Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: taat
Tampilkan postingan dengan label taat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label taat. Tampilkan semua postingan

Taat

Wahyu 3:8 
“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:8 i_TB)

Tuhan Yesus berkenan atas Jemaat yang menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.
Tuhan tidak mementingkan hal apa pun yang lain termasuk jumlah anggota yang besar, gedung yang megah, harta kekayaan yang besar, pengaruh politik yang besar, potensi yang besar, uang yang berlimpah dan lain sebagainya.

Tuhan sendiri yang akan membuka peluang untuk memberitakan Injil bagi jemaat itu dan tidak ada kekuatan apa pun yang akan dapat menghalanginya.
Tuhan akan melindungi jemaat itu dari pencobaan yang bersifat global dan akan menghadapi pihak-pihak yang memusuhi jemaat itu. Tuhan akan menunjukkan kepada musuh-musuh jemaat itu bahwa Tuhan mengasihi jemaat-Nya.
Kebenaran ini seharusnya mendorong kita pengikut Kristus untuk menuruti firman Tuhan dan meninggikan nama Tuhan dalam setiap kegiatan kita sebagai persekutuan orang percaya di setiap tempat dan dalam segala keadaan.
Kita harus tetap hidup dalam ajaran yang benar, dalam kasih, dalam kekudusan dan memberitakan Injil sesuai peluang yang dibukakan Tuhan.
Kita harus meninggikan nama Tuhan Yesus saja dan bukan nama atau denominasi gereja kita. Semua gereja adalah gereja Tuhan Yesus yang bersekutu di lingkungan tertentu setempat di seluruh dunia.
Kita semua adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus, bukan pengikut tokoh, organisasi atau denominasi tertentu.
Hidup beriman kita hanya bergantung pada dan tergantung dari Tuhan Yesus bukan bergantung pada apa pun yang lain.
Urusan kita pengikut Kristus adalah melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus setiap saat dan dalam segala situasi yang Tuhan buat terjadi.
Dengan demikian kita sungguh-sungguh menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.

Roh Kudus akan memimpin kita dengan menciptakan situasi yang diperlukan agar kita memberitakan Injil, kabar baik kepada semua orang yang Tuhan kehendaki mendengarkannya.
Tuhan juga yang akan menarik hati orang datang kepada-Nya dan diselamatkan. Segala rekayasa psikologis atau agamawi untuk menarik orang datang kepada Tuhan adalah perbuatan daging yang tidak berguna. Orang bisa bolak balik pindah agama tetapi tidak selamat jiwanya.
Kita harus bergantung penuh pada pimpinan Roh Kudus. Ketergantungan itu kita tunjukkan dengan sikap hati yang “mogok kegiatan” yakni kita tidak melakukan kegiatan kalau bukan Roh Kudus yang memimpin kita melakukan kegiatan itu.
Cara mengikuti pimpinan Roh Kudus diuraikan lebih lanjut dalam bab 3 buku “Ciri khas” yang dapat diakses melalui 
Amin
Share:

KETAATAN MEMBAWA KEMENANGAN


Yosua 8:18-29

Berdasarkan nas renungan kita hari ini, kita melihat bahwa betapa kuasa dan kasihnya Tuhan terhadap Yosua. Kita mungkin sudah bisa menebak alasan kasih dan penyertaan yang
 diperoleh oleh Yosua. Tuhan menyertai Yosua sebab ia adalah orang yang berkenan di hadapan Tuhan. Dan Yosua selalu bertindak bukan dengan akal namun dengan iman dan meminta pertolongan Tuhan untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya. Pendek kata si Yosua adalah pribadi yang taat pada perintah Allah. Dan upah ketaatan adalah berkat kemenangan baginya dan bagi Israel.
Hari-hari ini bayak orang ingin berkat, tetapi tidak taat. Padahal, berkat datang dari ketaatan pada perintah Tuhan, sedangkan kutuk datang dari ketidaktaatan. Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana saudara diberkati adalah tergantung sejauh mana saudara taat pada Tuhan. Namun lebih dari sekedar berkat, yang lebih penting adalah apakah Tuhan masih menyertai kita atau tidak dalam segala yang hal yang kita lakukan.
Perlu saya ingatkan bahwa jika kita tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tida taat artinya kita lebih mengasihi diri kita, mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun kita menyanyi ”aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah. Kasih diekspresikan dengan menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti perintah-perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Disaat covid 19 sedang melanda kehidupan ketaatan tetap perlu di laksanakan.  Taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita tidak akan kesulitan untuk melakukan perintah-perintahNya.
Allah sangat menghargai “ketaatan”. Tuhan tidak mau hidup kita tidak taat, karena ketidaktaatan akan melahirkan pemberontakan dan orang tersebut akan diserang oleh kuasa gelap. Anak-anak kita mengalami sakit penyakit. Usaha kita gagal atau ‘dimakan’ orang. Pernikahan kita di ambang bahaya, dan sebagainya. Kompromi terhadap dosa membuat kita tidak akan peka lagi kepada suara Tuhan. Tuhan menghargai ketaatan saudara. Dan Ia mau bukan hanya memberkati tetapi menyertai saudara. Menolong di kala sulit, memberi hikmat di kala buntu, menguatkan di kala lemah, memberi kemenangan di kala menghadapi peperangan. Untuk mengalami semua itu, pilihlah taat kepada suara Tuhan dan firmanNya.
Ketaatan Yosua sebagai pemimpin telah menunjukkan sikap yang taat. Sikap ini ia tunjukkan baik kepada seniornya (Musa) maupun terlebih kepada TUHAN Allahnya. Yosua membuktikan diri sebagai hamba, pahlawan dan pemimpin yang taat kepada Allah. Ketaatan Yosua kepada Allah menyebabkan pengaruhnya meningkat. Kita adalah hamba dan pemimpin. Seperti Yosua, biarlah kita juga menunjukkan sikap yang taat kepada Allah. Pengaruh kita sebagai pemimpin hanya bisa dimungkin melalui ketaatan kita kepada Allah dan firman-Nya. Mari kita bangun kemitraan yang kuat dengan Allah, sebab melalui kemitraan yang kuat dengan Allah, kita akan memperoleh kemenangan seperti Yosua dan bangsa Israel menaklukkan musuh-musuh mereka. Melalui kemitraan yang kuat dengan Allah, Yosua dan bangsa Israel mencapai tujuan mereka, yaitu memasuki tanah Kanaan. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang bisa membawa orang-orang yang dipimpin mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu, kemitraan yang kuat dengan Allah harus kita lakukan sebagai pemimpin. Dari sinilah kita mendapatkan pengaruh kepemimpinan. Lebih dari itu, kita sebagai pemimpin, dimungkinkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Saudara dan saya adalah pemimpin, mari teladani Yosua. AMIN!

Doa: Tuhan terima Kasih atas anugerahmu. Ajari hamba dan seluruh jemaat untuk selalu hidup taat kepada Mu. Amin.
Share:

KETAATAN BARU


Ibrani 10:1-18

“Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka
dan menuliskannya dalam akal budi mereka ….”
(Ibrani 10:16)
 

Saudara ku yang terkasih. setiap orang tentu pernah melakukan kesalahan. Demikian juga kita. Ketika melakukan kesalahan, semestinya kita segera menyadari dan dengan rendah hati meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan; orang yang berjiwa besar sudah semestinya tidak malu meminta maaf. Tetapi, sering terjadi, orang enggan meminta maaf karena tidak mau malu akibat kesalahannya terus dibicarakan atau diungkit; atau, menganggap pihak yang dimintai maaf tidak tulus memberi maaf, meskipun sudah berusaha meminta maaf dengan sungguh-sungguh.

Penulis Surat Ibrani mencoba menilai secara kritis makna kurban yang dipersembahkan berulang kali. Ia mengatakan, “Justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa” (ayat 3). Betul juga, ya. Berbeda dengan Kristus. “Sebab oleh satu kurban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan” (ayat 14). Melalui pengurbanan Kristus, kita mengerti arti kasih dan pengampunan yang begitu besar. Sekarang kita semakin mengerti makna perkataan Tuhan, “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka.” Sekali lagi tentang hati dan akal budi. Keduanya melekat dalam hidup kita. Mana mau kita disebut “orang yang tak punya hati” kan? Atau, kita dilabeli “tak berakal budi.” Mana ada manusia yang tak punya hati dan otak? Dari sini kita mengerti, bahwa kurban Kristus telah membuat umat Allah menyatu dengan dirinya sendiri, dengan hati dan akal budinya. Ketaatan timbul bukan lagi karena paksaan dari luar, melainkan timbul dari segenap keberadaan diri seorang manusia.
Jemaat saatnya kita mengubah model ketaatan kita. Kita taat kepada Tuhan bukan karena takut, atau berharap mendapatkan berkat. Kita taat karena kita mengerti dengan baik kasih-Nya yang sangat besar atas kita. Kita taat sebagai ungkapan syukur dan hormat kita atas pengurbanan Kristus. Kita taat karena kita tahu itulah yang terbaik buat hidup kita.

Doa; Tuhan ajari kami untuk hidup Taat dengan seturut kehendakmu. Agar dapat menjadi figur yang hidup dan berkenan kepadaMu. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.