1. Kesiapan untuk Diutus Ke Mana Saja
Filipus menunjukkan kesiapannya untuk diutus ke mana saja oleh Allah. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di Samaria, Allah langsung mengutusnya untuk menginjili seorang sida-sida dari Etiopia. Setelah sida-sida tersebut percaya dan dibaptis, Filipus kemudian dituntun ke kota Asdod untuk memberitakan Injil lagi (Kisah Para Rasul 8:40). Kesediaan Filipus untuk taat pada panggilan Allah tanpa memandang tempat atau keadaan menunjukkan ketulusan dan dedikasi dalam pelayanannya.
2. Allah yang Menuntun Pemberitaan Injil
Keberhasilan penginjilan Filipus bergantung sepenuhnya pada kehendak Allah. Dalam perikop ini, kita melihat bahwa sida-sida yang bertobat dan dibaptis tampaknya sudah disediakan oleh Allah untuk diinjili oleh Filipus. Allah memimpin setiap langkah Filipus, memastikan bahwa pekerjaannya berbuah hasil. Ini mengingatkan kita bahwa dalam pelayanan pekabaran Injil, Allah adalah yang memimpin dan menentukan keberhasilan, bukan usaha manusia semata.
3. Tidak Ada Jiwa yang Lebih Tinggi Prioritasnya
Allah mengajarkan bahwa setiap jiwa berharga, tidak peduli seberapa besar atau kecil tugas itu terlihat. Filipus yang telah berhasil mempertobatkan kota Samaria kemudian diutus untuk melayani hanya satu orang saja. Ini menunjukkan bahwa dalam pelayanan pekabaran Injil, satu jiwa pun sangat berharga di hadapan Allah. Semua orang, tanpa memandang status sosial atau latar belakang, memiliki hak untuk mendengar Injil.
Implementasi Prinsip-Prinsip Ini dalam Kehidupan Kita
Ketiga prinsip di atas dapat kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari:
1. Siap Diutus Ke Mana Saja: Sebagai pemberita Injil, kita harus siap diutus ke mana saja oleh Allah, tanpa memandang tempat atau kondisi. Kesediaan untuk taat pada panggilan Allah adalah kunci dalam pelayanan kita.
2. Mengakui Kedaulatan Allah: Tidak ada ruang bagi kesombongan jika kita berhasil dalam pekabaran Injil. Keberhasilan kita murni karena Allah yang menjadikannya berhasil. Oleh karena itu, kita harus selalu rendah hati dan mengakui kedaulatan Allah dalam setiap aspek pelayanan kita.
3. Menghargai Setiap Jiwa: Kita tidak boleh membeda-bedakan orang dalam aktivitas pekabaran Injil. Setiap orang, tanpa memandang status sosial atau latar belakang, berhak mendengar Injil. Kita harus memastikan bahwa pesan keselamatan ini sampai kepada semua orang, baik kaya maupun miskin, penting maupun sederhana, baik maupun jahat.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menjalani pelayanan pekabaran Injil dengan lebih efektif dan sesuai dengan kehendak Allah. Filipus menjadi teladan bagi kita tentang bagaimana seharusnya kita menjalani panggilan kita sebagai pemberita Injil, dengan kesediaan, kerendahan hati, dan kasih yang tulus bagi setiap jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar