kalau ada judul renungan, Ikut Yesus adalah Kunci Kaya, Sehat, Sukses, tentunya ini menggoda banget bukan? Tidak sedikit orang Kristen punya pemahaman demikian, ikut Tuhan Yesus semuanya akan aman, lancar. Segala masalah pasti beres. Namun, Keluaran 5 mengajarkan justru hidup melakukan firman Tuhan tidak selalu membuahkan kemudahan di dalam menjalaninya karena dunia ini adalah dunia yang menolak Tuhan.

Saat Musa dan Harun menghadap Firaun, memperkatakan apa yang benar menurut firman, justru mereka ditolak mentah mentah oleh Firaun. Respons orang Israel yang sebelumnya sudah menyatakan kepercayaan kepada Tuhan (Kel. 4:31) menjadi sirna ketika mereka menderita karena keputusan Firaun. Mereka memilih untuk memohon belas kasihan Firaun daripada kepada Tuhan. Ketika permohonan ditolak oleh Firaun, mereka malah mempersalahkan dan mendoakan yang buruk untuk Musa dan Harun. Orang Israel tampak lebih suka menjadi budak daripada hidup merdeka. Saat tujuan hidup hanya ingin enak dan bebas dari permasalahan, seringkali anak anak Tuhan jadi salah fokus di mana mereka seharusnya berjalan dan dengan mudahnya mempersalahkan Tuhan.

Musa merespons berbeda. Sekalipun bingung dengan permasalahan tersebut, ia tetap menghadap kepada Tuhan. Musa tidak pergi kepada Firaun memohon mohon untuk merevisi keputusannya, melainkan mengambil langkah ke hadapan Tuhan. Ketika mengikut Tuhan tidak mudah, jalan terbaik adalah datang kepada Tuhan. Dia tidak pernah meninggalkan. Tuhan selalu hadir menjawab Musa dan tetap bekerja dengan cara Nya (ay. 24).

Ketaatan Tuhan Yesus sangat tidak mudah. Dia menghadapi penderitaan yang menyakitkan, bahkan sampai kematian. Namun, ketaatan Nya membawa keselamatan bagi kita supaya kita berjalan di dalam ketaatan kepada Tuhan apa pun risikonya. Tetaplah hidup mengikuti firman dengan setia, jangan kompromi dengan dunia. Saat kita hidup benar kemudian menghadapi situasi sulit dan membingungkan, berdoalah kepada Nya. Berjalan di dalam jalan yang benar tidak selalu mudah, tetapi pasti tidak akan salah.

Refleksi Diri:

Mengapa banyak orang mengidentikkan ikut Tuhan pasti semuanya lancar?

Apakah Anda mau tetap taat firman Tuhan, sekalipun tidak selalu membuat Anda dalam posisi nyaman?

Doa. 


Di pagi hari ini aku mengangkat hatiku kepada-Mu. Teguhkanlah imanku, sertailah diriku dan tuntunlah hidupku. Sebagaimana Engkau telah menolong diriku melewati satu bulan yang pertama di tahun ini dengan anugerah-Mu, tolonglah diriku agar mampu mengisi bulan yang baru ini dengan hidup yang penuh makna. Tuntunlah hidupku agar senantiasa berjalan di dalam kebenaran-Mu. Naungilah diriku dengan kuasa-Mu. Mampukanlah aku untuk membuat keputusan-keputusan yang benar oleh karena hikmat-Mu. Berkatilah semua yang kukerjakan dengan keberhasilan. Jauhkanlah diriku dari pencobaan dan lepaskanlah aku dari yang jahat. Jadikanlah diriku saluran berkat-Mu bagi orang-orang yang ada di sekitarku sehingga nama-Mu dimuliakan melalui hidupku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Rajaku, aku berdoa. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.