Tuhan memilih Israel bukan karena mereka besar atau kuat, tetapi justru karena mereka kecil dan lemah (Ulangan 7:7-9). Pilihan ini didasari oleh belas kasihan Tuhan kepada Israel yang menderita di bawah penindasan di Mesir. Allah tidak berpihak pada ketidakadilan, bahkan jika itu dilakukan oleh umat-Nya sendiri. Dia adalah Allah yang adil, yang merendahkan bangsa-bangsa yang melakukan kejahatan dan ketidakadilan.
Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan keadilan. Jika kita mengaku sebagai umat Tuhan tetapi memperlakukan orang lain dengan tidak adil, kita tidak layak merayakan kemenangan Tuhan atas kefasikan. Allah yang adil mungkin tidak akan membela kita jika kita sendiri tidak hidup dalam keadilan.
Oleh karena itu, kita harus mengingat bahwa sebagai umat Tuhan, kita adalah penerima belas kasihan yang besar. Kebanggaan kita seharusnya bukan pada status kita, tetapi pada belas kasihan yang telah kita terima. Kita dipanggil untuk setia mendengarkan dan mempraktikkan firman Tuhan, hidup dalam kekudusan, dan siap untuk disempurnakan oleh-Nya. Dengan demikian, kita bisa benar-benar merayakan kemenangan Tuhan dengan hati yang murni dan sikap yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar