Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: corona
Tampilkan postingan dengan label corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label corona. Tampilkan semua postingan

Bersukacita disaat dalam kesesakan karena covid 19


Roma 12:12
Roma 12:12 (TB)  Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!


Satu hal yang tidak bisa di pungkiri bahwa setiap kita merindukan hidup penuh sukacita. Dalam segala keadaan kita punya harapan hidup yang penuh dengan sukacita. Namun kenyataan yang terjadi pada kita sering sekali sukacita itu langka kita dapatkan.. kenapa hal ini bisa terjadi. Karena menganggap bahwa sukacita itu di saat kita menang lotre..dapat arisan atau hadiah sehingga sukacitanya begitu nampak ceria dan wajah ceria. Namun saat keadaan tidak baik dan susah dan begitu banyak pergumulan adakah hidup sukacita. Inilah yang membedakan hidup dunia dan hidup di dalam Tuhan. Tuhan membawa kita bahwa sukacita yang terbaik adalah di saat kita dalam ketidak sukacitaan disaat susah karena corona 19 ini terjadi sebenarnya membuktikan bahwa cinta kasih Tuhan itu tetap ada dan sukacita kita tetap melimpah.
Ada dua hal sukacita yang Alkitab katakan.
Yang pertama: bersukacita dalam pengharapan. Inilah pengharapan dalam iman kepada Yesus kristus tang selalu memberikan kekuatan dalam menapaki kehidupan yang kekal bersamanya. Pengharapan yang di berikan tentu pengharapan yang tidak mengecewakan. Saat kondisi yang sulit karena pandemi covid 19 ini. Pengharapan kita mulai goyah dan meluntur sehingga membawa fisik dan psikologi kita merosot. Penghasilan kita belum pulih satu hal yang tidak boleh terlupakan bahwa Yesus jawaban dan solusi terbaik pengharapan kita.
Rasul paulus di dalam kehidupannya tudak mudah banyak pergumulan dan kehidupan yang tidak menyenangkan namun dia percaya bahwa sukacita itu selalu ada. Dia tidak melihat bahwa kesesakan dalam hidupnya itu adalah penghalang atau penghambat sukacitanya melainkan jalan terbaik bahwa Paulus harus hidup yang seperti Tuhan inginkan.
Apa kunci keberhasilan dan sukacita Paulus bagi  kita.
Pertama. Sabar dalam kesesakan. Hal ini tidak mudah bukan disaat hidup dakam kesesakan karena tidak ada lagi yang bisa di harapkan. Toko sepi, jualan apapun sepi. Pelanggan tidak ada karena takut corona. Bahkan hari ini ada besuk tidak ada hari ini di kejar kejar depkolektor karena cicilan. Atau bayar anak Sekolah. Masih adakah hidup dengan sabar dan terus bersukacita dalam penharapan bersama Yesus ada jalan terbaik.
Kedua. bertekun dalam doa. Inilah hal yang sering terlupakan saat kehidupan melanda kita. Kehidupan doa kita sering terlupakan dari kehidupan kita. Disaat sesak pikiran kita adakah hati untuk bertekun dalam doa memohon jalan terbaik bagi setiap pergumulan kita agar disaat kita hidup dalam pergumulan dan masalah diberi ketekunan untuk mendekat dengan kerendahan hati untuk bertekun berdoa mencari Tuhan dengan segenap hati kita.

Mari apapun masalah dan pergumulan kita tetaplah bersukacita dalam pengharapan bersama dengan Yesus.
Amin.(YS)

Dimana ada DOA, disitu ada JAWABAN.
Dimana ada IMAN,  disitu MUJIZAT dinyatakan.
Dimana ada PENGHARAPAN, disitu ada KEKUATAN.
Share:

Antara Iman, Hikmat, dan Corona*



Kemarin malam, sambil saya sedang mempersiapkan kotbah untuk Ibadah Pemuda, Putra Sulung saya datang ke sisiku dan bertanya dengan polosnya.

"Pa, di internet lagi ada yang ngomong tentang virus Corona. Kenapa harus takut? Mengapa seperti nga punya Tuhan? Kalau Tuhan tidak berkehendak kamu kena, maka nga akan kena. Berdoa saja. Pokoknya gitu laaa pa kira-kira..." Celoteh Noel

Di satu sisi, perkataan ini benar. Perkataan ini menyiratkan iman yang sangat kuat kepada Tuhan. Sungguh ya dan amin, jikalau Tuhan tidak mengizinkan, maka tidak ada yang dapat terjadi dan jikalau Tuhan mengizinkan, siapakah yang dapat mengelak dan menghindar...

Namun di sisi lain, saya juga bergumul karena kalimat ini juga dapat disalahtafsir oleh Noel yang masih kelas 5 SD, yang dimana bisa membuat dia lengah dan tidak waspada terhadap mewabahnya virus Corona di Indonesia. Sederhananya, kekeliruan memahami kalimat di atas dapat membuat Noel kecil hilang waspada atas nama Iman yang percaya kepada Tuhan dan asal berdoa saja, pasti nga akan kena..

Dalam kebingungan itu, saya berdoa dalam hati meminta pertolongan Tuhan agar dapat memberikan penjelasan antara iman, hikmat, dan Corona yang tengah naik daun...

Sejenak kemudian terlintas di pikiran saya  (yang saya yakin datang bukan karena pikiran saya sendiri) tentang ilustrasi menyeberangi jalan, kemudian saya berkata....

"Nak, kalau Papa mau nyebrang jalan dan papa tahu betul bahwa jalan itu benar-benar ramai sekali. Apakah papa boleh tetap "sembarang" menyeberang sambil berkata dalam hati, kenapa harus takut?? mengapa seperti nga punya Tuhan?? Kalau Tuhan tidak berkehendak papa kena, maka nga akan kena. Berdoa saja....
Trus Papa nyebrang aza langsung tanpa mengindahkan peringatan dan aturan yang ada. Pertanyaannya....
apakah papa bisa kena tabrak?"

Kemudian, Noel menjawab, "Papa bisa kena tabraklahhh". Kemudian saya bertanya, "bukankah papa berdoa dan beriman kepada Tuhan???"

Kemudian dia berkata, "beriman sii beriman, tapi itu sama saja dengan mencobai Tuhan dengan tidak hati-hati menyebrangi jalan Pa...."

Melalui percakapan kecil ini, saya kemudian menyadari bahwa Iman sangat dibutuhkan adalah ya dan pasti. Iman yang sejati akan membawa kita berharap dan terus memandang kepada Tuhan di tengah segala keterbatasan dan kelemahan kita.

Namun Allah pun ingin kita berhikmat karena hikmat yang sejati pun datangnya dari takut akan Allah (Ams. 9:10).  Hikmat seharusnya selaras dengan iman karena iman pun datangnya dari Allah. Hikmat dapat menolong kita agar kita bisa beriman tanpa harus mencobai Tuhan, seperti menyeberang jalan yang ramai hanya dengan berdoa.

Seketika saya teringat bahwa cobaan Tuhan Yesus yang ketiga (versi Luk. 4:9-12), bukankah Iblis menggunakan Firman Tuhan untuk mencobai Tuhan Yesus di atas bubungan bait Allah. Sederhananya, dengan gaya bahasa yang lain, Iblis seolah-olah berkata, mengapa seperti nga punya Bapa??? Mengapa nga percaya??? Kalau Bapa tidak berkehendak kamu jatuh, maka nga akan jatuh daaa. Uda, berdoa saja dan lompatlah.....
Menariknya Tuhan Yesus tidak kemudian melompat, namun dengan hikmat Ia berkata,  "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Virus Corona telah memberi warna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebagai orang percaya, kita harus beriman bahwa Allah pasti akan menjaga dan memelihara setiap kita sesuai dengan berkat kemurahan-Nya yang tidak pernah keliru. Namun di sisi lain, sebagai orang percaya, kita juga harus berhikmat agar jangan sampai menjadi orang yang tampak beriman namun sesungguhnya sedang mencobai Tuhan....

Mundur sejenak dengan mengurangi kegiatan di luar untuk sementara waktu hendaknya jangan dipandang sebagai tindakan yang kurang iman, justru sebaliknya, ini adalah tindakan berhikmat dari orang-orang beriman yang terus menantikan pertolongan Tuhan di dalam waktu-Nya.
Sebaliknya, jangan ceroboh, sehingga kita terlihat seperti orang "beriman" yang kemudian ternyata sedang mencobai Tuhan padahal peringatan sudah diberikan dari berbagai sisi.

Akhir kata,
jangan takut, jangan panik...
Tetap hati-hati dan tetap waspada.
Terus berdoa dan berharap, kiranya Tuhan memampukan setiap kita melalui pergumulan ini dengan iman yang terus memandang kepada-Nya....

Mazmur 56:3-4
Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia  terhadap aku?


Selamat hidup dalam hikmat Allah.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.