Resep Kuasa Doa
Hidupku Terjamin
Peperangan Hidup yang meraih kemenangan
Yang Tuhan Mau
Pengharapanku
Ibrani 10:23 (TB) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
Pengharapan itu akan bisa bertahan kuat jika disertai dengan setia.
Tidak ada kesuksesan yang dapat berjalan tanpa setia. Setia itu terus menerus di lakukan walaupun belum tahu hasilnya. Rajin pegang janji Tuhan.
Pedagang punya harapan hari ini laris. Tapi tidak setia bangun pagi menyerahkan ke Tuhan. dan tidak pernah mau mengisi dagangannya yang tidak ada.. Atau menghitung hitung apa yang tidak ada. Tidak mau senyum dengan pelanggan. Maka harapannya akan berhenti. dikala itu. Saat saya belajar menjadi petani. Apa yg saya harapkan tidak sesuai. Karena malas mencangkul tanah dan membuang rumput yang ada sehingga hasilnya tidak maksimal. Malas untuk menjenguk setiap saat. Hasilnya jauh dari harapan.
Dari perenungan ini kita di ajak belajar dua hal.
Yang pertama; pengharapan dunia dan manusia adalah pengharapan sesaat saja. Pengharapan yang sementara. Namun pengharapan di dalam Yesus adalah kekal. Karena janjinya tidak pernah terlambat selalu tepat memberi proses kepada kita yang berharap kepadanya. Kedua: apapun yang Anda harapkan di dalam setiap kondisi dan waktu semua akan berjalan dengan hasil yang baik jika di lakukan dengan setia. Karena setia di sini adalah karakter kristus yang di berikan kepadamu. Apapun situasi dan kondisimu hari ini, jangan abaikan kristus setia lah kepadanya.
Mari lakukanlah pengharapan itu bersama dengan setia. Amin
Jangan kendor dan longgar tetap 5 M kita laksanakan. Demi menghindari dan menyelamatkan keluarga dan saudara kita...amin
Siapa yang Kuandalkan?
Mazmur 121
Masih ingatkah syair lagu yang mengatakan. Satu-satunya yang kuandalkan. Syair itu mengajak kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap hidup kita. Seperti yang tertulis di dalam nyanyian ziarah Mazmur.
Mazmur 121 ini merupakan salah satu nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh umat Tuhan dalam perjalanan mendaki gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Sampai hari ini pun mazmur ini masih dipakai dalam mengawali sebuah perjalanan.
Di sini terlihat jelas pemazmur sangat mengerti bahwa tidak ada yang bisa diandalkannya selain Tuhan. Pemazmur melayangkan matanya ke gunung-gunung untuk mendapatkan sumber pertolongan, namun tidak ada pertolongan di situ. Pada waktu itu, gunung mempunyai peran yang sangat penting sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Selain itu, bagi bangsa Israel gunung Sion adalah tempat Tuhan bertakhta. Bangsa-bangsa lainnya pada zaman itu juga selalu melihat gunung sebagai tempat allah mereka bertakhta.
Pemazmur memakai kata "gunung-gunung" sebagai gambaran bahwa dia sedang mencari alternatif pilihan untuk menemukan sumber pertolongan yang lain (1). Namun, dia mendapati bahwa tidak ada yang seperti Tuhan. Pemazmur melihat betapa hebatnya Tuhan. Dia dapat diandalkan dalam segala hal, Dia tidak pernah terlelap (3-4). Dia senantiasa menjaga dan memelihara, serta menjamin seluruh perjalanan hidup pemazmur (5-7).