Mei 2024 ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Umat Palsu

Yesus pernah menceritakan beberapa perumpamaan yang terkait dengan umat palsu. Ia mengumpamakan mereka dengan lalang di antara gandum (Matius 13:24-30). Jemaat mula-mula yang kelihatan begitu ideal tak luput dari lalang. Di antara banyaknya jemaat, ada orang-orang yang memang bukan umat Allah. Mereka adalah pemecah belah gereja yang tidak mencintai firman Tuhan, sekalipun mereka rajin bergereja.

Dalam konteks perikop ini, ada sekelompok orang yang berdebat dengan Stefanus (Kisah Para Rasul 6:9). Akan tetapi, perdebatan tersebut disengaja agar mereka mendapatkan kesalahan Stefanus (Kisah Para Rasul 6:10). Mereka tidak benar-benar ingin mengetahui firman Allah. Mereka hanya ingin menjatuhkan Stefanus. Bahkan, mereka tidak segan-segan menyebarkan fitnah bahwa Stefanus menghujat Allah dan hukum Taurat (Kisah Para Rasul 6:11, 13-14). Hal itu menyebabkan Stefanus diseret ke pengadilan agama (Kisah Para Rasul 6:12).

Sejak awal gereja berdiri, Iblis tidak pernah berhenti bekerja. Selalu saja ada umat palsu yang mengacau di dalam gereja. Hal ini tentunya berlanjut hingga masa kini.

Hal ini berimplikasi pada beberapa hal:

Pertama, ada umat palsu di dalam gereja yang tidak mencintai kebenaran. Oleh karena itu, gereja tidak perlu memaksakan diri untuk menuruti semua provokasi dan keinginan setiap jemaat. Pasalnya, mereka yang tidak mencintai kebenaran hanya ingin disenangkan dan dihibur.

Kedua, koreksilah diri kita, apakah selama ini kita bertindak seperti umat palsu. Kita harus jujur dengan diri kita sendiri. Apa tujuan kita pergi ke gereja? Apakah kita mencintai kebenaran, atau apakah kita punya motivasi lain?

Ketiga, berhati-hatilah dengan sikap yang suka menghakimi. Persoalan yang terjadi pada Stefanus adalah sikap sebagian jemaat yang menghakimi Stefanus secara tidak adil. Sikap ini dapat menjadi sikap kita juga jika kita tidak wawas diri.

Keempat, selalu ada ruang untuk perpecahan gereja. Iblis selalu bekerja dengan giat agar gereja terpecah belah, hamba Tuhan dibenci, dan selalu terjadi perselisihan. Oleh karena itu, waspadalah, agar kita tidak terjerumus oleh perangkap Iblis.

Renungan

Menjaga kesatuan dan keharmonisan di dalam gereja adalah tugas setiap jemaat. Umat yang sejati mencintai firman Tuhan dan berusaha untuk hidup sesuai dengan ajarannya. Kita perlu selalu waspada terhadap provokasi dan sikap menghakimi yang bisa merusak kesatuan gereja. Mari kita menjadi jemaat yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan kebenarannya.

Doa

Ya Tuhan, kami bersyukur atas ajaran dan teladan yang Engkau berikan melalui firman-Mu. Tolong kami untuk selalu mencintai kebenaran dan menjauhi sikap menghakimi. Berikan kami hikmat untuk mengenali umat palsu di antara kami dan kekuatan untuk menjaga kesatuan gereja-Mu. Jauhkanlah kami dari segala tipu muslihat Iblis yang berusaha memecah belah jemaat. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Share:

BERANI DELEGASI UNTUK PELAYANAN YANG EFEKTIF

Kisah Para Rasul 6:1-7

Kita semua ingin menjadi seperti Superman. Pasalnya, Superman bisa melakukan segala sesuatu. Namun, karakter seperti itu hanya ada di cerita fiksi. Di dunia nyata, semua hal besar perlu dikerjakan bersama-sama.

Gereja mula-mula makin hari makin banyak pengikutnya (Kisah Para Rasul 6:1a). Awalnya, semua tampak begitu ideal. Akan tetapi, makin besar suatu organisasi, makin besar juga potensi konfliknya.

Perpecahan gereja menjadi satu persoalan yang sangat mungkin terjadi. Persoalan ini pun hampir terjadi di gereja mula-mula. Pasalnya, kelompok Kristen berbahasa Yunani merasa diperlakukan tidak adil. Mereka merasa bahwa pembagian sosial kepada janda miskin hanya difokuskan kepada orang Ibrani (Kisah Para Rasul 6:1b).

Ada beberapa pemicu dari persoalan ini: pelayan yang terlalu sedikit, yakni hanya 12 rasul (Kisah Para Rasul 6:2), tugas-tugas pelayanan yang terlalu kompleks, serta jemaat yang sangat banyak sehingga ada yang terabaikan.

Ditambah lagi, rasul-rasul telah menetapkan skala prioritas dalam pelayanan, yakni pelayanan firman sebagai yang primer (Kisah Para Rasul 6:4). Maka, pelayanan sosial menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, berdasarkan hikmat Allah, rasul-rasul mengambil langkah konkret untuk mengatasinya, yakni delegasi (Kisah Para Rasul 6:3).

Setelah delegasi dilakukan, persoalan ketidakadilan dapat diselesaikan. Bahkan, hasilnya melampaui itu karena firman Allah tersebar dan jumlah orang percaya makin bertambah banyak (Kisah Para Rasul 6:7).

Ada banyak sekali tugas pelayanan gerejawi. Ada tugas pokok (firman Tuhan, doa, penginjilan, liturgi) dan juga tugas lain yang kini menjadi bagian dari perkembangan zaman (perlawatan, konseling, media sosial). Tugas-tugas yang sedemikian banyak itu tidak mungkin hanya dikerjakan oleh hamba Tuhan dan majelis.

Gereja perlu mempersiapkan jemaat yang mau melayani secara holistik. Hamba Tuhan dan majelis juga harus berani mendelegasikan tugas, agar makin banyak orang yang terlibat dalam pelayanan kerajaan Allah dan makin banyak orang dapat mendengarkan Injil Tuhan.

Renungan: Melayani Tuhan adalah panggilan yang mulia, tetapi tidak dapat dilakukan sendiri. Pentingnya delegasi dalam pelayanan adalah agar setiap orang dapat berkontribusi sesuai dengan karunia dan talenta yang diberikan oleh Tuhan. Dengan berani mendelegasikan tugas, kita tidak hanya meringankan beban pelayanan, tetapi juga memberdayakan jemaat untuk tumbuh dan berkembang dalam iman dan pelayanan.

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur atas teladan yang diberikan oleh para rasul dalam mengelola pelayanan dengan bijaksana. Berikanlah kami hikmat dan keberanian untuk mendelegasikan tugas-tugas pelayanan, agar setiap jemaat dapat berkontribusi sesuai dengan karunia yang telah Engkau berikan. Semoga melalui kerja sama dan pelayanan yang holistik, nama-Mu semakin dipermuliakan dan banyak orang dapat mendengar dan menerima Injil-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Share:

MEMADUKAN LOGIKA DAN RASA

Mempertimbangkan suatu hal dapat dikatakan sebagai seni yang melibatkan logika sekaligus rasa. Untuk mencapai pertimbangan yang baik, logika dan rasa harus selaras. Itulah titik pencapaian dimana energi mengalami ketenangan dan keseimbangan. Dengan pertimbangan baik yang didasari pengertian, keputusan yang diambil pun akan menjadi bijak.

Hari ini kita bisa belajar dari sesepuh Mahkamah Agama, seorang Farisi sekaligus ahli Taurat bernama Gamaliel. Saat para pemuka Yahudi lainnya merasa sakit hati dan ingin menghabisi para rasul, Gamaliel paham bahwa energi orang-orang saat itu bergejolak. Bila tidak dikendalikan, tentu akan menimbulkan bahaya.

Dengan berbekal segala pengalaman dan keilmuannya, Gamaliel mengajak mereka untuk berpikir secara logis. Ia mengingatkan mereka tentang kisah Teudas yang mengaku sebagai orang istimewa, tetapi setelah ia dibunuh, kira-kira empat ratus pengikutnya tercerai-berai dan lenyap. Begitu pula dengan pemberontakan Yudas orang Galilea; ketika ia tewas, para pengikutnya pun tercerai-berai. Berdasarkan itu, Gamaliel mengajak mereka untuk membiarkan para rasul hidup, dengan pertimbangan: "... jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini ..." (Kisah Para Rasul 5:38-39).

Dengan memadukan seni logika dan rasa, Gamaliel berhasil menenangkan hati dan energi mereka. Hal yang pantas disyukuri adalah munculnya kesadaran baru, bahwa kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuhan adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, Sang Maha Pengasih. Bagaimanapun juga, demi berkembangnya peradaban, kehadiran para guru bijaksana mutlak diperlukan.

Gamaliel adalah contoh guru yang pantas dijadikan teladan. Selain matang dalam ilmu, ia juga bijaksana dalam pengalaman. Dengan memadukan keduanya, lahirlah seni olah logika dan rasa, perpaduan yang melahirkan pertimbangan yang matang dan pasti baik. Dengan cara yang sama, begitulah kita sepatutnya mencari kehendak Allah.

Renungan

Kehidupan kita penuh dengan momen-momen di mana kita harus membuat keputusan penting. Contoh dari Gamaliel mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam bertindak, terutama saat kita dihadapkan pada situasi yang penuh emosi dan tekanan. Dengan memadukan logika dan rasa, kita dapat mencapai keputusan yang bijaksana dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Semoga kita selalu diberikan kebijaksanaan dan ketenangan hati dalam mengambil setiap keputusan, serta selalu mencari petunjuk dari Tuhan dalam setiap langkah kita.

Doa

Ya Tuhan, ajarilah kami untuk selalu menggabungkan logika dan rasa dalam setiap pertimbangan yang kami buat. Berikanlah kami kebijaksanaan seperti yang Engkau anugerahkan kepada Gamaliel, agar kami dapat membuat keputusan yang bijaksana dan sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga kami selalu diberkati dengan ketenangan hati dan pikiran yang jernih dalam menghadapi setiap tantangan hidup. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Share:

TANDA DAN MUKJIZAT

Tanda dibutuhkan supaya hal-hal tertentu mudah dikenali. Mukjizat terjadi supaya orang memercayai seorang tokoh.

Para rasul dalam karya pelayanannya disertai dengan tanda dan mukjizat ini. Banyak orang menjadi percaya dan orang-orang yang tidak bergabung pun menghormati mereka. Inilah bukti bahwa karya kerasulan mereka mendapatkan penerimaan khalayak yang baik.

Dikisahkan bahwa banyak orang sakit menunggu bayangan Rasul Petrus untuk mendapatkan mukjizat kesembuhan (15). Orang-orang yang diganggu roh jahat pun dipulihkan dan dibebaskan dari belenggu roh jahat (16).

Tanda dan mukjizat tidak berhenti di situ saja. Ketika para rasul dimasukkan ke dalam penjara karena iri hati imam besar dan pengikutnya, malaikat Tuhan membukakan pintu penjara. Malaikat Tuhan juga menyampaikan perintah penting supaya para rasul berdiri di Bait Allah untuk memberitakan firman kepada orang banyak (19-20). Artinya, malaikat ini telah memberikan pertanda baik.

Bait Allah sebagai tempat paling suci dapat dijadikan sebagai pijakan para rasul untuk memberitakan firman. Dan tidak ada kekuatan dari mana pun yang mampu menghalangi lagi. Hal ini terbukti ketika ada yang menyampaikan kabar kepada para imam bahwa para rasul yang dipenjarakan sedang mengajar di Bait Allah (25).

Begitulah ketika Allah telah berkehendak. Halangan dan tantangan akan tersingkir, atau setidaknya terlewati. Hal inilah yang dialami para rasul. Penjara yang semestinya mampu menahan mereka akhirnya dilewati juga.

Inilah tanda nyata bahwa jika yang diberitakan adalah firman Tuhan, tak ada yang mampu menghalangi. Ketika manusia dengan segala pengaruh, kuasa, dan kedudukan mau menghalangi, kuasa dari Tuhan sendirilah yang turun mengatasi. Kunjungan malaikat Tuhan, selain sebagai tanda, juga menegaskan eksistensi mukjizat. Tanda dan mukjizat akan menyertai orang-orang beriman yang telah menyerahkan diri sepenuhnya.

Bersandarlah sepenuhnya kepada Allah yang bekerja dalam keilahiannya di balik kelemahan manusiawi.

Renungan:

Dalam kehidupan iman, tanda dan mukjizat memiliki peran penting sebagai bukti nyata kehadiran dan kuasa Tuhan. Para rasul menunjukkan bahwa dengan iman yang teguh dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, mereka mampu menghadapi segala tantangan. Mukjizat bukan hanya sekadar peristiwa supranatural, tetapi juga simbol dari kekuatan ilahi yang bekerja dalam kehidupan kita sehari-hari. Keyakinan ini mengajarkan kita untuk selalu bersandar kepada Allah, terutama ketika kita merasa lemah atau terhalang oleh berbagai tantangan.

Doa:

Tuhan, kami bersyukur atas tanda dan mukjizat yang Engkau berikan sebagai bukti nyata dari kehadiran dan kuasa-Mu. Ajarlah kami untuk memiliki iman yang teguh seperti para rasul dan selalu bersandar kepada-Mu dalam segala situasi. Berikan kami keberanian untuk memberitakan firman-Mu dan menghadapi segala tantangan dengan keyakinan bahwa Engkau selalu menyertai kami. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Share:

PEMOTONG KERAMIK

AMSAL 27:17
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Sambil menunggu proses pemasangan batu nisan dikerjakan, perhatian saya mendadak tertuju pada seseorang yang sedang memotong keramik supaya bisa pas dipasang untuk memperindah pusara. "Kok bisa lurus ya, meskipun tanpa penggaris atau sejenisnya?" gumam saya sambil terheran-heran. Maklum, saya sendiri yakin takkan bisa melakukan pemotongan yang presisi tanpa alat bantu. Akhirnya, saya menyadari bahwa ada faktor penentu yang membedakan saya dengan orang yang sedang memotong keramik tadi, yakni pengalaman!

Teori untuk mengerjakan sesuatu memang penting untuk dipelajari, juga dipahami sejelas mungkin. Namun, sehebat apa pun teori dipahami atau dikuasai, tanpa pernah dipraktikkan dalam kehidupan nyata maka semuanya akan sia-sia. Hanya teori yang dipraktikkan secara nyata, dalam durasi tertentu akan membuat seseorang menjadi berpengalaman. Dalam dunia kerja, durasi dalam mengerjakan sesuatu diyakini berbanding lurus dengan tingkat keahlian seorang pekerja, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Namun, sayang sekali, tak jarang ada orang yang cepat merasa puas dan tak lagi mengembangkan keahliannya. Alhasil, pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakannya dengan semakin ahli, mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya kalah dalam persaingan. Bukankah besi juga tetap terjaga ketajamannya karena secara kontinu diasah dengan besi lainnya? Jadi, mengapa terkadang kita mudah menyerah dan merasa tak ada gunanya mengasah keahlian, yang sebenarnya dapat membuat kita semakin ahli dalam bidang apa pun?

Renungan

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Teori dan pengetahuan memang penting, namun tanpa praktik dan pengalaman, teori hanya akan menjadi konsep tanpa aplikasi nyata. Dalam kehidupan dan pekerjaan, kita harus terus berusaha dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita capai. Teruslah mengasah keahlian dan pengetahuan kita, sebab hanya dengan demikian kita bisa menjadi ahli dalam bidang apa pun yang kita tekuni.

Doa

Tuhan, kami bersyukur atas hikmat dan pengetahuan yang Kau berikan. Kami mohon agar Engkau memberikan kami semangat untuk terus belajar dan mengasah keahlian kami. Jangan biarkan kami cepat puas dengan apa yang telah kami capai, tetapi doronglah kami untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik. Berikan kami kekuatan dan ketekunan untuk menghadapi setiap tantangan dengan penuh keberanian dan keyakinan. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Share:

BAGIAN YANG LAPUK

Pada sebuah bangunan tua tersimpan banyak harta karun. Pintu bangunan itu dikunci, kemudian digembok. Tiba-tiba, harta karun itu hilang! Tidak ada tanda-tanda gemboknya dirusak atau pintunya didobrak. Rupanya si pencuri yang cerdik mencari dengan saksama bagian dari tembok bangunan itu yang lapuk. Begitu ditemukan, sekali tendang runtuhlah tembok itu dan ia pun leluasa menjalankan aksi pencurian.

Daud adalah sosok yang teguh di hadapan Tuhan. Ia boleh diibaratkan seperti sebuah bangunan yang kokoh. Disodori lawan kuat seperti Goliat, iman Daud tidak goyah, tetapi semakin kuat. Berbeda dengan orang Israel lainnya yang meringkuk ketakutan, Daud maju memenangkan pertandingan (1 Samuel 17:50). Dihadapkan mertua yang haus kekuasaan seperti Saul yang begitu ingin membunuhnya, kerendahhatian Daud memukau para pengikutnya. Sekalipun mempunyai dua kesempatan untuk balik menyerang, Daud tidak bersedia mengambil nyawa Saul karena ia seorang yang diurapi Tuhan (1 Samuel 26:11).

Namun, Iblis tidak menyerah! Dicarinya dengan saksama area kehidupan Daud yang lapuk. Iblis menemukannya! Ketika Daud berjalan-jalan di atas sotoh istana, Iblis menyodorkan pemandangan seorang perempuan yang sedang mandi. Daud yang beriman dan rendah hati, kalah oleh nafsu yang membara. Sekali Iblis menendang, jatuhlah Daud ke dalam dosa perzinaan, tipu muslihat, dan pembunuhan.

Iblis si pencuri terus-menerus mencari kelemahan kita. Tidak ingin kehidupan kita ditendang habis oleh Iblis, kita perlu senantiasa berjaga-jaga di dalam doa (Matius 26:41). Doa akan membuat kita waspada akan titik lemah area kehidupan kita sehingga tidak dibobol Iblis.

Renungan
Kisah Daud mengajarkan kita bahwa tidak ada seorang pun yang kebal terhadap godaan. Meskipun kita memiliki iman yang kuat dan kerendahhatian yang mendalam, kita tetap memiliki titik-titik lemah yang dapat menjadi pintu masuk bagi Iblis. Oleh karena itu, kita harus selalu berjaga-jaga dan tidak pernah menganggap remeh potensi godaan dalam hidup kita.

Doa
Tuhan, kami datang kepada-Mu dengan hati yang terbuka dan rendah hati. Kami menyadari bahwa kami memiliki kelemahan dan bagian-bagian dalam hidup kami yang rentan terhadap godaan. Kami mohon kepada-Mu, Tuhan, berikan kami kekuatan dan kebijaksanaan untuk mengenali titik-titik lemah kami dan berjaga-jaga di dalam doa. Lindungi kami dari segala tipu muslihat Iblis dan bimbing kami agar tetap teguh dalam iman kepada-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Share:

Sehati dan Sejiwa

 Kisah Para Rasul 4:32-37 

Hati merupakan pusat terdalam yang mencerminkan esensi diri manusia. Tidak mengherankan bila upaya untuk bisa sehati bukanlah perkara mudah. Sama halnya dengan usaha untuk menjadi sejiwa. Berbicara tentang jiwa berarti bicara tentang kepribadian. Tanpa jiwa, manusia dipastikan akan kehilangan identitas dirinya. Bagaimana caranya kita menjadi sehati dan sejiwa?

Bacaan hari ini mengajak kita melihat jemaat perdana yang mengalami hidup sehati dan sejiwa. Tandanya terlihat nyata ketika dengan penuh kerelaan hati mereka memperlakukan kepunyaan pribadi seperti kepunyaan bersama (32). Tidak ada kemelekatan pada harta, tiada pula keterikatan pada hal-hal duniawi. Itulah yang menjadi cara hidup jemaat mula-mula.

Ini adalah cara hidup yang makin sulit dijumpai pada era sekarang. Pada suatu era yang identik dengan pentingnya harta milik, tekad untuk menjadi sehati dan sejiwa harus melampaui hasrat akan kepemilikan. Untungnya, jejak ini masih bisa dijumpai di sebagian komunitas religius, misalnya biara. Di dalam biara, saudara seiman tinggal bersama sebagai komunitas yang dibangun atas dasar kelimpahan kasih dan karunia yang diterima karena mereka melanjutkan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Kesaksian inilah yang sejak dahulu menjadi spirit pembentukan jati diri bagi komunitas jemaat perdana. Nah, bagaimana kita bisa memetik relevansi dari kisah ini di tengah zaman materialistis?

Komunitas religius terkecil sejatinya adalah keluarga. Di sinilah persemaian spirit sehati dan sejiwa bisa dikerjakan bersama. Fondasinya tentu adalah iman dalam Tuhan Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga. Iman inilah yang melahirkan segala harapan baik yang berguna bagi berkembangnya kehidupan, yang melampaui keputusasaan.

Itulah esensi iman dalam Tuhan, iman yang terus dirayakan dalam kebaktian harian, mingguan, dan hari raya gerejawi, iman yang hidup dalam Sakramen Perjamuan. Itulah momen ketika derita dan kematian Kristus dikenang, kebangkitan-Nya dirayakan, dan kedatangan-Nya dinantikan. 

DOA PAGI


Share:

Berani Mewartakan Firman

Kisah Para Rasul 4:23-31 

Berani adalah watak ksatria. Pasalnya, keberanian itu muncul dari kesadaran atas dharma bakti. Ketika keberanian ditunjukkan atas nama emosi, yang didapatkan hanyalah kekecewaan belaka. Akan berbeda halnya ketika keberanian itu bertumbuh karena dipupuk atas kesadaran pada dharma bakti.

Dari manakah kesadaran demikian? Kebenaran firman Tuhan bisa menjadi cahaya penerang bagi dharma bakti. Kebenaran itu berwatak murni sehingga dapat memandu orang untuk menemukan dharma bakti.

Tidak mengherankan apabila keberanian untuk mewartakan firman diterima sebagai panggilan hidup bagi para rasul. Itulah hidup yang dibaktikan untuk menyampaikan cahaya kebenaran firman kepada banyak orang dari berbagai bangsa dan latar kehidupan. Di sinilah pentingnya keberanian yang sejati, sebagaimana yang dimiliki oleh para rasul.

Keberanian yang sedemikian rupa tidak akan pernah surut dalam menghadapi ancaman. Justru ancaman akan makin menggelorakan kobaran api keberanian secara signifikan. Itulah api keberanian yang memercik dari dasar kebenaran firman Tuhan. Itulah kesadaran yang sangat dihayati oleh komunitas jemaat Rasul Petrus dan Yohanes.

Tidak heran ketika para murid menanggapi cerita para rasul pasca interogasi oleh para pemuka agama Yahudi, mereka pun menggelar acara doa bersama, yakni doa yang menggemakan keyakinan pitara iman mereka. Disebutlah nama Daud, raja Israel yang menjadi leluhur iman mereka. Dari kisah Raja Daud mereka mendapat keberanian untuk menghadapi situasi yang mengancam. Jadilah, ancaman bagi para rasul itu menjadi seperti perkara yang sia-sia belaka (25).

Dengan tetap diingatnya warisan iman leluhur yang memuliakan Yesus, iman para rasul pun mengalami pertumbuhan. Iman dalam nama Yesus, sumber segala mukjizat dan penyembuhan, dapat bekerja efektif. Banyak orang mendapatkan berkat. Bahkan, alam semesta pun turut memberikan restunya. "... Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu ..." (31).

DOA PAGI


Share:

Daya Roh Kudus dalam Nama

Kisah Para Rasul 4:1-22 

Kehebatan Nama Yesus
Kuasa nama Yesus benar-benar terbukti melalui kesaksian para rasul. Mereka menjadi saksi mata mukjizat-mukjizat, penderitaan, kematian, kebangkitan, dan penampakan Tuhan Yesus. Para rasul juga mendapatkan pengajaran khusus mengenai segala hal dalam Kitab Suci sebelum Yesus naik ke surga (lihat Lukas 24:44-45).

Dengan bekal pengetahuan tersebut, Petrus dan Yohanes tampil berani di hadapan para pemuka agama yang menghakimi mereka. Kebesaran nama Yesus semakin diwartakan melalui ajaran para rasul. Hasilnya, pengajaran mereka membuat banyak orang percaya, sehingga jumlah mereka menjadi sekitar lima ribu orang laki-laki (Kisah Para Rasul 4:4). Jumlah yang luar biasa ini menambah bukti akan kehebatan nama Yesus Kristus. Nama-Nya penuh kuasa, mewujudkan daya Roh Kudus dalam diri para rasul.

Keberanian baru pun muncul untuk mewartakan nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:13). Bagi Rasul Petrus, nama Yesus mendatangkan keselamatan. Sebaliknya, nama ini membuat para pemimpin Yahudi, seperti tua-tua, imam kepala, orang Farisi, dan ahli Taurat, merasa terancam. Tanpa bukti untuk menyudutkan para rasul, mereka hanya bisa memberi ancaman.

Namun, sekeras apapun ancaman tersebut, tidak pernah menyurutkan pemberitaan para rasul. Itulah kuasa Roh Kudus yang aktif berkarya dalam diri mereka, itulah Roh Allah yang dianugerahkan karena mereka memuliakan nama Yesus seperti para pendahulu mereka.

Keteladanan para rasul ini patut menjadi inspirasi. Ketakutan datang dari kelemahan diri dan ancaman. Sebaliknya, keberanian berasal dari Roh Kudus yang mahakuasa. Keberanian ini bukan hanya keberanian biasa, melainkan tekad untuk mewartakan nama Yesus, sumber kesembuhan dan keselamatan.

Nama Yesus Kristus telah menjadi anugerah bagi kelangsungan semesta raya dan kita semua.

Share:

Satu Tubuh Kristus

1 Korintus 9:24-27 (TB) Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Ayat di atas sudah sering saya baca, tapi kali ini Roh Kudus memberi makna yang lebih lagi. Saya merasakan ada FOKUS yang Paulus miliki dalam hidupnya, sehingga seluruh keberadaannya dibangun, dilatih, dan diarahkan untuk mencapai satu titik fokus yang Tuhan tetapkan untuk dirinya. Sebenarnya itulah kunci keberhasilan sejati dan Paulus berhasil ‘mengunci dan terkunci’ dalam panggilan ilahi tersebut.

Saya yakin sekali, Tuhan tidak mau mengerjakan segala sesuatu dalam hidup kita secara ‘tanggung - tanggung’. Tapi Ia mau kita bekerja sama dengan diri-Nya untuk mencapai tujuan yang Dia tetapkan. Selama hidup kita masih dalam fase bingung mencari jati diri, mencari panggilan Tuhan, apalagi masih terus mencoba 'mengkombinasikan' firman dengan apa yang dunia tawarkan, maka sudah pasti hidup kita tidak akan pernah mencapai apa yang Tuhan tetapkan. 

Kita sudah harus memasuki fase hidup di mana kita tahu dengan pasti apa yang menjadi panggilan hidup kita tanpa percampuran dari dunia ini (minta kepada Roh Kudus untuk membersihkan hati kita dan membuatnya menjadi terang).

Selama ini kita terus menganggap perjalanan hidup yang berlika-liku, coba ini dan coba itu, layaknya orang yang sedang mencoba mengadu nasib dan mencari keberuntungan adalah hal yang wajar. Alhasil kita seperti orang buta yang sedang mencoba meraba banyak hal dan mengenali banyak hal. 

Pendek kata, hidup kita tidak bisa fokus, sebab terlalu banyak ‘percampuran’ yang membuat kita mengalami banyak distraction. Kita perlu dibersihkan dari pola dunia, filosofi dunia, dan dari setiap cinta diri sendiri, cinta uang, dan cinta dunia. Sama halnya seperti yang Yesaya alami.

Yesaya 6:5-8 (TB) Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" 

Yesaya telah bernubuat sebanyak lima pasal, tapi ia belum tajam dan belum fokus dalam panggilan hidupnya, bahkan ia belum memberi diri sepenuhnya bagi Tuhan. Sungguh aneh tentunya, tapi pengalaman Yesaya juga jadi gambaran orang percaya atau para pendeta kebanyakan. Sudah melayani dan beribadah, tapi tidak ada hal spesifik dalam agenda Kerajaan Allah. Hidup masih saja mengikuti sistem dunia yang ada dan belum menjadi alat Kerajaan-Nya yang kuat dan tajam.

Saya mendapati kita harus datang ke dalam hadirat Tuhan, meminta sekali lagi pekerjaan Roh dan Firman untuk membersihkan batin dan mengarahkan kecenderungan hati kita hanya kepada Tuhan dan penggenapan rencana-Nya.

Sebenarnya tidaklah sukar dalam menjalani hidup sebagai orang percaya - fokus saja untuk mengenal Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Tuhan menghendaki untuk kita bisa mengerjakan kehendak-Nya dalam pelayanan tubuh Kristus, sehingga hidup kita bisa terarah dan tepat. 

Bukan jadi "petinju" yang sembarangan memukul seperti yang tertulis dalam kitab Yesaya dari pasal 1 - 5. Melainkan dengan segera dapat menjadi kepala tangan Tuhan (tubuh Kristus) yang siap bergerak menghancurkan pekerjaan musuh! 

Kehidupan kita sesungguhnya bukanlah kehidupan individu, melainkan korporat (Filipi 2, Efesus 1:15-23, Efesus 4:1-16, Roma 12:1-8). Jangan jadi petinju yang sembarangan memukul (kehidupan individu yang tanpa arah).

Kuasai hati dan tubuh kita untuk terus berada dalam pusat kehendak Tuhan dan melakukan agenda Kerajaan secara korporat. Ini waktunya fokus dan mencurahkan energi kita untuk kepentingan Kerajaan Allah sebagai SATU TUBUH KRISTUS.

Share:

KEKUATAN IMAN

1 YOHANES 5:1-5

Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. (1 Yohanes 5:4)

Tidak sulit menemukan orang Kristen yang terlibat dalam kompromi dengan dosa. Siswa Kristen terjerat narkoba dan pergaulan bebas, karyawan berlaku korup, suami atau istri tidak setia pada pasangan, pejabat menyelewengkan kewenangan, bahkan pelayan Tuhan mengejar popularitas. Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah Roh Kudus menjaga setiap orang Kristen?

Roh Kudus selalu ada untuk menolong setiap orang percaya. Namun, untuk mengalahkan godaan dunia, orang Kristen harus menghidupi iman yang melihat realitas abadi, serta mengalami kuasa Allah dan kasih Kristus. Iman dalam Kristus memiliki daya yang luar biasa, yang sanggup membawa kita pada kemenangan atas dunia. Iman menjadi sarana dan senjata rohani yang utama. Iman membuat kita memandang rendah keduniawian, bahkan memampukan kita untuk melawannya. Iman menjauhkan kita dari cinta dunia sehingga hati kita dikuduskan dan dimurnikan dari nafsu kedagingan. Iman memungkinkan kita beroleh kekuatan untuk menaklukkan sanjungan dunia. Dengan demikian, kesenangan dunia yang berdosa, nilai-nilai sekuler, cara-cara yang fasik, dan materialisme yang mementingkan diri sendiri bukan saja tidak lagi menarik, tetapi juga kita pandang sebagai kejijikan.

Iman memungkinkan kita memperoleh hak melalui janji Injil. Iman memungkinkan kita melihat dekatnya dunia yang tak terlihat, yakni dunia yang dengan dunia ini tak layak untuk dibandingkan. Ya, kekuatan iman tidak perlu diragukan. Namun, sudahkah kita menjadikannya fondasi utama dalam hidup kita?

Share:

Dalam Nama Ada Kuasa

Kisah Para Rasul 3:1-10

Pernah ada ujaran: "Dalam nama terkandung segala doa, harapan, dan berkah." Inilah mengapa dalam budaya Asia, upacara pemberian nama kepada anak menjadi penting. Bacaan Kitab Suci hari ini menunjukkan bahwa nama mengandung kuasa yang besar. "Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6). Demikian Rasul Petrus memaklumkan nama Yesus Kristus kepada seorang yang lumpuh. Sesuai catatan Kisah Para Rasul, orang lumpuh tersebut menjadi sembuh.

Momen ini terjadi ketika Rasul Petrus memegang tangan kanan orang lumpuh itu dan membantu dia berdiri (Kisah Para Rasul 3:7). Tidak disangka bahwa seketika itu juga kaki dan pergelangan kaki orang itu pun menjadi kuat. Dengan penuh kegirangan dia kemudian memuji-muji Allah dengan lompatan kegembiraan (Kisah Para Rasul 3:8).

Mengapa nama Yesus Kristus sedemikian berkuasa untuk menyembuhkan? Hal tersebut tidak terlepas dari iman Petrus kepada Yesus Kristus yang sedemikian kuat. Kekuatan iman Petrus ini didasari pada relasinya yang mendalam dengan Yesus.

Bagi Petrus, Yesus Kristus adalah Tuhan yang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi. Keyakinan ini lahir dalam diri Petrus setelah ia mendapat pengajaran dari Tuhan Yesus. Ketika ia boleh duduk bersama di meja perjamuan Paskah, saat ia menyesali pengkhianatannya kala menyaksikan derita dan kematian Tuhan di kayu salib, hingga pada akhirnya ia menjadi saksi kebangkitan dan penampakan Tuhan, itulah masa formasi iman Rasul Petrus yang sangat berharga.

Pengalaman jatuh-bangun mengokohkan imannya sedemikian rupa, menjadi iman sejati yang dapat mengafirmasi daya kuasa nama Yesus Kristus sebagai nama ilahi, yang layak disebut dan dijunjung tinggi. Sebagai pengikut Kristus, sudah selayaknya kita menghormati nama Yesus Kristus. Inilah nama ilahi yang berkuasa menyembuhkan dan menyelamatkan hidup kita. Inilah nama terhormat yang di dalamnya ada segala rahmat, berkat, dan pengharapan. Inilah nama yang selalu pantas untuk dipuji dan dimuliakan oleh semua orang di seluruh dunia di sepanjang masa.

**Mari Berdoa:**

Pagi ini aku datang kepada-Mu, Tuhan, dan aku mohonkan berkat kepada-Mu untuk bapak, ibu, jemaat, saudara-saudari sekalian. Kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam kehidupan kita semua. Dan diberkati juga rumah tanggamu, anak-anak dan cucu-cucumu, pekerjaanmu, sawah dan ladangmu, studimu, tokomu, usahamu, kantormu, rumahmu, keluargamu, pelayananmu, cita-citamu, gerejamu, pacarmu, calon pendampingmu, masa depanmu.

Dalam nama Tuhan Yesus biarlah berkat-Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami. Yang percaya katakan AMIN.!!! Tuhan Yesus memberkati.

Share:

Menjadi Saksi Kristus

Kisah Para Rasul 1:6-11

Yesus menunjukkan berbagai peristiwa menakjubkan yang membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan dan Mesias. Hal ini membuat para murid berharap bahwa Yesus akan memulihkan bangsa Israel. Namun, Yesus menjelaskan bahwa manusia tidak berwenang mengetahui kapan waktu pemulihan akan tiba (ayat 7). Sebaliknya, Ia menekankan hal yang lebih penting bagi para murid: menjadi saksi Kristus (ayat 8). Ini adalah wasiat Yesus sebelum Ia terangkat ke surga (ayat 9).

Saat para murid masih terpesona oleh kenaikan Yesus, mereka dikejutkan lagi oleh kehadiran malaikat yang mengatakan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama (ayat 10-11).

Saksi mata adalah mereka yang melihat dan mendengar suatu peristiwa secara langsung. Para murid adalah saksi mata dari segala yang Yesus lakukan dan katakan. Selain mereka, ratusan orang lainnya juga menyaksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus (1 Korintus 15:6). Tugas utama yang diwasiatkan Yesus kepada mereka adalah menjadi saksi bahwa Ia telah bangkit dan hidup.

Meskipun kita bukan saksi mata seperti para murid, kita dapat melihat karya Tuhan dalam hidup kita. Banyak karya menakjubkan yang Tuhan lakukan bagi kita, bagaimana Ia menjamah, memanggil, dan memperbarui hidup kita. Dengan demikian, kita juga adalah saksi mata atas hidup yang diperbarui dan diubahkan oleh kasih penebusan.

Sama seperti para murid, tugas kita adalah bersaksi bahwa Tuhan Yesus hidup. Menjadi saksi adalah pekerjaan yang terhormat dan mulia. Setiap dari kita dipanggil untuk menceritakan dan menunjukkan apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita.

Share:

Kepingan Pembentuk Hidup

Kisah Para Rasul 2:14-40

Rasul Petrus, yang dahulu pernah gagal dan bersedih, kini berdiri dan bersuara lantang untuk menjawab sindiran bahwa para rasul mabuk oleh anggur manis. Ia menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan penggenapan firman Allah (ay. 16-21). Petrus mengungkit kembali kisah besar yang telah disiarkan dalam 50 hari berturut-turut, bahwa Yesus dari Nazaret yang memberi berbagai tanda dan mukjizat telah disalibkan, mati, bangkit, dan naik ke surga (ay. 22-35). Para rasul adalah saksi mata dari semua peristiwa itu.

Rentetan peristiwa menakjubkan ini ditunjukkan Allah untuk menegaskan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus (ay. 36). Setelah mendengarkan kilas balik tentang Yesus, penyesalan menggugah hati mereka sehingga mereka bertobat dan memberi diri untuk dibaptis (ay. 37-40).

Penulis Kisah Para Rasul mencatat karya Roh Kudus melalui para rasul, yakni orang-orang biasa yang dipakai Allah secara luar biasa. Petrus pernah gagal dengan menyangkal Yesus, bahkan ia pernah kembali ke danau mencari ikan. Petrus adalah contoh murid yang pernah gagal. Namun, ia disadarkan Tuhan dan kembali kepada-Nya. Lain halnya dengan Yudas yang gagal dan tak pernah kembali.

Hal ini mengajarkan bahwa kita tak bisa menghakimi hidup orang lain. Roh Kudus mampu memperbarui dan meneguhkan komitmen Petrus serta para murid. Siapa yang tak pernah gagal? Abraham, Musa, dan Daud pernah gagal. Namun, setiap orang yang gagal dan mau bertobat dapat diubahkan Allah. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.

Kegagalan adalah kepingan hidup yang dapat dipakai Allah untuk membentuk kita. Dari kegagalan, ada kasih Tuhan yang menyemangati untuk kita bangkit dan tidak terpuruk dalam kegagalan, juga hikmat untuk tidak masuk ke lubang kegagalan yang sama. Marilah kita bertekad untuk selalu merendahkan diri dan setia kepada Tuhan, serta memuji Tuhan yang panjang sabar dalam membentuk kita yang sering gagal.

Dari kegagalan, kiranya kita menemukan kepingan hidup yang harus diperbaiki bagi kemuliaan Tuhan.

Share:

Jabatan Adalah Pemberian Allah

Kisah Para Rasul 1:15-26

Dalam masa penantian di Yerusalem, ada satu hal penting yang harus dibicarakan oleh para murid, yang saat itu telah berjumlah sebelas orang. Petrus mengangkat topik tentang Yudas Iskariot dan kisah pengkhianatannya, serta melihat perlunya pengganti Yudas dalam jajaran 12 murid Yesus.

Di antara mereka yang hadir, Yustus dan Matias diusulkan sebagai kandidat pengganti Yudas. Menariknya, kedua nama tersebut bukan dipilih oleh Petrus atau melalui pemungutan suara, tetapi melalui doa bersama dan memohon petunjuk Allah. Mereka menyerahkan pemilihan ini kepada Allah melalui pergumulan doa dan undian, menunjukkan harapan akan campur tangan Tuhan yang berkuasa atas langit dan bumi serta hidup umat-Nya.

Hal ini mengingatkan kita bahwa jabatan pelayanan bukanlah jabatan politis. Jabatan ini tidak dapat diperoleh dengan menghalalkan segala cara atau dengan membentuk tim sukses dan merekayasa pemenangan. Jabatan pelayanan adalah pemberian Allah, bukan pemenuhan nafsu yang dibalut dengan ayat suci. Tak sedikit pemimpin Kristen yang gagal dan jatuh dalam perebutan jabatan; tak sedikit jabatan pelayanan yang diincar untuk aktualisasi diri.

Jabatan, baik di dalam pelayanan maupun dalam karier, semuanya adalah pemberian Allah. Tak perlulah kita saling menjatuhkan atau menyuap. Jika Tuhan percayakan, kita bersyukur. Jika tidak, maka kita harus tetap berlapang dada dan menyelesaikan apa yang Tuhan percayakan. Apa yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini? Patutlah kita bersyukur atas segala kepercayaan itu dan menjaganya. Tak ada yang kebetulan di dalam setiap langkah hidup kita, karena Allah selalu bekerja dalam tiap aspek kehidupan kita. Bersyukurlah dan tunaikanlah jabatan yang dipercayakan Tuhan.

Baca Gali Alkitab 3

Kisah Para Rasul 1:15-26

Karya penebusan Tuhan Yesus Kristus telah digenapi. Kenaikan-Nya pun telah terjadi. Pada saat itu, murid-murid Yesus menunggu turunnya Roh Kudus di Yerusalem. Masa itu merupakan masa penantian bagi mereka, tetapi murid-murid itu tidak tinggal diam.

Rasul Petrus angkat bicara perihal pengkhianatan Yudas Iskariot. Ia mengingatkan akan jumlah mereka, para rasul, yang telah berkurang menjadi sebelas orang. Itulah mengapa Petrus memandang perlunya diadakan pemilihan satu murid yang setia untuk mengemban jabatan rasul.

Apa saja yang Anda baca?

  1. Siapa saja yang hadir di sana? (ay. 15)

    • Murid-murid Yesus, bersama dengan beberapa perempuan dan saudara-saudara Yesus, serta para saksi lainnya.
  2. Apa yang harus digenapi menurut Petrus? (ay. 16-20)

    • Nubuatan dalam Kitab Suci mengenai pengkhianatan Yudas dan perlunya memilih penggantinya.
  3. Apa yang harus mereka lakukan pada saat itu? (ay. 21-22)

    • Memilih seseorang yang telah mengikuti Yesus sejak pembaptisan Yohanes hingga kenaikan-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya bersama para rasul.
  4. Siapa yang diusulkan untuk menjadi pengganti Yudas? (ay. 23)

    • Yustus dan Matias.
  5. Bagaimana mereka memilih pengganti yang tepat, dan siapa yang akhirnya terpilih? (ay. 24-26)

    • Mereka berdoa dan membuang undi untuk memohon konfirmasi Tuhan, dan Matias yang terpilih untuk menjadi rasul.

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

  1. Ketika keadaan belum ideal dan masih ada keperluan yang belum terpenuhi dengan baik, apa yang perlu dilakukan oleh murid Yesus?

    • Bertekun dalam doa, bersatu hati, dan mencari kehendak Allah dengan sungguh-sungguh.
  2. Seberapa penting kesatuan kita sebagai murid Yesus dalam mencari solusi yang tepat?

    • Sangat penting, karena melalui kesatuan dan doa bersama, kita dapat menemukan solusi yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
  3. Apa yang semestinya menjadi dasar pertimbangan dalam setiap pilihan kita?

    • Kehendak Tuhan dan petunjuk-Nya melalui doa dan firman-Nya.

Apa respons Anda?

  1. Apa strategi yang dapat Anda petik dan pelajari dari tindakan murid-murid Yesus?

    • Mengutamakan doa dan kesatuan hati dalam mencari solusi dan keputusan.
  2. Bagaimana cara Anda untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan setiap kali Anda harus mengambil pilihan penting?

    • Meluangkan waktu khusus untuk berdoa, membaca firman Tuhan, dan meminta bimbingan Roh Kudus dalam setiap keputusan.
  3. Ketika teman sepelayanan atau rekan kerja Anda terpilih untuk posisi penting, bagaimana Anda akan bersikap?

    • Mendukung dan mendoakan mereka, serta bersyukur atas pilihan Tuhan dan tetap setia pada tugas yang dipercayakan.

Pokok Doa: Memohon pimpinan Tuhan supaya kita dapat mengetahui kehendak-Nya dan memilih yang terbaik.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.