Saya senang membaca biografi para tokoh, terutama cara mereka menjalani hidup, juga seputar akhir hidup mereka. Mencermati hal itu membuat saya selalu bisa mengambil hikmah, terinspirasi, dan terdorong untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Hari ini kita membaca lima ayat yang menjadi akhir kisah kehidupan Yusuf, yang sejak masa mudanya terbilang penuh drama itu. Minimal ada dua poin yang bisa kita renungkan dari kebenaran firman Tuhan ini.
Pertama, Yusuf hidup sampai umur 110 tahun dan sempat melihat keturunan dari Manasye dan Efraim, bahkan sampai keturunan ketiga (Kejadian 50:22-23). Kalau kita ingat masa muda Yusuf, mungkin orang akan berpikir hidup Yusuf akan berakhir lebih cepat. Yusuf menghadapi berbagai kesulitan dan pengkhianatan sejak masa mudanya: ia dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, difitnah oleh istri Potifar, dan dipenjara. Namun, campur tangan Allah dalam kehidupan Yusuf membuat kisah hidup anak Yakub itu berbeda. Melalui semua cobaan itu, Yusuf tetap beriman dan setia kepada Allah, yang akhirnya mengangkatnya menjadi penguasa di Mesir, kedua setelah Firaun.
Kedua, Yusuf mengingatkan saudara-saudaranya agar tetap berharap pada Allah, yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub. Dua kali Yusuf berkata, "Allah pasti akan memperhatikan kamu" (Kejadian 50:24-25), yang terdengar seperti nasihat agar mereka tetap berpaut kepada Allah karena perhatian Allah akan tetap tertuju kepada umat-Nya. Ini menunjukkan bahwa di akhir hidupnya, Yusuf tetap teguh dalam imannya dan berusaha menanamkan iman yang sama kepada generasi penerusnya. Yusuf mengingatkan saudara-saudaranya akan janji Allah untuk membawa mereka kembali ke Tanah Perjanjian, sebagai penggenapan janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.
Renungan:
Saat ini kita mungkin merasa nyaris tak ada masa depan karena pergumulan hidup yang berat. Atau kita mungkin merasa Allah mengabaikan kita. Namun, nas renungan hari ini mengingatkan kita akan kasih setia Allah dalam kehidupan umat-Nya. Yusuf adalah bukti hidup bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Percayalah bahwa Allah yang bekerja dalam kehidupan Yusuf, saat ini Ia juga sedang memperhatikan hidup kita, siap menolong, bahkan mengubahkan kehidupan kita. Sama seperti Allah memperhatikan Yusuf, Allah juga memperhatikan kita. Ia setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Oleh karena itu, kita diajak untuk tetap berpegang pada iman dan harapan kita kepada Allah, yakin bahwa kasih dan perhatian-Nya akan selalu ada bagi kita.
Doa:
Ya Tuhan, kami bersyukur atas kasih setia-Mu yang tidak pernah berakhir. Terima kasih untuk contoh iman Yusuf, yang mengingatkan kami bahwa Engkau selalu hadir dalam setiap aspek kehidupan kami, bahkan di tengah kesulitan dan penderitaan. Tolonglah kami untuk selalu percaya dan berharap kepada-Mu, sama seperti Yusuf. Berikanlah kami kekuatan dan keberanian untuk menghadapi setiap tantangan hidup dengan iman yang teguh. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar