Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: Gema Suara Illahi
Tampilkan postingan dengan label Gema Suara Illahi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gema Suara Illahi. Tampilkan semua postingan

MELAWAN TIPU IBLIS

Efesus 6:10-20

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ef. 6:11)
Pernahkah kamu mendengar suara aneh ketika di rumah sendirian? Merinding saat berjalan di tempat sepi? Melihat roh-roh halus dengan rupa mengerikan atau melihat langsung orang kerasukan setan? Lalu, apa yang kamu lakukan saat itu? Itu baru satu cara Iblis mengintimidasi kita. Cara lain adalah menggoda kita untuk melakukan kejahatan. Itu sebabnya kita harus berani dan kuat iman.
Rasul Paulus menggambarkan hidup beriman seperti suatu peperangan. Kita masing-masing adalah prajurit-prajurit Allah. Musuh utama kita adalah Iblis dan antekanteknya. Untuk menghadapi dan memenangkan peperangan itu, persenjataan perang yang tepat dan mumpuni diperlukan. Dalam peperangan fisik zaman dahulu diperlukan baju jirah, sepatu tentara, perisai/tameng, helm, pedang atau tombak. Dalam peperangan rohani melawan Iblis, perlengkapannya adalah kebenaran dan keadilan sebagai jubah kehidupan; Injil damai sejahtera sebagai sepatu perjalanan; iman sebagai perisai pertahanan; janji keselamatan sebagai helm; dan Roh Kudus sebagai pedang yang mengalahkan segala kuasa gelap. Unsur-unsur inilah yang mesti dimiliki dalam melawan segala bentuk tipu muslihat Iblis. Tanpa kelengkapan rohani ini, kita pasti kalah dan ditawan Iblis.
Pembaca renungan yang terkasih, setiap kita tentu berharap bisa peka melihat dan menang melawan godaan-cobaan Iblis. Namun, harapan itu hanya menjadi omong kosong tanpa kesungguhan kita untuk memperlengkapi diri. Berperang tanpa kelengkapan artinya bunuh diri. Agar hidup tidak sia-sia dan tidak mati konyol, jadilah prajurit Allah yang sejati. Perkuatlah diri dengan prinsip kebenaran, keadilan, berita Injil, iman, dan pimpinan Roh Kudus. Kita pasti menang!

1. Mengapa Paulus menggambarkan hidup beriman seperti peperangan rohani?
2. Dalam hal apa Anda telah berhasil menang melawan godaan atau tipuan Iblis?
.





Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.

Share:

HINDARI SIKAP TAMAK

 

Lukas 12:13-21

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan ....” (Luk. 12:15)
Tak pernah puaskah kita dengan gaji yang didapatkan? Sulitkah kita mensyukuri berkat yang Tuhan berikan? Apakah kita merasa tidak rela berbagi dengan orang lain? Jika jawabannya adalah ya, maka kita perlu merenungkan baik-baik firman Tuhan dalam renungan hari ini.
Apa yang salah dengan orang kaya dalam perumpamaan Yesus? Bukankah ia punya rencana strategis, mau kerja keras membangun lumbung, dan visioner? Semua itu tentu baik. Salahnya adalah karena ia “... orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, ...” (Luk. 12:21). Ia menimbun kekayaan untuk dinikmati sendiri, melupakan orang yang membutuhkan, dan bergantung pada kekayaannya itu, bukan bergantung kepada Tuhan. Di sinilah kekayaannya menjadi salah. Perumpamaan ini merupakan teguran bagi seorang yang ingin mendapat warisan. Orang itu sedang berkonflik dengan saudaranya dan meminta Yesus membelanya. Motivasinya dapat dilihat oleh Yesus, yaitu bahwa ia tamak. Ia ingin mendapatkan apa yang semestinya bukan bagiannya. Sifat tamak itu yang hendak diperbaiki oleh Yesus.
Youth, ketika kita bekerja, ada hasil dari pekerjaan itu, entah itu gaji atau insentif. Atau, ketika kita berwirausaha, ada keuntungan yang kita peroleh. Semua itu adalah berkat yang berasal dari Tuhan. Karena itu, hidup kita bergantung kepada Tuhan, Sang Sumber Berkat, dan bukan pada berkat itu sendiri. Lagi pula, berkat yang Tuhan berikan kepada kita itu tentunya juga menjadi kepercayaan bagi kita untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
1. Apa sebutan Allah bagi orang kaya dalam perumpamaan itu?
2. Sudah tepatkah sikap kita terhadap berkat Tuhan?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Waktu Tuhan Selalu Tepat


Keluaran 3:1 22

Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.
Keluaran 3:10

Setiap orang memiliki panggilannya masing masing untuk mengerjakan bagiannya dalam Kerajaan Allah. Saat memanggil seseorang terjun mengerjakan bagiannya, Tuhan pasti memiliki waktu yang tepat. Dia akan mempersiapkan anak Nya dengan cara Nya tersendiri. Pertanyaannya sekarang: apakah orang tersebut peka atau tidak, saat dirinya dipanggil Tuhan untuk diutus mengerjakan bagiannya?

Musa adalah contoh nyata orang yang tidak peka terhadap panggilan Tuhan. Musa mendahului waktu Tuhan saat menyangka dirinya sudah siap dipakai Tuhan menyelamatkan bangsanya. Ia menolong dan membela seorang Israel yang dianiaya dengan membunuh orang Mesir yang menganiaya orang Israel tersebut. Ia menyangka bangsanya akan menerima dirinya sebagai utusan Tuhan yang menyelamatkan mereka, tetapi ternyata tidak. Musa melakukan blunder sampai akhirnya terpaksa melarikan diri ke Midian.

Selama empat puluh tahun di Midian, Musa melupakan panggilannya. Malaikat Tuhan lalu datang mengingatkannya dengan menampakkan diri di gunung Horeb melalui nyala api yang keluar dari semak duri. Tuhan memanggil kembali Musa untuk mengerjakan bagiannya, yaitu membawa umat Nya keluar dari Mesir. Waktu Tuhan telah tiba. Sayangnya, Musa tidak melihatnya demikian. Ia merasa dirinya tidak layak untuk diutus.

Tuhan sesungguhnya mempersiapkan Musa selama di Mesir dan Midian. Bahkan bukan hanya mempersiapkan, Tuhan juga memperlengkapi Musa. Hal ini tak pernah terpikirkan oleh Musa padahal semuanya sudah direncanakan Tuhan sebelum memanggil Musa.

Waktu yang dipikirkan manusia belum tentu waktunya Tuhan. Waktu Tuhan selalu yang terbaik dan tepat bagi umat Nya. Musa mungkin tidak merasa siap karena trauma masa lalu, tetapi Tuhan melihat sebaliknya. Musa akhirnya bersedia berangkat ke Mesir bersama Harun. Kesediaan Musa mengerjakan panggilan Tuhan telah menjadi berkat bagi bangsa Israel dan juga memuliakan Tuhan.

Setiap kita pasti memiliki panggilan dari Tuhan. Perlu diingat bahwa dalam mengerjakan panggilan Nya, Tuhan Yesus tak pernah mengutus tanpa melatih kita terlebih dahulu. Janganlah mendahului waktu Tuhan tetapi belajarlah peka kapan waktunya kita dipakai oleh Nya. Tak ada seorang pun layak di hadapan Tuhan tetapi bila Anda sudah terlibat dalam pekerjaan Tuhan, pasti ada rencana indah Tuhan di baliknya.


Ingat sar lagu di bawah ini.
BILA KAU IJINKAN SESUATU TERJADI
KU PERCAYA SEMUA UNTUK KEBAIKANKU
BILA NANTI TELAH TIBA WAKTU-MU
KU PERCAYA KUASA-MU
MEMULIHKAN HIDUPKU

Chorus :
WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK
WALAU KADANG TAK MUDAH DIMENGERTI
LEWATI COBAAN, KU TETAP PERCAYA
WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK

Refleksi diri:

Apa panggilan hidup Anda dalam mengerjakan bagian Kerajaan Allah? Bagaimana Anda belajar peka terhadap panggilan tersebut?

Apa yang ingin Anda lakukan agar siap melayani Tuhan Yesus sesuai profesi Anda?


Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]


Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]

Ketika Tuhan di dalam kemurahan-Nya lewat dan melihat kita di dalam darah kita, Dia pertama-tama berbicara, “Hiduplah;” dan inilah yang dilakukan-Nya pertama-tama, karena hidup adalah salah satu hal yang paling utama di dalam hal-hal rohani, dan sebelum hidup diberikan, kita tidak mampu mengambil bagian di dalam hal-hal kerajaan. Nah, hidup yang dianugerahkan kepada orang-orang kudus saat mereka dihidupkan tidak lain adalah hidupnya Kristus, yang, seperti getah batang pohon, mengalir kepada kita, ranting-ranting-Nya, dan membentuk sambungan hidup antara jiwa kita dan Yesus. Iman adalah anugerah yang merasakan persatuan ini, sebagai buah sulung yang keluar dari persatuan tersebut. Itulah leher yang menghubungkan tubuh Jemaat dengan Kepalanya yang maha mulia.

    “Oh Iman! Engkau yang terikat dalam persatuan dengan Tuhan,
    Bukankah memang ini jabatanmu? dan sebutanmu yang layak,
    dalam penggunaannya dalam tipologi injil,
    Dan simbol yang cocok — yaitu leher jemaat;
    yang menunjukkan identitas mereka dalam kehendak dan karya
    Naikkah bersama-sama dengan Dia?

Iman berpegang pada Tuhan Yesus dengan genggaman yang kuat dan tegas. Iman mengetahui keunggulan dan nilai-Nya, dan tidak ada pencobaan yang bisa membuatnya menaruh kepercayaannya di tempat lain; dan Yesus Kristus begitu berkenan akan anugerah sorgawi ini, sehingga Dia tidak pernah berhenti menguatkan dengan pelukan-Nya yang penuh cinta kasih dan topangan lengan kekal-Nya yang serba cukup. Maka di sini dibangun sebuah persatuan yang hidup, peka, dan bergemar, yang menyemburkan cucuran kasih, keyakinan, simpati, kepuasan, dan sukacita, yang baik pengantin wanita maupun Pengantin Pria suka meminumnya. Ketika jiwa dapat secara jelas merasakan kesatuan antara dirinya dan Kristus ini, keduanya dapat merasakan debar jantung yang berdetak, dan satu aliran darah yang mengalir melalui pembuluh masing-masing. Ketika itu hati berada dekat dengan surga seperti dengan bumi, dan dipersiapkan untuk menerima persekutuan yang paling agung dan rohani.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.