Kisah Para Rasul 2:14-40
Rasul Petrus, yang dahulu pernah gagal dan bersedih, kini berdiri dan bersuara lantang untuk menjawab sindiran bahwa para rasul mabuk oleh anggur manis. Ia menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan penggenapan firman Allah (ay. 16-21). Petrus mengungkit kembali kisah besar yang telah disiarkan dalam 50 hari berturut-turut, bahwa Yesus dari Nazaret yang memberi berbagai tanda dan mukjizat telah disalibkan, mati, bangkit, dan naik ke surga (ay. 22-35). Para rasul adalah saksi mata dari semua peristiwa itu.
Rentetan peristiwa menakjubkan ini ditunjukkan Allah untuk menegaskan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus (ay. 36). Setelah mendengarkan kilas balik tentang Yesus, penyesalan menggugah hati mereka sehingga mereka bertobat dan memberi diri untuk dibaptis (ay. 37-40).
Penulis Kisah Para Rasul mencatat karya Roh Kudus melalui para rasul, yakni orang-orang biasa yang dipakai Allah secara luar biasa. Petrus pernah gagal dengan menyangkal Yesus, bahkan ia pernah kembali ke danau mencari ikan. Petrus adalah contoh murid yang pernah gagal. Namun, ia disadarkan Tuhan dan kembali kepada-Nya. Lain halnya dengan Yudas yang gagal dan tak pernah kembali.
Hal ini mengajarkan bahwa kita tak bisa menghakimi hidup orang lain. Roh Kudus mampu memperbarui dan meneguhkan komitmen Petrus serta para murid. Siapa yang tak pernah gagal? Abraham, Musa, dan Daud pernah gagal. Namun, setiap orang yang gagal dan mau bertobat dapat diubahkan Allah. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Kegagalan adalah kepingan hidup yang dapat dipakai Allah untuk membentuk kita. Dari kegagalan, ada kasih Tuhan yang menyemangati untuk kita bangkit dan tidak terpuruk dalam kegagalan, juga hikmat untuk tidak masuk ke lubang kegagalan yang sama. Marilah kita bertekad untuk selalu merendahkan diri dan setia kepada Tuhan, serta memuji Tuhan yang panjang sabar dalam membentuk kita yang sering gagal.
Dari kegagalan, kiranya kita menemukan kepingan hidup yang harus diperbaiki bagi kemuliaan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar