Yehuda memiliki tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan, dan Syela (Kejadian 38:3-5). Bagi anak sulungnya, ia mengambilkan seorang istri yang bernama Tamar. Namun, karena Er jahat di mata Tuhan dan dihukum oleh-Nya, ia belum memiliki anak untuk melanjutkan nama keluarganya (Kejadian 38:6-7).
Hukum di Timur Tengah Kuno menuntut agar seorang laki-laki menikahi janda dari saudara laki-lakinya dan memberikan anak atas nama saudara yang telah mati itu (Ulangan 25:5-6). Namun, Onan menolak dan memakai cara curang. Di mata Tuhan, apa yang dilakukan Onan adalah kejahatan, maka Tuhan menghukum dia juga (Kejadian 38:9-10).
Kematian Er dan Onan membuat Yehuda enggan untuk menikahkan Syela dengan Tamar, karena ia takut kalau anak bungsunya juga akan mati (Kejadian 38:11). Namun, di luar dugaan Yehuda, Tamar memakai caranya sendiri. Ia menyamar sebagai pelacur, lalu bersetubuh dengan Yehuda (Kejadian 38:14-18).
Sekalipun tindakan Tamar salah, bahkan dapat diganjar hukuman mati (Kejadian 38:24; bdk. Ulangan 23:17-18), tindakan Yehuda lebih salah lagi karena ia munafik dan bejat. Tindakannya merupakan hal yang jahat di mata Tuhan. Namun, setelah Yehuda mengakui kesalahannya (Kejadian 38:26), Tuhan mengampuninya dan bahkan memberikan keturunan bagi keluarganya.
Baik suami maupun istri mengemban tanggung jawab yang tak dapat diabaikan. Salah satu tanggung jawab yang sering diutamakan adalah tugas melahirkan anak, terutama pada zaman kuno ketika kelangsungan suatu suku bergantung pada keturunan yang sah. Namun, kita harus ingat tanggung jawab kita yang terpenting sebagai umat Tuhan, yaitu menjaga hidup kudus.
Terlepas dari keterbatasan dan kesulitan yang ada, jangan kita bertindak untuk memuaskan nafsu atau meninggikan nama sendiri, dan jangan juga kita mengompromikan kekudusan diri kita. Tanggung jawab kita, baik suami maupun istri, adalah membangun keluarga di dalam kekudusan yang berkenan di mata Tuhan.
Kiranya Tuhan memberi kita hikmat dan kekuatan untuk menjalani peran kita dalam pernikahan dengan penuh tanggung jawab dan kekudusan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar