1. Hati yang Dikeraskan oleh Allah
Ketika Firaun memutuskan untuk mengejar bangsa Israel setelah membebaskan mereka, tindakan ini bukanlah semata-mata karena emosi manusiawi. Alkitab menyatakan bahwa TUHAN mengeraskan hati Firaun (ayat 8).
Namun, pengertian ini harus dilihat dalam konteks:
- Pilihan Firaun yang berulang kali menolak Allah: Sebelumnya, Firaun berkali-kali diberi kesempatan untuk bertobat melalui tulah-tulah di Mesir, tetapi ia terus menolak Allah (Kel. 7-11). Ketika hati manusia terus menolak kebenaran, Allah dapat membiarkan atau memperkuat pilihan tersebut demi tujuan yang lebih besar.
- Rencana Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya: Allah mengeraskan hati Firaun bukan untuk memperdaya, tetapi untuk menyatakan kuasa-Nya atas Mesir dan meneguhkan iman Israel. Dalam hal ini, kebebalan Firaun menjadi alat dalam rencana ilahi yang lebih besar (ayat 4, 17-18).
2. Ketakutan dan Protes Israel
Ketika bangsa Israel melihat pasukan Mesir yang mendekat dengan kekuatan besar (kereta, perwira, dan tentara), mereka merasa sangat ketakutan (ayat 10). Ketakutan itu mendorong mereka untuk:
- Memprotes Musa: Mereka menyalahkan Musa karena merasa perjalanan ini akan berakhir dengan kematian mereka di padang gurun (ayat 11-12).
- Meragukan Allah: Meski mereka telah menyaksikan berbagai mukjizat sebelumnya, ketakutan mereka menunjukkan lemahnya iman mereka.
3. Jawaban Musa: Keyakinan pada Allah yang Berperang
Musa menguatkan bangsa Israel dengan seruan yang penuh iman:
- "Jangan takut, berdirilah tetap, dan lihatlah keselamatan dari TUHAN" (ayat 13). Musa mengingatkan mereka bahwa keselamatan berasal dari Tuhan, bukan dari usaha manusia.
- "TUHAN akan berperang untuk kamu" (ayat 14). Tuhanlah yang memegang kendali penuh atas situasi ini. Pasukan Mesir yang kuat tidak ada artinya di hadapan kuasa Allah.
4. Ajaran bagi Kita Hari Ini
Kisah ini mengandung pelajaran mendalam bagi kehidupan rohani kita:
- Hati-hati dengan kekerasan hati terhadap Allah: Seperti Firaun, ketika kita terus-menerus menolak tuntunan Allah, hati kita bisa menjadi semakin keras, menjauhkan kita dari kebenaran-Nya.
- Tuhan bekerja melalui tantangan: Ketika kita menghadapi masalah besar, itu bukan berarti Tuhan telah meninggalkan kita. Kadang-kadang, Ia mengizinkan kesulitan untuk memperkuat iman kita dan menyatakan kuasa-Nya.
- Percayalah pada janji penyelamatan-Nya: Ketika kita merasa terpojok oleh situasi, kita dipanggil untuk berdiri teguh dalam iman, percaya bahwa Tuhan akan berperang bagi kita.
5. Menanggapi dengan Iman
Ketika masalah datang, janganlah kita seperti Israel yang segera mengeluh dan meragukan Allah. Sebaliknya:
- Berserulah kepada Allah dalam doa: Nyatakan ketakutan kita kepada-Nya, tetapi tetap percaya pada kuasa-Nya.
- Percaya pada pimpinan Tuhan: Jalan Tuhan mungkin tampak tidak masuk akal atau sulit, tetapi itu selalu membawa kebaikan dan kemuliaan bagi-Nya.
- Ingatlah kemenangan Tuhan yang sudah terjadi dalam hidup kita: Sama seperti Israel, kita memiliki pengalaman tentang pertolongan Tuhan di masa lalu. Gunakan itu sebagai dasar untuk iman kita hari ini.
Doa:
"Tuhan, sering kali kami takut ketika masalah datang menghimpit. Ajarlah kami untuk percaya bahwa Engkau selalu berperang bagi kami. Tolong kami untuk tidak mengeraskan hati, tetapi tetap taat dan setia kepada-Mu. Amin."