Dalam mitologi Mesir kuno, "Ra" dipandang sebagai dewa matahari dan kehidupan. Setiap malam, ia dikisahkan berlayar melalui dunia kematian, kemudian bertarung melawan ular besar menjelang fajar. Setelah mengalahkan ular itu, Ra kembali muncul untuk menghadirkan hari yang baru.
Namun, Musa menantang kesaktian Ra atas perintah Allah. Ketika Musa mengangkat tangannya, kegelapan menyelimuti Mesir selama tiga hari (22). Bagi orang-orang Mesir, ini seolah menandakan bahwa Ra telah dikalahkan dan tidak akan bangkit lagi.
Kekacauan pun melanda Mesir. Bahan makanan telah lama menjadi langka, dan dalam gelap gulita, orang-orang Mesir tidak dapat menyiapkan makanan atau berpindah tempat tanpa risiko besar (23). Keputusasaan menghantui seluruh negeri.
Namun, di tengah situasi genting itu, apa yang dilakukan Firaun? Ia malah sibuk menawar dengan Musa, lebih mementingkan kerugian ekonomis jika harus melepaskan bangsa Israel dan ternak mereka (24). Sikap Firaun mencerminkan seorang penyembah berhala yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi di atas segalanya. Seorang pemimpin yang hanya memikirkan dirinya sendiri akan membawa celaka, baik bagi rakyat maupun lembaga yang ia pimpin.
Di masa sekarang, kita perlu bertanya: apakah pemimpin kita sungguh peduli terhadap nyawa manusia? Kita harus berdoa agar negara kita dipimpin oleh orang-orang yang benar, yang memikirkan kesejahteraan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi atau kelompok.
Selain itu, mari kita periksa diri. Apakah keputusan-keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari lebih sering didasarkan pada pertimbangan ekonomis semata, ataukah kita peduli pada kesejahteraan orang lain?
Yesus mengajarkan kita untuk menjadi terang dunia, agar Bapa di surga dimuliakan (Matius 5:16). Terang kita paling bersinar ketika kita menunjukkan empati dan kasih di tengah dunia yang penuh kegelapan. Mari kita berupaya untuk lebih peduli dan berempati dalam setiap tindakan kita, sehingga kita bisa membawa perubahan yang berarti bagi orang-orang di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar