Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
- Yohanes 4:35
Tahun berganti tahun, kita semakin menyadari keterbatasan untuk memahami dengan benar di balik sebuah pernyataan atau kejadian di tengah kemajuan dan kepintaran manusia. Terkadang kita terkejut karena yang kita pahami berbeda dengan yang sebenarnya terjadi. Inilah yang mungkin dipikirkan murid-murid saat mencoba memahami tanggapan Yesus atas tawaran makan mereka (ay. 31). Yesus berkata, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal,” (ay. 32) ketika Dia menjelaskan maksud-Nya tentang makanan tersebut.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa berjalan dan merencanakan hidup bukan pada apa yang kita sendiri kehendaki dan pikirkan, melainkan apa yang dikehendaki dan dipikirkan Tuhan. Persoalannya, apakah pengajaran ini ada di dalam pikiran setiap umat Tuhan dalam perjalanan hidup mereka? Murid-murid memiliki keinginan rohani yang lemah. Buktinya, mereka tidak bertanya dan mencoba mendengar percakapan Tuhan Yesus dengan wanita Samaria (ay. 27b) dan bagaimana perubahan hidupnya terjadi. Yesus mengatakan bahwa kepuasan yang besar dan “mengenyangkan” kelaparan-Nya adalah melakukan kehendak Allah (ay. 34). “Rasa haus jasmani (dan rasa lapar mungkin sejak siang hari) yang dirasakan Tuhan kita sebelumnya, telah dan terlupakan saat Dia menjalankan pelayanan mulia dalam pemberitaan kebenaran kepada wanita Samaria ini.” (Hendy Alford)
Kita perlu memiliki keberanian melihat dan bertindak melibatkan diri sesuai tujuan Tuhan dengan membangun kehidupan yang peka untuk memikirkan dan bertindak sesuai yang Tuhan kehendaki. Pertanyaan Yesus, “Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” (Yoh. 4:35a) seolah-olah menyatakan bahwa tidak perlu terburu-buru dalam melakukan suatu tugas karena segala sesuatu membutuhkan waktu dan tidak dapat menghindari penantian.
Namun, Tuhan Yesus tidak ingin murid-murid-Nya mempunyai mentalitas sikap yang menunda. Dia ingin mereka berpikir dan bertindak seolah-olah panen sudah siap. Yesus menggunakan perumpamaan tentang makanan dan hasil panen untuk mengkomunikasikan gagasan rohani-Nya. Gagasan tentang penuaian memiliki arti ada banyak orang yang siap diterima ke dalam Kerajaan Allah. Kita harus memiliki keberanian untuk melihat diri dan bertindak sebagai pekerja dan penuai karena itulah tujuan Tuhan bagi kita.
Refleksi Diri:
Adakah hati Anda semakin dipenuhi kerinduan dan tekad yang kuat untuk melihat dan bertindak melibatkan diri pada tujuan Allah?
Apa komitmen Anda untuk mewujudkan kasih Tuhan melalui pengabaran Injil dan misi yang menghadirkan nilai-nilai kebenaran Allah dalam setiap pemikiran dan karya hidup Anda?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar