Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

YEGAR-SAHADUTA


Baca: Kejadian 31

Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed. (Kejadian 31:47)

Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 30-33

Tadinya Yakub menjadikan pamannya Laban sebagai tempat pelarian setelah ia menipu kakaknya, Esau. Ia bekerja 14 tahun untuk memperoleh kedua putrinya, serta 6 tahun untuk beroleh ternaknya. Selama 20 tahun itu, berkali-kali Yakub dicurangi mertuanya (ay. 41). Putra-putra Laban juga menganggap Yakub sebagai ancaman atas harta ayah mereka. Sikap Laban juga sudah berubah (ay. 1-2). Karenanya, Yakub memutuskan untuk meninggalkan mertuanya dengan memboyong istri-istri dan anak-anaknya, ternaknya serta harta miliknya. Mereka melarikan diri, sebab Laban pasti tidak mengizinkan jika mereka pamit lebih dulu.

Ketika Laban tahu bahwa Yakub telah melarikan diri, ia dan kerabatnya mengejarnya dan berhasil menyusul mereka tujuh hari kemudian (ay. 23). Tetapi intervensi Allah membuat Laban dan Yakub tidak lagi saling bermusuhan (ay. 24). Malahan mereka sepakat untuk mengadakan perjanjian damai. Mereka mendirikan monumen batu sebagai tanda, bahwa mereka tidak akan melewati batas tersebut dengan maksud jahat. Laban menyebutnya “Yegar- Sahaduta” dalam bahasa Aram, sedangkan Yakub menyebutnya “Galed” dalam bahasa Ibrani. Keduanya bermakna sama, yaitu “tumpukan saksi” perjanjian damai mereka.

Kita juga memerlukan “tugu peringatan” agar selalu berdamai dengan orang lain serta tidak mendatangi siapa pun dengan niat jahat. “Tugu” ini tidak harus berbentuk suatu benda atau bangunan, tetapi niat tulus dan komitmen kuat karena ketundukan kita kepada Allah. — HT

TINGGIKANLAH TUHAN DALAM HUBUNGAN SOSIAL KITA SEBAGAI PEREKAT, ITU AKAN MENGINGATKAN KITA AGAR JANGAN MENDEKATI SIAPA PUN DENGAN NIAT JAHAT
Share:

Gapailah hikmat Allah


Pengkhotbah 1:18 (TB)  karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati dan siapa memperbanyak pengetahuan memperbanyak kesedihan.

Saudara pernahkah kita berangan angan untuk sebuah masa depan atau cita cita. Baik masa depan anak dalam sekolah , keluarga dan juga kejayaan hidup atau pangkat drajat kita. Saya yakin semua kita punya yang namanya impian dan cita cita. Karena Allah memberi kita hikmat untuk sesuatu yang baik bagi kita. 

Inilah yang pengkhotbah maksudkan dengan nas di atas. Semakin orang berhikmat maka pikiran mulai terus terproses  sampai kepada keinginan keinginan yang besar.. mulai mengembangkan dirinya ke semua lini kehidupan bahkan hikmat membawa kepada pengetahuan pendidikan yang tinggi. Sehingga cita cita pun semakin tinggi. Sehingga terjadi kesusahan dan kesedihan karena banyak proyek proyek dan prospek prospek yang harus di kejar demi kepuasan hidup cita cita dan masa depannya. Inilah  proses yang harus di lakukan seorang yang berhikmat setiap hari waktu dan kesempatan hanyalah kerja kerja dan kerja uang uang dan uang. 

Hal yang patut kita renungkan adalah Tuhan memberikan hikmat kepada kita supaya kita hidup dalam rencana dan proses Allah janganlah sampai kesediham dan susah hati mendominasi kepandaian dan cita cita serta harapan masa depan kita tanpa kita menghiraukan sang sumber hikmat. Janganlah cita cita dan harapan kita mati dan tidak bertumbuh karena kesibukan kita sendiri. Ingat di balik semua keberhasilan dan cita cita mu ada Allah yang berdaulat penuh atasmu. 

Mari capailah harapanmu bersama Sang sumber hikmat yang selalu memberikan apa yang kau capai dan gapai. 

Bertindak dengan hikmat Nya di dalam setiap hidupmu. Amin (YS)

Doa. Tuhan berikanku hikmatmu untuk mengukur kebesaran dalam hidupku yang telah kau taruh dalam pikiranku untuk selalu belajar menggali pikiran yang terus bertambah kepada rencanamu. AMIN.
Share:

Sia-sia dan Menjemukan


Pengkhotbah 1:1-11

Pengkhotbah menyebut segala sesuatu adalah sia-sia. Untuk memahami kata "sia-sia" yang digunakan Pengkhotbah, kita didorong untuk melihat seluruh kehidupan kita. Berapa banyak waktu, materi, dan tenaga yang kita gunakan untuk mengontrol hidup kita? Berapa banyak kegagalan yang kita alami? Kebalikan dari keinginan kita, hanya sedikit hal-hal yang bisa kita kendalikan. Pada akhirnya kita hanya bisa pasrah dan berseru, "Sia-sia!"

Demikian juga dengan kata "menjemukan". Pengkhotbah mengungkapkan bahwa banyak hal yang dilakukan manusia tidak pernah memuaskan mata dan telinga (8). Tidak terbantahkan bahwa banyak orang menghabiskan waktu, tenaga, dan berbagai sumber daya dari Tuhan, tetapi berujung pada kematian juga. Apa yang telah dicapai manusia, akhirnya tidak dapat dinikmati lagi karena datangnya kematian. Satu generasi mati dan digantikan generasi berikutnya, namun tidak ada yang tersisa. Kenangan pun tidak ada, karena tidak ada yang mengingat dan mengenang mereka (11).

Pandangan pesimis Pengkhotbah juga menggambarkan manusia di masa sekarang ini. Banyak orang bersikap pesimis dalam hidup dan tidak mempunyai harapan. Bagi manusia seperti ini semuanya terasa membosankan, bahkan memuakkan.

Perikop ini mengarahkan kita untuk menghargai apa yang Allah anugerahkan. Ada peringatan keras bagi kita yang berusaha mengambil alih kendali hidup. Kita mesti mengakui bahwa itu semua berada dalam kendali Tuhan, bukan kita. Peringatan ini menjadi alasan bagi kita untuk mengalami pertobatan dan pembaruan cara hidup. Apakah hidup kita akan sia-sia atau menjemukan, kita sendirilah yang memilih jalannya.

Jika hidup adalah anugerah Tuhan, maka cara hidup yang benar adalah menerimanya dengan rendah hati dan menjalankannya dengan setia kepada Tuhan. Kita bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita mengelola hidup dengan tulus dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya tidak menjadi sia-sia. [TMP]

KESETIAAN MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAKSANA DAN HIKMAT TUHAN ADALAH KEKUATAN NYA

Doa. TUHAN trima kasih buat segala waktu yang kau berikan sehingga kami dapat melakukan setiap waktu dengan penuh syukur . Amin
Share:

Perasaanku yang akan Terjadi



2 Korintus 12:20
 (TB)  Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.


Saat kita dalam kondisi di rumah saja. Sungguh sangat menakutkan bagi kita. Dimana iman kita semakin di uji dan jika tidak ada waktu untuk bersekutu dengan Tuhan  semakin hilang iman kita.
Inilah kekuatiran yang hamba gumulkan bersama dengan Tuhan , dan mungkine penguruspun akan berpikir yang sama dengan masalah ini. Apa lagi tidak pernah di kunjungi atau adakan ibadah kelompok. Tiga bulan kita sudah di rumah saja, apkah tiga bulan juga kita masih bisa tetap melekat kepada Tuhan di akaka menghadapi kesulitan yang sudah mulai melanda kita. Bersyukur bagi yang terus dekat kepada Tuhan. Segala sesuatu ada di bawah kontrol Tuhan.

Inilah kekuatiran yang di hadapi oleh paulus pada masa itu. Paulus mengalami kekuatiran jika di cibir , perpecahan jemaat perselisihan bahkan gosip sana sini oleh jemaatnya. Paulus menyadari akan kelemahannya ini.
Inilah yang sekarang hamba rasakan. Untuk mari kita terus berdoa kepada Tuhan agar kita terus di beri kekuatan untuk tetap setia menjangkau jemaat Tuhan supaya tidak lemah dan hilang imannya.

DOA. Tuhan trimakasih buat kekuatan yang kau berikan kepada kami ajari kami kuat untuk menghadapi kekuatiran yang sedang di hadapi.  dalam nama Yesus Amin.

IMAN YANG BERTUMBUH DAN BERTAMBAH KUAT TIDAK MUDAH MENYERAH DAN PUTUS  ASA DI SAAT KONDISI SITUASI YANG SULIT.
Share:

Miliki Kepekaan untuk Membedakan


2 Korintus 11:7-33

Informasi apa pun tentang seseorang, jika bertentangan dengan fakta, itu sama dengan pencemaran nama baik. Siapa pun yang dirugikan berhak mendapat pemulihan nama baik. Demi mengambil alih kepercayaan jemaat Korintus, para rasul palsu menuduh Paulus memanfaatkan kerasulannya untuk memperkaya diri sendiri.

Paulus mengklarifikasi tuduhan itu. Sebagai rasul, Paulus menjalankan tanggung jawab kerasulannya dalam memberitakan Injil kepada jemaat Korintus secara cuma-cuma, bahkan dalam keadaan susah sekalipun. Paulus tidak pernah mengambil bantuan dari jemaat Korintus. Untuk melayani mereka, Paulus justru menerima bantuan dari jemaat Makedonia (7-9).

Para pelayan palsu yang dengki, seperti yang pernah ada di jemaat Korintus, sekarang pun ada di mana-mana. Mereka menjadi rasul bertopeng kebaikan. Mereka tidak takut memanipulasi kebenaran untuk memanfaatkan jemaat. Mereka menyalahgunakan nama Tuhan Yesus untuk menarik perhatian dan simpati. Bahkan, mereka tak segan menebar fitnah terhadap pelayan yang benar. Gereja dan komunitas orang percaya harus peka dan waspada terhadap hamba Tuhan bertopeng kebaikan ini.

Namun, bagaimana kita bisa membedakan pelayan Kristus yang asli dari yang palsu? Kita dapat membedakannya dengan melihat tindakan Paulus sebagai rasul Kristus. Ia tidak pernah mundur melayani Tuhan meskipun harus menderita. Ia tetap setia tanpa harus ada fasilitas yang disediakan jemaat untuknya. Ia tidak berkecil hati karena perbedaan pendapat dan fitnah.

Sebaliknya, pelayan palsu sering mengeksploitasi, bahkan menuntut kebaikan jemaat untuk diri sendiri. Mari kita perhatikan, adakah pelayan Tuhan yang bersikap seperti Paulus atau sebaliknya? Apakah kita sendiri melayani seperti Rasul Paulus atau rasul palsu?

Dalam pelayanan apa pun, kita perlu membentengi diri dengan kuasa Tuhan. Kita memilih firman Allah sebagai landasan hidup. Jadi, kita tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang menyimpang atau tergoda keuntungan pribadi. [RTS]

DOA.trima kasih Ya Tuhan ajari kami untuk peka dalam keadaan kami agar hidup kami menjadi alatmu. Amin
Share:

Menjaga Kemurnian Iman


2 Korintus 10:12-11:6 

Setiap kali Iblis kalah, dapat dipastikan ia akan kembali dengan kekuatan ganda. Si jahat selalu menyusun strategi untuk mengalahkan kekuatan orang percaya. Namun, Iblis pun tahu ada kekuatan Allah dalam diri orang percaya. Lalu, mengapa ia masih terus berusaha menjatuhkan mereka? Sebab, Iblis ingin merebut kepunyaan Allah dan menggantikan kedudukan Allah.

Menyikapi gencarnya tuduhan rasul-rasul palsu terhadap otoritas kerasulannya, Paulus tidak mau memuji dirinya. Ia justru mengungkapkan bahwa sikap memuji diri sendiri, menganggap diri lebih unggul dari orang lain, dan menjadi sombong justru menunjukkan kebodohan rasul-rasul itu (10:12). Paulus menegaskan bahwa tugasnya sebagai rasul Allah adalah memberitakan Injil. Untuk semua yang dilakukannya, Paulus hanya mengharapkan pujian dari Allah (10:16-18). Inilah perbedaan Rasul Paulus dari rasul palsu yang mengajar untuk kemuliaan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan Allah.

Paulus tidak pernah menghalangi siapa pun yang mau menjadi pemberita Injil. Paulus hanya mengingatkan bahwa mereka harus mengutamakan siapa yang mereka beritakan, yaitu Yesus Kristus. Jadi, mereka harus bertindak dalam kesederhanaan dan ketaatan mutlak kepada Allah. Satu hal yang harus diwaspadai adalah munculnya kesombongan dan menganggap diri paling benar.

Paulus memperingatkan jemaat Korintus agar mereka menjaga kemurnian ajaran yang benar. Peringatan ini juga berlaku untuk kita saat ini. Sekarang begitu banyak orang yang memakai atribut hamba Tuhan dan secara bebas mengajarkan doktrin yang menyimpang dari Injil Kristus.

Kita harus mewaspadai orang-orang seperti ini dan membentengi diri dengan pengetahuan yang benar di dalam Allah. Kita harus menjaga kemurnian ajaran Tuhan Yesus yang sudah kita imani dan tetap setia pada ajaran tersebut agar upaya Iblis untuk mengganggu kesetiaan kita dapat dihancurkan. Menjaga kemurnian iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah tantangan hidup kita pada zaman ini. [RTS]

Doa. Dengan segala kerendahan hati kami ya Tuhan mampukan kami berikan kekuatan iman dengan penuh komitmen. Dalam nama Yesus. Amin.
Share:

Menjaga Otoritas dan Wibawa Rasuli


2 Korintus 10:1-11

Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin hebat pula upaya orang yang tidak menyukainya untuk menjatuhkannya. Keberhasilan Paulus memperkenalkan Yesus dan ajaran-Nya kepada jemaat Korintus bukan tanpa hambatan. Sebagian orang yang menyebut diri rasul justru menyerang Paulus dengan meragukan otoritas dan kewibawaan kerasulannya. Mereka berusaha melemahkan pengajaran Paulus dengan menyebarkan fitnah bahwa Paulus adalah rasul yang masih hidup secara duniawi (2).

Paulus membela diri bahwa dirinya dan jemaat Korintus berjuang secara surgawi dengan senjata kuasa Allah. Paulus menegaskan bahwa orang yang melakukan kejahatan akan ditaklukkan kepada Kristus dan dihukum (3-6). Dalam hal ini, Paulus menantang keyakinan orang-orang yang memfitnahnya. Ia sendiri yakin karena ia selalu bertindak berdasarkan kebenaran yang dituliskan kepada jemaat (7-11).

Iblis selalu berupaya agar pemberitaan Injil terhambat. Salah satu caranya bukan hanya dengan melemahkan, tetapi juga menggagalkan pemberitaan Injil tersebut. Jika ada seorang pelayan Tuhan yang diragukan kualitas imannya, janganlah kita gegabah untuk membuktikan kebenarannya. Jika seorang pelayan Tuhan menghadapi fitnah seperti itu, hendaklah ia menghadapinya dengan lemah lembut, rendah hati, dan tidak emosional. Hendaklah ia bersikap seperti Paulus. Jangan gentar berhadapan dengan kesukaran yang ditimbulkan oleh siapa pun. Milikilah keyakinan seperti Paulus yang selalu mengandalkan pemeliharaan Tuhan.

Bagi pelayan Tuhan, memiliki wewenang dan otoritas rasuli merupakan kebanggaan tersendiri dalam pelayanannya. Namun, harus disadari bahwa Iblis tidak akan tinggal diam dan memorakporandakan apa saja. Kita perlu mewaspadai kelicikan Iblis dalam memanfaatkan titik lemah pelayan Tuhan, yaitu harga diri kita.

Bersandarlah kepada Kristus karena Ia akan membentengi kita dengan kuasa dan anugerah-Nya. Menjalankan pelayanan yang Allah berikan dengan otoritas dan wibawa dari-Nya tentu berdampak bagi hidup kita. [RTS]

Doa. Tuhan tuntun hambamu untuk tetap tegar dan kuat iman. Jagai diri, isti anak serta keluarga dari serangan musuh iblis yang ada pada kedagingan hamba. Ketika lemah tidak meninggalkanmu ketika kuat tidak menyombongkan diri dan beri selalu kerendahan hatiMu. Amin
Share:

BUKAN MENGUBAH TAPI MENGALAHKAN


Matius 26:36-46

Kemudian Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari hadapan-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)

       Dengan berdoa, kita mengungkapkan keluhan-keluhan akibat beban yang menindih hidup kita. Umumnya, kita berharap agar doa-doa kita mendapat jawaban dan jalan keluar. Sayangnya kita cenderung menuntut Allah mengikuti kehendak diri kita. Kecenderungan itulah yang kemudian membuat kita begitu yakin jika doa dapat mengubah segala sesuatu! Benarkah doa-doa kita selalu dijawab seperti yang kita kehendaki?

Ketika harus berhadapan dengan kesedihan dan kegentaran yang begitu hebat akibat cawan derita yang harus Ia alami, Yesus pun berdoa kepada Bapa- Nya. Kehendak diri-Nya adalah Ia meminta agar cawan derita itu dilalukan dari pada-Nya. Apakah doa itu mengubah kenyataan pahit yang akan dihadapi-Nya? Nyatanya, doa itu tidak mengubah fakta bahwa Ia harus menjalani penderitaan salib. Doa itu memang tidak membuat kesengsaraan berlalu, namun doa-Nya waktu itu memberi-Nya kekuatan sehingga Ia mampu mengalahkan segala ketakutan dan kegentaran hingga Ia mampu menyelesaikan kehendak Bapa-Nya.

Allah tentulah senang menyaksikan kepasrahan hidup diri kita dalam berdoa. Namun Allah ingin kita belajar memahami bahwa doa tidak selalu mengubah atau memberi jawaban seperti apa yang kita kehendaki. Doa yang kita ucapkan mungkin tidak mengubah fakta penderitaan yang kita alami, namun melalui doa kita beroleh kasih karunia dan kekuatan Allah. Dengan berdoa kita beroleh kekuatan untuk mengalahkan kehendak daging dan mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup kita. — SYS

DOA ITU BERKUASA! MESKI TIDAK SELALU MENGUBAH NAMUN DOA ITU AKAN MENGALAHKAN SEGALA SESUATU
Share:

Upaya Menggali Kebenaran


Bacaan: Amsal 2:1-23

Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (Amsal 2:4-5)

Pernahkah Anda menyaksikan orang menggali emas? Di seantero Kalimantan cukup banyak penambangan emas tanpa izin. Kalau Anda sempat mencari foto-fotonya di internet, Anda akan mendapati, peralatan untuk mencari emas tidak sederhana. Menggali emas tidak sama seperti mencari cacing untuk memancing. Di tanah-tanah yang gembur, cukup dengan bantuan sendok, Anda bisa dengan mudah menemukan cacing. Emas berada di kedalaman, bukan di kedangkalan.

Ayat-ayat di Amsal yang kita baca pada hari ini menegaskan: hikmat Tuhan tidaklah instan. Ia diibaratkan perak dan harta terpendam. Hikmat Tuhan dapat kita gali lewat seringnya membaca, merenungkan, dan mempelajari Firman Tuhan. Kalau membaca bagian perikop ini secara keseluruhan, kita pun akan tahu bahwa hikmat Tuhan yang kita peroleh akan menuntun kita untuk mendapatkan kebenaran dan menolong menghadapi berbagai hal dalam kehidupan ini.

Kita hidup pada zaman ketika berbagai seminar dan acara pengembangan diri dan kesuksesan laris manis di masyarakat. Kesuksesan-yang identik dengan pencapaian dan keberhasilan-lebih dipuja-puja daripada hidup yang sesuai firman Allah. Karena itulah tak jarang orang rela berlaku serong ketika ingin meraih sukses. Alkitab pun dilupakan banyak orang Kristen. Kekayaan hikmat dan pengertian yang terkandung di dalam Alkitab akan menuntun kita menjadi lebih bijaksana. Sudah tiba waktunya bagi kita, yang selama ini mengabaikan Alkitab, untuk membukanya lagi, dan menemukan hikmat yang menolong kita melakukan kehendak-Nya.

KETIKA KITA INGIN MENEMUKAN HIKMAT DAN KEBENARAN DARI FIRMAN TUHAN,
KITA HARUS MELUANGKAN WAKTU AGAR HATI KITA DITERANGI SABDA-NYA.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.