Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: tufhan
Tampilkan postingan dengan label tufhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tufhan. Tampilkan semua postingan

Menjadi Saksi Kristus

Kisah Para Rasul 1:6-11

Yesus menunjukkan berbagai peristiwa menakjubkan yang membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan dan Mesias. Hal ini membuat para murid berharap bahwa Yesus akan memulihkan bangsa Israel. Namun, Yesus menjelaskan bahwa manusia tidak berwenang mengetahui kapan waktu pemulihan akan tiba (ayat 7). Sebaliknya, Ia menekankan hal yang lebih penting bagi para murid: menjadi saksi Kristus (ayat 8). Ini adalah wasiat Yesus sebelum Ia terangkat ke surga (ayat 9).

Saat para murid masih terpesona oleh kenaikan Yesus, mereka dikejutkan lagi oleh kehadiran malaikat yang mengatakan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama (ayat 10-11).

Saksi mata adalah mereka yang melihat dan mendengar suatu peristiwa secara langsung. Para murid adalah saksi mata dari segala yang Yesus lakukan dan katakan. Selain mereka, ratusan orang lainnya juga menyaksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus (1 Korintus 15:6). Tugas utama yang diwasiatkan Yesus kepada mereka adalah menjadi saksi bahwa Ia telah bangkit dan hidup.

Meskipun kita bukan saksi mata seperti para murid, kita dapat melihat karya Tuhan dalam hidup kita. Banyak karya menakjubkan yang Tuhan lakukan bagi kita, bagaimana Ia menjamah, memanggil, dan memperbarui hidup kita. Dengan demikian, kita juga adalah saksi mata atas hidup yang diperbarui dan diubahkan oleh kasih penebusan.

Sama seperti para murid, tugas kita adalah bersaksi bahwa Tuhan Yesus hidup. Menjadi saksi adalah pekerjaan yang terhormat dan mulia. Setiap dari kita dipanggil untuk menceritakan dan menunjukkan apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita.

Share:

Siapa yang Tak Bercela?

Mazmur 15 

Sebuah pertanyaan mengenai syarat kadang mewakili keinginan yang tersirat.

Daud mengajukan sejumlah pertanyaan menyangkut syarat dalam sebuah dialog imajiner antara dia dengan Tuhan. Kerinduan terdalamnya adalah tinggal di dalam hadirat Tuhan. Ia ingin tahu siapa yang boleh tinggal dalam hadirat-Nya (1).

Ada sepuluh ciri yang dideskripsikan Daud, termasuk melakukan apa yang adil, mengatakan kebenaran, dan berpegang pada sumpah (2-5). Semua itu terangkum dalam satu klausa yang penting. Dikatakan bahwa orang yang boleh tinggal dalam hadirat Tuhan adalah "dia yang berlaku tidak bercela" (2). Siapa yang memenuhi syarat tersebut "tidak akan goyah selama-lamanya" (5b).

Pertanyaan yang harus diajukan di sini adalah siapakah manusia yang tak pernah bercela selama hidupnya? Siapakah yang selalu berlaku adil, berkata benar, dan menepati janji? Semua manusia pernah melakukan kebalikannya. Sebagaimana dikatakan dalam pasal sebelumnya, "semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik" (Mzm 14:3).

Hanya orang yang telah dibenarkan Tuhan yang benar-benar tidak bercela. Ketika Tuhan menghapus dosa seseorang, maka sucilah seluruh hidupnya. Kemah-kemah di surga menanti orang-orang yang telah disucikan di dalam Kristus Yesus. Inilah penghiburan kita.

Kenyataan ini patut disyukuri melalui perbuatan yang nyata. Kita mensyukuri anugerah keselamatan Tuhan dengan perlakuan yang adil, perkataan yang benar, dan cara hidup sesuai janji kita kepada Tuhan. Inilah yang membedakan iman Kristen dengan agama-agama dunia. Kita melakukan kebajikan bukan supaya kita disucikan, melainkan karena kita sudah disucikan. Kita berbuat baik karena kita bersyukur.

Mari pastikan hidup kita yang telah disucikan tidak lagi bercela. Dengan kuasa dari Roh Kudus, kita membulatkan tekad untuk mempertahankan sepuluh ciri yang diamanatkan di dalam mazmur ini. Berusahalah untuk mengerjakannya setiap hari. Jangan berkecil hati! Calon penghuni kemah surgawi tidak akan goyah untuk selamanya.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.