Lukas 5:33-39
Perikop ini mengajarkan pentingnya memperbarui pola pikir dan hati kita dalam mengikuti Kristus. Yesus menggunakan ilustrasi sehari-hari seperti pesta pernikahan, kain baru, dan anggur baru untuk menunjukkan bahwa kehadiran-Nya membawa pembaruan yang mendalam dan mematahkan cara lama yang kaku serta terbatas.
Orang-orang Farisi, dalam fanatisme religius mereka, gagal memahami makna sejati dari aturan keagamaan. Mereka berfokus pada ritual seperti puasa tanpa memahami tujuan utama dari tindakan tersebut, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Dalam tanggapan Yesus, kita menemukan tiga prinsip penting:
1. Puasa dalam Konteks yang Tepat
Yesus menjelaskan bahwa puasa adalah bentuk respons terhadap Allah, bukan kewajiban ritual yang harus dilakukan tanpa memandang waktu atau situasi. Dalam hal ini, Yesus menekankan pentingnya memahami waktu yang tepat:
- Sukacita bersama Sang Mempelai (Yesus) tidak cocok untuk diwarnai dengan duka puasa.
- Kesedihan dan puasa akan datang ketika Sang Mempelai (Yesus) tidak lagi bersama mereka (ayat 34-35).
Penerapan: Kita diajak untuk memahami makna di balik ibadah kita, bukan hanya melakukannya karena kebiasaan atau aturan belaka.
2. Perintah Tuhan Bertujuan untuk Mendekatkan Diri Kepada-Nya
Yesus mengkritik praktik keagamaan yang dilakukan hanya untuk menunjukkan kesalehan diri. Sebaliknya, ibadah sejati, termasuk puasa, bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan Allah.
Penerapan: Mari kita introspeksi—apakah doa, puasa, atau pelayanan kita dilakukan untuk memuliakan Allah, ataukah untuk mencari pengakuan manusia?
3. Kehidupan yang Baru Membutuhkan Hati yang Baru
Ilustrasi tentang kain baru dan anggur baru menegaskan bahwa hidup bersama Kristus membutuhkan pembaruan total:
- Kain lama tidak cocok dengan tambalan kain baru.
- Anggur baru tidak bisa disimpan dalam kantong kulit tua.
Ini menggambarkan perlunya meninggalkan cara lama yang sudah usang dan tidak sesuai dengan pembaruan dalam Kristus. Kita tidak bisa memadukan kehidupan lama yang berdosa dengan kehidupan baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
Penerapan: Kita harus terus-menerus membarui diri melalui firman Tuhan, memperbarui pola pikir, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Renungan
Apakah ada kebiasaan lama yang masih kita pertahankan, yang menghalangi pembaruan hidup dalam Kristus? Sudahkah kita membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan tujuan untuk memperbarui diri, bukan untuk menghakimi orang lain?
Doa:
"Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu yang mengingatkan kami bahwa hidup dalam-Mu membutuhkan pembaruan total. Tolong kami untuk memiliki hati yang baru, terbuka terhadap kehendak-Mu, dan meninggalkan cara hidup yang lama. Jadikan kami murid yang setia, bukan fanatik tanpa pengertian, tetapi benar-benar dipimpin oleh kasih dan kebenaran-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar