Ketika seseorang mengalami pengalaman luput dari bahaya, itu sering kali menjadi kisah yang terus diceritakan. Namun, ketika pengalaman tersebut melibatkan kehilangan seseorang yang kita kasihi, rasa lega bercampur dengan duka.
Kisah penghancuran Sodom dan Gomora dalam
Kitab Kejadian mengandung pelajaran penting tentang penghakiman, kasih Tuhan,
dan keselamatan. Mari kita lihat lebih dalam bagaimana kisah ini menggambarkan
hal tersebut.
Sodom dan
Gomora: Penghakiman dan Keselamatan
Penghukuman atas Sodom dan Gomora: Kisah ini dimulai dengan dua malaikat yang mengunjungi Sodom untuk
menyelamatkan Lot dan keluarganya dari kehancuran yang akan datang (Kejadian
19:1-3). Orang-orang Sodom yang jahat mencoba menyerang para tamu Lot,
menunjukkan kebejatan moral mereka yang menjadi alasan utama penghakiman Tuhan
atas kota tersebut (Kejadian 19:4-9). Tuhan mengutus malaikat untuk
memperingatkan Lot dan keluarganya agar segera meninggalkan kota sebelum
kehancuran terjadi (Kejadian 19:12-16).
Perintah untuk Menyelamatkan Diri: Para malaikat memperingatkan Lot dan keluarganya untuk melarikan diri
ke pegunungan dan tidak menoleh ke belakang (Kejadian 19:17). Namun, istri Lot
melanggar perintah tersebut dan menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam
(Kejadian 19:26). Ini menggambarkan bahwa ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan
membawa konsekuensi yang serius.
Keselamatan melalui Kasih Karunia Tuhan: Lot memohon untuk dapat berlindung di kota kecil bernama Zoar, dan
Tuhan mengabulkan permintaan tersebut sebagai wujud kasih karunia dan belas
kasihan-Nya (Kejadian 19:18-23). Lot dan kedua anak perempuannya berhasil
selamat dari kehancuran, menunjukkan bahwa Tuhan menjaga mereka yang setia dan
mendengarkan peringatan-Nya.
Pelajaran
dari Kisah Lot dan Sodom:
1. Kebobrokan Moral dan Penghakiman Ilahi:
Orang-orang Sodom hidup dalam kebobrokan moral yang ekstrem, yang membuat
mereka layak menerima hukuman Tuhan (Kejadian 19:4-5). Kisah ini mengingatkan
kita bahwa Tuhan adalah hakim yang adil dan tidak akan membiarkan dosa tanpa
hukuman. Keadilan Tuhan menyatakan bahwa dosa harus dihukum, namun belas
kasihan-Nya menyediakan jalan keselamatan bagi mereka yang mendengarkan-Nya.
2. Kesetiaan Tuhan pada Janji-Nya:
Tuhan tidak hanya menghukum yang bersalah tetapi juga setia pada janji-Nya
kepada Abraham dengan menyelamatkan Lot dan keluarganya (Kejadian 19:29). Hal
ini menegaskan bahwa Tuhan setia pada janji-Nya dan akan selalu menjaga
umat-Nya. Tuhan ingat akan janji-Nya kepada Abraham, dan melalui Lot, Ia
menunjukkan bahwa janji itu tidak akan dilupakan.
3. Pentingnya Ketaatan kepada Tuhan:
Ketika Tuhan memberi perintah, kita dipanggil untuk menaatinya dengan
sungguh-sungguh. Istri Lot menjadi tiang garam karena ia menoleh ke belakang,
melambangkan ketidaktaatan dan akibatnya (Kejadian 19:26). Ketaatan adalah
kunci untuk menerima perlindungan dan berkat Tuhan.
4. Kasih Karunia Tuhan: Lot dan
keluarganya selamat bukan karena kebaikan mereka, tetapi karena kasih karunia
Tuhan yang tak terbatas (Kejadian 19:16, 19). Keselamatan mereka adalah bukti
bahwa kasih Tuhan melampaui kelemahan manusia, dan melalui belas kasihan-Nya,
kita dapat diluputkan dari bahaya yang kita hadapi.
Refleksi
bagi Hidup Kita:
1. Ucapan Syukur atas Keselamatan:
Ketika kita merenungkan pengalaman-pengalaman di mana kita luput dari bahaya,
kita diundang untuk bersyukur atas kuasa Tuhan yang melindungi kita. Tuhan
telah banyak kali menyelamatkan kita dari situasi yang sulit dan berbahaya.
Adakah kita mengucapkan syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan setiap hari?
2. Percaya pada Kasih dan Keadilan Tuhan:
Kisah ini mengajak kita untuk percaya pada kasih dan keadilan Tuhan yang
sempurna. Di saat kita menghadapi ketidakpastian atau merasa terancam, kita
harus ingat bahwa Tuhan yang adil dan penyayang akan selalu berada di sisi
kita. Kita diundang untuk mempercayai bahwa Tuhan mengerti setiap situasi dan
bahwa keadilan-Nya akan ditegakkan.
3. Menghidupi Ketaatan dan Ketergantungan
pada Tuhan: Kisah ini mengingatkan kita untuk hidup dalam ketaatan penuh
kepada Tuhan dan menyerahkan setiap langkah hidup kita ke dalam tangan-Nya.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, kita diajak untuk tidak berpegang
pada kekuatan dan kebijaksanaan kita sendiri, tetapi untuk bergantung pada
petunjuk dan perlindungan Tuhan.
4. Mengasihi dan Mendoakan Orang Lain:
Seperti Abraham yang berdoa syafaat untuk Sodom, kita juga diajak untuk tidak
hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga berdoa dan berbuat kasih untuk orang
lain, terutama mereka yang dalam bahaya atau membutuhkan bantuan. Kita diundang
untuk menjadi saluran kasih dan berkat Tuhan bagi sesama.
Kisah penghancuran Sodom dan Gomora memberikan
pelajaran penting tentang keadilan, kasih karunia, dan keselamatan Tuhan. Tuhan
adalah hakim yang adil yang menghukum dosa, namun Ia juga penuh belas kasihan
dan setia pada janji-Nya. Kita diajak untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan,
percaya pada kasih dan keadilan-Nya, dan selalu bersyukur atas setiap berkat
dan keselamatan yang Ia berikan. Adakah kita hidup dengan ucapan syukur dan
penuh kepercayaan kepada Tuhan yang senantiasa meluputkan kita dari bahaya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar