Kebenaran yang Tertolak: Refleksi dari Stefanus dan Gereja Masa Kini
David Wells dalam bukunya *No Place for Truth* menyoroti bagaimana gereja postmodern menolak kebenaran Kristen alkitabiah. Namun, penolakan terhadap kebenaran bukanlah fenomena baru. Sejak masa pembentukan umat Allah, kebenaran telah sering kali diabaikan dan ditolak. Stefanus mengingatkan kita tentang sejarah ini dalam pembelaannya di hadapan Mahkamah Agama.
Penolakan Kebenaran dalam Sejarah Israel
Sejarah Alkitab mencatat berbagai peristiwa yang mencerminkan penolakan terhadap kebenaran. Musa, yang dipilih oleh Allah untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir, ditolak oleh bangsanya sendiri (Kisah Para Rasul 7:35, 39). Setelah bebas dari Mesir, umat Israel bahkan membuat dan menyembah patung anak lembu emas (Kisah Para Rasul 7:40-43), sebuah tindakan yang jelas-jelas merupakan pemberontakan terhadap Allah yang telah menyelamatkan mereka.
Penolakan Kebenaran oleh Pemuka Agama
Penolakan terhadap kebenaran tidak berhenti di masa Musa. Dalam zaman Yesus dan para rasul, penolakan ini terus berlanjut. Para pemuka agama Yahudi yang seharusnya mengenali dan menerima Mesias malah menolak dan akhirnya membunuh Yesus Kristus. Stefanus menegur keras para pemuka agama yang menghakiminya dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang keras kepala, keras hati, tuli, dan menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7:51). Mereka termasuk dalam barisan panjang orang-orang yang menghalangi kebenaran, hingga akhirnya membunuh Stefanus karena keberanian dan kebenaran yang dia nyatakan (Kisah Para Rasul 7:54-60).
Gereja sebagai Tempat Penolakan Kebenaran
Ironisnya, gereja yang seharusnya menjadi tempat kebenaran sering kali justru menjadi tempat di mana kebenaran ditolak. Hal ini masuk akal mengingat bahwa Israel, umat pilihan Allah, pun menolak kebenaran. Dalam konteks modern, banyak gereja yang lebih menyerupai dunia daripada komunitas orang percaya yang berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan. Orang-orang datang ke gereja bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk mencari hiburan dan kenyamanan.
Kebenaran yang Tak Terhalangi
Meskipun kebenaran selalu dihalang-halangi, kebenaran tidak akan pernah mati. Kebenaran selalu menemukan tempat untuk bertumbuh. Ini adalah jaminan yang kita miliki dalam Tuhan. Kita melihat dalam sejarah bahwa walaupun Musa ditolak dan Yesus dibunuh, kebenaran Allah tetap bertahan dan berkembang.
Refleksi untuk Hidup Kita
Kebenaran memang sering ditolak, baik dalam sejarah Israel maupun dalam konteks gereja modern. Namun, kita dipanggil untuk menjadi pembawa kebenaran, memastikan bahwa kebenaran Firman Tuhan dapat bertumbuh subur dalam hidup kita dan dalam komunitas gereja. Dengan demikian, kita ikut berpartisipasi dalam rencana besar Allah yang selalu memelihara kebenaran-Nya di tengah dunia yang sering kali menolaknya.
Doa:
Ya Tuhan, kami bersyukur karena Engkau adalah Allah yang selalu menjaga dan memelihara kebenaran-Mu. Tolong kami untuk selalu membuka hati dan pikiran kami kepada kebenaran Firman-Mu. Jadikanlah kami alat-alat-Mu yang setia dalam menyatakan kebenaran di tengah dunia ini. Lindungi kami dari godaan untuk menghalangi kebenaran dan berikan kami keberanian untuk selalu hidup dalam kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar