Apa yang Membuat Kita Bergembira?
Menjelang Natal, banyak orang mengalami kegembiraan—entah karena berkumpul dengan keluarga, tukar kado, atau menghadiri perayaan. Namun, kita perlu bertanya, apakah kegembiraan kita hanya berpusat pada diri sendiri?
Maria, dalam nyanyiannya (Magnificat), menunjukkan kegembiraan yang mendalam bukan hanya karena berkat pribadi yang diterimanya, tetapi juga atas rahmat Allah bagi orang lain. Ia memuji Tuhan karena:
- Perbuatan besar-Nya kepada Maria (ay. 46-49).
- Rahmat-Nya kepada orang-orang yang takut akan Dia (ay. 50).
- Pemeliharaan-Nya atas yang lapar dan Israel, umat-Nya (ay. 53-54).
Maria memberikan contoh kegembiraan sejati, yang melibatkan rasa syukur atas anugerah Allah untuk dirinya dan juga orang lain.
Menghindari Kegembiraan yang Egois
Kegembiraan yang sejati haruslah melibatkan kepedulian terhadap orang lain dan tidak menimbulkan kesedihan bagi sesama. Dalam konteks Natal, kita diingatkan untuk merayakan dengan kasih dan tanggung jawab, seperti:
- Peduli kepada yang membutuhkan, bukannya hanya mengutamakan kemeriahan.
- Menghindari perilaku boros yang merusak lingkungan.
- Membangun suasana perayaan yang penuh kasih dan tidak memicu iri hati.
Natal adalah waktu untuk bersyukur atas anugerah Allah yang besar dan membagikan sukacita kepada sesama serta menjaga alam ciptaan-Nya.
Doa Berkat
Mari kita berdoa:
"Ya Tuhan, kami bersyukur atas kasih dan rahmat-Mu yang melimpah dalam hidup kami. Kami mohon, curahkan berkat-Mu atas kami semua—kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera. Berkati rumah tangga kami, anak-anak, cucu-cucu, pekerjaan, usaha, dan pelayanan kami. Semoga segala sesuatu yang kami lakukan memuliakan nama-Mu. Kami percaya dan menerima berkat-Mu dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin."
Selamat merayakan Natal dengan kegembiraan yang penuh kasih dan kepedulian. Tuhan Yesus memberkati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar