Tragedi pasca Nàtal
Matius 2:1-18
Mendengar seorang calon Raja/Pemimpin telah lahir, ketenangan seorang pejabat terhormat dan terpandang sangat terusik. Jiwanya terguncang. Segenap simpatisannya di seluruh penjuru kota turut merasakan kegalauan hatinya. Tak tahan tertekan oleh rasa penasaran, ia mendambakan verifikasi serta konfirmasi kebenaran fakta tersebut.
Karena hasratnya tak kunjung kesampaian, ia pun berang dan mata gelap. Serta-merta ia menyabet profesi dadakan sebagai "tukang jagal" anak-anak di bawah usia 2 tahun tanpa mau tahu banjir air mata ibu-ibu yang menjerit pilu sambil mendekap anak mereka yang tak lagi bernyawa dan bersimbah darah.
Itulah kisah pecahnya tragedi horor -- pembantaian masal pascanatal akibat beringasnya ambisi raja Herodes dalam berupaya menggagalkan rencana Allah. Tetapi justru ia yang gagal.
Bayi Yesus terus bertumbuh dewasa, menjalankan misi pelayanan-Nya dan menuntaskan penebusan dosa umat manusia. Ia melumat kuasa maut habis-habisan dan bangkit dari kubur. Saat ini Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Pada waktunya kelak, Ia akan datang dari sana untuk menghukum orang yang hidup dan yang mati.
Moral episode sejarah diatas: Tak selamanya Tuhan menghalau masalah atau mara bahaya, tetapi Tuhan selalu membuka jalan untuk mengatasinya. Tuhan melindungi Yusuf beserta keluarga sekalipun mereka harus bersusah payah mengungsi ke negara tetangga agar lolos dari petaka. Itulah jalan keluar yang Tuhan sudah rencanakan.
Musibah atau apapun ulah manusia tak mampu menggagalkan rencana Allah. "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).
Jangan kendor dan longgar tetap 6 M
Masker. Mencuci tangan. Menjaga jarak. menja uhi kerumunan mobilitas, makan bersama. laksanakan. Demi menghindari dan menyelamatkan keluarga dan saudara kita...amin
Memaknai Natal
Hati Yang Penuh Belas Kasih
Tergoda kenikmatan Dunia
Karakter Seorang Murid
BERTOBAT DI HARI NATAL
Markus 1:1-8.
…”Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (ay. 4)
Hari-hari ini kita mulai disibukkan dengan berbagai perayaan natal lagi. Kita merasa berdosa jika tidak merayakannya. Dengan berbagai dalih atau alasan untuk menyambut kelahiran Yesus Sang Juruselamat, kita hambur-hamburkan uang, waktu dan tenaga untuk acara dua sampai tiga jam saja.
Nats yang kita baca hari ini mengingatkan kita tentang apa yang harus kita lakukan dalam menyambut Yesus Kristus. Roh Kudus melalui Injil Markus menunjukkan kebenaran yang paling mendasar kepada kita: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah,” (ay. 1).
Perayaan natal seharusnya menyatakan Injil (kabar baik) dari sorga kepada dunia. Kabar baik itu bukan tentang pesta atau hiburan; bukan pula tentang Sinterklas dan hadiah-hadiah; tetapi kabar baik dari sorga itu tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Pribadi Yesus Kristus adalah berita utama dari Natal yang sejati.
Jika kita merayakan Natal, tetapi dorongannya dan pusat perayaannya bukan pada pribadi Yesus Kristus, maka sesungguhnya kita telah kehilangan kabar baik Natal itu sendiri. Padahal ketika Yesus datang, maka kabar baik itulah yang dihadirkan Allah di tengah-tengah manusia. Allah ingin manusia damai sejahtera. Bagaimana meresponi kabar baik itu dengan benar? Yang paling Tuhan inginkan adalah: kita menyambut kabar baik Natal dengan melakukan pertobatan!
Bagi Tuhan tidak ada masalah apakah kita merayakan Natal di hotel, di rumah atau di kandang hewan; tidak masalah apakah baju kita baru, bekas atau gembel; Ia juga tidak menetapkan acaranya full band, full artis atau full makanan. Yang paling utama yang Ia inginkan dari kita adalah bertobat. Ya, bertobat!
Bukan perkara mudah bagi Yesus untuk berada bersama-sama dengan manusia yang najis dan berdosa. Tetapi hal ini Ia lakukan karena Ia ingin manusia terlepas dari perbudakan dosa dan mengalami pemulihan sebagai gambar dan rupa Allah. Ia khusus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita. Apakah kita bersedia dibebaskan dari dosa-dosa yang membelenggu kita selama ini? Tinggalkan dosamu dan rayakan Natal dalam berkat kabar baik sorgawi.
Yang paling Tuhan inginkan adalah: kita menyambut kabar baik Natal dengan melakukan pertobatan!