Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. [Ayub 40:4]

Satu kata penghiburan, orang berdosa yang hilang, bagi-Mu! Engkau berpikir engkau tidak boleh datang kepada Tuhan karena engkau hina. Lihatlah, tiada orang suci yang hidup di dunia kecuali dia yang sudah dibuat untuk merasa bahwa ia hina. Jika Ayub, dan Yesaya, dan Paulus harus berkata “Aku hina,” oh, pendosa malang, malukah engkau untuk bergabung dengan pengakuan yang sama? Jika anugerah ilahi tidak mencabut semua dosa dari orang percaya, bagaimana engkau dapat berharap engkau bisa melakukannya sendiri? Dan jika Tuhan mengasihi umat-Nya ketika mereka masih hina, engkau kira kehinaan dirimu akan menghalangi cinta kasih Tuhan kepadamu? Percaya kepada Yesus, engkau yang terbuang dari masyarakat dunia! Yesus memanggil engkau, dan orang-orang seperti engkau.

    “Bukan orang benar, bukan orang benar;
    Pendosa, Tuhan datang untuk memanggil.” [1]

Sekarang pun berkatalah, “Engkau telah mati untuk orang-orang berdosa; aku orang berdosa, Tuhan Yesus, curahkan darah-Mu padaku;” jika engkau mengakui dosamu maka engkau akan menemukan pengampunan. Jika, sekarang, dengan segenap hatimu, engkau akan berkata, “Aku hina, basuhlah aku,” maka engkau akan disucikan sekarang. Jika Roh Kudus akan memungkinkan engkau dari hatimu berteriak,

    “Inilah seadanya aku, tanpa satu permohonan
    Hanya darah-Mu tercurah bagiku,
    Dan bahwa Engkau menawarkan aku datang kepadamu,
    O Anak Domba Allah, aku datang!" [2]

engkau akan bangun dari membaca renungan pagi hari ini dengan semua dosa-dosamu telah diampuni; dan meskipun engkau bangun pada pagi hari ini dengan segala dosa manusia yang pernah dilakukan di kepalamu, engkau akan beristirahat pada malam hari ini diterima dalam Kekasih; meski pernah terhina oleh kain dosa, engkau akan dihiasi dengan jubah kebenaran, dan tampak putih seperti malaikat-malaikat. Karena “sekarang,” perhatikan, “Sekarang adalah waktu penerimaan.” Jika engkau “percaya pada-Nya yang membenarkan orang yang tidak bertuhan, engkau diselamatkan.” Oh! Kiranya Roh Kudus memberi engkau iman yang menyelamatkan di dalam Dia yang menerima orang terhina.
Share:

Allah yang Tidak Pernah Meninggalkan Kita


Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” — Ibrani 13:5

Mengetahui firman Tuhan yang menjanjikan penyertaan-Nya adalah satu hal. Memercayainya, mendengarkannya sebagai firman yang hidup untuk diri kita sendiri, setiap saat dalam keseharian kita, dan merasakannya sebagai “kekuatan yang paling mengagumkan milik kita”, dan yang membuat kita bernyanyi ..., adalah hal lain. Bagaimana hal itu dapat terjadi, itulah yang ingin disampaikan dalam renungan kita hari ini.

Ke manakah kecondongan pikiran saya? Apakah berpaling pada firman Allah atau pada ketakutan saya sendiri? Apakah saya sekadar mengulangi ap…
[06:38, 6/6/2020] Pak Yanes Gkkk Tepas: Gema suara Illahi
 6 Juni 2020

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. [Ayub 40:4]

Satu kata penghiburan, orang berdosa yang hilang, bagi-Mu! Engkau berpikir engkau tidak boleh datang kepada Tuhan karena engkau hina. Lihatlah, tiada orang suci yang hidup di dunia kecuali dia yang sudah dibuat untuk merasa bahwa ia hina. Jika Ayub, dan Yesaya, dan Paulus harus berkata “Aku hina,” oh, pendosa malang, malukah engkau untuk bergabung dengan pengakuan yang sama? Jika anugerah ilahi tidak mencabut semua dosa dari orang percaya, bagaimana engkau dapat berharap engkau bisa melakukannya sendiri? Dan jika Tuhan mengasihi umat-Nya ketika mereka masih hina, engkau kira kehinaan dirimu akan menghalangi cinta kasih Tuhan kepadamu? Percaya kepada Yesus, engkau yang terbuang dari masyarakat dunia! Yesus memanggil engkau, dan orang-orang seperti engkau.

    “Bukan orang benar, bukan orang benar;
    Pendosa, Tuhan datang untuk memanggil.” [1]

Sekarang pun berkatalah, “Engkau telah mati untuk orang-orang berdosa; aku orang berdosa, Tuhan Yesus, curahkan darah-Mu padaku;” jika engkau mengakui dosamu maka engkau akan menemukan pengampunan. Jika, sekarang, dengan segenap hatimu, engkau akan berkata, “Aku hina, basuhlah aku,” maka engkau akan disucikan sekarang. Jika Roh Kudus akan memungkinkan engkau dari hatimu berteriak,

    “Inilah seadanya aku, tanpa satu permohonan
    Hanya darah-Mu tercurah bagiku,
    Dan bahwa Engkau menawarkan aku datang kepadamu,
    O Anak Domba Allah, aku datang!" [2]

engkau akan bangun dari membaca renungan pagi hari ini dengan semua dosa-dosamu telah diampuni; dan meskipun engkau bangun pada pagi hari ini dengan segala dosa manusia yang pernah dilakukan di kepalamu, engkau akan beristirahat pada malam hari ini diterima dalam Kekasih; meski pernah terhina oleh kain dosa, engkau akan dihiasi dengan jubah kebenaran, dan tampak putih seperti malaikat-malaikat. Karena “sekarang,” perhatikan, “Sekarang adalah waktu penerimaan.” Jika engkau “percaya pada-Nya yang membenarkan orang yang tidak bertuhan, engkau diselamatkan.” Oh! Kiranya Roh Kudus memberi engkau iman yang menyelamatkan di dalam Dia yang menerima orang terhina.
Share:

Rahasia Tuhan


“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia” (NKJV menerjemahkannya: Rahasia Tuhan diberitahukan-Nya kepada mereka yang takut akan Dia). — Mazmur 25:14

Salah satu tanda pertumbuhan rohani adalah hubungan yang akrab dengan Tuhan, dan kerinduan yang kuat untuk mencari dan melakukan kehendak-Nya. Dalam hal ini, jika kita hendak memilih hal yang tidak dikehendaki-Nya, Dia akan memberi kita keragu-raguan atau pengendalian diri yang tidak dapat kita diamkan begitu saja. Bagaimana bila ada keragu-raguan akan suatu hal?

Rahasia Tuhan

Apakah tanda seorang sahabat? Apakah dia memberi tahu Anda dukacitanya yang tersembunyi? Tidak. Dia memberi tahu Anda rahasia sukacitanya. Banyak orang mau mengungkapkan dukacitanya yang tersembunyi kepada Anda, tetapi bukti dari keakraban ialah bila mereka membagi rahasia sukacita mereka dengan Anda.

Pernahkah kita mempersilakan Allah memberi tahu kita sukacita-Nya? Ataukah kita terus-menerus memberitahukan rahasia kita kepada Allah, tanpa memberi waktu kepada-Nya untuk berbicara kepada kita?

Pada awal kehidupan kekristenan kita, kita banyak permohonan kepada Allah, tetapi kemudian kita mendapati bahwa Allah menginginkan kita menjalin hubungan akrab dengan Dia – agar kita mengenal dan berhubungan dengan kehendak-Nya.

Apakah kita sedemikian erat dipersatukan dengan gagasan doa Yesus Kristus -- “Jadilah kehendak-Mu” (Matius 6:10) -- sehingga kita menangkap rahasia Allah? Apa yang membuat Allah sangat berharga bagi kita bukanlah berkat-berkat-Nya yang besar, melainkan hal-hal kecil yang kita alami, yang menunjukkan keakraban-Nya yang ajaib dengan kita -- Dia mengetahui setiap rincian dari kehidupan kita masing-masing.

“Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Mazmur 25:12). Pertama-tama, kita ingin menyadari bahwa kita dituntun oleh Allah. Kemudian saat kita bertumbuh secara rohani, kita hidup sedemikian dekat dengan kesadaran akan Allah sehingga kita bahkan tidak perlu menanyakan tentang kehendak-Nya, karena pikiran untuk memilih jalan lain tidak pernah terlintas pada diri kita.

Jika kita diselamatkan dan dikuduskan, Allah menuntun kita melalui pilihan-pilihan kita sehari-hari. Dan jika kita hendak memilih hal yang tidak dikehendaki-Nya, maka Dia akan memberi kita keragu-raguan atau pengendalian diri, yang harus kita hiraukan.

Bila ada keragu-raguan, segeralah berhenti. Jangan sekali-kali mencoba mencari alasan dan mengatakan “Saya ragu, mengapa saya tidak boleh melakukan yang ini”. Allah memberi petunjuk kepada kita dalam apa yang kita pilih, yaitu dengan menuntun akal sehat kita. Dan bila kita menyerah pada ajaran dan tuntunan-Nya, maka kita takkan lagi merintangi Roh-Nya dengan terus-menerus bertanya, Sekarang, ya Tuhan, apakah kehendak-Mu?”
Share:

Bersyukur atas Pengalaman Buruk


2 Korintus 1:1-11

Friedrich W. Nietzsche, seorang filsuf Jerman, pernah mengatakan kalimat yang kira-kira artinya: "Apa yang tidak dapat membunuhmu, membuatmu kuat." Sama halnya dalam berolahraga. Ketika seseorang mengangkat beban berat yang membuat otot-ototnya menegang, maka tubuhnya akan membentuk jaringan yang lebih kuat agar bisa menahan beban yang ada.
Setelah mengucapkan salam pada awal suratnya, Rasul Paulus menyatakan rasa syukurnya. Uniknya, rasa syukur ini bukan atas kondisi baik yang dialami oleh penerima surat, melainkan atas pengalaman buruk yang telah dialaminya sendiri. Ayat 9-11 memberikan gambaran pengalaman buruk yang disebut Paulus sebagai penderitaan besar yang dapat berujung kepada maut. Pengalaman itu mengajarnya agar tidak mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan kekuatan Tuhan.

Setelah melewati peristiwa buruk tersebut, malahan Paulus seolah-olah mendapatkan kekuatan baru, yaitu ia bisa menghibur orang lain (3-4).

Pengalaman buruk sangat mungkin dialami oleh setiap orang. Bahkan orang yang saleh sekalipun bisa saja mendapatkan pengalaman buruk. Namun, kemalangan bisa juga dikarenakan beriman kepada Kristus. Belajar dari pengalaman Paulus, setiap orang percaya dapat melewati peristiwa buruk apa pun kalau ia berjalan bersama Tuhan. Bahkan, kita dapat melampauinya, menjadi lebih kuat, dan mampu memberikan penghiburan kepada sesama.

Jika kita setia kepada Allah, pengalaman buruk tidak akan membunuh kita. Karena, Allah dapat memakainya untuk pertumbuhan kita. Di tengah situasi sulit, Allah memproses kita menjadi pribadi yang tahan uji. Di situlah ada kesempatan bagi kita untuk membuktikan bahwa iman yang kita pegang adalah iman yang sejati di dalam Kristus. Dengan demikian, ungkapan rasa syukur akan keluar dari hati dan mulut kita kepada Allah tanpa henti.

Kita perlu bersyukur atas segala peristiwa yang terjadi, baik maupun buruk, karena akan memperkuat iman kita di dalam Tuhan. Bersyukurlah atas kasih penyertaan Tuhan. [KRS]

DOA. aku bersyukur kepadaMu Ya Tuhan atas kasihmu dan berikan kepada kami hati yang bersyukur selalu dalam kondisi apapun. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

Pentingnya Fokus


Bilangan 28:16-29:40

Memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah tentu bukan hal yang mudah. Fokus ini dijabarkan dalam nas hari ini, khususnya mengenai berbagai aturan ibadah pada hari-hari suci. Setidaknya dicatat lima hari suci, yaitu Paskah, Pentakosta, Tahun Baru, Hari Penebus Dosa, dan Pesta Pondok Daun.

Hal yang menarik dari kelima hari suci tersebut adalah perintah agar umat tidak bekerja atau melakukan pekerjaan berat. Pada pesta Paskah, hari pertama dan ketujuh minggu itu adalah hari suci bagi umat dan mereka tidak diperkenankan bekerja (28:18, 25). Pada hari Pentakosta (hari hulu hasil), selain mempersembahkan hasil panen gandum pertama, umat juga tidak boleh bekerja (28:26).

Pada Tahun Baru, hari pertama merupakan hari peniupan serunai sehingga umat tidak boleh bekerja (29:1). Pada hari Penebus Dosa, umat diperintahkan untuk merendahkan diri dengan berpuasa. Untuk itu, umat juga tidak diperbolehkan bekerja (29:7). Pada Pesta Pondok Daun, umat harus mengadakan perayaan bagi Tuhan selama 7 hari, sehingga pada hari pertama dan kedelapan umat tidak boleh bekerja (29:12, 35).

Semua ini menunjukkan pentingnya tidak bekerja pada setiap hari suci. Pertemuan antara Tuhan dan umat Israel adalah pertemuan yang kudus. Karena itu, tidak ada satu pun hal yang boleh mengganggunya, termasuk pekerjaan sehari-hari mereka. Betapa pentingnya bagi umat Tuhan dapat memfokuskan seluruh pikiran dan waktu mereka hanya untuk Allah.

Di tengah kesibukan, marilah kita bertekad menjaga fokus hidup, terutama ketika tiba hari yang kita khususkan untuk Tuhan. Terkadang kita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan pendidikan sehingga tidak sungguh-sungguh berfokus dalam beribadah. Mari kita mulai sungguh-sungguh memberikan yang terbaik ketika beribadah kepada Tuhan, tidak hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam hal waktu dan pikiran.

Berikanlah yang terbaik kepada Tuhan agar kita dapat berfokus beribadah kepada-Nya. Perjumpaan kita dengan Tuhan adalah di dalam pertemuan ibadah yang kudus. Hormatilah Tuhan dengan hidup kita. [HOS]

Doa: Trimakasih Ya Tuhan atas kasih dan kemurahanmu berikan kami waktu untuk selalu berfokus  dalam menjalankan  ibadah dengan baik. Amin
Share:

Keadilan bagi Semua



Bilangan 27:1-11

Keadilan harus diperjuangkan. Hal ini terlihat dalam nas hari ini yang menceritakan tentang masalah hukum yang belum ada penyelesaiannya dalam peraturan yang ada. Kasusnya adalah lima anak perempuan Zelafehad dari suku Manasye yang kehidupannya terancam karena ayah mereka tidak memiliki penerus (3-4).

Dalam keadaan biasa, tanah keluarga jatuh ke tangan anak laki-laki karena hanya kaum laki-laki yang mempunyai hak untuk mewarisi nama keluarga dan tanah. Tanpa anak laki-laki, nama keluarga mereka akan hilang dari bangsa Israel dan tidak ada tanah yang diwariskan. Tanpa hak waris, mereka tidak bisa ikut mewarisi perjanjian Allah bagi Israel.

Hal inilah yang membuat kasus anak perempuan ini mendesak sekali untuk direspons. Mereka memohon keadilan Tuhan. Mereka tidak ingin menghilang dari umat Tuhan. Hal yang menarik adalah Tuhan memenuhi permintaan mereka sehingga Ia memunculkan peraturan baru (7-11). Kaum perempuan pun dapat mengeklaim hak dan nama keluarganya supaya tidak terhapuskan dari masyarakat.

Kondisi ini menunjukkan keadilan Allah. Bagi Allah, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Kasus ini membantu kita untuk berlaku adil kepada siapa pun. Laki-laki atau perempuan memiliki hak yang sama dalam masyarakat. Di dalam berkat perjanjian Tuhan, tidak ada seorang pun yang ditinggalkan. Seperti kelima perempuan ini, kita pun perlu memperjuangkan keadilan, baik untuk diri sendiri maupun mereka yang berhak mendapatkan bagiannya.

Mari kita bersyukur karena Allah kita bukanlah Allah yang membeda-bedakan manusia. Laki-laki maupun perempuan mendapat bagian dalam berkat pemeliharaan Allah. Sebagai umat Tuhan, sudah sepatutnya kita memperjuangkan hak orang-orang di sekitar kita.

Marilah kita wujudkan rasa syukur dengan memperlakukan orang-orang di sekitar kita dengan kasih dan keadilan. Sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Allah, kita sebaiknya tidak mengumbar tindakan yang membuat orang lain menjadi tertindas. [HOS]

Doa. Tuhan terima kasih ajari kami senantiasa mensyukuri apa yang ada di sekitar ku dengan selalu hidup dengan kasih dan keadilan Mu. Amin
Share:

PUTAR BALIK, MAS!


 Kisah Pr. Rasul 11:19-30

Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea. (Kisah Pr. Rasul 11:29)

Kisah nyata dari keluarga yang di selamatkan oleh Tuhan. Demikian ceritanya...Saya dan istri suatu malam pergi menghadiri pesta pernikahan seorang saudara di sebuah hotel. Karena hujan, kami naik taksi online. Saat tiba di satu jalan, mobil kami dihentikan seseorang. “Putar balik, Mas! Di depan banjir,” kata orang itu. Sopir taksi patuh dan berterima kasih. Tapi ada satu motor yang mengabaikan peringatan itu dan tetap melaju. Hasilnya, di tengah jalan motor itu mogok. Kami bersyukur ada orang yang rela berhujan-hujanan menolong para pengendara menghindari banjir. di masa covid korona ini banyak yang di suruh putar balik termasuk mudikpun atur balik.
Memberikan perhatian kepada semua orang, termasuk orang yang tidak dikenal, itulah yang Tuhan mau kita kerjakan sebagai murid-Nya. Di Antiokhialah murid-murid pertama kalinya disebut Kristen (ay. 26). Ini terjadi karena murid-murid Yesus, di antaranya beberapa orang Siprus dan orang Kirene (ay. 20), memberitakan Yesus adalah Tuhan di Antiokhia. Tangan Tuhan menyertai mereka, sehingga banyak orang percaya dan menerima Yesus. Barnabas dan Saulus yang datang beberapa waktu kemudian, mengajar banyak orang. Waktu jemaat Antiokhia tahu melalui Nabi Agabus bahwa akan ada kelaparan besar, mereka mengumpulkan sumbangan, sesuai kemampuan masing-masing, untuk diberikan kepada para saudara yang ada di Yudea. Mereka peduli kepada sesamanya.

Kalau pada saat covid 19  ini Tuhan memakai kita untuk peduli pada orang-orang tidak dikenal,  entah itu di perjalanan atau tempat tertentu yang kita singgahi, mari pedulikan dan tolong mereka. Sekecil apa pun kepedulian atau pertolongan yang kita berikan, dampaknya besar bagi orang yang menerimanya. — RTG

MELALUI KEPEDULIAN KITA KEPADA SESAMA,
NAMA TUHAN DIPERMULIAKAN
Share:

JURU MUDI KEHIDUPAN


Baca: Matius 8:23-27
Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:26)
ada cerita dari seseorang saat naik pesawat. “Pengalaman saya naik pesawat kemarin benar-benar luar biasa!” Seorang pemuda menceritakan pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi (goncangan), tetapi ia dan penumpang lainnya tidak merasa panik. Mengapa? Karena di tengah goncangan mereka melihat sang pilot bersenandung. “Kalau pilotnya tidak panik, kita juga tidak perlu panik karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali,” ia menjelaskan. dari cerita ini dapat kita tarik dalam kehidupan ini. Kita sedang berkendara dalam kendaraan bernama “kehidupan”. Sebagai anak-anak Tuhan, kita menyerahkan kemudi kepada Yesus. Faktanya, dari dahulu sampai sekarang, tidak pernah muncul catatan Tuhan panik saat sedang berkendara! Yang kerap terjadi adalah sebaliknya, Juru Mudi tidak panik, namun kita penumpangnya panik tidak karuan. Pengalaman serupa dialami murid-murid Yesus. Hari itu perahu mereka diserang angin ribut dan gelombang. Di tengah situasi mencekam, apalagi melihat Yesus tidur, berteriaklah mereka: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Padahal sefirharusnya, melihat Yesus tidur, mereka bisa tenang karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali-Nya.

Yesus menyebutkan murid-murid-Nya sebagai “orang yang kurang percaya”. Kurang percaya, itu juga label kita bila selalu merasa khawatir, takut dan cemas. Kurang percaya artinya kita belum sepenuhnya yakin bahwa Tuhan sanggup mengendalikan semua situasi kehidupan kita. Alih-alih menjadi panik saat covid 19 yang belum tahu kapan berakhir jangan sampai,  Yesus juru mudi yang tidak panik untuk itu  tinggal tenanglah dalam pimpinan Tuhan, Sang Juru Mudi Kehidupan! Tuhan tahu saatnya untuk turun tangan. Bersama Tuhan, tak satu pun goncangan mampu membinasakan kehidupan kita. — LIN

KARENA YESUS JURU MUDI, MAKA TIDAK ADA ALASAN BAGI KITA UNTUK MENJADI PANIK
Share:

MENGERJAKAN PANGGILAN-MU


Kisah Pr. Rasul 1:6-9

“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Pr. Rasul 1:8)
Ada anak-anak Tuhan yang kuliah bercerita bahwa mereka tidak tahu pekerjaan apa yang akan dikerjakan setelah lulus. Mereka sering kebingungan pada akhir studi dengan masalah tersebut. Mereka menanti-nantikan panggilan hidup yang spesifik dari Tuhan. Mereka sering dipenuhi ketakutan kalau-kalau pekerjaan yang mereka pilih ternyata salah dan tidak sesuai kehendak-Nya.

Ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke surga, dengan jelas Dia menyatakan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kua…
[07:33, 5/24/2020] Pak Yanes Gkkk Tepas: Gema suara Illahi
24 Mei 2020

MENGAMPUNI SEPERTI YESUS

Baca: Lukas 23:33-43

Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)

Hari ini merupakan hari pengamlpunan bagi umat muslim hari yang fitri dan suci. Pertanyaannya apakah cukup di ampuni di hari ini saja?
Setiap bertemu orang yang tidak mau mengampuni, kata-kata mereka hampir sama. “Dia menyakitiku, aku akan membalasnya”, “Aku akan membuatnya menderita”, “Aku memang berkata memaafkanmu tapi sejak sekarang tidak mau berurusan denganmu,” kata mereka. Ini adalah pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus. Atau, kalau mereka mengaku mengenal Yesus, mereka menolak mengikuti teladan Yesus.

Tergantung di atas kayu salib adalah puncak penderitaan Yesus. Bukan hanya fisik-Nya yang sangat disakiti, tapi juga psikis-Nya. Yesus dipermalukan, ditelanjangi, diolok-olok. Di tengah kondisi sangat tidak enak inilah Yesus memohon kepada Bapa agar mereka diampuni, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Banyak orang, termasuk saya menolak mengampuni seseorang dengan alasan dia tahu apa yang dia perbuat, “dia bahkan sengaja berulangkali menyakitiku, jadi kok enak betul diampuni”. Betul sering kali kita jadi korban, tetapi Tuhan Yesus mau kita mengampuni seperti Dia. Bagaimana Yesus mengampuni kita? Dengan cuma-cuma dan sepenuh hati. Jangan membuat pengorbanan Yesus di atas kayu salib menjadi percuma karena kita tidak sudi mengampuni.

Dia mengampuni dosa-dosa masa lalu kita, Dia mengampuni dosa-dosa yang kita perbuat baru saja, Dia mengampuni hal-hal besar maupun kecil yang membuat orang lain susah. Kita adalah umat pilihan Tuhan, sehingga ampunilah orang-orang yang menyakiti kita. Tidak usah meminta syarat dia harus begini atau begitu lebih dulu baru kita mau mengampuninya. — RTG

JIKA INGIN MENGASIHI SEPERTI YESUS, MAKA KITA HARUS MENGAMPUNI SEPERTI YESUS
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.