Maret 2023 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

HIDUP UNTUK BEKERJA

Filipi 1:21-30
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
(Flp. 1:22)

Ada satu tulisan di belakang bak truk yang berbunyi: “Pergi karena kerja, pulang karena cinta”.
Hidup itu anugerah! Di dalam anugerah ada banyak pilihan. Orang bebas untuk melakukan apa pun di dalam anugerah itu. Namun, ternyata tidak mudah bagi orang untuk menentukan pilihannya. Begitu juga dengan Paulus, tidak mudah baginya menentukan pilihan. Kendati demikian, ada satu hal yang dengan sangat jelas ia sampaikan, yakni jika ia harus hidup, itu berarti bekerja memberi buah. Jelaslah bahwa bagi Paulus hidup adalah untuk bekerja, bukan bekerja untuk hidup. Hidup adalah anugerah. Karena itu, harus diisi dengan hal yang berguna, yaitu bekerja. Dari sini kita diajak untuk menghayati bahwa bekerja bukanlah beban, melainkan bentuk syukur kita atas anugerah Allah. Karena itu, harus ada hasilnya, harus ada buahnya. Semua itu hanya mungkin dilakukan ketika orang hidup atau ada di dalam anugerah Allah. Di luar itu, tak ada kesempatan untuk bekerja apalagi menghasilkan buah.
Bila kita masih dapat menikmati hidup sampai saat ini, bekerjalah dengan kegembiraan. Hayati setiap pekerjaan sebagai kesempatan bersyukur. Kerjakan apa yang dapat dikerjakan sepenuh hati. Hasilkan buah yang baik. Bila tak ada pekerjaan tetap, carilah pekerjaan yang mungkin dikerjakan atau ciptakanlah pekerjaan. Selama masih ada kehidupan, selama itu juga kita masih ada di dalam anugerah Allah.
REFLEKSI:
Manusia hidup untuk bekerja dan memberi buah.

 Doa
Terima kasih ya Allah Bapa Putra dan Roh kudus pagi ini aku bersyukur dan berterima kasih atas anugerahmu, saya masih bisa bekerja apapun yang ku lakukan karena itu semua dari padamu, ajari aku bersyukur untuk semuanya amin
Share:

MUKJIZAT KEMURAHAN HATI

Lukas 9:10-17
“Kamu harus memberi mereka makan!”
(Luk. 9:13)
Lapar adalah hal yang manusiawi dalam hidup manusia, namun kalau lapar karena bepergian untuk mendegar pengajaran dari Tuhan Yesus, itu luar biasa, kenapa luar biasa. Karena mereka tidak membawa bekal dan sanggu, karena terlalu asik pengajaran Yesus, mereka tidak merasakan lapar. Namun dalam kisah ini di tuliskan nas kamu harus memberi mereka makan, apa yang terjadi semua pada binggunh. Namun ada satu anak kecil yang memberi 5 roti dan dua ikan. Dan semua itu diberikannya inilah yang unik dari iman anak ini. 
Suatu hal yang lumrah jika seseorang memberi dari kelimpahannya. Namun, bagaimana jika seseorang memberi dalam keterbatasan, bahkan kekurangan? Itu adalah kemurahan hati. Ada banyak kisah mukjizat dari kemurahan hati.
Narasi dalam Lukas 9:10-17 ini menunjukkan bahwa murid-murid Yesus berusaha realistis saat melihat orang banyak yang mengikut Yesus ke mana pun Ia pergi, bahkan ke tempat yang sunyi. Menyikapi hal itu, murid-murid berkata kepada Yesus, “Suruhlah orang banyak itu pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan.” Namun, Yesus justru membalikkan permintaan para murid. Ia berkata, “Kamu harus memberi mereka makan!” Meski di dalam keterbatasan, Tuhan tidak memberikan pilihan kepada murid-murid-Nya selain peduli dan berbelarasa melalui aksi konkret. Lalu, apa yang terjadi? Dari 5 roti dan 2 ikan, mereka bukan hanya makan sampai kenyang, melainkan ada kelebihan hingga 12 bakul. Ada yang mengatakan bahwa tindakan seorang anak kecil yang memberikan bekalnya yang sederhana menginspirasi dan mendorong orang banyak untuk melakukan hal yang sama. Orang banyak tergerak untuk peduli dan berbagi sehingga akhirnya terjadilah kelimpahan.
Apa pun yang terjadi, kita percaya, di dalam kemurahan hati ada mukjizat. Dalam kemurahan hati, keterbatasan kehilangan batasnya.
REFLEKSI:

Kemurahan hati memberikan ruang yang tak terbatas bagi karya Allah.

Doa 
dengan kasih dan augerahmu ya Tuhan pagi hari ini aku memohon mujizat kemurahan hati, banyak orang di sekitar kami yang membutuhkan kemurahan Mu supaya mereka mendapatkan seperti kami, bukalah hatiku untuk orang damai di sekitarku. Amin
Share:

YANG UTAMA ADALAH HIDUP

Matius 22:23-33
“Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”
(Mat. 22:32)
 Ada lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita, yang terutama di dalam hidup ini memulyakan nama Yesus.... 
 Sepenggal lirik ini mengingatkan akan siapa kita dan Siapa Allah sang Pencipta itu. Namun saat hidup ini di perhadapkan dengan masalah atau kasus kusus bisakah kita berkata yang terutama hidup.. 
Ketika ada orang yang mengancam kita dengan senjata lalu mengajukan pilihan: “Harta atau nyawa?”, biasanya orang akan memilih nyawa. Harta hilang masih dapat dicari, tetapi nyawa hilang tak ada gantinya.
Orang Saduki pada masa Yesus sudah jelas menolak kebangkitan. Untuk menyanggah Yesus yang mengajar kebangkitan orang mati, maka mereka mencobai Yesus dengan pertanyaan tentang perkawinan levirat. Namun, alih-alih menjawab pertanyaan konfliktual itu, Yesus justru memberi jawab yang sangat menohok mereka. Bagi Allah, dan karena itu bagi Yesus juga, yang utama bukan soal kawin, melainkan soal hidup. Hidup memiliki banyak aspek, dan perkawinan hanyalah salah satunya. Kebangkitan orang mati adalah soal hidup, bukan soal yang lain. Bagi Allah, manusia yang hidup itu jauh lebih penting dan utama dari yang lain. Karena itu, ada kebangkitan orang mati. Kebangkitan orang mati menjadi pengharapan bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Kebangkitan orang mati jadi penanda bahwa hidup memang penting, sekaligus jadi penanda bahwa Allah yang kita kenal di dalam Yesus adalah Allah orang hidup.
Mari kita periksa apakah hidup sudah jadi perkara yang pertama dan utama bagi kita? Bila sudah, apakah kita menjalani hidup ini secara bertanggung jawab? Apakah kita menggunakan setiap kesempatan yang ada sebaik-baiknya? Bila belum, sekaranglah waktunya untuk kita menjadikan hidup sebagai yang utama.
REFLEKSI:
Jadilah orang yang berani hidup, bukan tak takut mati.

 
Share:

HIDUP BERSAMA KRISTUS

Efesus 2:1-10
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus ….
(Ef. 2:4-5)
Napas adalah tanda utama adanya kehidupan. Namun, kehidupan tak hanya ditandai dengan napas. Artinya, ada orang yang masih bernapas, tetapi tak menjalani kehidupan dengan baik. Misalnya, orang yang berada dalam kondisi koma.
Dosa menjadi penghalang orang untuk dapat menjalanihidup sebagaimana yang dikehendaki Allah. Dosa membuat orang hidup jauh dari Allah dan mengakibatkan ia tidak menjalani hidupnya secara penuh. Orang yang berdosa kelihatannya hidup, padahal ia mati. Itulah situasi yang dihadapi oleh orang Kristen di Efesus pada masa itu. Penulis Surat Efesus memberi kesaksian bahwa ia juga pernah berada dalam situasi seperti itu. Syukur pada Allah sebab Ia menghidupkan kembali dirinya di dalam dan bersama dengan Kristus. Yesus yang bangkit adalah sumber kehidupan sejati bagi setiap orang. Dengan kebangkitan-Nya, setiap orang punya kesempatan untuk menerima pengampunan dosa sebagai anugerah yang membawa hidup baru. Dengan itu, orang sungguh-sungguh mempunyai kesempatan untuk menjalani hidup sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Setiap orang Kristen sejatinya adalah orang-orang yang dihidupkan kembali oleh Allah bersama dengan Kristus, untuk mempersaksikan anugerah Allah bagi dunia. Karena itu, setiap orang Kristen tidak bisa hidup di luar Kristus. Hidup bersama dengan Kristus berarti bersedia untuk meneladani seluruh cara hidup Kristus sebagaimana disaksikan dalam Alkitab.
REFLEKSI:
Tanpa Kristus, tak ada kehidupan yang sesungguhnya.

 
Share:

JANGAN RIBUT!

Kisah Para Rasul 20:7-12
“Jangan ribut, sebab ia masih hidup.”
(Kis. 20:10)
Orang cenderung bersikap reaktif daripada responsif saat terjadi kehebohan. Akibatnya, yang muncul adalah keributan alih-alih penyelesaian.
Kisah Euthikus yang mengantuk sampai tertidur lelap dan jatuh dari tingkat tiga saat mendengarkan Paulus berbicara dapat menjadi contoh tentang orang yang reaktif. Orang-orang ribut ketika melihat peristiwa itu. Berbeda dengan Paulus yang responsif. Hal pertama yang dilakukan oleh Paulus adalah menangani Euthikus. Setelah tahu bahwa ia masih hidup, Paulus menegur orang banyak agar tak ribut. Pertanyaannya: Apa yang membuat Paulus dapat bersikap begitu tenang sehingga dapat bersikap responsif dan tidak reaktif? Paulus percaya pada Yesus, yang diyakini hadir di tengah persekutuan mereka melalui persekutuan dan perjamuan. Paulus telah belajar untuk tetap percaya pada Yesus apa pun yang sedang ia hadapi. Karena itu, alih-alih ribut Paulus tetap tenang. Dalam ketenangan itu, Paulus dapat melihat dan bertindak dengan benar.
Bisa jadi kita pernah mengalami dan menghadapi berbagai peristiwa yang mencengangkan dalam hidup ini. Mana yang lebih mudah kita lakukan: bersikap reaktif atau responsif? Ribut atau tenang? Bila kita meyakini bahwa Yesus yang bangkit itu selalu ada, hadir di tengah persekutuan, tak ada alasan bagi kita untuk takut atau panik ketika menghadapi persoalan yang sangat berat sekalipun. Selalu ada jalan bersama Yesus, selalu ada kehidupan, selalu ada penghiburan.
REFLEKSI:
Dalam segala perkara jadilah tenang.

 
Share:

BELAJAR PERCAYA

Yohanes 11:1-45
“… sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.”
(Yoh. 11:15)

Ada pepatah yang mengatakan: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina!” Kita dapat memahami pepatah itu hendak mengatakan bahwa tak ada batasan untuk orang menuntut ilmu. Selama hayat dikandung badan teruslah belajar.
Percaya pada Yesus tidak pernah menjadi hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapa pun. Teks Alkitab hari ini dengan sangat gamblang menunjukkan hal tersebut. Yesus bukanlah orang asing bagi Marta dan Maria yang pernah meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Namun, ketika mereka mengalami kedukaan karena Lazarus mati, ternyata sulit sekali bagi mereka untuk tetap percaya pada Yesus bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus. Bila dicermati, Yesus seperti melakukan penundaan untuk bertemu dengan mereka. Mengapa? Yesus hendak mengajar untuk mereka percaya. Melalui peristiwa kematian Lazarus, mereka diajar untuk percaya. Ini adalah proses yang harus terus mereka lalui.
Menjadi orang Kristen, beragama Kristen tepatnya, sangat mudah. Selama semua proses administratif dipenuhi, maka orang dapat disebut beragama Kristen. Yang sulit adalah menjalani hidup kekristenan. Sebab, syarat utamanya yaitu percaya pada Yesus tidak lagi dilakukan sebatas ucapan, tetapi mewujud dalam tindakan. Semua peristiwa yang kita alami sepanjang kehidupan adalah kesempatan untuk terus belajar percaya. Ini proses seumur hidup.
REFLEKSI:
Belajar percaya akan membuat kita makin baik dalam mengelola iman kepada Tuhan.
Sudahkah Imanmu terkelola dengan baik? 

 
Share:

MELAKUKAN KEADILAN DAN KEBENARAN

Yehezkiel 33:10-16
“Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi; ia sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup.”
(Yeh. 33:16)

Entah sejak kapan mata uang, baik logam maupun kertas, punya dua sisi yang berbeda. Meski demikian, keduanya saling melengkapi, membuat mata uang itu berharga.
Yehezkiel sekali lagi menyampaikan kepada umat apa keinginan Tuhan, yaitu supaya umat hidup! Ini luar biasa. Tuhan menghendaki kehidupan bagi umat bukan kematian. Agar umat hidup, maka mereka harus melakukan kehendak Tuhan. Apa kehendak Tuhan yang harus dilakukan umat? Bukan hanya melakukan apa yang benar atau apa yang adil. Bila hanya melakukan apa yang benar, itu baru satu sisi. Begitu juga bila hanya melakukan keadilan. Tuhan menghendaki agar kebenaran dan keadilan dilakukan sekaligus, pada waktu yang sama. Dengan demikian, umat mendapat kesempatan untuk menerima kehidupan dari Tuhan. Benar berarti melakukan segala hal dengan tepat, tidak kurang tidak lebih. Adil berarti memberikan apa yang menjadi hak orang lain sesuai bagiannya. Jadi, ketika umat diminta untuk melakukan keadilan dan kebenaran itu berarti umat mesti menjalankan segala perkara yang dipercayakan kepadanya dengan tepat dan pada saat yang sama memperhatikan hak orang lain.
Menerima dan menjalani kehidupan sebagai umat Tuhan sesungguhnya sederhana, yaitu melakukan kebenaran dan keadilan. Meskipun sulit, tetapi tidak mustahil. Tidak hanya melakukan salah satu, tetapi keduanya. Jika hanya satu, itu akan membuat hidup tak berarti, seperti mata uang yang hanya punya satu sisi.
REFLEKSI:
Keadilan dan kebenaran membuat hidup diri sendiri dan sesama menjadi berarti.
Share:

Berdukacita Karena Dosa

 1Timotius 1:12 17

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Yesus Kristus datang ke
dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang
paling berdosa.
 1 Timotius 1:15

Setiap orang pasti berdukacita ketika orang yang dikasihi meninggal dunia, tetapi jarang kita mendengar orang berdukacita karena dosa, bukan? Namun, berbeda dengan Jonathan Edwards, seorang teolog yang berduka atau sedih karena dosa. Ia menulis, Aku menjadi lebih peka terhadap kejahatan dan keburukan hatiku justru setelah aku bertobat. Semua dosa yang telah kulakukan sejak awal kehidupan hingga sekarang, seharusnya aku sudah ditempatkan di dalam neraka.

Dosa bagi seorang pengikut Kristus sejati merupakan beban, kepedihan, serta keprihatinan terbesar dan terdalam. Hal serupa juga dialami oleh Rasul Paulus, seorang penganiaya orang Kristen yang bertekad membinasakan ajaran Kristus dan para pengikut Nya. Namun, dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap dan menganiaya orang Kristen, justru ia yang ditangkap oleh Tuhan Yesus. Yesus menampakkan diri Nya kepada Paulus dan mempertobatkannya (lih. Kis. 9:1 18). Ayat emas di atas merupakan pengakuan Paulus setelah bertobat, Akulah yang paling berdosa. Alasan Paulus berdukacita adalah karena dosa dosa yang pernah ia lakukan. Ia menjadi seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas. Ia menyadari semua kesalahannya dan seharusnya layak untuk dibinasakan oleh Tuhan. Namun, ia justru mengalami anugerah Tuhan: dikasihi dan dikaruniakan iman untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus bahkan dipanggil menjadi hamba Nya. Karena itu, Paulus selalu bersyukur, hidup bagi Tuhan, setia, dan taat memberitakan Injil dan melayani jemaat Nya (Flp. 1:20 22).

Orang orang seperti Jonathan Edwards dan Rasul Paulus yang hidupnya makin dekat dan makin serupa dengan Kristus, yang bertumbuh di dalam kekudusan dan kebenaran, pasti semakin membenci dosa dan semakin berdukacita setiap kali berbuat dosa. Bagaimana dengan kita? Kiranya kita yang sudah ditebus oleh darah Kristus yang sangat mahal, juga selalu membenci dosa dan berdukacita ketika jatuh ke dalam dosa dan mau bertobat. Karena itu, lakukanlah disiplin rohani yang ketat setiap hari. Selalu membaca Alkitab dan merenungkan firman Tuhan, tekun berdoa dan introspeksi diri, serta mengakui dosa di hadapan Tuhan Yesus dan meninggalkannya.

Refleksi Diri:

Apakah ada dukacita karena dosa yang Anda lakukan? Apakah boleh hidup dalam dosa setelah Anda diselamatkan oleh anugerah? Mengapa?

Apa yang Anda lakukan agar memiliki sikap benci terhadap dosa dan meningkatkan rasa dukacita karena dosa?
Share:

Melayani bukan dilayani

 Markus 10:35 45

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. 

—Markus 10:45

Pada tahun 2018, Jusuf Kalla, mantan wakil presiden Indonesia, berpidato dan menyampaikan arahan kepada ribuan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Ia meminta para CPNS untuk mempunyai mental yang siap melayani masyarakat, bukan malah minta dilayani. Jusuf Kalla menyadari adanya kecenderungan seseorang untuk memiliki kenyamanan hidup dan enggan bekerja keras. Kecenderungan ini membuat seseorang ingin meraih kedudukan terhormat sehingga tidak perlu melayani, melainkan dilayani.

Rupanya kecenderungan ini juga dipikirkan oleh murid murid Yesus. Ini dilontarkan pertama kali oleh Yakobus dan Yohanes saat berkata, Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan Mu dan yang seorang di sebelah kiri Mu. (ay. 37). Mereka menginginkan kedudukan yang terhormat dan menjadi orang besar. Yesus meresponi permintaan mereka, Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. 

Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima? (ay. 38). Kedua murid Yesus ini menjawab dengan naif, Kami dapat. Mereka gagal memahami apa maksud Yesus.

 Murid murid Yesus yang lain ternyata juga memiliki pemikiran yang sama. Yesus lalu menasihati mereka, Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (ay. 43 44).

Konsep melayani dan menjadi hamba bukanlah sesuatu yang lazim ditemui di masyarakat. Yesus sendiri telah menjadi teladan dalam melayani. Yesus adalah Allah, pencipta Alam semesta. Dia Raja di atas segala raja, yang seharusnya paling layak untuk dilayani. Namun, Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ay. 45). Yesus yang adalah Allah, rela mengosongkan diri Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia bahkan taat sampai mati, mati di kayu salib untuk menebus setiap kita (Flp. 2:7 8).

Sebagai anak anak T uhan, marilah kembali mengerjakan panggilan kita sebagai hamba yang melayani dengan baik dan setia (Mat. 25:21). Biarlah kita tidak mencari perkenanan manusia dan dunia, melainkan hanya perkenanan T uhan.

Refleksi Diri:

Apakah Anda tergoda untuk mendapatkan kedudukan dan ketenaran dalam pelayanan? Apa yang membuat Anda sulit untuk melayani?

Bagaimana cara Anda melatih diri untuk memiliki hati seorang hamba
Share:

Kasih Untuk Musuh

Matius 5:43 47

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalahl bagi mereka yang menganiaya kamu.

Matius 5:44

Hati yang gembira adalah obat. Sebuah ungkapan yang disampaikan oleh penulis Amsal. 

Kalau kita pikir dan renungkan, memang benar bahwa hati yang gembira adalah obat. 

Hati yang gelisah ataupun sedih dapat mendatangkan stres dalam diri seseorang. 

Kalau sudah stres, paling tidak penyakit maag, pusing kepala atau masuk angin bisa menanti di depan.

Walaupun kita tahu bahwa hati yang gembira adalah obat, tetapi tak jarang kita mengalami sakit hati, kecewa, marah atau sedih, akibat perilaku orang lain. Orang orang di sekitar tidak selalu melakukan hal hal yang sesuai dengan ekspektasi kita. Akhirnya, hati sering kali merasa tersakiti apalagi jika dilakukan oleh orang terdekat kita. Kalau sudah tersakiti, apakah mudah untuk mengampuni orang tersebut? Bisa ya, bisa tidak. Mungkin kita berpikir tergantung seberapa sakit yang ditimbulkan.

Firman Tuhan hari ini merupakan pengajaran Yesus kepada para pendengarnya. 

Yesus tahu bahwa kehidupan manusia tidak akan lepas dari penganiayaan. Pasti akan ada orang orang yang bersikap menganiaya ataupun menyakiti orang lain. Karena itu, Yesus mengajarkan untuk tetap mengasihi dan mendoakan orang yang telah menganiaya ataupun menyakiti kita. Mengapa? Karena mengasihi adalah ciri dan tindakan nyata dari anak anak Allah yang ditetapkan Nya untuk menjadi terang dunia (ay. 45).

Allah sendiri menyatakan kasih Nya kepada semua orang. Kepada diri kita, keluarga, teman teman, bahkan orang yang menyakiti kita. Semua umat manusia tetap berada di dalam perlindungan kasih Allah yang begitu besar. Jika demikian, sebagai anak anak Allah seharusnya bukanlah balas dendam yang dilakukan ketika merasa tersakiti. Bukan juga rasa benci yang dipelihara ketika dikecewakan orang lain, melainkan kasih dari Allah yang seharusnya mendominasi isi hati kita dan dibagikan kepada musuh musuh kita.

Saat kita sedang berelasi dengan sesama, pasti akan ada momen dimana kita merasa tersakiti oleh tindakan ataupun perkataan dari orang lain. Namun, jangan sampai rasa sakit yang kita alami membuat kasih Allah meredup bagi sesama. Marilah terus belajar untuk memancarkan kasih Allah kepada orang orang yang menyakiti kita. Doakan mereka yang telah menyakiti hati kita. Kiranya kasih Allah memberikan sukacita dan damai dalam hati kita.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah membagikan kasih kepada orang yang telah menyakiti hati Anda? 

Apa yang akan Anda lakukan agar kasih Allah dapat terpancar bagi orang orang di sekitar Anda?
Share:

Nafkah dan sabat

Keluaran 16:1 26                                                   

Lalu berkatalah Musa kepada mereka: Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.

Keluaran 16:23 K eluaran pasal 16 dimulai dengan umat Israel yang bersungut sungut kepada Tuhan. 

Mereka membandingkan kehidupan mereka dengan kondisi ketika masih di Mesir (ay. 1 3). Bagaimana respons T uhan terhadap orang Israel? T uhan mendengar sungut sungut umat Nya tentang kebutuhan hidup mereka (ay. 7 12). Dari bagian ini kita belajar untuk percaya bahwa Allah mendengar keluh kesah kita kepada Nya tentang kebutuhan hidup kita. 

Lebih daripada itu, Allah memenuhi kebutuhan hidup umat Nya (ay. 13 15). Namun, ada syarat yang T uhan berikan, yaitu tiap tiap orang hanya boleh mengambil menurut keperluannya, cukup untuk hari tersebut, harus habis tidak bersisa (ay. 16 18). T etapi ada umat Israel yang tidak taat dan mengambil lebih banyak dari yang diperlukan sehingga sisa manna yang diambil itu menjadi rusak (ay. 20). Mengapa umat Israel tidak taat perintah untuk mengambil seperlunya? Mungkin karena mereka takut akan hari esok. Mungkin mereka berpikir, besok bagaimana? Begitulah kondisi manusia yang keinginannya lebih besar daripada apa yang dibutuhkan. Melalui peristiwa ini, kita belajar bahwa T uhan akan memenuhi kebutuhan, tetapi kita juga harus taat perintah Nya. Pemenuhan kebutuhan oleh Allah berjalan beriringan dengan ketaatan kita kepada Tuhan. 

Di ayat ayat selanjutnya T uhan memerintahkan tentang Sabat (ay. 23 26). Dia memerintahkan orang Israel untuk berhenti, termasuk berhenti mengambil manna dan mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada hari Sabat, tidak perlu bekerja supaya bisa makan. Mengapa? Karena Tuhan juga telah menyediakan makanan atau kebutuhan hidup untuk hari ketujuh, yaitu hari Sabat.

Sabat mengingatkan kita bahwa kebutuhan utama manusia bukanlah makanan, melainkan relasi dan pengenalan akan Tuhan. Tuhan Yesus berjanji akan memenuhi kebutuhan kita ketika menaati perintah perintah Nya dan menguduskan hari Sabat. Belajarlah percaya akan janji janji pemeliharaan Nya. Janganlah khawatir akan pemenuhan kebutuhan hidup kita. Serahkanlah kekhawatiran Anda kepada Yesus sebab Dia yang memelihara Anda (1Ptr. 5:7).

Refleksi Diri:

Apakah Anda percaya sepenuhnya bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan hidup Anda? Apa alasan utama Anda berhenti bekerja pada hari Sabat?

Apa saja hal hal harus kita hindari dan yang harus kita lakukan dalam hal menguduskan hari Sabat?

Doa hatiku bersyukur karena hari yang baru. Sehingga aku bisa menikmati kehidupan yang baru. Bersama Mu ya bapa, apa yang ku lakukan hari ini semua dalam kuasamu, dan jadikan aku berhasil karena mu. Amin
Share:

Kejarlah Kebenaran

Matius 5:1 12

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
 Matius 5:6

Sebuah lirik lagu berbunyi: Apa yang dicari orang? Uang. Apa yang dicari orang, siang, malam hari, petang? Uang uang uang, bukan Tuhan Yesus. Lagu ini mengingatkan kita bahwa banyak orang lebih suka mencari uang atau perkara materi daripada Tuhan. Ada begitu banyak keinginan yang orang kejar demi mencapai kebahagiaan. Namun, semakin dikejar semakin jauh dari rasa bahagia dan semakin banyak yang didapatkan semakin tidak puas. Itulah yang dialami oleh Raja Salomo ketika di masa tuanya menulis, Kesia siaan atas kesia siaan, … (Pkh. 12:8).

Ayat emas di atas merupakan salah satu ayat penting dalam Khotbah di Bukit. Syarat utama untuk memperoleh kehidupan yang saleh, bahagia, dan berkenan kepada Tuhan adalah memiliki jiwa yang lapar dan haus akan kebenaran. Arti lapar dan haus adalah mereka yang lebih mengutamakan hukum Allah dan hidup sesuai kehendak Nya sebagai kebutuhan rohani yang paling diinginkan. Selain itu, mereka sangat merindukan kehidupan yang saleh dan hubungan yang intim dengan Tuhan, sama seperti perut lapar mengharapkan makanan atau kerongkongan haus merindukan tetesan air. Hal ini ditegaskan kembali oleh Yesus, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33). Artinya, pemerintahan Allah dan firman Nya harus menjadi prioritas yang kita kejar daripada perkara jasmani (makanan, minuman, atau pakaian). Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita (Rm. 14:17). Hanya kebenaran yang dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi kita. Kejarlah kebenaran dan Kerajaan Allah maka yang lainnya akan ditambahkan kepada kita.

Saudara saudara, mintalah kepada Tuhan untuk menolong kita mengejar bukan apa yang orang dunia kejar. Orang dunia mengejar perkara materi dan berakhir dengan kekecewaan karena ternyata semua tidak pernah dapat memuaskan dahaga jiwa mereka. Sebagai orang percaya, marilah kita mengejar yang terutama perkara perkara rohani, yang bernilai kekal. Kejarlah kebenaran. Hiduplah menurut kehendak Allah maka jiwa kita pasti akan dipuaskan dan kita pun akan terus bertumbuh karena nutrisi iman kita tercukupi (baca Mzm. 1:1 3; 107:9; 119:1 2; Ams. 11:19).

Refleksi Diri:

Apa dan siapa yang paling Anda kejar dan utamakan selama ini? Bagaimana hasilnya? Apakah Anda terpuaskan?

Apa yang Anda lakukan agar memiliki jiwa yang haus dan lapar akan kebenaran?
Share:

Nama Yang Besar

Yeremia 10:6 10

Tidak ada yang nama seperti Engkau, ya TUHAN! Engkau besar dan nama Mu besar oleh keperkasaan.
 Yeremia 10:6

Nama seorang anak pasti memiliki artinya masing masing. Saya teringat dengan buku yang dimiliki oleh mama saya. Di dalam buku tersebut, berisikan berbagai kemampuan dasar yang perlu dikuasai para ibu rumah tangga. Salah satu bab dari buku tersebut berisikan kumpulan nama untuk seorang bayi dan tentu beserta dengan artinya. Kami berdua juga mencari nama untuk adik saya dari buku tersebut. Berkat buku tersebut akhirnya kami menemukan nama dengan arti yang diingini oleh mama dan saya. Ini mengingatkan saya bahwa setiap orangtua pasti ingin nama yang diberikan kepada anak mereka mempunyai arti yang bagus dengan tujuan agar kehidupan anak mereka sejalan dengan nama yang diberikan.

Perikop hari ini berisi seruan Nabi Yeremia yang mengungkapkan bahwa nama Allah begitu besar. Yeremia melihat nama Allah mencerminkan pribadi dari Allah itu sendiri, yaitu berkuasa dan perkasa. Pada saat banga Israel mengalami masa pembuangan, mereka harus hidup di tengah bangsa yang melakukan penyembahan berhala. Melihat kondisi yang terjadi, Yeremia berusaha untuk mengingatkan kembali kepada umat Allah bahwa tidak ada allah lain seperti Allah mereka. Yeremia mengungkapkan betapa fananya penyembahan berhala yang dilakukan karena tidak ada yang nyata. Hanya Allah satu satunya yang nyata dan sungguh berkuasa dalam kehidupan bangsa Israel.

Nama Allah yang berkuasa bagi bangsa Israel, juga berlaku bagi setiap kita. Apa pun kesibukan keseharian, pergumulan, maupun kebahagiaan yang kita alami, marilah selalu mengingat dan menyerukan pujian atas nama Tuhan Allah kita yang besar. Jangan sampai kita tergoda untuk mencari jalan pintas ketika menghadapi pergumulan. Jangan pula kita melupakan nama Tuhan ketika mencapai kesuksesan maupun kenyamanan dalam hidup. Ingatlah selalu, hidup kita tidak ada apa apanya tanpa kuasa dari Allah. Kuasa Allah lebih besar daripada kesulitan kesulitan kita. Kuasa Allah lebih hebat daripada kekuatan diri kita atau orang orang yang kita percaya. Nama Allah lebih besar daripada nama nama orang terkemuka di dunia ini. Teruslah bersandar pada Allah, dan saksikanlah betapa besarnya kuasa Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita di tengah dunia ini. Pujilah nama Allah yang besar!

Refleksi Diri:

Apakah Anda senantiasa memuji nama Allah yang begitu besar dan berkuasa di dalam keseharian Anda?

Bagaimana cara agar Anda terus mengingat dan percaya akan kuasa Allah yang besar?
Share:

Susu Yang Murni

1 Petrus 2:1 3

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.
 1 Petrus 2:2

Dalam 1 Petrus 1:22, Rasul Petrus menyinggung soal proses pertumbuhan iman orang Kristen yang dimulai dengan pengudusan diri. Wujud konkret pengudusan diri adalah mengasihi sesama. Dalam 1 Petrus 2:1, hal mengasihi sesama diperjelas dengan meninggalkan sifat, sikap, dan perbuatan yang merugikan orang lain. Perbuatan perbuatan yang disebutkan itu tidak menandakan kasih.

Ia kemudian melanjutkan lagi dengan langkah berikutnya, yaitu seorang Kristen yang bertumbuh harus bersikap seperti bayi yang selalu ingin akan air susu yang murni. Rasul Petrus tidak menganggap para pembaca suratnya adalah orang Kristen yang baru bertobat, tetapi mereka harus bersikap seperti bayi yang baru lahir yang sering sekali menangis meminta susu. Bayi yang baru lahir bisa menangis minta susu setiap dua jam. Jadi, yang dimaksud Petrus adalah kerinduan rohani yang dalam seperti bayi yang selalu lapar. Susu dalam konteks ayat ini tidak berarti ajaran dasar, melainkan makanan yang sangat dibutuhkan dan bergizi untuk pertumbuhan rohani.

Susu adalah gambaran firman Tuhan yang berguna untuk membangun iman. Sama seperti bayi meminum susu, demikian pula seorang Kristen seharusnya meminum susu rohani, dalam hal ini membaca dan menerima firman Tuhan. Hanya dengan cara itu, ia akan dapat mengecap kebaikan Tuhan, yaitu mengalami persekutuan yang penuh sukacita dengan Allah. Oleh karena itu, adalah mengherankan jika ada orang Kristen tidak suka membaca Alkitab. Itu ibarat bayi tidak suka akan susu. Jika ini terjadi, berarti ada sesuatu yang salah bahwa bayi tersebut sedang sakit. Demikian pula, seorang Kristen yang tidak suka akan firman Tuhan berarti sedang sakit rohaninya. Jika ini terus terjadi, maka ia akan mengalami yang disebut stunting atau kondisi gagal bertumbuh karena kekurangan gizi. Jika stunting terus dibiarkan maka akan terjadi kematian. Seorang Kristen yang tidak haus akan makanan rohani akan terancam kesehatan rohaninya.

Refleksi Diri:

Berapa kira kira nilai kerinduan Anda firman Tuhan jika diberi nilai 1 10? Apakah Anda punya kerinduan yang menyehatkan kerohanian Anda?

Bagaimana cara Anda membangun rasa haus dan rindu akan firman Tuhan?
                                               Doa                                        syukur dan Terima kasih buat pagi yang baru tubuh yang segar kesehatan yang prima, karena susu yang murni yang Tuhan Yesus berikan aku menyerahkan seluruh pekerjaanku hari ini dalam kuasamu apa yang akan aku lakukan hari ini semua dalam kuasamu dan berkatmu sehingga aku bisa mengerjakan apa yang jadi kewajibanku. Dalam Yesus Amin
Share:

Allah sang penyedis

Lukas 11:9 13

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada Nya.
 Lukas 11:13

Sebagai anak perantauan yang jauh dari orangtua, saya suka merindukan makanan buatan rumah. Setelah beberapa tahun tidak tinggal bersama orangtua, saya ingin menyicipi masakan mama saya. Demi mengobati rasa rindu yang muncul, saya sesekali meminta mama mengirimkan kue ataupun makanan beku yang ia buat. Tentu seorang mama tidak mungkin menolak keinginan anaknya. Dengan cepat mama pasti akan membuat dan mengirimkan makanan yang sedang saya rindukan. Hati saya pun jadi senang.inilah kisah yang di ceritakan oleh Teman. 

Hal yang wajar ketika kita menginginkan sesuatu di dalam kehidupan. Tak heran seringkali kita sebagai anak anak Tuhan, berdoa meminta kepada Allah Bapa apa yang kita inginkan. Kita acapkali berdoa kepada Tuhan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Memang tidak salah berdoa demikian kepada Tuhan. Doa Bapa Kami pun mengajarkan hal yang sama.

Injil Lukas mencatat ajaran Yesus Kristus dalam hal berdoa. Yesus mengatakan, Mintalah maka akan diberikan, carilah maka akan mendapatkan, ketoklah maka pintu dibukakan. (ay. 9). Dari pengajaran ini, kita dapat melihat bagaimana Yesus ingin kita terus mengandalkan Tuhan dalam setiap keinginan kita. Mengandalkan Tuhan karena Dia adalah Allah Sang Penyedia. Apa pun yang kita perlukan di dunia pasti akan Dia cukupkan. Ingat, Tuhan tahu mana yang benar benar kita perlukan dan Dia akan memberikan apa yang memang kita perlukan.

Menariknya, Injil Lukas tidak hanya mencatat bahwa Tuhan Yesus akan memenuhi kebutuhan kebutuhan yang kita perlukan. Tetapi, Yesus juga berjanji akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang memintanya! Ini mengingatkan kita betapa pentingnya meminta Roh Kudus agar terus tinggal di dalam hati dan menuntun kehidupan kita melalui doa yang dipanjatkan. Seringkali kita hanya berfokus pada hidup dunia kita dan tidak pada hidup spiritualitas kita.

Allah telah menyediakan apa yang kita perlukan secara holistik. Baik jasmani maupun spiritual, semua disediakan Allah. Jangan ragu untuk meminta kepada Nya! Dia Allah yang sanggup menyediakan seturut kebutuhan kita asalkan sesuai kehendak Nya.

Refleksi Diri:

Apa saja keinginan yang Anda panjatkan dalam doa kepada Bapa? Apakah sudah sesuai kehendak Nya?

Apakah Anda pernah meminta Roh Kudus kepada Tuhan untuk selalu tinggal di dalam hati Anda? Apa alasan Anda meminta Nya?

Doa, puji syukur ku naikkan padamu ya Tuhan Bapa di surga, terima kasih buat hari yang baru untuk pagi ini. Apapun yang kulakukan hari ini semua dalam kendali Tuhan, dengan seizinmu kami bisa melakukan apapun demi engkau. Amin
Share:

Tidak mencari tapi di cari

1 Timotius 1:12 17 

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
1 Timotius 1:15

Guo Gantang kehilangan anaknya, Guo Xinzhen (usia 2 tahun), yang diculik dan dijual. Sang ayah tidak tinggal diam. Ia mencari anaknya berkeliling Tiongkok menggunakan motor sambil membawa spanduk bergambar anaknya. Selama 24 tahun ia mencari, sampai akhirnya polisi menemukan kecocokan DNA sehingga Gangtang bisa bertemu kembali dengan anaknya. Dalam pertemuan yang penuh haru itu, mereka menangis dan saling memeluk, sembari sang ayah berkata, Ayah menemukanmu, kamu telah kembali. Betapa luar biasa kasih ayah yang tidak menyerah mencari anaknya. Kisah kasih lebih luar biasa daripada seorang ayah jasmani yang mencari adalah Bapa Sorgawi melalui Tuhan Yesus mencari manusia berdosa. Manusia tidak pernah bisa kembali kepada Bapa kalau Dia tidak berinisiatif mencari.

Ayat emas di atas seringkali terdengar begitu biasa di telinga orang Kristen, padahal ada penekanan sangat penting yang Rasul Paulus sampaikan. Kalimat pendahulu: Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: seolah olah Paulus mau mengatakan, Stabilo bagian ini atau garis bawahi, karena selanjutnya adalah bagian terpenting: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Satu satunya yang paling dibutuhkan manusia berdosa adalah Yesus Kristus, tidak ada yang lain. Tuhan yang Mahakudus mencari manusia yang berdosa. Mengapa hanya Yesus? Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. (Rm.3:10 11)

Tidak ada yang bisa datang kepada Allah kalau Tuhan Yesus tidak datang untuk mencari dan menyelamatkan. Yesus mencari manusia tidak asal cari. Dia mencari sampai mendapatkannya, tidak pernah gagal. Semua orang di dunia ini butuh Yesus karena setiap orang sudah terinfeksi virus dosa yang mematikan. Tidak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Yesus. Ini berita yang mengubahkan, menggemparkan, dan sangat indah.

Kasih karunia Tuhan sanggup menerangi hati yang begitu gelap, mengubahkan pribadi yang begitu kejam, mengampuni seorang terhukum mati, dan memberikan sukacita di tengah tengah penderitaan. Ingatlah bagaimana Yesus mencari Anda. Mari senantiasa mensyukuri anugerah keselamatan dari Nya. Hiduplah benar, jangan hidup sia sia terus.

Refleksi Diri:

Mengapa manusia tidak bisa mencari Allah jika tidak di dalam Tuhan Yesus Kristus?

Apakah ada hal sia sia yang selama ini Anda lakukan dan Anda mau mengubahnya hari ini?
                                               Doa. Syukur dan berterima kasih atas kasih dan anugershmu yang Kau berikan. Hari ini aku merasa bangga karena Engkau mencari aku yang hina ini, untuk itu hamba berserah untuk amugerahmu yang ku rasakan hari ini, apapun yang kulakukan semua untuk kebaikanku. Amin
Share:

Seperti Boas

Rut 2:1 9

Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. Juga sisa sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
 Imamat 19: 9,10

Boas memang orang yang baik hati. Ia menerapkan apa yang ditetapkan oleh hukum Taurat Musa, yaitu bahwa ketika memanen tidak boleh memanen sampai bersih tetapi harus menyisakan sebagian agar orang miskin bisa memungutinya. Pada waktu itu datanglah Rut yang ikut memungut sisa panen. Rut adalah penyandang status ganda orang tidak beruntung: janda dan orang asing. Janda pada masa itu hampir pasti miskin. Oleh sebab itu, ia berhak memunguti sisa hasil panen di ladang Boas.

Jika Anda membaca kitab Imamat, rasanya pasti membosankan. Banyak aturan rinci dan ribet yang tidak relevan lagi dengan situasi zaman sekarang. Akan tetapi, sebetulnya Alkitab itu relevan sepanjang masa, tinggal bagaimana kita membacanya. Jika kita memakai kacamata yang tepat maka kita akan menemukan makna di balik teks yang kita anggap membosankan tersebut.

Aturan tentang panen memanen dalam Imamat 19:9,10 memang tidak lagi diterapkan apa adanya pada masa sekarang ini. Keadaan zaman sudah berubah. Akan tetapi, prinsip yang diajarkan oleh kedua ayat itu tidak berubah, yaitu kemurahan hati. Banyak orang di sekitar kita yang hidup dalam kekurangan. Mereka butuh belas kasihan dari orang yang lebih mampu. Oleh sebab itu, orang yang lebih mampu dipanggil untuk menyisihkan penghasilan atau harta mereka bagi orang miskin. Bermurah hati tidak akan membuat seseorang jadi miskin. Justru seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:24 25, Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Kiranya ayat ini mengingatkan kita untuk selalu menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk orang orang yang Tuhan sengaja tempatkan di hati kita, yaitu mereka yang membutuhkan uluran tangan kasih kita secara materi.

Refleksi Diri:

Mengapa orang Kristen harus bermurah hati?

Bagaimana Anda mempraktikkan kemurahan hati dalam hidup sehari hari? Doa Tuhan Yesus yang baik, hari ini kami datang untuk menjadi sama seperti kristus, mampukan kami untuk menjadi seperti boas yang dapat menjadi berkat. Lancarkan usaha dan pekerjaan. Agar kami dapat menjadi alat Tuhan. Amin
Share:

Menabur dengan Air mata

Mazmur 126:5-6 (TB)  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. 

*Tuhan adalah Bapa yang peduli. PertolonganNya selalu tepat waktu.*

Ketika kau bejalan menuju Dia, Ia akan berlari menyongsongmu. 
Kalau kau mengarahkan pandangan ke arahNya, Ia akan memandangmu dengan hangat. 
Saat kau mengulurkan satu tangan, Ia akan mendekapmu dengan kedua tanganNya. 
Dan ketika kau berseru Ia akan mendengarkanmu. 

Tuhan selalu punya cara untuk menolongmu. Ia mengerti dirimu dan masalahmu. Karena itu cara terbaik untuk mengetuk pintu hatiNya ialah dengan doa. Ia akan memperhitungkan air matamu.

*PertolonganNya tepat waktu.* 
Ukuran ketepatan waktu bukan berdasarkan waktu dimana kamu memintanya namun berdasarkan pada saat mana kamu sangat membutuhkannya. 
Bukan juga menurut keinginan kita namun keinginan-Nya. 

Karena itu kamu dengan penuh iman berseru, “Terjadilah seturut keinginan-Mu karena kuyakini itu yang terbaik. Biarlah semuanya berjalan seturut kehendakMu karena Engkau mengerti kebutuhanku dan memahami diriku. Engkau mengenal diriku lebih dalam dari aku mengenal dari diriku sendiri”

Karena itu ketika kamu mengalami beratnya beban hidup dan kamu berseru, “Tuhan bersegeralah menolong aku,” namun Allah kadang “membiarkanmu” berjuang, itu karena Ia yakin kamu mampu melakukannya.

Hilangkanlah perasaan bahwa Allah membiarkanmu berjalan sendirian. Ia tetap berjalan bersamamu dan melangkah seiring denganmu . Hanya kamu harus tahu bahwa Dia tidak ingin memanjakanmu tetapi mau “mendidikmu” menjadi orang yang beriman, berpasrah kepada-Nya, berpengharapan dalam kesesakan, bersabar dalam derita sekalipun. 

Pertolongan-Nya tepat waktu karena Ia tahu kebutuhanmu terutama bukan untuk saat ini namun untuk sepanjang hidupmu. Akhirnya kamu akan berseru, “Tuhan, Engkau tahu yang kumau”

*_Kiranya damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal senantiasa memelihara hati dan pikiran kita sepanjang hari ini_*

Salam semangat
Tuhan Yesus selalu memberkati
Share:

Jangan lari dari masalah

 2Tawarikh 14:2 15

Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat.
2 Tawarikh 14:11a

Ada orang yang seringkali lari dari masalah yang dihadapi, salah satu alasannya adalah karena takut. Merasa bahwa tidak mempunyai kekuatan untuk bisa menghadapi masalah tersebut. Ketika orang percaya lari dari masalah yang dihadapinya, sebenarnya ia sedang mengandalkan diri sendiri dan tidak mau memercayakan kehidupannya kepada Tuhan.

Asa sedang berada di tengah situasi yang menggentarkan dirinya. Bagaimana tidak gentar ketika menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar darinya. Musuh yang akan dihadapinya mempunyai jumlah pasukan dua kali lipat lebih daripada yang dimilikinya. Di dalam situasi ini Asa berseru kepada Tuhan, dia menaikkan permohonan dengan sungguh sungguh. Apa yang kita bisa pelajari dari Asa? Pertama, ia menyadari bahwa memang dirinya lemah jika dibandingkan lawannya. Asa tahu kekuatannya tidak seberapa. Kedua, ia mengakui bahwa Tuhan adalah tempat pertolongan yang kuat dan tepat. Tuhan adalah satu satunya tempat ia bisa menghadapi musuhnya. Tuhan bukan pilihan dari sekian banyak yang sanggup menolong dia, tetapi satu satunya. Asa mengenal baik siapa Tuhannya, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Di dalam situasi genting justru tempat perlindungan teraman hanya kepada Tuhan saja. Dan Tuhanlah yang menyelamatkan Asa dari tangan musuhnya, bukan karena kuat dan hebatnya Asa, tetapi karena Tuhan.

Hidup kita tidak bisa tanpa Tuhan. Satu satunya yang sanggup dan bersedia setiap saat menyelamatkan kita hanyalah Tuhan Yesus. Manusia terlalu lemah untuk bisa membebaskan diri kita dari permasalahan yang kita hadapi. Satu satunya penolong kita adalah Kristus Yesus. Dialah pembebas sejati di dalam hidup kita. Banyak situasi di hadapan kita bagaikan raksasa dan kita sering melihat diri seperti liliput, tetapi ingatlah kita menghadapi semua hal yang menakutkan itu bersama dengan Sang Raja di atas segala raja. Serahkan semua kekhawatiran dan ketakutan Anda kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menyertai Anda. Lari dari masalah tidak selalu menyelesaikan masalah, malah akan menyakitkan jiwa. Saat menghadapi masalah larilah hanya kepada Tuhan Yesus saja di mana kita menemukan kekuatan.

Refleksi Diri:

Apa langkah yang biasanya Anda ambil ketika menghadapi masalah?

Apakah Anda sudah menyerahkan permasalahan Anda kepada Tuhan ketika merasa takut dan khawatir menghadapinya?
Share:

Bapa sekaligus Hakim

1 Petrus 1:17 21

Dan jika kamu menyebut Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
1 Petrus 1:17

Hidup kudus adalah panggilan orang Kristen. Penulis Jerry Bridges mengatakan, Kekudusan tak lain adalah kesesuaian dengan karakter Allah. Tujuan utama hidup orang percaya bukanlah kebahagiaan, melainkan kekudusan, karena itulah yang berkenan di hadapan Allah. Tidak ada kebahagiaan di luar kekudusan. Kebahagiaan sejatinya hanya ada dalam hidup yang berkenan kepada Allah.

Dalam 1 Petrus 1:17, Rasul Petrus memberikan alasan lain tentang pentingnya hidup kudus, yaitu penghakiman Allah. Ia menjelaskan bahwa kita sering memanggil Allah sebagai Bapa dan berseru kepada Nya meminta tolong. Ini menandakan hubungan yang dekat. Allah itu Bapa yang penuh kasih. Hal ini tentu baik baik saja. Akan tetapi, Petrus mengingatkan bahwa Allah adalah Bapa sekaligus Hakim. Hakim yang menghakimi orang berdosa.

Apakah penghakiman yang dimaksud adalah penghakiman pada akhir zaman nanti? Tentu saja akan ada penghakiman pada akhir zaman nanti, tetapi yang dimaksud di sini adalah penghakiman dalam arti disiplin pada masa sekarang ini. Dengan kata lain, tidak ada perbuatan dosa yang dibiarkan begitu saja, akan selalu ada konsekuensi yang harus ditanggung si pendosa. Oleh sebab itu, orang percaya harus hidup dalam ketakutan. Ini bukan berarti ketakutan yang merenggut damai sejahtera, melainkan dalam arti menghormati Allah. Takut untuk berbuat dosa. Takut akan Allah adalah sisi lain dari kasih kepada Allah sehingga tidak mau menyakiti hati Nya. Ibarat seorang anak mengasihi orangtuanya, tetapi pada saat yang sama juga hormat kepada mereka.

Konsep Allah sebagai Hakim itu nyata dalam Alkitab, tetapi seringkali tertutup oleh konsep Allah sebagai Bapa. Padahal, keduanya adalah dua sisi yang tidak terpisahkan. Allah yang memperlakukan kita sebagai anak adalah Allah yang juga mendisiplin kita jika berdosa. Kita bukanlah anak anak manja. Kesadaran ini harus meresap dalam kehidupan kita sehingga kita menjaga kekudusan hidup setiap saat. Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan dengan menghomati Allah sebagai Bapa sekaligus mengasihi Tuhan Yesus Kristus sebagai Sahabat.

Refleksi Diri:

Apa perasaan Anda mengetahui bahwa Allah adalah Hakim?

Bagaimana sikap Anda jika Allah mendisiplin karena dosa yang Anda perbuat?
                                               Doa                                        Tuhan Allah yang baik dan mengasihi berikanlah kami hari ini hikmatmu yang ada dalam hidupku, engkau sebagai hakim yang akan menghakimi kami. Amin
Share:

Tunduk Kepada Allah

Yakobus 4:1 10

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
padamu!
Yakobus 4:7

Sebagai seorang penderita asam lambung, saya perlu berhati hati dalam mengonsumsi beberapa makanan, seperti santapan yang pedas, mie, kopi, teh, cokelat, susu, dan lainnya. Sayangnya, semua makanan yang memicu asam lambung adalah makanan yang saya sangat sukai. Bakmi pedas, es kopi, kue cokelat, susu hangat, ahh semuanya nikmat. Rasanya tidak cukup untuk memuaskan keinginan saya apabila dikonsumsi secara terbatas. Saya sangat tergoda untuk mengonsumsinya banyak banyak hingga puas. Tapi, saya selalu ingat kalau dikomsumsi berlebihan, ya siap siap saja sama risikonya.

Begitu pula dengan kehidupan kita. Hari hari yang kita jalani pasti akan ada godaan godaan tertentu yang tiba tiba datang. Godaan makanan, godaan rebahan, godaan berbohong, dan lain sebagainya. Selama hidup di tengah dunia yang berdosa ini, kita tidak dapat menghindar dari godaan. Selalu ada hawa nafsu dalam diri yang dapat membuat kita terjerat dan bersahabat karib dengan dosa dunia.

Surat Yakobus memberikan peringatan agar para pembacanya tidak terjatuh pada hawa nafsu (ay. 3) dan persahabatan dengan dunia (ay. 4). Pertengkaran, perselisihan, percabulan, bisa datang menggoda diri kita. Oleh karena itu, Rasul Yakobus mengingatkan agar kita selalu tunduk kepada Allah dengan hidup menurut kebenaran firman Tuhan dan kehendak Allah. Jangan sampai kita tergoda oleh Iblis yang membuat kita jatuh ke dalam dosa. Lawan godaan! Itulah nasihat Yakobus kepada kita semua.

Patut disadari, kita tidak dapat melawan godaan Iblis dengan kekuatan diri sendiri. Pada dasarnya kita memang manusia berdosa. Kita bukan super hero seperti di film film yang bisa menang melawan kejahatan. Tapi, ingatlah selalu, kita punya Tuhan Yesus yang jauh lebih hebat dari super hero. Dia mampu menolong kita melawan godaan Iblis. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk melekatkan diri kepada Allah, tunduk terhadap kehendak Nya. Mari terus bersandar dan tunduk kepada Allah dalam keseharian hidup yang kita jalani.

Kita tidak tahu godaan apa yang akan muncul di depan. Namun, marilah belajar untuk terus mengikuti perintah Tuhan, mengakui kelemahan, dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita dalam menghadapi setiap godaan hidup yang pasti muncul.

Refleksi Diri:

Kapan terakhir kali Anda tergoda melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan? Apa akibatnya?

Apa yang akan Anda lakukan agar dapat terus tunduk kepada Allah?                      Doa                                        Tuhan aku bersyukur dan berterima kasih untuk Kasih dan Anugerahmu dalam hidupku. Dimana banyak godaan yang akan menimpa ku hari ini, untuk itu ajari ku untuk tunduk kepadaMu. Sehingga langkahku hari ini optimal dan menjadi berkat. Amin
Share:

Menyerah Untuk Menang

Yunus 1:4 16

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada Nya, dan Ia akan
bertindak;
Mazmur 37:5

Lose a battle to win the war. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa ada kekalahan atas peperangan yang harus dialami untuk mendapatkan kemenangan besar. Namun, di sisi yang lain kita juga diajarkan untuk semangat terus berjuang dalam menjalani hidup. Lantas, sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus menjalani hidup?

Para awak kapal di kapal yang ditumpangi oleh Yunus belajar mengenai arti perjuangan hidup dengan cara yang tidak enak. Para awak kapal adalah pelaut yang sangat hebat, tetapi mereka mengalami badai yang luar biasa sampai membuat mereka takut (ay. 5). Mereka melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dari berteriak kepada setiap allah yang mereka tahu, membuang barang barang bawaan, mencari biang kerok dari masalah yang dialami, dan mendengarkan solusi atas masalah mereka (ay. 12). Namun, setelah mendengar cara untuk keluar dari kondisi tersebut, mereka masih menolak untuk mengikutinya.

Para awak kapal tersebut memang menunjukkan kasih kepada Yunus dengan menolak mencampakkannya ke laut, tetapi cara yang Tuhan berikan bukan demikian. Akhirnya, setelah memberikan usaha terbaik untuk mendayung, mereka sampai ke titik balik dalam hidup mereka, yaitu mereka tidak sanggup. Para pelaut itu menyadari bahwa mereka tidak mampu dan menyerahkan hidup mereka ke dalam tangan Tuhan (ay. 14 15). Perjalanan ke titik terendah membawa mereka berjumpa secara pribadi dengan Allah pencipta langit dan bumi. Mereka pun akhirnya mengakui dan menyembah Tuhan.

Kita sebagai orang Kristen pun dapat terjebak dalam pikiran bahwa Tuhan berkenan hanya jika kita telah berbuat sesuatu bagi Nya. Padahal, Dia berkenan kepada kita bukan karena perbuatan perbuatan kita, melainkan karena karya Kristus di dalam diri kita. Mari belajar hidup berserah kepada Allah dan mengikuti cara Nya yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Allah mampu memelihara hidup kita (Mat. 6:25). Demikian juga saat kita menghadapi badai kehidupan yang membuat kita berada di titik terendah dalam hidup, mari berserah kepada Nya dalam doa. Hanya dalam penyerahan diri kepada Tuhan kita akan mengalami kemenangan sejati dalam kehidupan.

Refleksi Diri:

Apa bagian bagian dalam hidup Anda yang susah untuk Anda serahkan kepada Tuhan?

Kapan Anda pernah mengalami titik terendah dalam kehidupan? Apakah Anda berjumpa Tuhan Yesus pada titik tersebut?
                                               Doa. Tuhan yang baik, ajari aku untuk menjadi alatMu untuk kasih dan anugerahMu. Ajari aku untuk menjadi kemuliaanmu di sepanjang hidupku, untuk menemukan orang damai di sekitarku. Agar dapat berguna bagi orang lain. Amin
Share:

Bukan karena pakaian

Matius 22:1 14
Jadi hasilkanlah buah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Lukas 3:8a

Bagi kita yang hidup di zaman ini, agak sulit mengerti mengapa hanya gara gara tidak berpakaian pesta seorang tamu dihukum berat. Sebenarnya apa yang dimaksud Tuhan Yesus dengan perumpamaan ini?

Pesta pernikahan, di negara atau budaya mana pun adalah acara penting bagi tuan rumah. Ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar tamu tamunya puas. Sebagai tanggapan para tamu, mereka juga akan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menghadiri pesta, yaitu dengan berpakaian yang pantas. Pakaian pantas yang dimaksud bukanlah pakaian mewah tetapi pakaian bersih dan rapih. Berpakaian kotor adalah penghinaan bagi sang tuan rumah.

Mari kita telaah maksud kisah ini. Pakaian pesta adalah simbol dari pertobatan. Tuhan mengundang banyak orang datang kepada Nya seperti tuan yang mengadakan pesta mengundang tamu. Akan tetapi, tidak semua orang bersikap baik dan menghargai undangan itu. Seorang yang mengaku Kristen tetapi tidak berpakaian pertobatan adalah sama dengan orang yang tidak menghargai anugerah keselamatan Allah. Ia hanya mengaku Kristen tetapi tidak menunjukkan tanda tanda pertobatan. Ia tetap berpakaian kotor, simbol dari kehidupan di dalam dosa. Jika demikian, nasibnya adalah menerima penghukuman kekal.

Keselamatan adalah anugerah Allah. Anugerah diberikan secara cuma cuma. Namun, setelah menerima keselamatan kelanjutan hidup seorang murid Kristus adalah usaha dan perjuangan. Banyak orang Kristen puas menjadi pengikut Kristus tanpa beranjak menjadi murid Kristus. Mengharapkan berkat berkat Allah tetapi tidak mau berkomitmen berjalan bersama Yesus. Sejatinya, kita harus menunjukkan buah pertobatan. Tidak bisa diam diam saja. Orang yang datang ke pesta dengan tidak berpakaian pantas itu ketika ditegur ternyata diam saja, artinya ia sudah tahu aturannya tetapi sengaja melanggar. Demikian pula, seseorang mungkin saja ada di dalam gereja berpuluh tahun, tetapi itu bukan jaminan ia adalah sungguh anak Allah. Seseorang bisa saja sudah menjadi orang Kristen sejak dalam kandungan, tetapi itu bukan jaminan dirinya benar benar murid Kristus. Iman harus nyata dalam perbuatan. Pertobatan harus tampak dalam buah buah yang dihasilkan. Iman tanpa perbuatan adalah mati.

Sekarang, apakah Anda sudah berpakaian pantas saat datang ke pesta perjamuan Allah?

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah beranjak dari seorang pengikut menjadi seorang murid Kristus? Apa wujud nyatanya?

Apa arti iman tanpa perbuatan adalah mati bagi Anda?
                                                Doa.                                      Tuhan Yesus Kami bersyukur dan berterima kasih atas kasihMu. Pagi hari ini aku menyerahkan  segala bentuk pertolongan dan mujizat bagi semua pembaca renungan ini Di jamah dan di pimpin Tuhan Yesus. Jadikan iman mereka bertumbuh dan bertambah dewasa sesuai Kristus. Amin
Share:

iman dari pandang Tuhan

 "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. (Markus 5:38-42)

Iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja. Apabila kemampuan manusia untuk memahami situasi yang ia hadapi bersifat terbatas dan seringkali meleset dari kenyataan, maka tidak demikian halnya dengan Tuhan. Ia adalah pribadi yang mahatahu dan sanggup melihat apa yang tidak dapat kita lihat. Apabila kita sungguh-sungguh mempercayai Dia maka kita akan menilai apa yang kita hadapi bukan sekadar dengan pandangan manusiawi kita, tetapi dengan sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, melalui iman kita melihat keadaan di sekitar kita dan menilainya sesuai dengan bagaimana Allah memahaminya.

Bahwasanya dengan iman kita akan dapat melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan ini dicatat di dalam Markus 5. Ditulis di situ bahwa banyak orang sedang menangis karena kematian anak Yairus. Kepada mereka Yesus berkata: "Anak ini tidak mati, tetapi tidur." Mendengar perkataan itu mereka menertawakan Dia. Karena mereka memandang keadaan dari sudut pandang manusiawi mereka. Sedangkan Yesus melihat bahwa sebentar lagi anak tersebut akan bangkit dari kematian karena Ia akan membangkitkannya. Kalau saja orang banyak tersebut percaya kepada perkataan Yesus mereka tidak akan menertawakan Dia. Iman mereka kepada Yesus akan memampukan mereka untuk melihat dari sudut pandang Tuhan. Dengan kata lain, iman adalah kesanggupan untuk melihat keadaan dengan mata Tuhan, dan bukan sekadar dengan pandangan manusiawi saja.
refleksi. 
Mengapa Anda perlu untuk melihat keadaan berdasarkan sudut pandang Tuhan? Agar dapat melihat dari sudut pandang Tuhan, apakah yang Anda perlukan?

unjuk kerja. 
Tuhan, tolonglah diriku agar aku dapat hidup di dalam iman dan bukan semata-mata karena melihat dengan pandangan secara jasmaniah belaka. Sebab aku menyadari bahwa pemahamanku secara manusiawi adalah terbatas dan jauh dari sempurna. Sedangkan iman kepada-Mu akan memampukan diriku untuk melihat keadaan dari pandangan-Mu. Engkau dapat melihat dengan sempurna, karena Engkau mahatahu dan tidak ada apapun yang tersembunyi dari mata-Mu. Penilaian-Mu tidak pernah keliru karena sesungguhnya hikmat-Mu tidak terbatas. Oleh sebab itu, ya Tuhan, teguhkanlah imanku dan ajarlah diriku untuk semakin berserah kepada-Mu.

 Doa 
Kembali pada pagi hari ini aku datang merendahkan diri di hadapan-Mu. Aku menyerahkan hidupku di sepanjang hari ini ke dalam anugerah-Mu. Tolonglah diriku agar aku dapat mengisi hari ini bukan dengan kesanggupanku belaka, namun dengan bersandar kepada kuasa-Mu. Sebab kuasa-Mu tidak akan terhentikan oleh penghalang yang sebesar apapun, sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Demikian pula orang yang hidup mengandalkan diri-Mu juga tidak akan mengenal kemustahilan. Bersama dengan-Mu aku akan sanggup melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa yang melampaui keterbatasan diriku. Sertailah diriku di setiap hidupku. Amin
Share:

Orang Hidup punya Rencana

Pengkhotbah 9:1 10

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang
hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
 Pengkhotbah 9:4

Jika meneliti lebih dalam kitab Pengkhotbah, kita akan menemukan hal menarik. Pembacaan sekilas kitab ini akan membawa kita pada kesimpulan bahwa nada kitab Pengkhotbah itu pesimis, ditandai dengan pengulangan kata sia sia sampai 79 kali. Namun, sebenarnya Pengkhotbah tidak mengajarkan pesimisme. Di antara ayat ayat yang berkesan pesimis justru kita menemukan ayat yang optimis seperti ayat di atas.

Pada ayat 1 3 perikop bacaan, Pengkhotbah mengatakan bahwa semua manusia pada dasarnya menuju tujuan yang sama, yaitu alam orang mati. Seolah olah tak ada bedanya antara orang baik dan orang jahat. Sampai di sini kita masih melihat nada pesimis. Akan tetapi, Pengkhotbah 9:4 menandai awal perspektif yang berbeda. Ia menekankan keberhargaan kehidupan dibandingkan kematian. Bahwa hidup, sekalipun dalam keadaan menderita atau dianggap hina (seperti anjing), masih lebih baik daripada kematian. Sekadar catatan, pada masa kitab Pengkhotbah ditulis, ajaran tentang kehidupan setelah kematian belum sejelas pada masa Perjanjian Baru sehingga mereka menganggap kematian sebagai akhir segala kehidupan (bdk. Pkh 9:5).

Seseorang disebut hidup jika ia mempunyai harapan. Harapan akan sesuatu yang lebih baik, harapan menjalani hidup yang bermakna, harapan melakukan sesuatu bagi kemuliaan Allah sebelum menghadap takhta pengadilan Nya (Pkh. 12:14). Seorang yang berpengharapan tidak akan berdiam diri. Ia akan berusaha sebaik baiknya menjalani kehidupan ini (Pkh. 9:10). Selaras dengan yang dikatakan Rasul Paulus, Pergunakanlah waktu yang ada (dengan sebaik baiknya—tambahan penulis), karena hari hari ini adalah jahat (Ef. 5:16).

Harapan juga membuat perbedaan di dalam seseorang menghadapi tantangan kehidupan. Selama seseorang masih punya harapan, ia akan sanggup menjalani kehidupan, betapa pun beratnya. Dengan demikian, pengkhotbah ingin menyampaikan pesan, Jangan menyerah, jangan berputus asa. Meskipun hidup ini sia sia, tidak berarti tidak ada harapan dalam hidup. Hidup adalah berkat yang Tuhan berikan pada manusia. Kehidupan itu lebih baik daripada kematian. Karena itu, selama masih hidup, jadikanlah hidupmu berarti.

Refleksi Diri:

Mengapa harapan sangat penting bagi hidup kita?

Bagaimana menyatakan sikap hidup berpengharapan di dalam hidup sehari hari Anda? Doa. Bapa Terima Kasih pagi ini kami datang kehadapanmu dengan segala anugerahmu harapanku bukanlah harapanmu, tapi harapan Mu sungguh luar biasa, bahwa segala rencanamu itu bagiku harapan seumur hidupku. Apapun rencanaku hari ini ada pada kuasamu. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.