📖 Bilangan 3:1–51
Dalam dunia kerja, rotasi jabatan dan lokasi penugasan lazim dilakukan untuk penyegaran dan promosi. Namun, prinsip ini tidak berlaku bagi suku Lewi. Mereka menerima hak istimewa untuk melayani TUHAN sepanjang hidup mereka, tanpa rotasi tempat atau jabatan.
Sejak usia satu bulan, nama setiap anak suku Lewi dicatat (ay. 15). Mereka dipilih untuk menggantikan anak-anak sulung Israel yang seharusnya turut binasa dalam tulah terakhir di Mesir (ay. 12–13). Setiap kaum Lewi mendapatkan tugas spesifik: ada yang mengurus tirai Kemah Suci, ada yang menangani tiang dan patok, ada yang menjaga perkakas-perkakas suci. Tugas ini bersifat permanen.
Sebagai penghargaan, TUHAN menempatkan suku Lewi di area permukiman terbaik: di sekeliling Kemah-Nya. Mereka menjadi tetangga TUHAN sendiri—sebuah keistimewaan agung. Siapakah yang tidak ingin hidup sedekat itu dengan Allah?
📌 Mengatasi Kejenuhan dalam Pelayanan
Namun, bahkan dalam kemuliaan pelayanan, kejenuhan bisa melanda. Melayani dalam rutinitas yang berulang—kebaktian, kunjungan pastoral, konseling, upacara seremonial—bisa membuat hati menjadi tawar. Tidak semua orang berkesempatan mengalami rotasi pelayanan. Banyak hamba Tuhan yang melayani di satu tempat seumur hidupnya.
Dari mana kita mendapatkan kesegaran rohani saat kejenuhan datang? Dari mana kita memperoleh sukacita baru bila tidak ada objek wisata atau hiburan di sekitar kita?
Jawabannya: datanglah kepada Tuhan. Ia mengundang kita:
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat. 11:28)
Bila kita tinggal dekat dengan-Nya, kesegaran itu tersedia setiap saat. Seperti lirik lagu rohani, "Dia hanya sejauh doa." Seperti doa Daud:
"... aku akan tinggal dalam Rumah TUHAN sepanjang masa." (Mzm. 23:6)
Bertetangga dengan Tuhan berarti hidup dalam keintiman dengan-Nya—dan dalam hadirat-Nya, ada sukacita yang tak berkesudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar