Mempertimbangkan suatu hal dapat dikatakan sebagai seni yang melibatkan logika sekaligus rasa. Untuk mencapai pertimbangan yang baik, logika dan rasa harus selaras. Itulah titik pencapaian dimana energi mengalami ketenangan dan keseimbangan. Dengan pertimbangan baik yang didasari pengertian, keputusan yang diambil pun akan menjadi bijak.
Hari ini kita bisa belajar dari sesepuh Mahkamah Agama, seorang Farisi sekaligus ahli Taurat bernama Gamaliel. Saat para pemuka Yahudi lainnya merasa sakit hati dan ingin menghabisi para rasul, Gamaliel paham bahwa energi orang-orang saat itu bergejolak. Bila tidak dikendalikan, tentu akan menimbulkan bahaya.
Dengan berbekal segala pengalaman dan keilmuannya, Gamaliel mengajak mereka untuk berpikir secara logis. Ia mengingatkan mereka tentang kisah Teudas yang mengaku sebagai orang istimewa, tetapi setelah ia dibunuh, kira-kira empat ratus pengikutnya tercerai-berai dan lenyap. Begitu pula dengan pemberontakan Yudas orang Galilea; ketika ia tewas, para pengikutnya pun tercerai-berai. Berdasarkan itu, Gamaliel mengajak mereka untuk membiarkan para rasul hidup, dengan pertimbangan: "... jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini ..." (Kisah Para Rasul 5:38-39).
Dengan memadukan seni logika dan rasa, Gamaliel berhasil menenangkan hati dan energi mereka. Hal yang pantas disyukuri adalah munculnya kesadaran baru, bahwa kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuhan adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, Sang Maha Pengasih. Bagaimanapun juga, demi berkembangnya peradaban, kehadiran para guru bijaksana mutlak diperlukan.
Gamaliel adalah contoh guru yang pantas dijadikan teladan. Selain matang dalam ilmu, ia juga bijaksana dalam pengalaman. Dengan memadukan keduanya, lahirlah seni olah logika dan rasa, perpaduan yang melahirkan pertimbangan yang matang dan pasti baik. Dengan cara yang sama, begitulah kita sepatutnya mencari kehendak Allah.
Renungan
Kehidupan kita penuh dengan momen-momen di mana kita harus membuat keputusan penting. Contoh dari Gamaliel mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam bertindak, terutama saat kita dihadapkan pada situasi yang penuh emosi dan tekanan. Dengan memadukan logika dan rasa, kita dapat mencapai keputusan yang bijaksana dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Semoga kita selalu diberikan kebijaksanaan dan ketenangan hati dalam mengambil setiap keputusan, serta selalu mencari petunjuk dari Tuhan dalam setiap langkah kita.
Doa
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk selalu menggabungkan logika dan rasa dalam setiap pertimbangan yang kami buat. Berikanlah kami kebijaksanaan seperti yang Engkau anugerahkan kepada Gamaliel, agar kami dapat membuat keputusan yang bijaksana dan sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga kami selalu diberkati dengan ketenangan hati dan pikiran yang jernih dalam menghadapi setiap tantangan hidup. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar