Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Keadilan bagi Semua



Bilangan 27:1-11

Keadilan harus diperjuangkan. Hal ini terlihat dalam nas hari ini yang menceritakan tentang masalah hukum yang belum ada penyelesaiannya dalam peraturan yang ada. Kasusnya adalah lima anak perempuan Zelafehad dari suku Manasye yang kehidupannya terancam karena ayah mereka tidak memiliki penerus (3-4).

Dalam keadaan biasa, tanah keluarga jatuh ke tangan anak laki-laki karena hanya kaum laki-laki yang mempunyai hak untuk mewarisi nama keluarga dan tanah. Tanpa anak laki-laki, nama keluarga mereka akan hilang dari bangsa Israel dan tidak ada tanah yang diwariskan. Tanpa hak waris, mereka tidak bisa ikut mewarisi perjanjian Allah bagi Israel.

Hal inilah yang membuat kasus anak perempuan ini mendesak sekali untuk direspons. Mereka memohon keadilan Tuhan. Mereka tidak ingin menghilang dari umat Tuhan. Hal yang menarik adalah Tuhan memenuhi permintaan mereka sehingga Ia memunculkan peraturan baru (7-11). Kaum perempuan pun dapat mengeklaim hak dan nama keluarganya supaya tidak terhapuskan dari masyarakat.

Kondisi ini menunjukkan keadilan Allah. Bagi Allah, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Kasus ini membantu kita untuk berlaku adil kepada siapa pun. Laki-laki atau perempuan memiliki hak yang sama dalam masyarakat. Di dalam berkat perjanjian Tuhan, tidak ada seorang pun yang ditinggalkan. Seperti kelima perempuan ini, kita pun perlu memperjuangkan keadilan, baik untuk diri sendiri maupun mereka yang berhak mendapatkan bagiannya.

Mari kita bersyukur karena Allah kita bukanlah Allah yang membeda-bedakan manusia. Laki-laki maupun perempuan mendapat bagian dalam berkat pemeliharaan Allah. Sebagai umat Tuhan, sudah sepatutnya kita memperjuangkan hak orang-orang di sekitar kita.

Marilah kita wujudkan rasa syukur dengan memperlakukan orang-orang di sekitar kita dengan kasih dan keadilan. Sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Allah, kita sebaiknya tidak mengumbar tindakan yang membuat orang lain menjadi tertindas. [HOS]

Doa. Tuhan terima kasih ajari kami senantiasa mensyukuri apa yang ada di sekitar ku dengan selalu hidup dengan kasih dan keadilan Mu. Amin
Share:

PUTAR BALIK, MAS!


 Kisah Pr. Rasul 11:19-30

Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea. (Kisah Pr. Rasul 11:29)

Kisah nyata dari keluarga yang di selamatkan oleh Tuhan. Demikian ceritanya...Saya dan istri suatu malam pergi menghadiri pesta pernikahan seorang saudara di sebuah hotel. Karena hujan, kami naik taksi online. Saat tiba di satu jalan, mobil kami dihentikan seseorang. “Putar balik, Mas! Di depan banjir,” kata orang itu. Sopir taksi patuh dan berterima kasih. Tapi ada satu motor yang mengabaikan peringatan itu dan tetap melaju. Hasilnya, di tengah jalan motor itu mogok. Kami bersyukur ada orang yang rela berhujan-hujanan menolong para pengendara menghindari banjir. di masa covid korona ini banyak yang di suruh putar balik termasuk mudikpun atur balik.
Memberikan perhatian kepada semua orang, termasuk orang yang tidak dikenal, itulah yang Tuhan mau kita kerjakan sebagai murid-Nya. Di Antiokhialah murid-murid pertama kalinya disebut Kristen (ay. 26). Ini terjadi karena murid-murid Yesus, di antaranya beberapa orang Siprus dan orang Kirene (ay. 20), memberitakan Yesus adalah Tuhan di Antiokhia. Tangan Tuhan menyertai mereka, sehingga banyak orang percaya dan menerima Yesus. Barnabas dan Saulus yang datang beberapa waktu kemudian, mengajar banyak orang. Waktu jemaat Antiokhia tahu melalui Nabi Agabus bahwa akan ada kelaparan besar, mereka mengumpulkan sumbangan, sesuai kemampuan masing-masing, untuk diberikan kepada para saudara yang ada di Yudea. Mereka peduli kepada sesamanya.

Kalau pada saat covid 19  ini Tuhan memakai kita untuk peduli pada orang-orang tidak dikenal,  entah itu di perjalanan atau tempat tertentu yang kita singgahi, mari pedulikan dan tolong mereka. Sekecil apa pun kepedulian atau pertolongan yang kita berikan, dampaknya besar bagi orang yang menerimanya. — RTG

MELALUI KEPEDULIAN KITA KEPADA SESAMA,
NAMA TUHAN DIPERMULIAKAN
Share:

JURU MUDI KEHIDUPAN


Baca: Matius 8:23-27
Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:26)
ada cerita dari seseorang saat naik pesawat. “Pengalaman saya naik pesawat kemarin benar-benar luar biasa!” Seorang pemuda menceritakan pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi (goncangan), tetapi ia dan penumpang lainnya tidak merasa panik. Mengapa? Karena di tengah goncangan mereka melihat sang pilot bersenandung. “Kalau pilotnya tidak panik, kita juga tidak perlu panik karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali,” ia menjelaskan. dari cerita ini dapat kita tarik dalam kehidupan ini. Kita sedang berkendara dalam kendaraan bernama “kehidupan”. Sebagai anak-anak Tuhan, kita menyerahkan kemudi kepada Yesus. Faktanya, dari dahulu sampai sekarang, tidak pernah muncul catatan Tuhan panik saat sedang berkendara! Yang kerap terjadi adalah sebaliknya, Juru Mudi tidak panik, namun kita penumpangnya panik tidak karuan. Pengalaman serupa dialami murid-murid Yesus. Hari itu perahu mereka diserang angin ribut dan gelombang. Di tengah situasi mencekam, apalagi melihat Yesus tidur, berteriaklah mereka: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Padahal sefirharusnya, melihat Yesus tidur, mereka bisa tenang karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali-Nya.

Yesus menyebutkan murid-murid-Nya sebagai “orang yang kurang percaya”. Kurang percaya, itu juga label kita bila selalu merasa khawatir, takut dan cemas. Kurang percaya artinya kita belum sepenuhnya yakin bahwa Tuhan sanggup mengendalikan semua situasi kehidupan kita. Alih-alih menjadi panik saat covid 19 yang belum tahu kapan berakhir jangan sampai,  Yesus juru mudi yang tidak panik untuk itu  tinggal tenanglah dalam pimpinan Tuhan, Sang Juru Mudi Kehidupan! Tuhan tahu saatnya untuk turun tangan. Bersama Tuhan, tak satu pun goncangan mampu membinasakan kehidupan kita. — LIN

KARENA YESUS JURU MUDI, MAKA TIDAK ADA ALASAN BAGI KITA UNTUK MENJADI PANIK
Share:

MENGERJAKAN PANGGILAN-MU


Kisah Pr. Rasul 1:6-9

“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Pr. Rasul 1:8)
Ada anak-anak Tuhan yang kuliah bercerita bahwa mereka tidak tahu pekerjaan apa yang akan dikerjakan setelah lulus. Mereka sering kebingungan pada akhir studi dengan masalah tersebut. Mereka menanti-nantikan panggilan hidup yang spesifik dari Tuhan. Mereka sering dipenuhi ketakutan kalau-kalau pekerjaan yang mereka pilih ternyata salah dan tidak sesuai kehendak-Nya.

Ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke surga, dengan jelas Dia menyatakan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kua…
[07:33, 5/24/2020] Pak Yanes Gkkk Tepas: Gema suara Illahi
24 Mei 2020

MENGAMPUNI SEPERTI YESUS

Baca: Lukas 23:33-43

Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)

Hari ini merupakan hari pengamlpunan bagi umat muslim hari yang fitri dan suci. Pertanyaannya apakah cukup di ampuni di hari ini saja?
Setiap bertemu orang yang tidak mau mengampuni, kata-kata mereka hampir sama. “Dia menyakitiku, aku akan membalasnya”, “Aku akan membuatnya menderita”, “Aku memang berkata memaafkanmu tapi sejak sekarang tidak mau berurusan denganmu,” kata mereka. Ini adalah pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus. Atau, kalau mereka mengaku mengenal Yesus, mereka menolak mengikuti teladan Yesus.

Tergantung di atas kayu salib adalah puncak penderitaan Yesus. Bukan hanya fisik-Nya yang sangat disakiti, tapi juga psikis-Nya. Yesus dipermalukan, ditelanjangi, diolok-olok. Di tengah kondisi sangat tidak enak inilah Yesus memohon kepada Bapa agar mereka diampuni, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Banyak orang, termasuk saya menolak mengampuni seseorang dengan alasan dia tahu apa yang dia perbuat, “dia bahkan sengaja berulangkali menyakitiku, jadi kok enak betul diampuni”. Betul sering kali kita jadi korban, tetapi Tuhan Yesus mau kita mengampuni seperti Dia. Bagaimana Yesus mengampuni kita? Dengan cuma-cuma dan sepenuh hati. Jangan membuat pengorbanan Yesus di atas kayu salib menjadi percuma karena kita tidak sudi mengampuni.

Dia mengampuni dosa-dosa masa lalu kita, Dia mengampuni dosa-dosa yang kita perbuat baru saja, Dia mengampuni hal-hal besar maupun kecil yang membuat orang lain susah. Kita adalah umat pilihan Tuhan, sehingga ampunilah orang-orang yang menyakiti kita. Tidak usah meminta syarat dia harus begini atau begitu lebih dulu baru kita mau mengampuninya. — RTG

JIKA INGIN MENGASIHI SEPERTI YESUS, MAKA KITA HARUS MENGAMPUNI SEPERTI YESUS
Share:

MENGERJAKAN PANGGILAN-MU


Kisah Pr. Rasul 1:6-9


“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Pr. Rasul 1:8)
Ada anak-anak Tuhan yang kuliah bercerita bahwa mereka tidak tahu pekerjaan apa yang akan dikerjakan setelah lulus. Mereka sering kebingungan pada akhir studi dengan masalah tersebut. Mereka menanti-nantikan panggilan hidup yang spesifik dari Tuhan. Mereka sering dipenuhi ketakutan kalau-kalau pekerjaan yang mereka pilih ternyata salah dan tidak sesuai kehendak-Nya.

Ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke surga, dengan jelas Dia menyatakan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa dari Roh Kudus dan akan menjadi saksi-Nya. Murid-murid dipanggil untuk menjadi saksi-Nya bahkan sampai ke ujung bumi. Secara lebih jelas menjadi saksi-Nya dapat berarti memberitakan Kristus dan memuridkan (Mat. 28:19). Panggilan itu tidak terbatas pada satu tempat saja, tetapi sampai di mana pun mereka berada panggilan itu tetap mengikuti untuk dikerjakan. Tuhan Yesus tidak hanya mengutus, tetapi Dia juga menyatakan bahwa mereka tidak akan berjalan sendiri karena ada Roh Kudus yang akan memampukan mereka dan memberi kuasa dalam mengerjakan panggilan tersebut.

Tuhan tidak ingin kita bingung dan takut memikirkan apa pekerjaan yang akan dipilih. Oleh pembaharuan budi (Rm. 12:2), kita dimampukan memilih apa yang baik, termasuk memilih pekerjaan berdasarkan minat dan potensi kita. Jadi apa pun pekerjaan kita dan di mana pun kita bekerja tidak menjadi masalah, asalkan kita mengerjakan panggilan Tuhan untuk terus menjadi saksi-Nya. Marilah kita tidak hanya terfokus pada pekerjaan kita, tetapi melakukan panggilan-Nya dalam pekerjaan kita. — ANT

APA PUN PEKERJAAN KITA, JADILAH SAKSI-NYA DAN NYATAKAN ANUGERAH-NYA
Share:

MEMBERI SEDEKAH


Matius 6:1-4.
“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang…” (ay. 2)

            Hidup nyata dengan tindakan  diri adalah salah satu kebutuhan manusia. Ketika Allah merancang manusia, Ia telah melengkapi manusia dengan kemampuan berimajinasi dan daya cipta sehingga manusia menjadi makhluk yang kreatif dan produktif. Maka tidak heran manusia menjadi tertekan jika merasa tidak berguna dan tidak ada kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
            Tetapi hal nyata hari hari ini kita lihat  dimana BLT langsyng sembako,  bahkan zakat fitrah  menjadi sebuah kewajiban umat muslim.  jebakan bila kita tidak bijaksana dalam mewujudkannya. Perikop kita hari ini, Yesus memperingatkan agar kita bersikap yang benar dalam menjalankan aksi kemanusiaan  hal-hal benar. Perbuatan yang baik harus dilakukan dengan sikap yang benar.

            Pertama, Yesus mengingatkan: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka.” Secara alami manusia senang kalau dihargai dan diakui sebagai orang baik. Namun kalau tidak bijaksana akan membuat motivasi ibadah kita menyimpang. Kita berdoa, beribadah, memuji dan menyembah Tuhan, melayani di gereja dan melakukan kegiatan-kegiatan rohani lainnya bukan lagi bertujuan untuk memuliakan Tuhan, tetapi justru untuk mencari kemuliaan diri sendiri. Kita terjebak melakukan semuanya itu hanya sebagai pekerjaan sosial. Melalui hal-hal tersebut kita ingin mendapatkan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita – bukan lagi bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan. Jika demikian kita tidak akan beroleh upah dari Bapa di sorga.

            Kedua, Yesus memberikan contoh dari kewajiban agama yang sering mencuri kemuliaan Allah, yaitu: memberi sedekah. Pada hakekatnya manusia itu ingin melakukan kebaikan, tetapi karena dosa manusia cenderung berpusat pada diri sendiri. Manusia hidup dalam keakuannya. Maka ketika memberi sedekah pun hatinya cenderung tidak murni. Sedekahnya dipakai untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain.

            Untuk itu Yesus mengajar kita untuk belajar memberi sedekah dengan hati yang murni, tanpa berusaha memamerkannya kepada orang lain dan mencari pujian/penghargaan. Segala kebaikan yang kita lakukan karena kita tahu, bahwa hal itu merupakan rencana Tuhan bagi hidup kita yang akan mengembangkan karakter kita sebagai anak-anak Allah. Kemurnian yang seperti inilah yang akan mendatangkan upah dari Bapa di sorga. (HTB)

Yesus mengajar kita untuk belajar memberi sedekah dengan hati yang murni, tanpa berusaha memamerkannya kepada orang lain

Doa. Tuhan ajari kami hidup dengan bijaksana tatkala melakukan sosial dengan apa yang ku bisa agar tidak terjebak dalam kesombongan kami. Dalam nama Yesus .amin
Share:

TIDAK MENDAPATKAN APA-APA

Markus 6:1-6

“Lalu mereka kecewa dan menolak Dia” (ayat 3)

            Yesus selalu rindu melakukan sesuatu bagi kita, tapi sering terhalang oleh sesuatu yang ada dalam diri kita. Hal itulah yang terjadi dalam peristiwa ketika Yesus datang ke daerah asalnya, Kedatangan-Nya tidak menghasilkan apa-apa bagi masyarakat di situ bukan karena Yesus tidak mau melakukan perkara besar buat mereka tetapi karena sikap dari orang-orang yang ada di sana. Apakah itu?
Meremehkan Yesus dan firman-Nya        
Orang-orang Nazaret tidak percaya atas ke-Tuhanan Yesus Kristus, hanya karena mereka mengenal dan mengetahui keberadaan keluarga-Nya, sehingga mereka meremehkan dan merendahkan Yesus (ayat 3a). Padahal khotbah yang disampaikan Yesus sangat luar biasa dan mereka mengakuinya (ayat 2). Sikap ini menghalangi mujizat-Nya terjadi (ayat 5).
Sikap yang demikian seringkali membuat kita tidak mendapatkan apa-apa dari firmanTuhan yang kita dengar, karena meremehkan orang yang berdiri di atas mimbar misalnya. Padahal firman Tuhan itu teramat sangat kita butuhkan. Jadi penghambatnya adalah hati kita sendiri yang sombong.
Kecewa dan menolak firman Tuhan
Walaupun firmanTuhan yang mereka dengar adalah sesuatu yang menyentuh hati mereka, tetapi karena melihat pribadi yang menyampaikan firmanTuhan itu tidak seperti yang mereka pikirkan membuat mereka menjadi kecewa (ayat 3b). Dan kekecewaan ini mendorong mereka untuk menolak apa yang sebenarnya mereka akui.
Memang tidak selamanya firmanTuhan yang kita dengarakan sesuai dengan yang kita pikirkan. Kalau kita memiliki kerinduan akan firman Tuhan, apapun yang kita dengarj angan pernah menolak-Nya, sehingga kita mendapatkan lawatan Allah lewat firman-Nya.
Ketidak percayaan kepada firman Tuhan
Orang-orang di tempat asal Yesus tidak beroleh apa-apa walau mendengar pengajaranYesus dan takjub karena mereka tidak percaya kepada apa yang mereka lihat (ayat 6a). Kalau kepada apa yang mereka lihat saja mereka tidak percaya, apalagi kepada apa yang mereka tidak lihat!
Hal ini terjadi karena kesombongan mereka. Kesombongan akan membuat orang tidak percaya kepada apa yang Allah akan kerjakan dalam hidupnya. Ketidakpercayaan adalah alasan yang paling mendasar atas kuasa Allah yang tidak berkerja dalam hidup kita. (MS)
           
Ketidakpercayaan adalah alasan yang paling mendasar atas kuasa Allah yang tidak berkerja dalam hidup kita

Doa. Berikan kami hati yang hancur ya Tuhan supaya kami boleh hidup baru  dengan kasihmu dengan selalu hidup tidak sombong dan mengecewakan Tuhan.
Share:

PELIPATGANDAAN BERKAT


Markus 8:1-10.

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. (ayat 2)

            Pelayanan Yesus yang sangat luar biasa dan berbagai mujizat yang dilakukan membuat banyak orang selalu mengerumuninya kemanapun Dia pergi. Peristiwa mujizat pelipatgandaan roti dan ikan ini agak mirip dengan peristiwa ketika Yesus memberi makan kepada lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Bagaimana pelipatgandaan berkat itu terjadi?

Yang pertama: da belas kasihan Allah
            Melihat orang-orang yang begitu setia mengikuti-Nya selama tiga hari dan tidak memiliki makanan, padahal mereka sudah lelah dan lapar, hati Yesus tergerak dengan belas kasihan untuk memberikan mereka makanan. Tapi anehnya para murid tidak menanggapinya dengan baik. spertinya mereka lupa dengan peristiwa sebelumnya dimana Yesus bisa melipatgandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang.
            Belas kasihan di hati kita kepada seseorang yang membutuhkan adalah hatinya Tuhan. Bertindak dalam iman dengan mengingat perbuatan Tuhan yang telah kita alami adalah tindakan yang mempermuliakan Tuhan.

Yang ke dus: Bersyukur dengan yang ada
            Yesus tidak mau para murid hanya fokus pada ketidakmampuannya atau keterbatasannya. Yesus langsung tanya, “Berapa roti ada padamu?” mereka menjawab ada tuju dan beberapa ikan. Yesus mengambilnya, bersyukur dan memberkati. Setelah memecah-mecahkannya menjadi kecil-kecil lalu memberikannya kepada para murid.
            Pelipatgandaan berkat akan terjadi kalau kita mau menyerahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan dan bersyukur atas hal itu. Banyak orang tidak bisa menjadi berkat karena hanya mengeluh dengan yang ada pada dirinya, iri dengan yang dimiliki orang lain dan merasa tidak punya apa-apa.
Ada orang yang mau dipakai-Nya
            Setelah memberkati roti dan ikan, dan membaginya dengan potongan-potongan yang kecil , Yesus kemudian memberikannya kepada para murid dan menyuruh mereka membagi-baginya kepada banyak orang. Sesuatu yang tidak masuk akal, beresiko ditertawakan orang, hal ini bisa menjadi sesuatu yang menakutkan, tetapi ketika para murid taat melakukan apa yang diperintahkan Yesus maka mujizat mulai terjadi.
            Tuhan memanggil kita menjadi fasilitator pelipatgandaan seperti ini. Belas kasihan, bersyukur dan taat adalah prosesnya. (HTB)
Tuhan memanggil kita menjadi fasilitator pelipatgandaan seperti ini. Belas kasihan, bersyukur dan taat adalah prosesnya

Doa. Aku berdoa kepadamu Ya Tuhan atas kasimu untuk  melalui hari kami, dimana kami kau ajari hidup dengan berkatmu.melalui kasih Mu. serta bersyukur  Sehingga bisa menjadi berkat buat orang lain.amin
Share:

MENGASIHI ALLAH DAN MANUSIA


Markus 12:28-34.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, … Dan kasihilah sesamamu manusia.” (ayat 30-31)

            Mengasihi Allah dan sesama manusia seperti dua sisi mata uang. Kalau kita sungguh mengasihi Allah maka akan terlihat juga dalam tindakan kita yang mengasihi sesama kita. Dan kasih kita kepada sesama adalah sebagai perwujudan kasih kita kepada Allah. Kasih yang bagaimanakah yang harus kita terapkan kepada Allah dan sesama kita?
Kasih yang totalitas
            “KasihilahTuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan segenap kekuatanmu.” (ayat 30). Allah menginginkan kasih yang sepenuhnya untuk Dia. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang ada pada kita harus diarahkan dalam mengasihi Allah. Baik hidup dan apapun yang berkenaan dengan hidup kita harus dipergunakan untuk mengasihi Allah. Jadi, semua aspek dalam kehidupan kita adalah untuk mengasihi Allah. Di luar itu adalah sebuah penyimpangan. Jangan pernah merasa puas sebelum segala sesuatu dalam hidup ini diarahkan untuk mengasihi Allah.
Kasih yang tidak membedakan
            “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ayat 31). Wujud nyata kasih yang totalitas kepada Allah akan terlihat ketika kita berhadapan dengan sesama kita manusia. Ada tindakan kasih yang tidak membeda-bedakan orang. Kita akan menaruh kasih kepada sesama kita siapapun dia seperti kita mengasihi diri sendiri. Tidak seperti kasih dunia ini yaitu kasih yang pilih-pilih. Sebuah tindakan kasih kepada sesama didasari oleh kasih kita kepada Allah. Dan ukuran dari kasih kita kepada sesama kita bukan orang yang kita kasihi tetapi diri kita sendiri. Jadi siapapun sesama Anda yang Tuhan taruh di sekitar hidup Anda, lihatlah mereka sebagai orang yang membutuhkan kehadiran kita. Bukankah Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada kita tanpa mempedulikan siapa diri kita? Hal yang sama diinginkan Allah dalam hidup kita sebagai wujud nyata kita mengasihi Dia dengan memperlihatkan kasih kepada sesama kita tidak peduli siapapun mereka.        
            Oleh karena itu, kasihlah Tuhan Allah dengan totalitas hidup lewat mengasihi orang-orang yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Anda. (MS)
Oleh karena itu, kasihlah Tuhan Allah dengan totalitas hidup lewat mengasihi orang-orang yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Anda

Doa. Tuhan ajari kami semua untuk dapat mengasihi dengan total. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.