Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: fiman
Tampilkan postingan dengan label fiman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fiman. Tampilkan semua postingan

Menuding ke Sebelah

Peribahasa "Buruk Muka, Cermin Dibelah"

Peribahasa ini mengandung makna menyalahkan pihak lain atas kesalahan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pribadi. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita melihat orang lebih cepat menuding kesalahan orang lain daripada mengakui kesalahan sendiri. Hal ini bukan hanya kebiasaan buruk tetapi juga menghambat pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab moral. Kisah Abraham di Gerar merupakan contoh nyata bagaimana tindakan ini dapat membawa konsekuensi yang kompleks.

Keputusan Abraham dan Ketakutannya

Abraham memutuskan untuk tinggal di Gerar bersama keluarganya. Ia merasa daerah itu tidak mengenal Allah dan takut bahwa kecantikan istrinya, Sara, akan membahayakan hidupnya. Ketakutannya mendorong Abraham untuk berbohong, menyebut Sara sebagai saudara perempuannya. Ini adalah kali kedua Abraham melakukan hal ini, sebelumnya ia juga menyebut Sara sebagai saudaranya di Mesir (Kejadian 12:10-20).

Tindakan Abimelekh dan Intervensi Tuhan

Raja Abimelekh, tanpa mengetahui kebenaran, mengambil Sara sebagai istri. Namun, Tuhan memperingatkan Abimelekh melalui mimpi bahwa tindakannya berdosa dan dapat membawa maut, karena Sara adalah istri Abraham. Dengan segera, Abimelekh memanggil Abraham untuk meminta penjelasan dan mengembalikan Sara, bahkan memberikan berbagai harta sebagai kompensasi.

Pembelajaran dari Narasi Ini

  1. Kesetiaan Tuhan pada Janji-Nya:

Tuhan tetap setia pada janji-Nya kepada Abraham, meskipun Abraham membuat keputusan yang kurang bijaksana dan tidak jujur. Ini menunjukkan bahwa janji Tuhan tidak bergantung pada kesempurnaan kita, tetapi pada kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan.

  2. Pentingnya Kejujuran dan Pengakuan Kesalahan:

Kisah ini menyoroti pentingnya bersikap jujur dan tidak takut mengakui kesalahan. Abraham mengakui tindakannya di hadapan Abimelekh dan menjelaskan alasan di balik kebohongannya. Ini merupakan langkah penting dalam memperbaiki kesalahan dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain.

  3. Doa Syafaat untuk Semua Orang:

Abraham tidak hanya berdoa untuk dirinya sendiri atau untuk orang-orang seiman, tetapi juga untuk Abimelekh dan keluarganya yang bukan bagian dari umat Allah. Ini mengajarkan kita untuk mendoakan semua orang, tanpa memandang keyakinan atau latar belakang mereka. Tuhan mendengar dan mengabulkan doa Abraham, menunjukkan bahwa belas kasihan-Nya melampaui batasan manusia.

Refleksi dan Penerapan dalam Hidup

  1. Menghadapi Kesalahan dengan Bertanggung Jawab:

Ketika kita dihadapkan pada situasi sulit atau berpotensi bahaya, adalah penting untuk tidak menuding orang lain atau menyalahkan keadaan. Sebaliknya, kita harus berani mengakui kesalahan kita dan mencari solusi yang tepat. Tindakan Abraham yang jujur akhirnya membawa pemulihan dan berkat bagi semua pihak yang terlibat.

  2. Kesetiaan Tuhan sebagai Landasan Hidup:

Mengetahui bahwa Tuhan setia pada janji-Nya memberikan kita keberanian untuk hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Kita bisa mempercayai Tuhan dalam segala situasi, bahkan ketika kita merasa takut atau tidak yakin dengan hasilnya.

  3. Mendoakan Orang Lain dengan Kasih:

Sebagaimana Abraham berdoa untuk Abimelekh, kita juga diajak untuk mendoakan orang lain, termasuk mereka yang mungkin berbeda keyakinan atau pandangan dengan kita. Ini adalah wujud nyata dari kasih dan kemurahan hati yang diajarkan oleh Tuhan.

Kisah Abraham di Gerar mengajarkan kita banyak hal tentang kesetiaan Tuhan, pentingnya kejujuran, dan nilai doa syafaat. Di tengah-tengah kehidupan kita yang penuh dengan tantangan dan godaan untuk menyalahkan orang lain, mari kita belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan kita, mempercayai kesetiaan Tuhan, dan mendoakan semua orang dengan kasih yang tulus. Seperti Abraham, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan menjaga nilai-nilai ilahi dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Share:

Kala Fajar Paskah Merekah

Markus 16:1-8 

Terbitnya fajar Paskah sudah tak bisa ditahan lagi. Tanda ini mampu dibaca dengan baik oleh para perempuan seperti yang disebutkan oleh Markus dalam kitabnya.

Mereka adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome (1a). Selewatnya hari Sabat, pagi-pagi benar, kala fajar merekah, mereka bergegas menuju ke tempat tubuh Tuhan dibaringkan (2).

Apa yang membuat mereka bergegas pergi ke kubur? Pengetahuan tentang tradisi penguburan dan cinta kasih bagi yang dikuburkan tentu menjadi alasan penting bagi mereka untuk menengok Yesus yang sudah terbaring kaku kala itu. Niat yang sudah dibangun sejak awal adalah meminyaki tubuh-Nya. Ini adalah wujud bakti kepada seorang Guru.

Dibawalah rempah-rempah dan minyak wangi untuk keperluan itu (1b). Ini merupakan persembahan sebagai tanda cinta dan bakti. Apakah bakti itu menjadi sia-sia ketika mereka tidak berjumpa dengan Tuhan yang dibaringkan? Tentu tidak. Apa pun yang dilakukan dengan penuh bakti, hasilnya selalu tidak terduga. Siapa menyangka kalau para perempuan itu akan mengalami peristiwa rohani kala fajar Paskah merekah?

Yesus yang hendak mereka minyaki sudah bangkit (6). Demikian yang disampaikan seorang muda berjubah putih dengan tutur kata lembut, "Jangan terkejut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah dibangkitkan. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya ..." (6-7). Kata-kata ini mampu mengusir ketakutan yang menyelimuti sebelumnya dan menggantinya dengan ketakutan yang lain, yakni takut akan dahsyatnya kuasa Tuhan (8).

Pengalaman berharga menyisakan kegentaran dahsyat dalam hati, sebuah cita rasa iman yang tak terkatakan. Itulah rasa istimewa yang dialami para perempuan sebagai berkah kala fajar Paskah merekah. Tuhan yang mereka cintai telah bangkit dari kematian. Bila kita juga mendapatkan pengalaman sedemikian berharga, tentu kita akan menyimpannya sebagai perenungan kita sepanjang hidup.

Share:

Pengecut

Markus 14:43-52 

Pengecut adalah kata lain dari penakut atau munafik. Itu berarti seorang pengecut adalah orang yang tidak memiliki keberanian. Pengecut adalah orang yang berpura-pura percaya atau setia, tetapi sebenarnya tidak.

Dalam kisah penangkapan Yesus, kita melihat dua sosok pengecut. Yudas bersama dengan serombongan orang suruhan datang dengan pedang dan pentung untuk menangkap Yesus (43). Kalau ada banyak orang membawa pedang dan pentung, yang ada dalam pikiran kita tentunya mereka hendak menghadapi sekelompok orang bersenjata atau menangani kerusuhan besar. Namun, saat itu mereka hanya akan menangkap Yesus seorang yang ditemani segelintir murid-Nya di tempat sepi pada malam gelap.

Mengapa mereka harus membawa pedang dan pentung? Sebegitu takutkah mereka kepada Yesus? Atau, apakah mereka sekadar memanfaatkan dan memamerkan kekuatan mereka supaya Yesus dan murid-murid-Nya tunduk? Sungguh pengecut!

Pengecut yang kedua adalah Yudas. Dia adalah salah satu dari kedua belas murid, tetapi dialah yang menyerahkan Yesus. Ia melakukannya dengan memberi ciuman kepada Yesus, bahkan ia pun masih menyapa-Nya sebagai Rabi (44-45). Ciuman dan sapaannya bisa dikira orang sebagai bentuk kesetiaan kepada Gurunya. Namun, ternyata, dia mengkhianati Yesus dengan gestur keramahannya. Lain di bibir, lain pula di hati; tampaknya setia, tetapi ternyata tidak. Dia telah menjadi seorang pengecut.

Sungguh tak terpuji tindakan pengecut. Jangan sampai kita menjadi seperti itu. Ketakutan yang berlebihan bisa mendorong kita untuk melakukan upaya dan tindakan yang berlebihan pula. Mari kita menata dan mengelola ketakutan kita, sehingga kita tidak menjadi pengecut.

Marilah kita juga menjaga supaya bibir kita selaras dengan hati dan pikiran kita. Jangan menjadi orang munafik yang berkata setia, tetapi hati dan pikiran mengkhianati. Jangan sampai kita tampak baik karena rajin beribadah dan memuji Tuhan, namun tindakan dan sikap hidup kita lebih banyak menodai nama Tuhan.

Share:

Menjaga Reputasi


Markus 12:38-40 

Ahli Taurat merupakan orang yang dipercaya karena keahliannya dalam hukum dan agama Yahudi.

Ada tiga tugas yang dijalankannya. Pertama, memelihara hukum Taurat. Mereka mempelajari tradisi tulisan maupun lisan. Kedua, mengumpulkan murid dan mengajar. Ketiga, menjadi ahli hukum di pengadilan. Mereka dilarang memungut bayaran untuk pelayanan yang diberikan, tetapi mereka diperbolehkan menerima pemberian untuk menyokong kehidupannya.

Ahli Taurat disegani karena keahlian dan statusnya. Namun, banyak di antara mereka yang menyalahgunakan jabatannya. Dari penampilan luar, mereka tampak saleh dan meyakinkan karena mengenakan pakaian khusus (38). Mereka adalah kaum elit dan terpelajar yang selalu mendapat tempat duduk yang khusus dan terhormat (39).

Menurut Yesus, reputasi para ahli Taurat bukan terletak pada pakaian, tempat duduk, atau doa-doa yang diucapkan, melainkan pada sikap mereka terhadap kaum yang rentan. Yesus menyoal kebijakan mereka terhadap hak janda (40). Sekalipun beberapa janda hidup berkecukupan karena menempati tanah mendiang suaminya sampai ia meninggal, banyak juga yang dibiarkan hidup dalam kemiskinan.

Saat itu perempuan tidak bekerja untuk mendapat nafkah. Hidupnya bergantung pada laki-laki. Ketika seorang perempuan menjadi janda, ia tak hanya kehilangan suami, tetapi juga pelindung dan sumber penghidupannya. Ia juga tidak memiliki hak waris sehingga hidupnya bergantung pada kebaikan masyarakat.

Hukuman bagi ahli Taurat yang menyalahgunakan jabatannya untuk merampas keuntungan dari kaum rentan seperti ini amat berat. Mereka tahu yang baik dan benar, tetapi berlaku sebaliknya. Mereka seharusnya melindungi domba yang dipercayakan kepada mereka, tetapi mereka justru memangsanya.

Kita berstatus sebagai murid Kristus dan reputasi ini mesti ditunjukkan melalui sikap kita terhadap mereka yang rentan. Seberapa besar kebaikan yang kita lakukan bagi mereka menunjukkan seberapa besar iman kita kepada Kristus. [WTH]

Share:

Iman yang Egois

Markus 11:20-26 

Ajaran "perkataan iman" pernah menjadi populer. Menurut ajaran ini, "ketika Anda membutuhkan sesuatu, berdoalah kepada Tuhan, dan sekarang bayangkan bahwa itu sudah menjadi milik Anda, lalu bersyukurlah karena Tuhan sudah memberinya kepada Anda sekarang. Inilah iman yang membuat doa Anda dikabulkan." Sedihnya, ajaran ini kerap kali dibenarkan atas dasar Markus 11:22-24.

Nas ini tentu tidak mengajarkan hal tersebut. Penulis mau menunjukkan umat Israel yang digambarkan sebagai pohon ara. Ketika hidupnya terpisah dari Allah mereka bukan hanya tidak berbuah, tetapi juga akan kering dan mati (21). Untuk tetap hidup, umat-Nya perlu iman yang membuat diri mereka tetap tinggal di dalam Allah. Tanpa iman, mustahil kita dapat hidup, karena iman adalah jawaban untuk terwujudnya hal-hal yang mustahil (23-24).

Memiliki iman tidak serta-merta berarti seluruh doa dan keinginan kita pasti terwujud. Mengapa? Karena jelaslah bahwa tidak semua keinginan kita sejalan dengan kebenaran Allah. Iman sejatinya tidak dapat dipisahkan dari Allah dan kehendak-Nya.

Penulis mau menyatakan bahwa iman haruslah menghasilkan buah kebenaran, sebagaimana firman Tuhan adalah kebenaran (lih. Yoh 17:17). Orang beriman tidaklah seperti pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah sama sekali. Demikianlah para pemimpin Yahudi tampak rohani, tetapi sejatinya tidak hidup di dalam kebenaran. Bukan hanya itu, malahan mereka dikatakan sebagai perampok meskipun tampak saleh (Mrk 11:17).

Jadi, iman yang benar pastilah menghasilkan buah kebenaran. Karena itu, pastilah di dalam iman tidak ada ruang bagi kebencian dan pertikaian, melainkan nyatanya kasih dan pengampunan (25).

Kiranya kita bisa waspada terhadap keinginan pribadi yang bisa menjadi tidak sejalan dengan kebenaran Allah. Kita bisa meminta kepada Allah untuk anugerah dan berkat yang membuat kehidupan kita berbuahkan perbuatan nyata, yang penuh kasih dan pengampunan.

Share:

Semua Bangsa Akan Datang Bersujud

Wahyu 15:1-8

Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”

- Wahyu 15:4

Di Bukit Zaitun, Yerusalem, berdiri satu basilika bernama Gereja Segala Bangsa. Dinamai demikian karena gereja ini dibangun atas donasi dana dari berbagai bangsa. Gereja Segala Bangsa mengingatkan kita bahwa para pengikut Yesus Kristus datang dari dan tersebar di antara segala bangsa. Bahwa orang-orang percaya akan datang dari segala bangsa telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lih. Kej. 12:3; Mzm. 86:9; Yes. 56:7). Ketika akan terangkat ke surga, Yesus Kristus memberikan Amanat Agung untuk mengabarkan Injil ke seluruh bangsa (Mat. 28:19-20) dan pada akhirnya, di hadapan Allah akan berdiri orang-orang percaya dari segala bangsa. Kebenaran ini juga dinyatakan di dalam Wahyu 15.

Yohanes melihat tanda lain di langit, yakni tujuh malaikat dengan malapetaka terakhir (ay. 1). Ini adalah putaran terakhir dari hukuman-hukuman Allah. Putaran pertama tujuh meterai, kedua tujuh sangkakala, dan terakhir tujuh cawan murka. Wahyu 15 adalah pendahuluan dari tujuh cawan murka. Yohanes juga melihat lautan kaca bercampur api dan di tepi berdiri orang-orang percaya yang telah menang (ay. 2). Laut dalam Alkitab adalah simbol si jahat dan di sini mereka telah dikalahkan. Seperti orang-orang Israel berdiri di tepi Laut Merah dan memuji Tuhan, demikian juga orang-orang percaya berdiri di tepi laut yang dikalahkan memuji-Nya. Oleh sebab itu, mereka menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (ay. 3). Nyanyian Musa (Ul. 32) memproklamasikan hukuman Tuhan atas bangsa-bangsa dan keselamatan bagi umat-Nya. Nyanyian Anak Domba memproklamasikan umat Allah yang datang dari segala bangsa (ay. 3-4).

Kita mengucap syukur atas anugerah-Nya karena umat yang diselamatkan bukan dari bangsa Israel saja, tetapi datang dari segala bangsa. Kita yang bukan bangsa Israel juga turut diselamatkan saat kita beriman kepada Yesus Kristus. Panggilan kita sebagai murid Kristus yang telah diselamatkan adalah membawa dan mengabarkan Injil keselamatan ini kepada segala bangsa, suku, dan kaum yang belum mendengarkannya. Mari bersama saudara seiman dari segala suku, kita kabarkan berita sukacita keselamatan kepada segala bangsa dan kaum di muka bumi.


Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah bersyukur kepada Tuhan, sekalipun Anda non-Yahudi, tetapi turut diselamatkan di dalam Yesus Kristus?

Bagaimana cara Anda terlibat aktif dalam memberitakan kab

"

Share:

TEGURAN DI ANTARA ORANG PERCAYA

Galatia 2:11-21
Koreksi dan teguran adalah hal yang sulit dilakukan sekaligus diterima bagi kebanyakan orang. Namun, sebagai umat Kristen, kita harus mampu melakukannya ketika diperlukan, dan juga menerimanya saat ada kesalahan. Di dalam kehidupan sesama orang percaya, koreksi dan teguran diperlukan untuk membantu kita bertumbuh dalam iman dan hidup yang lebih baik. Seperti Petrus yang ditegur oleh Paulus karena perilaku yang tidak benar. Oleh karena Petrus yang semula makan bersama dengan orang-orang non-Yahudi, tiba-tiba mengundurkan diri dan menjauhi mereka ketika beberapa orang Yahudi datang. Perilaku Petrus ini membuat orang-orang non-Yahudi merasa diabaikan dan dianggap rendah. Sehingga membuat Paulus dengan tegas menegur Petrus di hadapan semua orang yang hadir karena perilaku diskriminatifnya yang jelas-jelas tidak sesuai dengan kebenaran Injil.
Teguran seperti ini mungkin cukup keras, tetapi jika kita dapat mempertimbangkan dengan kerendahan hati dan pikiran yang terbuka, kita dapat belajar dari kesalahan kita dan tumbuh menjadi lebih baik. Sangat penting untuk diingat, bahwa teguran yang dilakukan dengan kasih dan niat yang baik akan membantu kita bertumbuh dalam iman dan membawa kebaikan dalam hidup kita. Namun, koreksi dan teguran juga harus dilakukan dengan bijaksana dan penuh kasih. Saat hendak menegur, kita harus menghindari sikap yang otoriter atau menghakimi secara tidak adil. Sebaliknya, kita harus dengan sabar menggunakan kata-kata yang lemah lembut. Kita pun harus betul-betul mengetahui akar kesalahannya dan memberikan dukungan serta bantuan untuk membantu orang yang dikoreksi bertumbuh dalam iman dan kebenaran. 

REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana Anda meresponi koreksi dan teguran dari orang lain?
2. Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu orang lain bertumbuh dalam iman dan hidup yang benar?
YANG HARUS DILAKUKAN
Di satu sisi, jadilah orang yang terbuka untuk menerima koreksi dan teguran dari orang lain. Di sisi lain, mintalah Tuhan kebijaksanaan dan kasih dalam memberikan koreksi dan teguran kepada sesama. Bersedia menjadi saudara seiman yang membantu satu sama lain untuk bertumbuh dalam iman dan hidup yang lebih baik.
POKOK DOA
Tuhan, tolong aku untuk memiliki kerendahan hati dan pikiran terbuka untuk menerima koreksi dan teguran dari orang lain. Berikanlah juga aku kebijaksanaan dan kasih dalam memberikan koreksi dan teguran kepada sesama. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
"Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi." - Raja Salomo

 
Share:

Tenang Dalam Rancangannya

Kejadian 25:19 27

Firman TUHAN kepadanya: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.
 Kejadian 25:23

Kita biasanya mempunyai dan membuat rancangan rancangan saat menjalani hidup, tetapi kenyataannya sebagian rancangan bisa meleset dan tidak berjalan lancar. Ini tentu membuat hati susah dan khawatir. Namun jangan cepat cepat menyerah atau putus asa, hidup kita bukan ditentukan oleh berhasil atau tidaknya rancangan kita, tetapi oleh rancangan Tuhan.

Ishak dan Ribka ketika menikah pasti mempunyai rancangan untuk cepat memiliki momongan. Namun, kenyataan berjalan berbeda. Bertahun tahun pernikahan mereka jalani, tidak ada tanda tanda Ribka hamil bahkan sampai ada yang memvonisnya mandul. Saat situasi sulit, Ishak datang kepada Tuhan dan berdoa. Tuhan lalu mengabulkan doanya. Penantian panjang selama dua puluh tahun bukanlah keterlambatan dari Tuhan, tetapi kepastian dalam rancangan Tuhan. Kehamilan Ribka terjadi bukan sekadar akibat natural dari hubungan pasangan suami istri, melainkan pemberian Tuhan dalam rancangan Nya.

Tuhan memberikan kepada Ishak dan Ribka anak kembar, Esau dan Yakub, dan rancangan Tuhan tidak berhenti di sana. Tuhan sejak awal sudah merancangkan adanya dua bangsa (ay. 23), bukan hanya dua anak. Ada perjalanan bangsa bangsa yang ditetapkan Tuhan di dalam kehidupan anak anak Ishak. Tuhan tidak asal memberikan anak anak tetapi ada rancangan yang sudah Dia persiapkan.

Lebih spesifik lagi hadirnya Yakub di dalam kehidupan Ishak dan Ribka, bukan hanya tentang kelahiran seorang anak, melainkan merupakan rangkaian dari rancangan agung Tuhan. Rancangan yang nanti sampai di puncak melalui diri Tuhan Yesus Kristus, yang akan hadir menyelamatkan setiap manusia. Rancangan keselamatan Nya tidak akan meleset dan tidak pernah gagal. Kita bisa melihat rancangan agung Tuhan dan bersyukur kita juga ada di dalam rancangan keselamatan Nya.

Rancangan kita bisa buyar tetapi ingatlah selalu, hidup kita ada dalam rancangan baik dari Tuhan. Kita tidak sanggup menentukan hari depan, bisa meleset memprediksi sesuatu, tetapi Tuhan senantiasa menuntun perjalanan hidup kita. Berdoalah selalu memohon pimpinan Yesus yang memegang rancangan untuk seluruh hidup Anda. Mintakan hikmat Tuhan untuk bisa mengerti kehendak Nya dan apa yang Dia mau Anda lakukan saat menjalani hidup.

Refleksi Diri:

Mengapa Anda bisa memercayakan hidup pada rancangan Tuhan, meskipun hidup kadang tampak tidak sesuai dengan apa yang Anda rancangkan?

Apa rancangan rancangan hidup Anda yang mau dibawa ke hadapan Tuhan Yesus?

Doa.
Di pagi hari ini kembali aku berterima kasih kepada-Mu untuk kemurahan-Mu atas diriku. Engkau menyertai diriku di sepanjang malam yang telah kulalui, dan sekarang Engkau membentangkan kesempatan-kesempatan yang baru bagi diriku di sepanjang hari ini. Tuntunlah diriku untuk berjalan di dalam kebenaran-Mu. Peringatkanlah diriku apabila aku menempuh jalan yang salah dan bimbinglah aku agar senantiasa berjalan menurut kehendak-Mu. Oleh sebab itu aku mempercayakan hidupku ini ke dalam tangan-Mu. Sertailah diriku di sepanjang hari ini dan jadikanlah semua yang aku lakukan berhasil serta menyenangkan hati-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Sang Gembala yang baik, aku berdoa. Amin.

Share:

 Pilih yang Mana

Lukas 16:10 13

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Lukas 16:13

Seorang ibu mengunggah sebuah video di media sosial yang memperlihatkan penemuan dari anaknya. Bukan penemuan ilmiah, bukan juga penemuan menu makanan baru, melainkan anak tersebut berhasil melakukan penemuan beberapa tumpukan uang100 ribuan milik ayahnya. Tidak jelas alasan mengapa sang ayahnya menyimpan tumpukan  uang yang begitu banyak. Pastinya, si ibu sangat senang atas penemuan anaknya. Penemuan yang tentu dapat menambah uang jajan buat si ibu dan juga anak.

Siapa sih yang tidak menyukai uang? Uang menjadi kebutuhan primer yang dicari oleh hampir setiap orang. Tanpa uang, orang mungkin akan merasa kesulitan untuk melakukan atau membeli sesuatu yang diinginkan. Kita sendiri pun memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Tak heran banyak orang berusaha kerja sekeras mungkin agar mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan maupun diinginkan. Hingga akhirnya, kita merasa uang adalah hal paling utama untuk dicari di sepanjang hidup kita.

Yesus Kristus memberikan peringatan kepada para murid Nya mengenai masalah uang. Dia paham betul bahwa manusia akan mudah sekali terikat dan mengutamakan uang dalam kehidupan mereka. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan bahwa tidak ada hamba yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Manusia tidak bisa mengabdi kepada Allah sekaligus mengabdi pada mamon (harta/kekayaan). Hamba sejati hanya mengabdi kepada satu tuan sepanjang hidupnya.

Dalam hidup yang dijalani, bisa jadi kita tergoda untuk mengabdi kepada mamon agar dapat menikmati kehidupan di dunia dengan puas. Namun, marilah kita mengingat kembali. Allah telah mengirimkan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita, menebus kita dari budak dosa menjadi milik Nya. Penebusan adalah harga yang tidak dapat digantikan oleh apa pun. Marilah kita memilih untuk setia kepada Allah yang telah menebus kita, mengabdi dengan sepenuh hati dalam situasi apa pun. Sekalipun kondisi sulit, tetaplah yakin Allah senantiasa memberkati, asalkan kita mau terus bergantung dan mengutamakan Dia di dalam hidup kita.

Refleksi Diri:

Siapa tuan yang lebih Anda pilih untuk mengabdikan diri?

Mengapa? Apa yang akan Anda lakukan sebagai hamba dari Allah yang mengabdi dengan sepenuh hati?

Mari Berdoa.
Mengawali waktu yang akan kulalui pada hari ini aku bersyukur untuk kemurahan-Mu bagi hidupku. Aku memohon kepada-Mu agar Engkau membawa diriku semakin dekat dengan diri-Mu. Sertai diriku di sepanjang hari ini. Kenyangkanlah jiwaku dengan kebaikan-kebaikan-Mu. Senantiasa limpahilah hidupku dengan rahmat-Mu yang besar itu. Berkatilah semua yang kukerjakan pada hari ini dengan keberhasilan. Jauhkan diriku dari segala hal yang jahat dan lindungilah diriku dari orang yang berniat buruk kepadaku. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Gembalaku, aku berdoa. Amin.

Share:

Melakukan Kehendak Bapa

Pengantar Ibadah
Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh. (Mazmur 65:6)

Bacaan Alkitab
23 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. 24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (Yohanes 16:23, 24)
 Dari bacaan di atas kita merenungkan tentang berdoa, sesuai yang di inginkan Bapa kita.
Berdoa di dalam nama Yesus adalah berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga doa tersebut merupakan doa yang mengundang jawaban Allah. Adalah kebiasaan orang Kristen untuk mengakhiri doanya dengan berkata: "Aku menaikkan doaku ini di dalam nama Yesus Kristus." Seakan-akan bila suatu doa belum ditutup dengan kalimat tersebut maka doa itu belum sah dan terasa kurang mantap. Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan berdoa di dalam nama Yesus Kristus adalah berdoa sesuai dengan kehendak Yesus dan berdasarkan jaminan yang Ia berikan. Itu sebabnya bila suatu doa dipanjatkan di dalam nama-Nya maka doa tersebut akan merupakan doa yang bersifat efektif.
Yesus sendiri mengajar para pengikut-Nya agar mereka berdoa di dalam nama-Nya. Hal itu dicatat di dalam Yohanes 16. Ditulis di situ bahwa Ia berkata: "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima..." Hal ini sama seperti bila kita mengambil uang di bank dengan menggunakan selembar cek atas nama seseorang. Tentu hal ini haruslah seizin atau sesuai kehendak dari orang yang nama dan tanda tangannya tertera pada cek tersebut. Demikian juga bila kita berdoa di dalam nama Yesus. Permohonan itu haruslah sesuai dengan kehendak-Nya. Baru dengan demikian maka doa yang kita panjatkan di dalam nama-Nya itu akan mengundang jawaban Allah.
Pertanyaan untuk Direnungkan
Apakah isi suatu doa harus sesuai dengan kehendak Yesus? Mengapa demikian?
Aktion


Ya benar seberapa kehendak Tuhan pada dirimu,  kehendak-Mu benar dan senantiasa yang terbaik bagi hidupku. Tolonglah diriku untuk mengenal kehendak-Mu, agar hidupku berkenan kepada-Mu. Dengan demikian doa-doaku kepada-Mu juga akan merupakan doa yang efektif dan tidak sia-sia. Sebab Engkau tidak akan mengabulkan doa yang bertentangan dengan kehendak-Mu. Dengan Roh-Mu terangilah hatiku agar aku dapat mengenali tuntunan-Mu. Berikan kepadaku hati yang taat sehingga aku hidup mengikuti kehendak-Mu.
Doa
Pada pagi hari ini aku bersyukur karena Engkau memberikan kesempatan bagi diriku untuk datang menghampiri takhta anugerah-Mu. Kepada-Mu aku menyerahkan seluruh kehidupanku di sepanjang hari ini. Aku memohon penyertaan-Mu di setiap langkah kehidupan yang harus kutempuh. Bersama dengan diri-Mu damai sejahtera akan melimpah di dalam hatiku. Tolonglah aku di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabku. Berkatilah semua yang kukerjakan dengan keberhasilan. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.

Share:

AnugerahNya Indah

Karena upah dosa itu maut, tetapi karunia Allah itu hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Roma 6:23 (TB)  Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Rum 6:23 (JAWA81)  Awit pituwase dosa iku pati, balik sih-peparinge Gusti Allah iku urip langgeng ana ing Sang Kristus Yesus, Gusti kita.

Inspirasi pagi
Kita tidak dapat menghargai besarnya karunia hidup kekal dari Tuhan sampai kita terlebih dahulu memahami bahwa upah dosa adalah maut. Upah adalah apa yang kita "tuai", apa yang "pantas kita dapatkan". "Kematian" di sini bukan hanya kematian fisik, tetapi kematian rohani dan kekal. Dosa kita adalah menyakiti Tuhan Yang Mahakudus, dan karenanya layak menerima hukuman kekal. Tetapi kasih karunia Tuhan, yang lebih besar dari semua dosa kita, malah memberi kita hidup yang kekal. Hidup kekal itu harapan semua orang, hidup kekal itu masa depan akhir hidup kita, setelah di Dunia ini. Mari jadikan hidup kekal itu tujuan kita, dengan selalu menjadikan semua kehidupan itu tujuan kemurahan anugerah Allah yang indah untuk kita.

Doa.
Tuhan, tolong kami untuk melihat bahwa hukuman-Mu atas dosa adalah adil dan agar kami merasakan kekejaman dosa yang sesungguhnya. Bantulah kami untuk lebih bersyukur betapa kami telah diampuni, dan telah banyak diampuni, untuk banyak mengasihi. Amin.

Share:

Inspirasi pagi

Tak adalah hikmat, tak adalah akal, tak adalah bicara akan melawan Tuhan!
Amsal 21:30 (TB)  Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN.
Wulang Bebasan 21:30 (JAWA81)  Ora ana kawicaksanan lan pangreten, lan ora ana panimbang-nimbang kang bisa nandhingi Sang Yehuwah.

Tuhan Tahu Pergumulanmu

Kutukan orang yang “tahu segalanya". Kita semua dikuasai oleh perasaan itu dari waktu ke waktu. Kita mendapati diri kita dalam suatu situasi, membutuhkan bimbingan, dan mencari jawaban. Kita meminta saran dari semua orang di sekitar kita, berharap seseorang akan memberi kita jawaban yang ingin kita dengar. Kita mencari saran di semua tempat, kecuali Tuhan. Luar biasa bagaimana kita bisa mendengarkan suara Tuhan, tanpa ragu mengetahui apa yang Dia ingin kita lakukan, dan masih saja melakukan urusan kita sendiri, percaya diri, dalam hal ini, kita tahu yang terbaik. Ini tidak akan pernah berhasil. Tidak ada hikmat di muka bumi ini yang lebih baik dari hikmat Tuhan. Kita tidak akan menemukan nasihat dalam posting Facebook washap, TELEGRAM, twiter, instagram mana pun atau teman sahabat yang sangat kita sukai selayaknya Tuhan. Dan tidak ada yang akan memahami kita seperti keluarga kita, saudara kita seperti Dia, yang menciptakan kita, yang membentuk kita di dalam rahim, memahami kita. Orang yang "tahu segalanya" tidak bisa menandingi Dia yang sungguh tahu segalanya.

Doa.
Bapa, aku tahu bahwa aku kadang mencari nasihat orang lain dan hal lain sebelum aku meminta nasihat-Mu. Aku juga tahu bahwa aku mungkin tidak selalu menyukai jawaban yang Kau berikan kepadaku, sehingga aku sering mencoba melakukan segala sesuatu dengan caraku sendiri. Tolong bantu aku untuk tahu jika hal ini terjadi. Bantu aku untuk mengetahui bahwa semua yang aku lakukan akan lebih baik jika Engkau ada di dalamnya. Aku tidak ingin menjalani kehidupan ini dan membuat keputusan tanpa-Mu. Aku tahu bahwa hikmat, pengertian, dan nasihat-Mu ada di atas segalanya dan bahwa segala sesuatu yang Kau lakukan, semua untukku, agar aku memiliki kehidupan yang berkelimpahan. Terima kasih karena Engkau telah mencintaiku, bahkan ketika aku keras kepala. Terima kasih atas berkat-Mu, dan yang terpenting, atas rahmat-Mu. Amin.

Share:

Iblis Dikalahkan

Wahyu 20:7-10

Setelah masa seribu tahun Iblis akan dilepaskan dari tempat dia diikat dan akan melanjutkan kegiatannya menyesatkan banyak bangsa yang tersebar di seluruh dunia (7-8).
Nama-nama Gog dan Magog diambil dari Yehezkiel 38-39. Gog adalah penguasa negeri Magog. Dalam Kitab Wahyu kedua nama itu dipakai sebagai nama kiasan bagi bangsa-bangsa. Orang-orang yang disesatkan itu begitu banyak jumlahnya, seperti pasir di laut (8). Iblis membawa orang yang disesatkannya itu untuk berperang melawan orang-orang kudus dan mengepung kota yang dikasihi. Namun, Allah mengirim api dari langit yang akan mengalahkan Iblis dan orang-orang yang berhasil disesatkannya itu untuk terakhir kalinya (10).

Apa yang bisa kita pelajari dari perikop ini? Pertama, penyesatan bukanlah barang baru dalam kekristenan. Iblis adalah penyesat, pekerjaannya adalah menyesatkan orang. Sepertinya, Iblis memang tidak mau binasa sendirian. Dia cenderung mengajak orang lain untuk mati bersama-sama dengan dia.

Oleh karena itu, kedua, para pengikut Kristus harus lebih waspada terhadap tindakan Iblis ini. Tetap tinggal dalam Kristus dan tak mengandalkan diri sendiri akan membuat mereka terlindung dari penyesatan Iblis.

Ketiga, para pengikut Kristus perlu tetap bertahan dari semua penyesatan, sebab pada akhirnya Iblis akan dikalahkan untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, orang percaya tidak boleh kalah. Mereka harus terus bertahan. Sebab, orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Keempat, yang tidak boleh dilupakan, orang percaya adalah milik Kristus, yang telah ditebus dengan darah-Nya sendiri. Kenyataan itu semestinya menolong para pengikut Kristus untuk tetap setia. Bagaimanapun, Yesus Kristus tidak akan tinggal diam. Dia siap menolong umat-nya bertahan, bahkan mengatasi semua penyesatan itu. Syaratnya, jangan mengandalkan diri mereka sendiri.
Roh memang penurut, tetapi daging lemah. Pemahaman itu semestinya mendorong kita untuk makin percaya dan taat kepada Allah.
Mari kita siap berperang menghadapi gog dan Magog. Yang ada di sekitar kita, jangan lengah namun tetap percaya bahwa ada Kristus yang ikut berperang àsal kita setia. Amin.

 Tetap  3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan

Share:

Kebencian Alla


Mazmur 5:1 7

Pembual tidak akan tahan di depan mata Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.
 Mazmur 5:6

Ciri khas kekristenan adalah kasih. Allah itu kasih dan kita juga harus mengasihi. Akan tetapi, Mazmur 5:6 mengatakan Tuhan itu membenci. Bagaimana mungkin?

Masalahnya ada pada definisi kita tentang kebencian dan kemarahan. Kita biasa dengan definisi bahwa benci mengandung maksud membalas yang jahat dengan yang jahat. Sedangkan dalam bahasa Alkitab, kebencian Allah tidak menyiratkan arti kehendak untuk membalas dendam. Kebencian yang dimaksud bukan dalam arti kehendak jahat yang tidak terkendali. Kebencian Allah terhadap dosa tidaklah pernah bersifat merusak dan di luar akal sehat. Kebencian bukan kekuatan yang mengendalikan diri Nya tetapi alat untuk menjalankan kehendak Nya. Kalau Allah membenci dosa, bukan berarti Ia kehilangan belas kasihan.

Kebencian dan kemarahan Allah adalah akhir dari sikap diamnya Allah. Ada saat ketika Allah tidak lagi bisa diam diri dan pasif melihat ketidakadilan, kejahatan, dan segala macam dosa. Meskipun Allah itu kasih dan sabar, tetapi ada saatnya Dia murka terhadap dosa. Allah bukan pribadi tanpa perasaan atau emosi. Justru jika Allah tidak bereaksi atau beremosi apa apa terhadap dosa, ini menjadi masalah. Mustahil Dia membiarkan dosa terus terjadi tanpa berbuat apa apa dengan alasan kasih. Allah punya emosi tetapi yang membedakannya dengan emosi manusia adalah emosi Allah terukur dan terkendali oleh kasih dan keadilan Nya. Jika Allah membenci dan marah terhadap dosa, justru itu adalah tanda Dia masih peduli kepada manusia.

Implikasinya bagi kita adalah jangan main main dengan Allah dan dosa. Allah adalah kasih tetapi juga kudus dan adil. Dia panjang sabar tetapi bukan berarti tanpa batas. Ada saatnya Allah murka dan menghukum. Oleh karena itu, mari jalani kehidupan dengan waspada. Waspada itu bukan takut, melainkan berhikmat dan sadar sepenuhnya akan apa yang kita pikirkan dan perbuat. Kita memilih jalan hidup yang lurus dan menjauhi yang bengkok. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama lamanya; (Mzm. 37:27).

Refleksi diri:

Adakah selama ini dosa yang kurang serius (main main) Anda tangani? Segera bertobat dan berbalik kepada Tuhan Yesus.

Apa yang ingin Anda lakukan supaya tetap waspada terhadap kemungkinan dosa?

Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.

Share:

Bergandengan Tangan

Galatia 6:1 10

Bertolong tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
 Galatia 6:2

Saya pernah menyaksikan video dari negara lain, berupa rekaman seorang anak yang tertabrak dan tergeletak di jalan kecil. Dari rekaman CCTV terlihat belasan orang lalu lalang di jalan itu hanya melihat dan tidak ada yang tergerak hatinya untuk menolong. Mungkin yang ada di pikiran orang orang tersebut, aduh nanti repot kalo nolongin, harus bawa ke RS. Kalau anak itu nggak ada keluarganya, gimana? Nanti saya yang harus tanggung biayanya. Biarlah nanti juga ada orang yang menolong lah, tapi jangan saya. Memang perlu hikmat Tuhan dalam hal menolong seseorang yang butuh bantuan. Namun, perlu diingat nasihat Paulus agar bertolong tolongan menanggung beban, terutama kepada saudara seiman. Mengapa perintah ini penting dilakukan oleh orang Kristen?

Pertama, identitas orang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus. Orang yang percaya Tuhan Yesus otomatis menjadi bagian dari tubuh Kristus maka setiap kita tidak pernah terlepas menjadi bagian umat Allah. Jika kita adalah anggota tubuh Kristus, kita juga akan merasakan beban yang dialami oleh saudara seiman kita.

Kedua, hubungan ini bukan satu arah melainkan dua arah yang saling membantu. Setiap kita dan saudara seiman kita bukanlah orang yang mampu untuk menanggung beban hidup sendirian. Rasul Paulus menyadari bahwa hidup di dunia tidaklah mudah, apalagi untuk orang Kristen pada masa itu. Tuhan menyediakan saudara seiman untuk saling bertolong tolongan. Jangan hanya bisa berkata kepada saudara kita yang kesulitan, Kasihan yah kamu.. tapi tidak melakukan apa apa padahal kita bisa membantunya. Adakalanya kita perlu membagikan kesulitan kita dan meminta tolong kepada saudara seiman supaya kita tidak menjalani dan menanggung beban hidup sendirian.

Ketiga, dengan bertolong tolongan menanggung beban berarti kita sedang memenuhi hukum kasih Kristus. Tuhan mau kita hidup di dalam kasih, seperti yang Dia katakan di dalam Yohanes 13:34, yaitu kita bisa saling mengasihi karena Kristus sudah terlebih dahulu mengasihi setiap kita.

Yuk saudaraku, kita punya sumber daya kekal untuk mengasihi, menolong saudara seiman kita. Pintakan selalu kepada Yesus hati yang tulus untuk mengasihi saudara seiman kita.

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah memiliki komunitas di gereja tempat Anda bisa saling mengasihi saudara seiman? Mengapa komunitas ini penting?

Apa yang mau Anda lakukan untuk membantu saudara seiman yang sedang mengalami kesulitan?

Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.

Share:

Pengkhianat Dalam Pernikahan


Maleakhi 2:10 16

Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Maleakhi 2:15

Kalau mendengar kata pengkhianat, nama Yudas Iskariot langsung terbayang dalam kepala kita. Di masa kini, mungkin para pengkhianat adalah mereka yang murtad dan meninggalkan iman, atau mereka yang pindah gereja atau denominasi. Jadi, mungkin kita akan kaget ketika membaca bagian ini saat disampaikan bahwa mengkhianati istri pertama sama dengan mengkhianati Tuhan sendiri. Orang orang Israel pada saat itu menceraikan istri istri mereka untuk menikahi anak perempuan allah asing, yakni wanita wanita non Israel penyembah berhala (ay. 11).

Saya percaya (dan berharap) tidak ada di antara Anda yang berpikir untuk menceraikan pasangan Anda, lebih lebih untuk menikahi orang yang belum percaya. Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa bercerai adalah dosa besar. Larangan untuk bercerai juga diiringi dengan perintah untuk membangun kehidupan pernikahan yang indah. Entah berapa banyak orang Kristen yang tidak bercerai tetapi sudah seperti orang asing dengan pasangannya. Ini pun bukan hal yang dikehendaki Tuhan.

Memang perlu usaha dan niat untuk menyisihkan waktu bagi pasangan di tengah zaman modern yang penuh tantangan dan tuntutan. Anda bekerja setiap hari. Ketika pulang atau ada hari libur, Anda menghabiskan waktu bersama sama dengan anak. Di hari Minggu, Anda beribadah dan pelayanan. Jika menunggu mood, waktu untuk kedekatan tidak akan pernah datang. Berbeda dengan di novel novel atau film drama, seringkali kedekatan dan kemesraan harus diusahakan, bahkan dijadwalkan. Jordan Peterson, seorang psikolog Kanada, menyarankan total minimal empat jam per minggu untuk berkencan (siapa bilang hanya orang orang yang berpacaran yang boleh kencan?), menjalin hubungan yang dekat sekali atau dua kali per minggu, dan melakukan percakapan mendalam (bukan hanya sekedar membicarakan anak atau uang) minimal selama sembilan puluh menit per minggu. Apakah jadwal seperti ini realistis untuk dilakukan, khususnya bagi Anda yang sibuk, bukanlah pertanyaan terpenting. Pertanyaan terpenting adalah apakah Anda memiliki niat untuk membangun kedekatan dengan pasangan? Perlu digarisbawahi, landasi kedekatan Anda dengan pasangan di atas dasar kedekatan dengan Tuhan Yesus Kristus.

Refleksi diri:

Bagaimana kehidupan pernikahan Anda? Apakah hanya sekadar lalu saja? Sehatkah kehidupan pernikahan seperti itu?

Bagaimana usaha Anda membangun kedekatan di dalam kehidupan pernikahan Anda?



Tetap patuhi prokes ya, jangan lupa masker dan hindari kontak brrsalaman. Tetap racun 3 M. Karena covid belum selesai. Dan selalu andalkan Tuhan.

Share:

MENDENGARKAN PENGUJI

 Gema suara Illahi

Yeremia 6:20-30

“Aku telah mengangkat engkau di antara umat-Ku sebagai penguji, engkau harus tahu bagaimana menyelidikinya dan harus menguji tingkah laku mereka.” (Yer. 6:27)

Dosen penguji skripsi adalah dosen yang ditugaskan oleh kampus untuk menguji skripsi mahasiswa. Dosen penguji skripsi bertugas untuk menguji tingkat penguasaan mahasiswa atas skripsinya, mengevaluasi naskah skripsi, memberikan masukan perbaikan, dan memberikan penilaian. Dosen penguji terkadang menjadi salah satu sosok yang dihindari mahasiswa. Namun, sebetulnya, keberadaan dosen penguji skripsi penting demi memastikan mahasiswa mengerjakan tugas akhirnya itu dengan baik.

Di dalam teks Alkitab hari ini, Tuhan menempatkan Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel. Kata “penguji” dalam bahasa Ibrani digunakan terkait dengan pengujian logam mulia melalui peleburan. Tugas Yeremia tidak hanya menguji tingkah-tingkah umat Allah, kemudian melaporkannya kepada Allah. Ia juga mencoba “meleburnya”. “Meleburnya” di sini memiliki arti menolong kehidupan umat agar seturut firman Tuhan. Sayangnya, umat Israel tidak berhasil diuji dan dilebur. Mereka menjadi seperti perak yang tidak murni yang ditolak. Akibatnya, mereka harus menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Bangsa lain kemudian menyerbu dan menghancurkan bangsa Israel.
Sepenggal lagu ... Ujilah aku Tuhan
 Kaulah yang layak terima pujian kami ya Tuhan
Oh Kau ditidikan
Oh-oo
Ujilah aku Tuhan
Cobalah aku Tuhan
Selidiki batinku dan hatiku
Mataku tertuju pada-Mu
Aku cinta pada-Mu Tuhan
Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
Aku ingin selalu dekat pada-Mu
Menikmati kehadiran-Mu

Pembaca yang berbahagia, Tuhan juga menempatkan penguji seperti Yeremia di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang yang hadir untuk menolong kita agar kita dapat berjalan seturut dengan kehendak Allah. Mereka mengingatkan dan menguji kita. Mari kita berjuang untuk tidak menolak penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Sebaliknya, mari kita belajar untuk berjalan seturut kehendak Allah melalui kehadiran mereka.

1. Apakah tugas Yeremia sebagai penguji bagi bangsa Israel?
2. Bagaimanakah kita memaknai kehadiran penguji-penguji yang Tuhan tempatkan di sekitar kita?

Pokok Doa: Kerendahan hati untuk menjalani pembelajaran dari Tuhan.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

Panggilan Menjadi Murid

Menjadi Murid Kristus
Matius 4:18-22

Yesus berkata kepada mereka: Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Matius 4:19

Amanat Agung yang disampaikan Tuhan Yesus sesaat sebelum naik ke sorga, menitikberatkan kepada setiap orang Kristen untuk melakukan pemuridan (Mat. 28:19). Pergi, baptis, dan ajarlah adalah suatu amanat yang harus dilakukan setiap orang yang percaya untuk menjadi murid Kristus. Yesus melibatkan manusia dalam meneruskan karya Allah di dunia ini. Allah memakai manusia untuk memberitakan kabar baik, melaksanakan sakramen baptis, dan mengajar kebenaran firman Tuhan kepada mereka yang mau percaya kepada-Nya.

Perikop hari ini menceritakan pemanggilan pertama murid-murid Yesus. Menjadi murid Yesus, bukanlah inisiatif manusia, melainkan inisiatif Tuhan.
Tidak ada di antara keempat murid Yesus ini, Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang mengajukan dan menawarkan diri, Yesus, ini kami, terimalah jadi murid-Mu. Yesus-lah yang terlebih dahulu memanggil, Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia. Ikutlah Aku adalah sebuah panggilan kepada mereka untuk hidup lebih dekat di dalam persekutuan dengan Yesus. Panggilan ini mengantarkan mereka untuk hidup bersama Yesus sehingga dapat dididik sebagai murid agar kelak dapat meneruskan karya-Nya.

Keempat murid Yesus ini berprofesi sebagai nelayan, menjala ikan merupakan pekerjaan mereka sehari-hari. Di dalam kalimat kamu akan kujadikan penjala manusia, Yesus sedang memanggil mereka untuk berubah dari profesi mereka sekarang menjadi penjala manusia. Mereka dipanggil untuk sebuah tujuan mulia, yaitu memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Tuhan. Respons mereka terhadap panggilan Yesus adalah mengikut Yesus dan meninggalkan pekerjaan mereka. Meninggalkan pekerjaan menggambarkan suatu wujud hidup yang mau mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Mereka kelak akan menggetarkan dunia, bagaimana dari seorang nelayan, pekerja kasar dan tidak berkedudukan di masyarakat, di tangan Yesus diubahkan dengan dididik, lalu dipakai untuk menyelamatkan jiwa banyak orang.

Melalui perenungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi murid itu bukan masalah latar belakang atau kemampuan kita. Menjadi murid adalah soal respons panggilan kita terhadap panggilan Tuhan. Panggilan yang begitu mulia karena kita dipersiapkan untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam memenangkan dunia bagi-Nya. Saat Tuhan Yesus memanggil, Dia juga akan mempersiapkan Anda dengan cara-Nya sendiri, sehingga Anda dapat menjadi berkat bagi dunia.

MENJADI MURID KRISTUS BUKANLAH MASALAH KEMAMPUAN, MELAINKAN MASALAH RESPONS TANGGAPAN ANDA ATAS PANGGILAN TERSEBUT.




Jangan lupa tetap prokes ya, pakai masker, cuci tangan dan selalu hormati orang lain dan jaga kesehatan. Kàrena covid 19  blum hilang. Gbu.

Share:

IMAN DAN LOGIKA


 

Ibrani 11:17-28

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. (Ibr. 11:17a)

Ada sebuah kisah mengenai seseorang yang berdoa memohon pertolongan saat banjir. Orang itu berdoa meminta pertolongan dan yakin, dengan iman, Tuhan akan menolong. Perahu karet dan helikopter penyelamat sempat datang menolongnya, tetapi ia menolaknya. Ia beranggapan bahwa Tuhan akan menolong secara langsung melalui hal yang ajaib. Sampai akhirnya ia meninggal karena tenggelam. Ia pun bertemu Tuhan ketika ia mati. Ia menanyakan kepada Tuhan alasan Tuhan tidak langsung menolongnya. Tuhan mengatakan kepadanya bahwa Tuhan sudah berusaha menolongnya melalui perahu karet dan helikopter, tetapi ia menolak. Cerita ini menunjukkan bahwa terkadang umat memandang bahwa iman akan membimbingnya mendapatkan hal spektakuler dan bertentangan dengan logika. Benarkah demikian?

Ibrani 11:17-28 sedang berbicara mengenai saksi iman. Dalam teks Alkitab ini digambarkan bahwa saksi iman yang dihadirkan adalah saksi iman yang ternyata menggunakan logika mereka. Abraham, ketika mempersembahkan Ishak, ternyata menggunakan logikanya. Ia tahu Tuhan mampu membangkitkan Ishak. Ishak, Yusuf, dan Musa pun juga demikian. Mereka memikirkan dengan sungguh-sungguh segala konsekuensi dari perbuatan mereka. Konsekuensi yang tentunya terarah kepada Allah.
Pembaca yang berbahagia, ketika kita beriman kepada Allah, mari kita tidak hanya sekadar beriman. Mari kita menggunakan logika yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman dan logika sesungguhnya tidak harus bertentangan. Salah satu cara Tuhan menolong kita adalah melalui logika kita.

1. Apa alasan Abraham mempersembahkan Ishak?
2. Apakah yang bisa kita lakukan untuk menyeimbangkan iman dan logika kita?

Pokok Doa: Hikmat dalam beriman kepada Allah

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Merespon Kasih Tuhan

Mazmur 117:1 2

Sebab kasih Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama lamanya. Haleluya!
 Mazmur 117:2

Ingat kasih Nya, ingat kebaikan Nya, dan anugerah Nya selamatkanku, sebab kasih Nya setinggi langit. Cuplikan lirik lagu tersebut mengajak kita agar selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan kepada kita. Kita ditebus dan diselamatkan, bahkan masih bisa hidup sampai hari ini dalam kecukupan karena anugerah Nya. Pemazmur mengajak kita untuk memuji Tuhan dan memegahkan Tuhan (ay. 1). Mengapa? Karena kasih Nya hebat atas kita dan kesetiaan Tuhan untuk selama lamanya (ay. 2).

Hati pemazmur berlimpah dengan pujian dan syukur yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Rasa syukur itu keluar dari sanubari pemazmur yang mengasihi Tuhan sehingga perkataan, perbuatan, dan seluruh aspek hidupnya diubahkan Nya. Pemazmur tidak berhenti sebatas memuji dan bersyukur, tapi juga rindu menyaksikan dan menceritakan kasih Tuhan kepada orang lain. Ia menceritakan segala kebaikan yang telah diterimanya dari Tuhan. Pemazmur bersemangat menyampaikan apa yang sudah dialaminya bersama Tuhan kepada orang orang yang belum merasakan kasih besar Allah.

Nah, bagaimana dengan kita? Kita pun telah mengalami kasih Tuhan dengan sangat luar biasa dalam hidup kita. Yesus Kristus rela mengorbankan nyawa Nya menebus kita, mengampuni kesalahan kita, membebaskan kita dari segala kutuk dosa dan mengangkat kita menjadi anak anak Nya (Yoh. 1:12). Belum lagi kebaikan, kemurahan, kesetiaan, pemeliharaan, dan perlindungan Tuhan atas kita sungguh tiada terbilang (Ef. 3:18). Namun, seringkali kita kurang menyadari dan mensyukurinya. Yang kita ingat hanyalah besarnya masalah dan kesulitan yang kita alami. Masalah dan kesulitan yang ada ibarat tembok tebal yang menghalangi dan menutupi pandangan mata kita untuk melihat kebesaran kasih Tuhan.

Marilah kita berkomitmen, seperti ajakan pemazmur, untuk selalu mengingat dan merespons kasih Tuhan kepada kita. Latihlah kebiasaan memuji, memuliakan, dan berusahalah menyaksikan kasih Tuhan kepada orang lain di mana pun kita berada dan kapan pun kesempatan itu ada. Kasih Tuhan Yesus sungguh besar telah kita alami. Jangan disimpan di dalam hati saja, ayo sebarkan kasih Nya kepada mereka yang belum merasakan kasih Tuhan nan ajaib dan hebat!

Refleksi diri:

Apa bukti dari kasih Tuhan yang hebat yang pernah Anda alami dalam kehidupan Anda?

Apa yang ingin Anda lakukan untuk menyampaikan kasih Allah yang hebat kepada sesama?



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.