Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: hidup
Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hidup. Tampilkan semua postingan

Jiwa yang Hidup

"Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku." (Mazmur 119:175)

Selama manusia masih hidup, maka ia mesti punya jiwa sebab jiwalah yang menjadi sumber dan kekuatan hidupnya; tanpa jiwa matilah kehidupan, bahkan bisa terjadi tanpa jiwa matilah raga.
Jiwa yang hidup ditandai dengan hidup yang selalu memuji-muji Tuhan. Dengan demikian, hidup yang selalu mengeluh menjadi pertanda bahwa jiwa orang yang demikian telah mati.
Hidup memang selalu penuh dengan tantangan dan membutuhkan perjuangan, tetapi jiwa yang hidup tahu bahwa hukum-hukum Tuhan adalah penolong kehidupan. Hukum-hukum Tuhan adalah firman Tuhan yang menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan ini.
Jiwa yang hidup adalah kehidupan yang selalu bergembira (memuji-muji Tuhan). Jiwa yang hidup adalah hidup yang selalu berpedoman pada hukum-hukum Tuhan.
Jiwa yang hidup adalah kehidupan yang hidup bersemangat dalam tantangan apapun yang dialami sebab memiliki pertolongan bagi hidupnya setiap waktu, yaitu hukum-hukum Tuhan.
"Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja." (3 Yohanes 1:2)
 Bagaimana dengan jiwamu? Amin
Share:

Teguh Bertahan dalam Kebenaran-Nya


Lukas 23:13-25

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Latin yang berbunyi “Vox populi, vox dei”. Secara harfiah berarti, “Suara rakyat adalah suara Tuhan”. Tuhan bisa memakai orang banyak untuk menyuarakan kebenaran-Nya. Ini benar. Tetapi, apakah selalu demikian? Ternyata tidak juga!

Firman Tuhan hari ini menunjukkan sebuah dinamika yang berbeda. Orang banyak begitu berhasrat menghabisi Yesus. Mereka adalah imam-imam Yahudi dan rakyat yang tidak menyukai Yesus. Sejak malam sebelumnya, mereka menangkap Yesus, membawa-Nya ke Mahkamah Agama (Luk 22:63-71), membawa-Nya ke Pilatus (Luk 23:1-7), lalu membawa-Nya ke Herodes—raja boneka untuk orang-orang Yahudi (Luk 23:8-12), dan akhirnya membawa-Nya kembali kepada Pilatus. Itu semua dilakukan karena mereka ingin mencari pembenaran bahwa Yesus bersalah dan harus dihukum.

Mencari kesalahan Yesus bukan perkara mudah. Bahkan, Pilatus sampai tiga kali menyatakan bahwa Ia tidak bersalah dan tidak pantas dihukum mati (14-15, 20, 22). Pilatus berusaha menenangkan rakyat dengan menghajar dan menyiksa Yesus di depan umum. Namun, suara orang banyak semakin keras menuntut hukuman mati bagi Yesus.

Pilatus pun kalah. Yesus dijatuhi hukuman mati (24-25). Kebenaran yang sejati “kalah” oleh kebenaran palsu yang dibalut suara mayoritas.

Firman Tuhan kali ini mengingatkan kita bahwa kebenaran sejati tidaklah ditentukan oleh berapa banyak orang yang percaya atau menyuarakannya. Apa yang dianggap benar oleh orang banyak belum tentu benar menurut Tuhan. Apalagi, jika itu sekadar tren saja. Jadi, jangan mencari kebenaran berdasarkan jumlah orang yang mengikutinya.

Berjalan sendiri dalam kebenaran bersama Tuhan jauh lebih mulia daripada berjalan dalam rombongan orang yang menyuarakan kejahatan karena hal itu justru membuat kita ikut “menyalibkan” Tuhan. Tetaplah teguh dalam kebenaran bersama Tuhan. Kendatipun sendirian, bila di dalam kebenaran-Nya, kita aman dan selamat [YWA]
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.