Roma 14:13-23
1. Perbedaan yang Memicu Perselisihan
Dalam jemaat Roma, keberagaman antara orang Yahudi dan non-Yahudi menimbulkan perselisihan, terutama soal makanan dan tradisi. Paulus mengingatkan bahwa perbedaan ini tidak boleh menjadi alasan untuk saling menghakimi (ayat 13). Sebaliknya, setiap orang percaya dipanggil untuk tidak menjadi batu sandungan bagi sesama.
Hal yang tampaknya sepele, seperti makanan, bisa merusak pekerjaan Allah jika tidak ditangani dengan kasih dan kebijaksanaan. Paulus menegaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah soal makanan atau minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus (ayat 17). Oleh sebab itu, umat Kristen harus menjaga sikap agar tidak memicu keretakan dalam persekutuan.
2. Dampak Batu Sandungan
Tindakan yang tampaknya kecil, seperti memaksakan pendapat soal makanan, bisa menjadi batu sandungan yang menghancurkan iman orang lain. Paulus mengingatkan bahwa tindakan yang menyakiti hati saudara seiman adalah tindakan yang merusak pekerjaan Allah (ayat 20). Ini bukan hanya soal kebiasaan makan, tetapi mencakup semua sikap dan perilaku yang dapat melukai sesama.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk lebih mengutamakan kasih daripada kepentingan pribadi. Paulus memberikan teladan: "Baiklah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun" (ayat 19).
3. Panggilan untuk Mengendalikan Diri
Paulus menekankan pentingnya pengendalian diri demi menjaga persekutuan. Ia mengajak umat untuk:
Menahan ego dan tidak memaksakan kehendak pribadi.
Mengutamakan kepentingan bersama demi damai sejahtera.
Melayani sesama dengan kasih yang tulus ikhlas.
Mengendalikan diri berarti siap untuk mengesampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan orang lain. Ini mencerminkan kasih Kristus yang rela berkorban demi keselamatan umat-Nya.
4. Membangun Persekutuan yang Harmonis
Persekutuan yang harmonis membutuhkan komitmen untuk saling menghormati dan membangun. Sebagai anggota tubuh Kristus, setiap orang percaya dipanggil untuk menjaga pikiran, kata-kata, dan tindakan agar tidak melukai sesama. Firman Tuhan mengingatkan bahwa sikap kita yang benar dapat mempererat persekutuan dan memuliakan Allah.
Mari kita berhati-hati dalam setiap tutur kata dan tindakan, serta memohon agar Allah memperlengkapi kita dengan hati yang penuh kasih. Dengan demikian, kita dapat menjadi alat yang membangun, bukan merusak pekerjaan Allah.
Doa Berkat
Di pagi yang penuh kasih ini, saya memohonkan berkat dari Tuhan bagi Bapak, Ibu, dan saudara-saudari sekalian:
Kiranya Tuhan mencurahkan berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera dalam hidup kita.
Tuhan memberkati rumah tangga, anak-anak, cucu-cucu, pekerjaan, sawah, ladang, usaha, toko, kantor, dan semua yang dikerjakan tangan kita.
Tuhan menyertai pelayanan, gereja, dan semua hubungan, termasuk calon pendamping hidup.
Dalam nama Tuhan Yesus, biarlah berkat-Nya mengalir melimpah. Yang percaya katakan, Amin! Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar