Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Dari buahnya kamu mengenal mereka

Matius 7:15 – 20

Injil Matius yang ku baca hari ini antara lain berbicara tentang nabi-nabi palsu yang menyamar sebagai domba, pada hal mereka ini adalah srigala.

Dengan kata lain, srigala berbulu domba banyak gentayangan saat ini. Mereka ini menawarkan berbagai kenikmatan dan kemudahan dunia,

yang ujung-ujungnya adalah kebinasaan. Banyak orang terjebak oleh rayuan gombal nabi-nabi palsu yang kini marak di kalangan masyarakat.
Mereka ini adalah serigala berbulu domba.
Yesus dalam kaitan ini menasehatkan agar segalanya dilihat dari buahnya. Ia mengatakan:” Tak mungkin pohon yang baik akan menghasilkan buah yang tidak baik.

Sebaliknya tak mungkin pohon yang jelek, akan menghasilkan buah yang baik”. Dalam hal ini Yesus mau mengatakan baik dan tidaknya dapat dilihat dari buahnya.

Ajaran Yesus dapat kita aplikasikan dalam hidup keseharian kita. Untuk menguji atau membedakan antara ini pengaruh yang baik atau yang jahat, pakailah ukuran “dari buahnya”.

Dalam kondisi saat ini di mana banyak orang mengalami kepanikan hidup entah karena masalah ekonomi, masalah keamanan dan lain sebagainya membuat kita makin tidak merasa aman.
Rasa aman (security) yang terusik akan menjadikan orang merasa khawatir. Dalam kondisi panik, serigala berbulu domba seolah menjadi dewa penolong, pada hal serigala ingin merampas hak orang lain dan akan menghancurkannya.
Lagi-lagi kembalilah pada ajaran Yesus “dari buahnyalah” kamu akan mengenal mereka. Yesus telah memberikan segala hidup-Nya untuk manusia. Namun manusia tidak membalas kasih-Nya. Manusia makin menjauh dari Allah, maka yang terjadi kejahatan meraja lela di mana-mana. Kejahatan itu datangnya dari mana. Yang pasti akibat dosa manusia yang makin mengingkari Allah. Allah sebagai sumber belas kasih tidak ditanggapi sehingga Allah hanya slogan atau hanya di mulut saja.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, marilah menjauhkan praktek-praktek jahat yang hidup subur di kalangan masyarakat. Berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa-doa, devosi, membaca Kitab Suci selalu menjadi inspirasi dalam kehidupan ini. Doa dengan kerendahan hati sangat menyenangkan hati Tuhan serta disertai rasa tobat (penyesalan) dalam hidup ini, pasti Tuhan akan berkenan dalam hidup kita ini. Demikian inspirasi bathin kita hari ini, Tuhan berkati. Amin

Doa,
Ya Bapa yang penuh kasih, curahkan Roh-Mu yang kudus agar aku dimampukan untuk membedakan roah yang baik dan roh yang jahat melalui buah-buahnya, Amin.
Share:

WAKTU ADALAH BERKAT DARI TUHAN! Jangan Sia-siakan!

Baca:  Amsal 20

"Pada musim dingin si pemalas tidak membajak;  jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa."  Amsal 20:4

Seberapa berhargakah waktu bagi Saudara?  Ada yang berkata, "Waktu adalah uang, karena itu saya gunakan waktu sebaik mungkin.  Satu jam saja lewat, sudah berapa dollar yang melayang?"  Di sisi lain ada orang lain yang menganggap sepele waktu sehingga ia suka menunda-nunda apa yang seharusnya bisa dikerjakan sekarang, katanya:  "Ah, besok-besok saja, kan masih banyak waktu."  Ingat!  Waktu akan terus melaju dan siap menggilas orang-orang yang menyia-nyiakannya.  Jadi, mari gunakan setiap kesempatan yang ada dengan baik.

     Ketika musim menuai datang seorang pemalas tidak akan memanen apa-apa dari ladangnya, karena pada musim sebelumnya, ketika orang lain bekerja, ia tidak melakukan apa-apa, membiarkan waktu itu berlalu begitu saja.  Musim menabur haruslah kita gunakan untuk menabur supaya pada musim menuai kita mendapatkan hasil yang kita harapkan.  Dalam Pengkotbah 11:6 dikatakan:  "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik."

     Mengapa kita harus menggunakan waktu dengan baik? Karena setiap waktu/kesempatan adalah berkat dari Tuhan bagi kita, baik itu pagi, siang maupun malam.  Dan berkat yang disediakan Tuhan bagi kita adalah berkat yang selalu baru, bukan kadaluarsa, sesuai dengan yang kita butuhkan.  Tertulis:  "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-haisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi;  besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).  Ada berkat baru setiap pagi.  Bangsa Israel mengalaminya:  pagi-pagi sebelum matahari terbit Tuhan menyediakan manna bagi mereka.  Pada waktu malam pu Tuhan berjanji memberikan berkatNya:  "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.."  (Mazmur 127:2).

Jika kita rindu mengalami berkat-berkat Tuhan gunakanlah setiap waktu/kesempatan yang Dia beri dengan sebaik-aiknya, jangan sampai kita tertinggal oleh waktu sehingga akhirnya kita hanya bisa meratap dan menyesali diri.  Percuma!
Share:

ALLAH DI PIHAK KITA

Roma 8:31B (TB)  "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" 
Rum 8:31 (JAWA81)  Kang iku apa kang bakal kita gunem tumrap kabeh mau? Manawa Gusti Allah ana ing pihak kita, sapa kang bakal nglawan kita?

Allah di pihak kita menunjukkan bahwa Allah membela kita di hadapan para musuh kita. Allah bersama kita untuk memenangkan segala perkara kita. Kata-kata ini sangat berarti dan berharga bagi kita. Sebaliknya, tidak ada kata-kata yang lebih menakutkan di alam semesta selain kata-kata, “Allah melawan kita.” Jika murka yang sangat kuat melawan kita, pemusnahan akan merupakan bagian hidup kita. Itulah sebabnya orang-orang yang berusaha untuk meyakinkan kita bahwa pemusnahan itu setara dengan hukuman, bukan neraka, mereka itu sangat keliru. Pemusnahan di bawah murka Allah bukanlah hukuman, itu adalah pembebasan dan kelegaan (lihat Why. 6:16). Tidak. Tidak ada pemusnahan satu pun bagi umat manusia. Kita hidup selamanya bersama-sama dengan Allah.
Sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm. 8:1). Allah sepenuhnya di pihak kita, dan tidak pernah melawan kita. Jika Allah di pihak kita siapakah lawan kita? Jawaban yang Paulus harapkan ketika ia menanyakan pertanyaan itu adalah, “Tidak seorang pun dapat melawan kita.” Terhadap jawaban itu kita cenderung untuk mengatakan, “Benarkah?” Apakah maksud hal itu? Ayat 35 mengatakan bahwa akan ada penindasan, kesesakan, penganiayaan, dan pedang. Ayat 36 mengatakan bahwa orang Kristen ada dalam bahaya maut sepanjang hari, mereka dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Paulus mengatakan hal itu. Maka apakah yang ia maksudkan, “Siapakah yang dapat melawan kita?” Maksud Paulus dalam nas ini bahwa tidak seorang pun yang dapat berhasil melawan kita.
Iblis dan orang berdosa dapat membuat kita merasa muak, dapat mencuri mobil kita, dapat menabur benih perselisihan dalam pernikahan kita, dapat mengambil pekerjaan kita, dan merampas kita dari anak kita. Tetapi ayat 28 mengatakan, Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi jika kita yang mengasihi Dia. Dan jika segala sesuatu pada akhirnya bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, rancangan-rancangan lawan digagalkan dan tujuan lawan untuk melawan kita diubah menjadi manfaat yang didapat melalui penderitaan yang meninggikan Kristus dan yang menguduskan jiwa serta memperdalam iman. 
Jika Allah ada di pihak kita, Ia tidak menghindarkan semua ini dari kita. Tetapi Ia merancangkan kebaikan di mana lawan merancangkan kejahatan (Kej.50:20, 45:7). Segala sesuatu yang melawan kita, Ia rancangkan bagi [kebaikan] kita. Tidak seorang pun yang dapat berhasil melawan kita.
Dahsyat sekali dampak hal ini atas hidup kita! Kita sebaiknya tidak menjadi serupa dengan dunia jika segala sesuatunya ini demikian. Kebanyakan [orang di] dunia memilih gaya hidup mereka karena takut akan penyakit, pencurian, teror, kehilangan pekerjaan, dan lusinan hal lainnya. Tetapi bagi para pengikut Yesus, Tuhan berkata, “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah” (Mat. 6:32-33). Allah akan memberi kita apa yang kita butuhkan. Dan apa yang hilang atau kurang dari kita dalam pelayanan-kerajaan akan kasih, pengorbanan, dan penderitaan, akan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dan kembali kepada kita, dengan cara yang Allah rancangkan, beratus kali lipat. Karena itu, berdirilah di hadapan lawan kita dan beritakanlah Injil. Amin
Share:

LEBIH DARI PEMENANG

Roma 8:31-39 

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Roma 8:37)

                Salah satu pernyataan Alkitab tentang siapa kita di dalam Kristus adalah: lebih dari pemenang. Kita bukanlah pemenang, tetapi lebih dari pemenang. Seorang pemenang adalah seseorang yang mengalami kemenangan karena usaha atau perjuangannya sendiri. Tetapi seorang yang lebih dari pemenang adalah seseorang yang menikmati kemenangan karena ada orang lain yang telah berjuang untuknya.
                Ada beberapa hal yang membuat kita beroleh kasih karunia untuk menjalani kehidupan lebih dari pemenang, yaitu:
Pertama. Karena Allah di pihak kita (ayat 31)
Semua musuh kehidupan kita, apapun bentuknya tidak ada yang sanggup melawan atau mengalahkan kita. Bukan karena kekuatan dan kehebatan kita, tetapi karena Allah ada di pihak kita. Kita tidak pernah bertempur sendirian, Dia bersama kita dan ikut bertempur di depan kita.
Kedua :Karena Allah tidak menyayangkan Anak-Nya bagi kita (ayat 32).
Demi kita (yang berdosa) Allah rela menyerahkan Anak-Nya untuk berjuang sampai berdarah-darah bahkan sampai mati di kayu salib agar kita bisa mengalami kebebasan dari penindasan kuasa dosa dan maut. Kebangkitan Yesus adalah sebuah kemenangan yang gilang-gemilang atas kuasa maut. Hasil dan kuasa kemenangan tersebut kemudian dianugerahkan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Ketiga Karena Allah kasih-Nya kekal kepada kita (ayat 39)
Kasih Allah yang sempurna tersebut tidak pernah berubah bagi kita. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, apapun tantangan, perlawanan dan tekanan yang menimpa kita, tidak akan bisa memisahkan kasih Allah kepada kita. Dia tidak pernah berpikir untuk meninggalkan kita apapun yang terjadi.
Kalau Allah ikut berperang di pihak kita, rela mengorbankan apapun demi kita dan tetap mengasihi kita apapun yang terjadi, bukankah ini sebuah kepastian kemenangan dalam hidup kita. Kemenangan yang tidak bergantung kekuatan dan kepandaian kita sendiri, tetapi bergantung kepada Dia yang mengasihi kita. Inilah kehidupan yang seharusnya diyakini, dijalani dan dialami setiap orang yang di dalam Yesus Kristus. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menjalani hidup dengan ketakutan dan rasa malu, karena kita ini lebih dari pemenang. Tidak ada alasan bagi kita untuk menjalani hidup dengan ketakutan dan rasa malu, karena kita ini lebih dari pemenang. 
Untuk dapat menikmati kemenangan dalam hidup kita ketiga hal tadi harus menjadi hidup di dalam kita. Amin
Share:

Tindakan

1Korintus 13:13

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13 i_TB)
 
Kita pengikut Kristus yang telah memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya, telah dikaruniakan Roh Kudus yang tinggal dalam kita dan mencurahkan kasih Allah dalam hati kita.
Kita bertumbuh dalam iman yang semakin teguh dan dalam pengharapan yang semakin pasti akan segala janji yang Tuhan nyatakan kepada kita. Semua janji yang kita percaya dan yang kita harapkan itu pasti menjadi kenyataan pada waktu Tuhan dengan cara Tuhan.
Namun hal yang paling besar ialah kasih Allah yang dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang memungkinkan kasih kita semakin bertumbuh kepada Allah dan kepada sesama manusia.
Kita semakin bertumbuh dalam kesabaran, kebaikan, kerendahan hati, penyangkalan diri, pengampunan, keadilan, kebenaran, ketabahan, dan bertambah kuat dalam menghadapi penderitaan yang disebabkan oleh Iblis dan dunia yang membenci kita.
Karena itu kita harus lebih sungguh-sungguh melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus dan kita akan bertumbuh dalam kasih dan menjadi berkat bagi orang lain.
Pengingat ini perlu lebih kita perhatikan pada masa pandemi Covid-19 yang sedang kita alami saat ini dan masih akan berlanjut beberapa bulan ke depan.
Kita perlu mengikuti pimpinan Roh agar kita tetap dapat mengasihi Tuhan dan sesama dengan tindakan nyata meskipun ada pembatasan protokol kesehatan “jaga jarak-pakai masker-cuci tangan”.
Roh Kudus dapat memberikan kita inspirasi agar kita tetap menyatakan kasih kita kepada Tuhan dan kepada sesama manusia pada masa pandemi ini tanpa terikat dengan kebiasaan-kebiasaan kita sebelum masa pandemi.
Di mana ada Roh Kudus, di situ ada kemerdekaan.amin
.

 
Share:

LEBIH DARI PEMENANG

Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang MENANG, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Ayat ini berkata “kita lebih dari orang-orang yang MENANG”. Tentang orang-orang yang MENANG kita mengerti, namun sekarang mengapa Alkitab berkata lebih dari orang-orang yang MENANG? Apakah yang dimaksud lebih dari orang-orang yang MENANG? Orang yang MENANG adalah orang yang menjalani pertandingan, dan kemudian dengan seluruh usahanya Ia mengalahkan musuhnya, dan akhirnya ia menjadi PEMENANG. Tanpa bertanding, seseorang tidak dapat memperoleh KEMENANGANNYA. Namun, tidak demikian di dalam Kristus. Kristus telah “bertanding” bagi kita di atas kayu salib, dan pada saat Ia bangkit dari maut, Ia memperoleh KEMENANGAN-Nya dan diberikan kepada kita. Sehingga kita, yang percaya kepada Yesus, memperoleh KEMENANGAN yang tidak kita raih sendiri, namun KEMENANGAN yang kita dapatkan melalui pengorbanan Kristus. Pada saat masalah datang, kita dapat berkata “Saya telah MEMENANGKAN masalah ini, melalui Yesus!” Itu yang membuat setiap orang percaya dapat melangkah dengan pasti menghadapi semua permasalahan dan pergumulan, karena kita tahu bahwa bersama YESUS kitalah PEMENANGNYA
Maukah kita jadi orang yang menang. Amin.
Share:

MENANTI-NANTIKAN TUHAN

Yesaya 40:31)
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN ... mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
 
Menanti-nantikan Tuhan adalah sebuah upaya dan aktivitas kerohanian yang memerlukan beberapa kondisi, karena banyak orang yang gagal dalam "menanti-nantikan Tuhan." Bagaimana kita dapat menanti-nantikan Tuhan Allah yang Mahakuasa, sedangkan tubuh dan jiwa kita seringkali diliputi dengan kelemahan, kecemasan, kekuatiran, ketakutan bahkan keterbatasan dalam berbagai hal. Tidaklah mudah untuk memahami kemahakuasaan Allah.
 
Akibat wabah pandemi Covid-19, banyak orang yang menghadapi kenyataan bahwa bisnisnya bangkrut. Ada yang penghasilannya jauh berkurang, bahkan banyak karyawan perusahaan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Akibatnya banyak orang, termasuk anak-anak Tuhan yang jiwanya letih lesu dan berbeban berat. Mereka seperti bangsa Israel yang tidak diperhatikan dan merasa tidak dibela oleh Allah. Allah pun bertanya kepada mereka. Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" (Yesaya 40:27). Inilah saat di mana kita perlu untuk menanti-nantikan Tuhan.
Allah mau agar mereka datang kepada-Nya dan percaya kepada Allah Sang Pencipta dan pemelihara hidup ini. Ia yang tidak menjadi lelah ataupun lesu dan tak terduga pengertian-Nya. Menanti-nantikan Tuhan memerlukan bukan hanya kerinduan yang sungguh; tapi juga kesabaran dan ketekunan berdoa menantikan Roh Kudus bekerja; sampai kehadiran, jawaban dan jalan keluar dari Tuhan menjadi milik kita. Pusatkanlah iman kita kepada Tuhan yang Mahakuasa dan kenali rencana maupun kehendak-Nya bagi kita.
 
Nabi Yesaya memberi kepastian, mereka yang tekun menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru dalam jiwa dan roh mereka. Mereka akan terbang tinggi bagai burung rajawali, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Betapa dahsyat akibat yang ditimbulkan olehnya. Sudahkah Anda berusaha untuk menanti-nantikan Tuhan? Mulailah sekarang dan alami kehebatan kuasa-Nya yang bekerja dalam diri Anda. (phm)
 
Doa: “Tuhan, aku mau menanti-nantikan Engkau dengan tekun dan setia. Kupegang janji-Mu bahwa Engkau besertaku dan akan memberikan kekuatan kepadaku. Amin.”
Share:

Kencan Dengan Tuhan

Bacaan: Amsal 21:13 “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Renungan: Melakukan sesuatu untuk menolong orang lemah bukanlah perkara mudah. Kesulitan itu sebenarnya tidak terletak pada kemampuan jasmani, apalagi untuk orang yang memunyai banyak harta benda. Kesulitan itu terletak pada motivasi untuk menolong, sebab menolong orang lemah, kecil kemungkinan untuk mendapatkan balas jasa darinya. Inilah yang membuat seseorang tergoda untuk terus mengabaikan orang lemah. Ingatlah, Allah yang empunya mereka adalah Allah yang sama yang mengizinkan kita memiliki harta benda. Jika kita tidak memerhatikan orang lemah, suatu ketika saat kita mengalami hal yang sama dengan mereka, maka Allah tidak akan menolong kita, seperti tertulis dalam Amsal 21:13: “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Oleh sebab itu, sekalipun motivasi kita bukan untuk mendapat upah dari Allah, memerhatikan orang lemah merupakan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan yang sudah lebih dulu ditolong oleh Allah. Mari kita lihat di sekitar kita, siapa yang dapat kita tolong. Tuhan memberkati. Doa: Yesus, penuhilah aku dengan roh belas kasihMu, agar aku dapat tergerak untuk melakukan suatu tindakan untuk menolong mereka yang lemah dan menderita sebagaimana Engkau telah lebih dulu mengasihi dan menolong aku. Yesus, jadikanlah hatiku seperti hatiMu. Amin.
Share:

Menyenangkan Hati Tuhan

Mazmur 147:1-20

“Tuhan senang kepada orang-prang yang takut akan Dia, kepada orang-prang yang berharap akan kasih setia-Nya” Mazmur 147:11

Perikop dari mazmur yang ditulis Daud adalah tentang kekuasaan dan kemurahan Tuhan. Dia akan menyatakan kuasaNya kepada orang-orang yang dikasihiNya. Begitu pula dengan kemurahanNya, semua disediakan bagi orang-oprang yang takut akan Dia. Yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita dapat menyenangkan hati Tuhan. Kalau kita perhatian di dalam Alkitab di awal-awal penciptaan manusia, Tuhan sempat menyesal telah menjadikan manusia, karena waktu itu perbuatan manuasia di bumi sangat jahat dan tidak lagi menghiraukan Tuhan, seperti tertulis: “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi di bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu memilukan hati-Nya.” (Kejadian 6:5-6). Bila kita perhatikan, bukankah keadaan sekarang ini tidak jauh berbeda? Kejahatan semakin merajalela di mana-mana dan moral manusia sudah sangat rusak seperti yang terjadi di zaman Nuh. Kalau waktu itu Tuhan menghukum manusia dengan air bah, saat ini pun Tuhan juga bisa menghukum dunia ini!
Kita punya kesempatan mengetuk pintu kemurahan Tuhan dan beruapa agar hatiNya disenangkan melalui kehidupan kita. Maka, “Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!” (Mazmur 147:7). Hati Tuhan akan senang bila kita senantiasa mau memuji dan bermazmur bagiNya dalam segala keadaan sebab Tuhan sangat menyukai pujian yang dinaikkan dengan hati tulus.
Tuhan sangat senang bila kita benar-benar menjadikanNya prioritas utama dalam hidup , yang berarti kita mengasihiNya lebih dari semua di dunia ini. Tanda dari orang yang mengasihi Tuhan adalah setia melakukan kehendakNya dengan sepenuh hati, dan jangan sekali-kali meninggalkanNya dalam keadaan apa pun, tetaplah melekat padaNya dan percayakan segenap hidup kita kepadaNya saja.
“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Hosea 6:6.
Jadikan hidup anda Menyenangkan hati Tuhan? . Siapkan menjadi alat kemuliaannya? Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.