Paulus menggambarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang kita peroleh melalui iman kepada Kristus, bukan hasil dari usaha manusia. Untuk memperjelas hal ini, Paulus mengutip teladan Abraham, seorang tokoh yang sangat dihormati oleh bangsa Yahudi. Abraham dianggap benar oleh Allah bukan karena perbuatan atau usahanya sendiri, melainkan karena imannya.
Keselamatan Bukanlah Hasil Usaha Manusia
Paulus menjelaskan bahwa jika seseorang bekerja, maka upah yang diterimanya adalah haknya, tetapi keselamatan berbeda (ayat 4-5). Keselamatan adalah pemberian Allah, bukan sesuatu yang bisa diperoleh melalui usaha atau kerja keras. Abraham disebut benar bukan karena perbuatannya, tetapi karena imannya. Dengan kata lain, Tuhan tidak sedang “membayar” Abraham; sebaliknya, Ia memberikan anugerah kepada Abraham sebagai bukti kasih-Nya.Kebenaran Abraham Berdasarkan Iman, Bukan Ketaatan Hukum Taurat
Banyak orang Yahudi saat itu berpikir bahwa Abraham dibenarkan karena ia menaati hukum-hukum Tuhan, khususnya tentang sunat (ayat 9-15). Mereka percaya bahwa menaati Hukum Taurat adalah cara untuk mendapat pengakuan sebagai orang benar. Namun, Paulus menegaskan bahwa Abraham dibenarkan karena imannya, bahkan sebelum hukum sunat diperintahkan. Abraham tinggal di tengah bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi tetap percaya pada janji-janji Tuhan, sekalipun tampak mustahil. Iman Abraham adalah bentuk kepercayaan penuh pada kuasa dan janji Allah, dan ini adalah anugerah dari Allah sendiri.Iman sebagai Pemberian Allah
Bahkan iman Abraham bukanlah hasil usahanya sendiri, tetapi anugerah Allah. Sejak awal, Allah memilih dan memanggil Abraham, serta memberikan iman yang kuat kepadanya, sehingga Abraham mampu percaya di tengah situasi sulit. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan kita kepada Tuhan juga adalah karunia dari Allah.
Bagaimana dengan kita saat ini? Sudahkah kita benar-benar mengandalkan iman kepada Tuhan, atau masih mencoba memperoleh keselamatan dan kebaikan dengan kekuatan kita sendiri? Allah menghendaki agar kita benar-benar bergantung kepada-Nya dalam iman. Ingatlah, pembenaran dari Allah hanya terjadi ketika kita mau percaya sepenuhnya kepada-Nya, tanpa bergantung pada kekuatan atau prestasi kita.
Mari kita berdoa dan memohon agar Allah mengaruniakan iman yang teguh kepada kita, seperti yang diberikan-Nya kepada Abraham, sehingga kita dapat menjalani hidup dalam ketergantungan sepenuhnya pada anugerah-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar