Yakub, yang telah pergi ke Mesir, hidup selama 17 tahun di tanah Gosyen hingga mencapai usia 147 tahun (27-28). Ketika ajalnya mendekat, Yakub meminta Yusuf untuk bersumpah bahwa ia akan dibawa keluar dari Mesir dan dikuburkan di kuburan nenek moyangnya (29-30). Yusuf pun menyanggupi dan bersumpah seperti yang diminta Yakub (30-31).
Ketika penulis menyebutkan detail yang tampaknya sepele, sebenarnya ada hal penting yang ingin ditekankan. Mengapa dikatakan bahwa Yakub hidup di Mesir selama 17 tahun? Angka ini mengingatkan kita akan usia Yusuf ketika ia dijual ke Mesir (lih. Kej. 37). Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa Yusuf hidup bersama Yakub selama 17 tahun, dan sekarang Yakub hidup bersama Yusuf selama 17 tahun.
Ini menunjukkan anugerah Allah yang luar biasa bagi Yakub, yang kebahagiaannya adalah hidup bersama anak yang paling dikasihinya.
Selanjutnya, kita melihat bahwa Yakub tetap sangat beriman sampai akhir hidupnya. Ia meminta Yusuf bersumpah untuk menguburkannya di tempat Abraham dan Ishak dikuburkan di Kanaan. Ini menunjukkan bahwa Yakub benar-benar percaya bahwa keturunannya nanti pasti akan tinggal di Kanaan seperti yang telah Allah janjikan.
Keindahan kehidupan kita sebagai orang beriman bukan dilihat dari harta atau pencapaian kita, tetapi yang terutama adalah pemeliharaan Allah dalam hidup kita. Kisah yang sangat indah di akhir hidup Yakub ini menekankan betapa indahnya kehidupan orang beriman ketika menjalani hidup dengan iman sampai akhir.
Semoga dengan berpegang pada janji Allah, kita pun semakin memahami dan merasakan kesetiaan Allah dalam hidup kita. Semoga kita juga tetap dan bahkan semakin beriman hingga akhir hidup kita sehingga kita bisa menjadi kesaksian akan pemeliharaan-Nya bagi semua orang di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar