Di dunia, sering kali kita menjalani prinsip yang bersifat retributif, dimana ada ungkapan "pembalasan lebih kejam daripada perbuatan". Prinsip ini mengandaikan bahwa setiap orang yang telah disakiti pasti akan melakukan pembalasan.
Ketakutan akan pembalasan inilah yang dihadapi Yakub sepanjang perjalanannya untuk bertemu Esau. Yakub takut akan reaksi Esau dan bahkan memecah rombongannya menjadi dua untuk mengurangi risiko kehancuran total jika Esau menyerang mereka.
Ketika Esau mendekat, Yakub masih berusaha melindungi orang-orang yang dikasihinya dengan memisahkan anak-anaknya bersama ibu mereka (Kejadian 33:1-2). Dia juga bersujud sampai ke tanah tujuh kali sebagai ungkapan merendahkan diri dan mencari belas kasihan Esau (Kejadian 33:3).
Namun, Yakub salah sangka. Esau, yang diduganya akan melakukan pembalasan, malah mendekap, memeluk, dan menciumnya (Kejadian 33:4). Esau bahkan merasa enggan menerima persembahan Yakub (Kejadian 33:9).
Kita tidak tahu secara pasti apa yang terjadi dalam hidup Esau yang membuatnya tidak lagi menginginkan pembalasan terhadap Yakub. Namun, yang pasti adalah Esau telah mengampuni dan menerima Yakub sepenuhnya sebagai adik kandungnya. Esau tidak mengungkit kesalahan masa lalu, malah menawarkan berbagai kebaikan kepada Yakub. Esau berhasil membuat Yakub salah sangka.
Pengampunan: Nilai Utama Kristen
Pengampunan adalah nilai utama dalam Kristen dan dasar dari relasi kita dengan Tuhan. Kita bisa hidup karena Tuhan mengampuni kita. Oleh karena itu, setiap orang Kristen juga mesti bersedia mengampuni.
Kadang kita merasa bahwa mengampuni itu sulit karena ingatan kita masih mengulang-ulang peristiwa atau perkataan yang menyakitkan. Kita tidak diminta untuk melupakan karena kita tidak menderita amnesia. Namun, kita diundang untuk menerima keberadaan orang yang telah menyakiti kita sebagai sesama yang setara dengan kita, yang patut kita kasihi, dan yang patut mendapatkan kesempatan untuk terus memperbaiki diri.
Mengampuni dan Menerima
Di dunia yang melazimkan pembalasan, mari kita membuat orang salah sangka dengan memberikan pengampunan dan penerimaan! Pengampunan bukan hanya tentang membebaskan orang lain dari kesalahan mereka, tetapi juga tentang membebaskan diri kita dari beban dendam dan sakit hati.
Dengan memberikan pengampunan, kita meneladani Esau yang mampu mengampuni dan menerima Yakub, serta meneladani Tuhan yang telah mengampuni kita. Pengampunan membawa damai dan kebahagiaan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Mari kita hidup dalam pengampunan, menjadi terang bagi dunia yang gelap oleh dendam dan kebencian, dan menunjukkan bahwa kasih dan pengampunan adalah jalan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar