1. Fokus Paulus: Menjangkau yang Belum Terjangkau
Paulus menulis kepada jemaat di Roma, yang ia yakini sudah memiliki kebaikan, pengetahuan, dan kemampuan untuk saling menasihati (ayat 14). Namun, ia tetap mengingatkan mereka untuk menjadi pelayan Kristus Yesus dengan setia, berfokus pada pelayanan yang memuliakan Allah (ayat 15-16).
Paulus menunjukkan sikap rendah hati dalam pelayanannya. Ia tidak bermegah dalam pengetahuan atau pencapaiannya, melainkan hanya dalam karya Allah yang dilakukan melalui dirinya (ayat 17). Dengan perkataan, perbuatan, dan kuasa Roh Kudus, ia melayani sebagai alat Allah untuk membawa banyak orang dari bangsa-bangsa lain kepada ketaatan iman (ayat 18-19).
Namun, Paulus memiliki prinsip penting dalam misinya: ia tidak melayani di atas dasar yang sudah diletakkan oleh orang lain (ayat 20). Ia memilih untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum pernah mendengar tentang Kristus, agar firman Tuhan mencapai lebih banyak orang yang belum mengenal-Nya.
2. Pelajaran bagi Gereja Masa Kini
Ada kalanya gereja modern lebih memilih untuk mengembangkan pelayanan di tempat-tempat yang sudah memiliki jemaat atau bahkan menduplikasi pelayanan yang sudah ada. Akibatnya, bukan petobat baru yang dijangkau, melainkan jemaat dari gereja lain yang berpindah tempat.
Ini bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa pelayanan Injil sejati harus berfokus pada menjangkau mereka yang belum percaya dan belum pernah mendengar Injil. Seperti Paulus, kita dipanggil untuk menjangkau mereka yang berada di "pinggiran," baik secara geografis maupun rohani.
Panggilan ini berlaku tidak hanya bagi gereja secara institusi, tetapi juga bagi kita secara pribadi:
- Di lingkungan keluarga: Berdoa dan menjadi teladan kasih bagi anggota keluarga yang belum percaya.
- Di tempat kerja: Memberikan kesaksian hidup melalui integritas, kejujuran, dan kasih kepada rekan kerja.
- Di lingkungan sosial: Menjalin hubungan dengan tetangga atau teman yang belum mengenal Kristus.
3. Tantangan dan Solusi
Pelayanan di tempat baru atau kepada orang yang belum percaya mungkin terasa sulit dan penuh tantangan. Ada rasa takut ditolak, kekhawatiran dianggap fanatik, atau keengganan keluar dari zona nyaman. Namun, Roh Kudus memampukan kita untuk memberitakan Injil dengan keberanian dan hikmat, seperti yang terjadi dalam pelayanan Paulus.
Gereja juga harus mengedepankan pelatihan misi, doa syafaat, dan pembekalan jemaat agar setiap orang percaya dapat melaksanakan Amanat Agung.
4. Panggilan untuk Bertindak
Membangun pelayanan di tempat lain adalah panggilan yang mulia dan sangat relevan dengan misi Allah. Mari kita:
- Berdoa bagi mereka yang belum mendengar berita Injil.
- Menjangkau orang-orang di sekitar kita dengan kasih Kristus.
- Menyokong misi dan pelayanan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, baik melalui doa, dana, atau tenaga.
Doa
Tuhan, mampukan kami untuk menjadi alat-Mu dalam menjangkau mereka yang belum mengenal Engkau. Berikan kami keberanian, kasih, dan hikmat dalam memberitakan Injil. Pimpin gereja-Mu untuk melayani di tempat-tempat yang membutuhkan terang kasih-Mu, agar banyak jiwa diselamatkan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar