Allah yang Menyembuhkan ~ Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Allah yang Menyembuhkan

Mazmur ini memberikan gambaran tentang penderitaan mendalam yang dialami oleh pemazmur. Di tengah-tengah penyakit yang dideritanya, ia juga harus menghadapi serangan dari para lawan, baik dari musuh-musuh yang membencinya maupun dari sahabat-sahabat karibnya yang justru mengkhianatinya.

Lawan Pertama: Musuh-musuh yang membenci pemazmur bukan hanya berharap akan kematiannya, tetapi mereka juga menyebarkan kebohongan dan fitnah. Mereka datang bukan untuk memberikan dukungan atau penghiburan, tetapi untuk menyebarkan desas-desus bahwa pemazmur tidak akan pernah sembuh, dan penyakitnya akan membawa kematian (Mazmur 41:6-9). Mereka berkata, "Takkan bangun lagi," menekankan keyakinan mereka bahwa pemazmur telah jatuh dalam penghukuman ilahi yang tak terelakkan.

Lawan Kedua: Sahabat karib yang seharusnya menjadi sumber damai sejahtera justru berkhianat. Dalam konteks Yahudi, makan bersama adalah tanda persekutuan dan kedekatan yang mendalam. Sahabat karib ini, yang seharusnya menjadi orang yang paling memahami dan mendukung pemazmur, malah meninggalkannya di saat-saat terberat, menambah luka batin yang sudah dirasakan (Mazmur 41:10).

Pemazmur menghubungkan penderitaannya dengan dosa terhadap Allah (Mazmur 41:5). Hal ini membuat lawan-lawannya menuduh bahwa penyakit yang dideritanya adalah hukuman langsung dari Tuhan. Namun, pemazmur tidak menyerah pada tuduhan ini. Sebaliknya, ia memohon belas kasihan Tuhan untuk menyembuhkan dirinya dan membuktikan kebenaran dan ketulusannya di hadapan para lawannya (Mazmur 41:11-13).

Pemazmur sadar bahwa kesembuhan dan pemulihan sejati hanya bisa datang dari Allah. "TUHAN, kasihanilah aku" adalah seruan seseorang yang mengakui ketidakberdayaannya dan sepenuhnya bergantung pada belas kasihan dan kemurahan Tuhan.

Mazmur ini menjadi undangan bagi siapa pun yang mengalami sakit, baik secara fisik maupun batin, untuk datang kepada Tuhan yang menyembuhkan. Jika penyakit itu disebabkan oleh dosa, pemazmur mengajarkan kita untuk memohon pengampunan dan kesembuhan. Namun, jika penyakit bukan karena dosa (seperti yang terlihat dalam Yohanes 9:3), kita diajak untuk bersiap agar pekerjaan-pekerjaan Allah dapat dinyatakan dalam kehidupan kita.

Refleksi: Ketika kita mengalami penderitaan atau penyakit, baik fisik maupun emosional, apakah kita langsung beralih kepada Tuhan dalam doa dan permohonan? Atau, apakah kita mencoba menghadapinya dengan kekuatan sendiri? Mazmur ini mengingatkan kita bahwa sumber sejati dari kesembuhan dan pemulihan adalah Tuhan sendiri. Mari kita datang kepada-Nya dengan kerendahan hati, memohon belas kasihan-Nya, dan percaya bahwa Dia akan bekerja untuk kebaikan kita.

Doa: Tuhan, kami datang kepada-Mu dengan segala kelemahan dan penderitaan kami. Engkaulah Allah yang menyembuhkan, dan hanya kepada-Mu kami bergantung. Kasihanilah kami, Tuhan, sembuhkanlah penyakit kami, pulihkanlah jiwa kami, dan biarlah pekerjaan-Mu dinyatakan dalam hidup kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.