Markus 11:27-33
Ketika kekuasaan seseorang terancam, biasanya ia akan melakukan apa saja untuk mengamankannya, termasuk mencari celah untuk menjatuhkan lawannya. Akan tetapi, jika yang dilakukan malah berbalik membahayakan dirinya, dia akan bermain aman dengan menghentikan serangannya atau bahkan berusaha berdamai dengan sang lawan.
Inilah yang dilakukan oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua. Mereka ingin menjatuhkan Yesus dengan mempertanyakan otoritas dari kuasa Yesus (27-28). Mereka sudah mengumpulkan informasi mendetail, dan menemukan bahwa tidak ada tokoh rabi ternama dan berotoritas yang menahbiskan Yesus.
Dengan bertanya, mereka mau menegaskan di depan khalayak ramai bahwa Yesus hanyalah orang biasa yang tidak terdidik, maka Dia tidak perlu dipercaya. Dengan demikian, segala perbuatan-Nya yang menyembuhkan orang sakit, membersihkan Bait Allah, dan mengajar tidak dapat diterima.
Jawaban Yesus melalui pertanyaan retoris justru membuat mereka terpojok sendiri (29-30). Pertanyaan Yesus akan asal otoritas dari kuasa Yohanes Pembaptis justru menyudutkan mereka karena apa pun jawabannya mereka hanya akan merugikan posisi mereka sendiri (31). Jelas mereka juga tidak suka dengan Yohanes yang mencerca dan mengancam kekuasaan mereka. Namun, pada saat yang sama, mereka juga takut karena tahu bahwa Yohanes Pembaptis memiliki banyak pengikut (32). Membantah otoritasnya juga akan merugikan kelompok mereka sendiri.
Jadi, mereka memilih untuk bermain aman demi kekuasaan yang tetap kuat dan stabil, meskipun mereka harus menyangkal kebenaran dan pura-pura tidak tahu. Terlihat bahwa sejatinya mereka hanya mau melayani diri dan kelompok mereka saja.
Hati-hatilah ketika yang menjadi fokus kita pada setiap waktu adalah mengamankan posisi, entah dengan cara menyerang orang lain atau bermain aman. Jujurlah kepada teman dan mintalah mereka untuk mengingatkan kita, juga mintalah Roh Kudus untuk menuntun kita.
Trimakasih Tuhan kiranya roh Kudus menuntun kita ke jalan yang benar.
BalasHapusAmin...
Hapus