Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

TANGGUNG JAWAB DALAM PERSEKUTUAN

Roma 15:1-6 
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
                Apakah tanggung jawab orang-orang Kristen dalam persekutuannya dengan saudara-saudara seiman? Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah dan persembahan hidup kita untuk dipakai Allah menyalurkan kasih karunia tersebut kepada orang lain.
Dari bacaan renungan nas hari ini kita belajar empat hal tanggung jawab sebagai orang Kristen. 
                Yang Pertama, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk saling memperhatikan. (ayat 1-3).  Kalau ini terjadi maka setiap anggota akan mengalami pertumbuhan pribadi, hubungan akan menjadi sehat dan akibatnya persektuan akan menjadi berbuah. Percayalah, kasih memiliki kuasa besar untuk memenangkan hati orang daripada pengabaian atau kritikan tajam.
               Yang Kedua, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelidiki Alkitab secara pribadi maupun bersama-sama. (ayat 4).  Alkitab memberikan janji-janji kehidupan yang memberikan kita dorongan semangat untuk lebih berani hidup dalam kebenaran Allah.
            Yang Ketiga, dalam persekutuan Kristen setiap anggota berpegang teguh dalam pengharapan. (ayat 4). Kata berpegang teguh (tabah) berasal dari kata hupomone yang artinya sikap menanggulangi hidup dengan keberanian atau suatu kekuatan yang tidak hanya menerima, tetapi mampu mengubah sesuatu yang diterima itu menjadi kemuliaan. Sedangkan pengharapan yang kita miliki bukan berdasarkan kekuatan manusia tetapi pada kasih karunia Allah yang memberikan jalan keluar, kekuatan, hikmat dan keberanian sehingga kita akan menjadi berani dan tidak putus asa apapun keadaannya.
             Yang Keempat, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk membangun keserasian (harmoni) satu sama lain (ayat 5-6). Gedung gereja yang megah, peralatan musik/sound sistem yang canggih atau berbagai kegiatan gereja yang gemerlap tidak akan menjadikan sebuah gereja memiliki persekutuan sejati di dalam Kristus. Tanpa adanya harmoni, maka persekutuan Kristen menjadi semu dan kehilangan otoritas Kerajaan Allah. Kasih karunia telah mempersatukan kita lebih dari perbedaan-perbedaan kita, bahkan Tuhan telah menjadikan perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan dan keindahan. Tanggung jawab kita adalah menyelaraskan diri dengan saudara-saudara yang lain serta mengikuti aba-aba dari Sang Konduktor Agung (Yesus Kristus). Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah. 
Amin
Share:

Berduka cita dalam pengharapan

Roma 12:12, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”

 Melalui firman ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat orang-orang Roma agar mereka bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan tekun untuk berdoa.
Bagi orang percaya, bersukacita dalam pengharapan dapat dimaknai jangan sedih, jangan bersusah hati, jangan berdukacita,
jangan kuatir, jangan ragu dan jangan bosan dalam menanti terwujudnya pengharapan di dalam Yesus Kristus. Bergembiralah! Beriang-rianglah! Bersukacitalah! Karena bersama Tuhan Yesus, semua itu akan menjadi kenyataan! Semuanya akan menjadi nyata! Bersama Tuhan, bersukacita dalam pengharapan akan membawa seseorang menikmati kasih karunia-Nya tepat pada waktu-Nya.
Oleh sebab itu, sabarlah dalam kesesakan! Jangan terburu-buru! Jangan tergesa-gesa! Jangan kemrungsung! Jangan menyerah! Tetaplah tegar! Bersukacitalah! Bersabarlah! Jangan sedih meski kamu dalam belenggu kekecewaan. Walau kamu dalam himpitan kesusahan, bersukacita dan bersabarlah! Meskipun kamu dalam belenggu masalah, bersabar dan teruslah berdoa. Nantikan penyertaan dan pembelaan-Nya. Tetaplah bersabar! Dan tekunlah berdoa! Jangan gamang! Nantikanlah kasih setia dan kasih karunia-Nya yang ajaib dan luar biasa. Percayalah! Berkat-berkat-Nya bagimu akan sangat ajaib dan mengherankanmu. Nantikanlah pertolongan dan pembelaan-Nya dengan sabar, maka Tuhan akan melimpahkan bagimu damai, sejahtera, sukacita dan keselamatan yang sungguh menakjubkan. Amin
Share:

Dalam KesetiaanNya.

“Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Mazmur 91:4.

Mazmur 91 merupakan janji perlindungan Tuhan untuk setiap orang yang percaya kepadaNya. 
Dalam kondisi bangsa ini yang tidak menentu, kejahatan dimana-mana, bencana alam yang terjadi, ledakan bom yang selalu mengancam, kerusuhan yang bisa terjadi kapan saja, sakit penyakit yang datang pada kita sewaktu waktu semua itu tidak perlu menjadi hal-hal yang ditakutkan. 
Karena janji Tuhan sungguh nyata : „Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau…“,
Pemazmur memberikan gambaran yang jelas bahwa ada Allah yang digambarkan sebagai seekor induk ayam yang selalu menudungi anak-anaknya dengan sayapnya, demikian juga Tuhan kita selalu menudungi kita dari segala macam bahaya.
Untuk itulah kita gak perlu takut menghadapi apa yang terjadi pada kita. Saat saya merenungkan firman ini. Saya dalam kondisi yang tidak menyenangkan sakit pendarahan lewat sisi gigi. Tidak terluka, tidak baru cabut gigi, tidak baru memakai tusuk gigi. Tapi darah keluar terus sejak selasa sore hingga jumat pagi belum berhenti. Plasma darah pun sudah di masukkan dalam Tubuh saya. Tubuh sehat namun hati merasa takut jika terjadi yang tidak di inginkan/kematian. Karena darah adalah nyawa manusia. Ditengah itulah ayat ini terlintas dan menjadi kekuatan serta penghiburan saya serta penyemangat hidup iman saya. Saya punya Allah yang selalu melindungi dan menjagai dimana saya dalam kondisi seperti ini. Dia menudungi saya. 
Apa yang harus saya lakukan disaat saya dalam situasi dan kondisi seperti ini. 
Satu hal yang tak boleh terlupakan adalah Setia pada Allah. 
Iman kita terlihat saat kita bisa menghadapi masalah ini bersama Tuhan. Dengan selalu setia kepadanya. Berdoa baca Firman. Kirim renungan kirim doa bahkan tetap semangat dan bergairah dengan Tuhan tetap hidup dalam komunitasnya hidup dalam persekutuannya dengan Dia. 
 Bagaimana dengan hidup anda ? Sudahkah hidupmu menjadi alatnya Tuhan dalam mengharapkan dan meraih kemenangan di saat kita lemah tak berdaya? 
Mari belajar dari setiap peristiwa yang terjadi pada diri anda masing masing. Amin.
Share:

Ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri

Yohanes 15:4
Bagaimana permulaan engkau berbuah? Ketika engkau datang kepada Yesus, dan melemparkan dirimu kepada pendamaian-Nya yang agung, dan beristirahat dalam kebenaran-Nya yang tuntas. Ah! buah apa yang engkau miliki saat itu! Apakah engkau mengingat masa-masa dini itu? Ketika itu, sungguh, pokok anggur tumbuh dengan subur, buah anggur yang empuk bermunculan, buah delima bertunas, dan kebun rempah-rempah mengeluarkan aromanya. Apakah engkau telah merosot semenjak masa itu? Jika ya, kami mendesak engkau untuk mengingat masa yang penuh kasih itu, kemudian bertobat, dan lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan [Wahyu 2:5]. Banyak-banyaklah melakukan hal yang menurut pengalamanmu dapat menarik engkau ke dalam keadaan yang terdekat dengan Kristus, sebab setiap buah yang engkau keluarkan berasal dari-Nya. Latihan kudus apapun yang membawamu dekat kepada-Nya akan menolongmu berbuah. Tidak diragukan lagi, matahari adalah pekerja yang hebat yang membuat pohon-pohon berbuah di kebun anggur; terlebih lagi Yesus membuat pohon-pohon berbuah dalam kebun anugerah-Nya. Kapan engkau paling tak berbuah? Bukankah ketika engkau hidup paling jauh dari Tuhan Yesus Kristus, ketika engkau telah mengendur dalam doa, ketika engkau telah meninggalkan kesederhanaan imanmu, ketika berkat-berkatmu telah lebih menyita perhatian daripada Allahmu, ketika engkau berkata, “Gunungku berdiri teguh, aku takkan goyah”; dan lupa di mana kekuatanmu berada — bukankah saat-saat itulah buahmu berhenti? Beberapa dari kita telah diajarkan bahwa kita tak punya apa-apa di luar Kristus [Yohanes 15:5], melalui perendahan hati yang dahsyat di hadapan Tuhan; dan ketika kita telah melihat bahwa ciptaan sama sekali mandul kuasanya dan melihat kematian akan kuasa ciptaan itu, kita merintih, “Pasti dari Dialah semua buahku ditemukan, sebab tak ada buah yang bisa muncul dari diriku sendiri.” Kita diajarkan, dari pengalaman yang lampau, bahwa semakin kita sekadar bergantung pada kasih karunia Allah dalam Kristus, dan menantikan Roh Kudus, semakin banyak kita bisa berbuah untuk Allah. Oh! percayalah akan Yesus demi buah sebagaimana demi hidup.amin
Share:

Taat

Wahyu 3:8 
“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:8 i_TB)

Tuhan Yesus berkenan atas Jemaat yang menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.
Tuhan tidak mementingkan hal apa pun yang lain termasuk jumlah anggota yang besar, gedung yang megah, harta kekayaan yang besar, pengaruh politik yang besar, potensi yang besar, uang yang berlimpah dan lain sebagainya.

Tuhan sendiri yang akan membuka peluang untuk memberitakan Injil bagi jemaat itu dan tidak ada kekuatan apa pun yang akan dapat menghalanginya.
Tuhan akan melindungi jemaat itu dari pencobaan yang bersifat global dan akan menghadapi pihak-pihak yang memusuhi jemaat itu. Tuhan akan menunjukkan kepada musuh-musuh jemaat itu bahwa Tuhan mengasihi jemaat-Nya.
Kebenaran ini seharusnya mendorong kita pengikut Kristus untuk menuruti firman Tuhan dan meninggikan nama Tuhan dalam setiap kegiatan kita sebagai persekutuan orang percaya di setiap tempat dan dalam segala keadaan.
Kita harus tetap hidup dalam ajaran yang benar, dalam kasih, dalam kekudusan dan memberitakan Injil sesuai peluang yang dibukakan Tuhan.
Kita harus meninggikan nama Tuhan Yesus saja dan bukan nama atau denominasi gereja kita. Semua gereja adalah gereja Tuhan Yesus yang bersekutu di lingkungan tertentu setempat di seluruh dunia.
Kita semua adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus, bukan pengikut tokoh, organisasi atau denominasi tertentu.
Hidup beriman kita hanya bergantung pada dan tergantung dari Tuhan Yesus bukan bergantung pada apa pun yang lain.
Urusan kita pengikut Kristus adalah melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus setiap saat dan dalam segala situasi yang Tuhan buat terjadi.
Dengan demikian kita sungguh-sungguh menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan.

Roh Kudus akan memimpin kita dengan menciptakan situasi yang diperlukan agar kita memberitakan Injil, kabar baik kepada semua orang yang Tuhan kehendaki mendengarkannya.
Tuhan juga yang akan menarik hati orang datang kepada-Nya dan diselamatkan. Segala rekayasa psikologis atau agamawi untuk menarik orang datang kepada Tuhan adalah perbuatan daging yang tidak berguna. Orang bisa bolak balik pindah agama tetapi tidak selamat jiwanya.
Kita harus bergantung penuh pada pimpinan Roh Kudus. Ketergantungan itu kita tunjukkan dengan sikap hati yang “mogok kegiatan” yakni kita tidak melakukan kegiatan kalau bukan Roh Kudus yang memimpin kita melakukan kegiatan itu.
Cara mengikuti pimpinan Roh Kudus diuraikan lebih lanjut dalam bab 3 buku “Ciri khas” yang dapat diakses melalui 
Amin
Share:

SETIA PADA PERINTAH-NYA

Mazmur 119:81-88

Setiap hari kita tentu berdoa kepada Tuhan, memohon agar Ia memberikan kesehatan, berkat, keluarga yang harmonis, pekerjaan yang baik dan sebagainya. Dan memang Tuhan berjanji untuk memberikan apa yang kita minta kepada-Nya. Namun pertanyaannya, apabila setelah sekian lama kita berdoa memohon sesuatu dan permohonan kita itu belum juga dijawab Tuhan seperti yang kita harapkan, apakah kita akan tetap setia dan berpegang kepada perintah-Nya? 
Lewat bacaan firman Tuhan hari ini, kita belajar bagaimana sikap Raja Daud saat Tuhan belum menjawab doa permohonannya. Daud dalam satu bagian mazmurnya, berdoa agar Tuhan menolongnya dari ancaman para musuh yang hendak mencelakakan dirinya. Tidak disebutkan siapa musuhnya. Namun, ancaman musuh ini membuat hidupnya sangat menderita. Untuk itu, ia berkali-kali berdoa memohon kepada Tuhan. Hebatnya, sekalipun Daud berdoa dan Tuhan belum mengulurkan tangan untuk menolongnya, namun Daud tetap setia menaati setiap perintah Tuhan dalam hidupnya. “Hampir saja mereka berhasil membunuh aku, tetapi aku tidak mengabaikan perintah-Mu” (Mazmur 119:87 BIS). Imannya tidak hanya sebatas jawaban doa saja. Ia tetap beriman dan menjalani setiap kehendak Tuhan. Dia tahu bahwa Allah yang disembah oleh nenek moyangnya adalah Allah yang setia pada apa yang Dia janjikan. Dia pun percaya, Tuhan pasti akan menjawab doanya pada waktu yang tepat. Apakah selama ini Anda telah berdoa kepada Tuhan begitu lama, namun belum juga dijawab oleh Tuhan? Jangan Anda menjadi putus asa atau pesimis. Fokuskanlah diri Anda untuk melakukan kehendak Tuhan. Percayalah, Tuhan pasti menjawab doa Anda tepat pada waktunya. Dia tidak pernah terlambat. Kesetiaan-Nya dalam hidup kita sangat terbukti. Mintalah kekuatan dan penghiburan dari Roh Kudus agar Anda tetap setia senantiasa kepada perintah-Nya. Amin. 
REFLEKSI DIRI
1.Apakah Anda pernah berubah setia kepada Tuhan hanya karena doa Anda belum dijawab oleh Tuhan? 2.Mengapa Tuhan ingin Anda setia melakukan perintah-Nya meskipun Anda sedang menghadapi pergumulan yang berat?
POKOK DOA
Bapa di sorga, ajar aku untuk tetap setia melakukan perintah-Mu dalam segala keadaan. Ampuni aku yang pernah merasa kecewa dalam menanti jawaban doa dari-Mu. Mulai hari ini aku mau tetap setia untuk melakukan kehendak-Mu dan aku percaya, pertolongan-Mu atas hidupku akan datang tepat pada waktunya. Roh Kudus, kuatkan dan mampukanlah diriku. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Tetaplah percaya kepada Tuhan, bahkan dalam situasi yang terburuk sekalipun. Fokuskanlah diri Anda untuk selalu setia melakukan perintah-Nya.
Share:

Sudah merdeka, tetapi rasa tetap hamba

Galatia 5:1
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Sama seperti bangsa Indonesia sudah bebas merdeka dari penjajah, kita sebagai orang percaya pun sudah dimerdekakan oleh Kristus dari kuk perhambaan dosa.
Akan tetapi, toh tetap saja ada orang-orang yang hidup seperti yang terjadi di dalam perikop kita hari ini: ribut karena sunat, padahal sunat tidak menyelamatkan (ayat 4,6).
Ini mungkin sama seperti cerita ilustrasi tentang orang yang sedang berjalan sambil mikull pikulan yang berat, lalu ada orang naik mobil pick-up, "Pak, sini, naik mobil saja yuu di belakang."
Kemudian naiklah orang itu ke belakang mobil. Pas jalan, supirnya nengok ke belakang, "Lha pak, kenapa masih mikul l itu pikulan? Ya mbok ditaruh saja di bak mobilnya biar bapak bisa duduk manis aja." Bapak itupun jawab: "Gak ah mas, takut mobilnya jadi keberatan jalannya".
Hal inilah yang sering terjadi pada kita Tuhan sudah memberi kemerdekaan kepada kita tapi kita tetap tidak mau menaruh masa lalu juga beban yang masih dibawa kepada kita. Dosa dosa masa lalu yang sebenarnya sudah di berikan. Siapkan Anda di merdekakan. Amin.
Share:

ADA HIKMAH DI BALIK PENDERITAAN

Ulangan 32:10


"Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya."  Ulangan 32:10

Alkitab mencatat bahwa Musa adalah seorang pemimpin yang memiliki kelembutan hati, seperti tertulis:  "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).  Kelembutan hati Musa benar-benar diuji saat ia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.

     Sepanjang perjalanan selama 40 tahun di padang gurun Musa harus menghadapi penderitaan yang datang silih berganti, termasuk berhadapan dengan umat Israel yang tegar tengkuk, yang tak henti-hentinya protes, mengomel dan bersungut-sungut seperti berikut ini:  "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."  (Keluaran 16:3).  Namun demikian Musa tetap mampu menjaga sikap hatinya untuk tidak mengeluh kepada Tuhan, justru ia bisa bersyukur kepada Tuhan.  Bagaimana bisa?  Karena Musa mampu melihat sisi positif di balik masalah yang ada.


     Musa sadar bahwa penderitaan merupakan cara yang dipakai Tuhan untuk mendidik umat-Nya.  "Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,"  (Ulangan 32:11).  Di atas bukit yang tinggi induk rajawali membuat sarangnya yang terbuat dari ranting kecil berduri yang dilapisi dengan bulu halus dan sejenis tumbuhan kecil yang lembut untuk melindungi telur dan anak-anaknya.  Tapi terkadang induk rajawali harus bertindak tegas dengan menggoyangbangkitkan sarang itu sampai tinggal ranting-ranting duri yang tersisa, sehingga si anak harus beranjak dari sarang agar tidak tertusuk duri sambil mengepak-ngepakkan sayapnya di pinggir sarang itu.  Karena letih mereka pun terjatuh dari ketinggian, namun secepat kilat induk rajawali itu menopang dengan kepak sayapnya.

Penderitaan yang diijinkan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan!  Tak perlu takut karena tangan-Nya yang kuat siap menopang! Amin

Share:

Pengingat Perintah Kristus "Saudara Tuhan”

“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40 i_TB)

 
Kita pengikut Kristus, ketika membaca cerita dalam kitab Injil tentang kehidupan Tuhan kita Yesus selama di bumi 2000 tahun lalu mungkin pernah merenungkan betapa indahnya seandainya kita hidup pada masa itu sehingga kita bisa melakukan sesuatu untuk Tuhan.Kita akan senang menyediakan tempat yang lebih baik ketika Ia lahir di Betlehem, mengunjungi Yohanes Pembaptis di penjara Galilea, membantu Lazarus yang miskin itu sebelum meninggal, menjamu rombongan Tuhan dan lain sebagainya.
Ternyata kita masih dapat melakukannya sekarang ini yakni dengan melakukan hal-hal yang baik itu kepada saudaranya Tuhan  dengan memberi mereka makanan, minuman, tumpangan, pakaian, lawatan ketika sakit dan kunjungan ketika di penjara.
Saudaranya Tuhan itu ialah semua orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yakni percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya (Mat 12:49-50). Saudaranya Tuhan Yesus itu mungkin ada di sekitar kita sekarang ini atau kita doakan agar Roh Kudus membuat kita berpapasan dengan saudara Tuhan itu hari ini.
Marilah kita melakukan kebaikan itu dengan sukacita, seolah-olah seperti kita melakukannya langsung untuk Tuhan Yesus 2000 tahun lalu.
Selamat menjadi berkat bagi saudaranya Tuhan yang sedang risau dan penat. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.