Keluaran 5
Ketika Allah memberi tugas, sering kali tugas tersebut tidak dimulai dengan mulus. Bahkan, bisa diawali dengan kesulitan dan kekecewaan yang membuat kita meragukan arah langkah kita.
Seperti yang dialami oleh Musa dan Harun ketika menyampaikan firman Tuhan kepada Firaun. Mereka meminta agar Firaun mengizinkan bangsa Israel pergi untuk mengadakan perayaan di padang gurun (Keluaran 5:1). Namun, Firaun menanggapi dengan sikap yang sombong dan menantang. Ia mempertanyakan, "Siapakah Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya?" (Keluaran 5:2). Bukannya mengizinkan, Firaun justru membuat situasi semakin sulit dengan memerintahkan agar bangsa Israel tetap memproduksi batu bata, tetapi tanpa diberikan jerami sebagai bahan dasar (Keluaran 5:6-8). Ini membuat tugas mereka menjadi sangat berat, dan ketika jumlah batu bata tidak terpenuhi, para pengawas kerja Firaun memukuli mandor-mandor Israel (Keluaran 5:14).
Tidak heran, para mandor Israel menjadi marah dan menyalahkan Musa dan Harun atas situasi tersebut. Mereka bahkan menuduh Musa dan Harun memberi pedang kepada orang Mesir untuk membunuh mereka (Keluaran 5:21). Perasaan kecewa dan putus asa pun menyelimuti Musa. Ia berseru kepada Tuhan dan mempertanyakan kenapa tugas yang ia lakukan justru membawa kesulitan bagi bangsanya (Keluaran 5:22-23). Namun, Tuhan menegaskan kepada Musa bahwa ini hanyalah permulaan. Allah berjanji bahwa Ia akan memperlihatkan kuasa-Nya atas Firaun, dan bangsa Israel akan dibebaskan dari Mesir (Keluaran 6:1).
Permulaan yang mengecewakan adalah bagian dari perjalanan kita sebagai orang percaya. Seperti Musa, kita pun kadang-kadang mendapati bahwa tugas yang Allah berikan tidak selalu membawa hasil yang cepat atau terlihat. Dunia ini dikuasai oleh si jahat (1 Yohanes 5:19), dan ketidakadilan masih merajalela (Pengkhotbah 4:1). Yesus sendiri mengingatkan bahwa dunia akan membenci kita (Yohanes 15:18). Maka, tidaklah mengherankan jika dalam upaya menjalankan tugas dari Tuhan, kita menemui kegagalan atau bahkan ditolak oleh orang-orang yang kita tolong.
Yang perlu kita lakukan adalah tetap setia dan percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Jangan putus asa ketika langkah awal tampaknya gagal total. Tuhan memahami kesulitan kita, dan Dia mengerti kekecewaan kita. Mungkin kita tidak mengerti semua rencana-Nya, tetapi kita dapat yakin bahwa Dia mampu menyelesaikan segala sesuatu tepat pada waktunya. Percayalah bahwa tugas yang Allah berikan akan tergenapi. Mari kita kuatkan hati kita dan segera minta pengampunan saat kita merasa kecewa dengan cara yang Tuhan izinkan. Sebab, Tuhan selalu memegang kendali atas segalanya, dan Dia akan memampukan kita untuk menyelesaikan tugas-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar