1. Jalan Allah yang Tidak Selalu Logis bagi Manusia
Ketika Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir, Ia memilih jalur yang lebih panjang dan melelahkan, yakni melalui padang gurun, bukan jalan pintas melalui negeri Filistin (ayat 17-18). Secara manusia, keputusan ini tampak tidak masuk akal. Namun, ada alasan mendalam di baliknya:
- Melindungi bangsa Israel dari bahaya: Jalur Filistin penuh dengan benteng Mesir, yang bisa membuat Israel gentar dan kembali ke Mesir. Allah tahu kondisi mereka yang masih lemah dan belum siap menghadapi peperangan.
- Pendidikan rohani: Jalur padang gurun adalah tempat di mana Allah mendidik mereka untuk bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Keputusan Allah selalu berdasarkan hikmat-Nya yang melampaui pemahaman manusia. Ia melihat bahaya yang tidak kita lihat dan mempersiapkan jalan terbaik, meskipun tampak memutar.
2. Tanda Penyertaan Allah: Tiang Awan dan Tiang Api
Di sepanjang perjalanan melalui padang gurun, Allah tidak meninggalkan umat-Nya tanpa tuntunan. Ia hadir melalui:
- Tiang awan: Menyertai mereka di siang hari untuk melindungi dari panas terik.
- Tiang api: Memberi penerangan dan perlindungan di malam hari.
Kehadiran tiang awan dan tiang api adalah bukti nyata bahwa Allah berjalan bersama umat-Nya. Penyertaan-Nya adalah jaminan bahwa meski melalui jalan memutar, mereka tetap berada dalam perlindungan dan bimbingan-Nya.
3. Ajaran bagi Kita Hari Ini
Seperti bangsa Israel, kita sering kali ingin mengambil jalan tercepat dan termudah untuk mencapai tujuan hidup. Namun, Allah kadang-kadang menuntun kita melalui jalan yang lebih panjang atau sulit untuk:
- Melindungi kita dari bahaya yang belum kita sadari.
- Menguatkan iman dan karakter kita di tengah tantangan.
- Membangun kebergantungan kita kepada-Nya.
Di dalam Yesus Kristus, realitas Allah dan manusia bersatu. Kristus adalah Imanuel, Allah yang hadir bersama kita, yang menuntun kita dalam setiap musim kehidupan, bahkan di tengah jalan memutar yang sulit.
4. Respon Kita
- Percayalah pada hikmat Allah: Jangan mengandalkan pemahaman sendiri, tetapi percayalah bahwa rencana Allah selalu yang terbaik (Ams. 3:5-6).
- Berpegang pada penyertaan-Nya: Yesus adalah tiang awan dan api dalam hidup kita. Ia berjalan bersama kita melalui setiap lembah dan gunung.
- Jangan menyerah: Hambatan bukan akhir dari perjalanan. Tuhan yang menuntun akan membawa kita tiba di tujuan tepat pada waktu-Nya.
Doa:
"Tuhan, ajar kami untuk mempercayai tuntunan-Mu, bahkan ketika jalan-Mu terasa sulit dan memutar. Kami yakin, penyertaan-Mu dalam Kristus cukup bagi kami untuk melangkah dengan iman. Amin."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar