Mazmur 9
Penindasan menjadi problematika abadi yang dihadapi oleh manusia. Sejak zaman dahulu, manusia saling menindas dan menekan sesamanya, tidak terkecuali orang terdekat atau bahkan saudara sendiri.
Tuhan yang digambarkan oleh pemazmur dalam mazmur ini adalah Allah yang maha tinggi dan mahakuasa, yang mencintai keadilan. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran (9). Siapakah yang akan dihukum-Nya? Orang-orang fasik yang menginjak-injak sesamanya. Maka dari itulah, Tuhan menjadi sumber perlindungan bagi mereka yang terinjak-injak dan mengalami kesesakan (10).
Penghakiman Tuhan berlaku bagi semua bangsa. Mereka yang menindas sesamanya tidak akan didiamkan-Nya, karena Tuhan mendengar jeritan orang yang tertindas (13).
Atas kenyataan iman yang demikianlah, pemazmur mengajak segenap umat untuk berbalik kepada-Nya. Jikalau umat tetap menjadi orang benar, meskipun ia berada di tengah penindasan, ia akan mengalami perlindungan-Nya yang begitu nyata. Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang dengan segenap hati mengenal dan mencari-Nya (11). Bersyukurlah dan bermazmurlah senantiasa karena Tuhan selalu bertindak bagi mereka yang benar.
Dalam keadilan Tuhan yang demikianlah, seharusnya orang percaya juga disadarkan dalam kehidupan-Nya. Jika Tuhan yang kita sembah adalah sosok yang maha adil dan mencintai kebenaran, sudah sepantasnya apabila kita juga senantiasa mengupayakan keadilan bagi mereka yang tertindas.
Pada sisi yang lain, firman yang kita refleksikan saat ini juga menjadi kekuatan bagi kita yang mungkin saat ini tengah mengalami penindasan serta ketidakadilan. Teguhlah di dalam Tuhan karena Ia mendengarkan tangisan dan harapan kita.
Marilah kita senantiasa bersyukur dan bermazmur bagi-Nya karena Tuhan adalah sumber pertolongan kita. Satu hal yang terpenting adalah kita tetap berada di jalan yang Tuhan kehendaki, karena Ia berada di sisi orang-orang benar. [WDN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar