Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

RUMAH SAMPAH

Amsal 6:4-11
Lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat. (Amsal 6:5

Terperangah saya menyaksikan acara TV itu. Kru sengaja mendatangi rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah membersihkan rumah dan membuang barang. Akibatnya rumah mereka begitu jorok, penuh tumpukan barang, sehingga sukar menemukan celah untuk berjalan. Orang harus melangkah di sela-sela timbunan barang. Udara pengap. Penuh bau tak sedap. Suasana gelap. Jauh dari kewajaran hidup yang sehat. Rumah dan sampah menyatu. Celakanya, si penghuni seolah dibuat lumpuh tak berdaya untuk memperbaiki keadaan.

Amsal 6:4-11 mengulas satu topik saja: kemalasan. Ini adalah sumber dari banyak kesusahan hidup yang mampu menyudutkan seseorang pada ketidakberdayaan yang melumpuhkan (ay. 11). Hal itu tidak terjadi dalam sekejap mata, melainkan ada prosesnya. Awalnya keengganan untuk bangun pada waktunya (ay. 4, 10). Artinya, selalu menunda. Nanti saja. Karena “dipelihara” sebagai kebiasaan, kemalasan bertumpuk. Jadi kian parah dan susah dilawan. Orang terjerat olehnya. Maka, hindarilah kemalasan sebelum ia menjadi “perangkap” (ay. 4).

Kebiasaan bermalas-malas tak boleh dibiarkan. Harus dilawan sedini mungkin. Jika terlanjur mendarah-daging, sangat sulit melawannya. “Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” seru penulis Amsal. Artinya, kita perlu segera menggantinya dengan kebiasaan yang berlawanan, dengan belajar memerintah diri sendiri agar tidak menunda pekerjaan (ay. 7-8). Ya, belajar menyelesaikan pada hari ini tugas yang dapat diselesaikan hari ini amin
KEMALASAN HARUS DILAWAN SEDINI DAN SEKERAS MUNGKIN
SEBELUM KITA DIBUAT TAK BERDAYA UNTUK MELAWANNYA
Share:

Menyenangkan hati Allah Bapa / TUHAN

Gema Suara Illahi
Mazmur 147:11
“Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan DIA, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNYA”
Ada satu lagu pujian yang reff nya “MenyenangkanMu senangkanMu hanya itu kerinduanku…”.  Dengan mudahnya kita dapat menyanyikan lagu itu, dengan mudahnya kita dapat mempunyai keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan. Tapi pertanyaannya dalam hidup saya dan anda saat ini, bagaimana kita dapat secara khusus/ spesifik untuk menyenangkan hati Tuhan?...
Menyenangkan hati Tuhan adalah tujuan dari kita manusia diciptakan oleh Allah. Tetapi seringkali ketika kita ingin menyenangkan hati Tuhan, karena lebih mudah kita menyenangkan hati manusia.
Alkitab memberikan teladan yang jelas dan yang baik untuk kita tiru, yaitu teladan kehidupan Nuh, pada jaman Nuh kita tahu bahwa semua orang “jahat dimana Tuhan”, karena mereka semua bejad dan rusak moralnya, bahkan salah satu penulis mengomentari bahwa keadaan manusia pada jaman Nuh “lebih bejad dan rusak moralnya bahkan lebih buruk dari binatang”.  Bahkan dicatat bahwa Tuhan menangis melihat semua kerusakan dan kebejadan tersebut, dan DIA tidak menemukan seorang pun yang  taat dan baik, kecuali dari keluarga NUH.
Tuhan sangat jijik dengan tingkah laku manusia pada jaman NUH yang cendrung bermain dengan dosa, oleh sebab itu bencana air bah di nyatakan oleh Tuhan untuk memusnahkan manusia di muka bumi..
Tetapi karena kasih Tuhan, DIA masih melihat satu keluarga yang bisa membuat DIA TUHAN bangga dan senang hatiNYA karena kehidupan dan ketaatannya ditengah tengah kehidupan tetangganya yang jauh dari pada Tuhan, dialah keluarga NUH. Sehingga kata TUHAN : :
 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini” (Kejadian 7:1)
Nuh menyenangkan hati Tuhan karena kehidupannya yang senantiasa BENAR dihadapan Allah.
Saat ini kita belajar ada beberapa factor untuk kita sebagai anak Tuhan dapat menyenangkan hati Tuhan:
KITA DAPAT MENYENANGKAN HATI TUHAN DENGAN MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA.
Markus 12:30 “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Inilah hukum yang terutama dalam Alkitab dan hukum yang utama. Di saat manusia bermoral busuk dan sangat menyakitkan hati Tuhan. Justru Nuh berbuat sebaliknya, Nuh tetap mengasihi Tuhan dan taat kepada Tuhan. Nuh senantiasa berkomunikasi kepada Tuhan. Sehingga ketika pada jaman Nuh seluruh manusia dimusnahkan melalui air bah, Nuh dan seluruh keluarganya selamat.
Tuhan sangat senang jika kita dapat mengasihiNya, tetapi mengasihi Tuhan bukan hanya keluar dimulut saja. Tetapi tetap terus menerus mengerjakan kasih itu dalam kehidupan sehari hari. Mengasihi Tuhan dengan menciptakan waktu yang sangat dekat dengan Tuhan. Seperti layaknya keluarga yang saling mengasihi, maka aka nada keakraban dan kemauan untuk yang dikasihinya.
Mengasihi Tuhan, melakukan setiap kasih itu dalam kenyataan yang ada, sebagai anak Tuhan melayani Tuhan, rajin persekutuan (apalagi yang Tuhan panggil secara khusus, pengurus, aktivis, majelis), kunjungan. Dll.
(Ilustrasi waktu pacaran, saking cintanya, hujan pun datang buat pacaran; apapun yang pacar mau di carikan……)
Bagaimana dengan kita sudahkah kita menyenangkan hati Tuhan dengan mengasihi Nya dan mengasihiNya dengan melakukan segala hal dalam melayaniNya? .. 
KITA DAPAT MENYENANGKAN HATI TUHAN DENGAN MEMATUHI SEGALA PERINTAHNYA DENGAN SEGENAP HATI DAN DENGAN PENUH SUKACITA.
Nuh ketika Tuhan perintahkan membuat bahtera dan mengumpulkan semua mahluk secara berpasang-pasangan, Nuh tidak membantah sedikit pun, dan Nuh dapat melakukannya dengan taat dan senang hati.
Kej. 6: 22: “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya demikianlah dilakukannya”.
Sekalipun tentunya  Nuh heran dan gundah atas perintah Tuhan (aneh-aneh aja nih Tuhan mungkin dalam hatinya N
Share:

HARAPAN ORANG BENAR

Gema Suara Illahi
“Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.” Amsal 10:28

Hal terpenting yang diperlukan untuk memiliki hikmat adalah takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan akan menanggalkan sikap yang mementingkan diri sendiri dan mengizinkan Tuhan mendidik dia di dalam kebenaran. Didikan Tuhan dimulai dari sikap hati yang mau diajar dan tidak malas belajar. Sikap hati yang benar menundukkan diri untuk taat pada Tuhan. Ketaatan pada disiplin yang diterapkan Tuhan membawa berkat yang nyata dalam hidup ini, yaitu umur panjang dan hidup penuh kebahagiaan. Ketaatan kepada Tuhan berarti kita menaruh harapan hanya kepada Tuhan saja.
Amsal berisi hikmat Tuhan yang mengajarkan kepada manusia bagaimana seharusnya hidup benar dihadapan Tuhan. Orang benar akan menaruh harapannya kepada Tuhan dan memberikan sukacita dalam hidupnya. Firman Tuhan melalui Yeremia:”Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya kepada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang di tanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tudak mengenal datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah”. Orang fasik berharap pada kekuatan dan kepandaian manusia namun mengabaikan Tuhan dan akhir dari semuanya adalah sia-sia. Firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari Tuhan…”
Keyakinan diri tidak akan cukup mampu menguatkan kita. Serahkan kepada Allah. Dia tidak akan pernah mengecewakan kita. Tidak peduli apa yang tengah kita hadapi dalam hidup, Ia akan berjalan bersama kita melewati itu semua. Masihkah harapanmu kosong dan tak berguna. Mari berharap lah hanya kepada pemberi harap. Amin
Refleksi
Berharaplah hanya kepada Tuhan
Share:

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya

 Gema Suara Illahi

Amsal 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.


Sebelum China menjadi negara komunis, hiduplah keluarga yang sangat kaya raya. Tuan Chow memiliki seorang putra dan ia sangat dihormati karena kekayaannya itu. Ketika putranya sudah dewasa, ia memutuskan memeluk agama Kristen. Tuan Chow sangat marah dan mengusir putranya tersebut serta tidak memberikan warisan sedikit pun padanya. Anak itu akhirnya pergi jauh dari China dan mulai membangun usaha. Tuhan pun membuatnya berhasil. Sementara itu, ketika komunisme melanda daratan China, kekayaan keluarga Tuan Chow jatuh ke tangan komunis. Semua hartanya dirampas dan mereka menjadi miskin serta menderita sementara anaknya yang percaya Tuhan Yesus hidup dalam berkat Tuhan yang luar biasa.


Uang, harta, dan kekayaan adalah hal yang sangat diinginkan kebanyakan orang. Bahkan, terkadang mereka rela melakukan apa saja demi memperoleh kekayaan bertumpuk. Sebagai anak-anak Tuhan, bolehkah jika kita ingin kaya? Tentu. Akan tetapi, kita harus mengetahui kaya seperti apa yang dimaksud oleh Tuhan. Amsal 10:22 dengan jelas mengatakan, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Yang artinya, bukan sembarang berkat yang menjadikan kita kaya, tetapi berkat dari Tuhan.


Ketika Tuhan memberikan berkat kepada kita, hendaknya kita selalu menyadari dan mengucap syukur bahwa semua yang kita peroleh berasal dari Tuhan, bukan dari jerih payah kita sendiri. Ketika kita berusaha sendiri tanpa melibatkan Tuhan, mungkin kita bisa berhasil, mungkin kita kaya, tetapi kita tidak memiliki jaminan pasti. Lalu kita pun akan mengalami ketakutan, kecemasan, dan penderitaan. Bahkan, tidak sedikit orang kaya yang jatuh sakit dan tidak bahagia hidupnya. Sebaliknya, berkat sejati yang dari Tuhan akan membuat kita merasakan damai sejahtera dan sukacita dalam hidup, dalam hati, dan dalam pikiran kita. Oleh karena itu, selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah-langkah kehidupan kita. Utamakan Tuhan, Dia pun tidak akan lupa membukakan tingkap-tingkap sorga dan mencurahkan berkat-berkat-Nya bagi kita. (LEW)


RENUNGAN

Ketika Tuhan MEMBERKATI kita, berkat itu DISERTAI dengan SUKACITA dan DAMAI SEJAHTERA dalam hati serta pikiran kita


APLIKASI

1. Menurut Anda, dari manakah asalnya berkat-berkat yang Anda terima? Karena usaha Anda sendiri atau dari Tuhan?

2. Sudahkah Anda menerima berkat yang disertai dengan sukacita dan damai sejahtera? Bila sudah atau belum, mengapa?

3. Langkah-langkah apa yang akan Anda ambil supaya Anda merasakan sukacita dan damai sejahtera dari berkat yang Anda terima?


DOA UNTUK HARI INI

“Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap berkat yang Engkau berikan kepada kami, baik itu kesehatan, keuangan maupun kepandaian. Kami percaya, ketika Engkau memberkati kami, sukacita dan damai sejahtera pun akan tinggal dalam hati kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami sudah berdoa. Amin.”

Share:

Percaya sepenuhnya

Tuhan Yesus berkata: "Karena itu Aku berkata kepadamu, Apa saja yang engkau inginkan, ketika engkau berdoa, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan engkau akan memilikinya."
Markus 11:24

Pemahaman atas ayat alkitab: Dari ayat ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengajar kita memiliki iman kepada Tuhan, tidak peduli kesulitan atau kemunduran yang kita hadapi, selama kita berdoa dengan tulus dan mengandalkan Tuhan, Tuhan pasti akan memenuhi doa-doa kita sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam alkitab banyak dari mereka telah memberikan kesaksian yang gemilang bagi Tuhan karena mereka memiliki iman yang benar kepada Tuhan, dan mereka juga telah melihat banyak pekerjaan Tuhan yang luar biasa.
Seperti yang Tuhan firmankan: "Ketika Musa memukul batu, dan air yang dianugerahkan oleh Yahweh tepercik keluar, itu karena imannya. Ketika Daud memainkan kecapi saat memuji-Ku sebagai Yahweh—dengan hati gembira—itu karena imannya. Ketika Ayub kehilangan ternaknya yang memenuhi pegunungan dan segala kekayaan yang tak terkira jumlahnya, dan tubuhnya dipenuhi dengan barah yang busuk, itu karena imannya. Ketika ia dapat mendengar suara-Ku, Yahweh, dan melihat kemuliaan-Ku, Yahweh, itu karena imannya. Bahwa Petrus dapat mengikut Yesus Kristus, itu karena imannya. Bahwa ia bersedia disalibkan demi Aku dan memberikan kesaksian mulia, itu juga karena imannya. Ketika Yohanes melihat citra mulia Anak Manusia, itu karena imannya."

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Dari firman Tuhan, terlalu penting memiliki iman yang benar kepada Tuhan. Hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan, tidak mengandalkan ide-ide sendiri untuk memperlakukan orang dan hal-hal yang Tuhan tetapkan , jangan menerka Tuhan, dan mematuhi kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Hanya dalam kesulitan kita tidak dapat menyangkal Tuhan, dan kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan dan mengikuti Dia sampai akhir. Namun, dalam hidup, kita hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan ketika kita berada di saat-saat yang baik; tetapi ketika situasi sulit dan penderitaan datang, kita sering kali pasif dan lemah, dan kita bahkan tidak mau berdoa, dan tanpa iman di masa lalu, bagaimana mengalami bisa mencapai iman sejati kepada Tuhan ?

Firman Tuhan berkata: "Apa pun jenis pemurnian yang engkau alami dalam pengalamanmu dari firman Tuhan, Tuhan menghendaki iman manusia. Dengan cara ini, yang disempurnakan adalah iman dan aspirasi manusia. Engkau tidak bisa melihat atau menyentuhnya; dalam situasi inilah engkau membutuhkan iman. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu. Ketika engkau tidak bisa melihat dengan jelas pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan adalah imanmu dan engkau harus berdiri teguh dan menjadi saksi. Ketika Ayub sampai di titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Jadi, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukannya. Tuhan akan memberikan kepadamu apa pun yang engkau ingin dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi melihat kemahakuasaan-Nya. Ketika engkau memiliki iman dan engkau bisa menyentuh tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan tampak kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbing engkau dari dalam. Tanpa iman, Tuhan tidak bisa melakukannya. Jika engkau sudah kehilangan harapan dalam Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya ketika engkau memiliki iman dan tidak ragu terhadap Tuhan, hanya ketika engkau memiliki iman sejati dalam Dia, tidak peduli apa yang dilakukan-Nya, Dia akan menerangi dan mencerahkan pengalamanmu dan hanya dengan begitu engkau akan bisa melihat tindakan-Nya. Semua ini diperoleh dari iman dan iman hanya diperoleh dari pemurnian—iman tidak bisa berkembang tanpa pemurnian. Iman ini merujuk kepada apa? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati
Share:

SERAHKANLAH SEGALA KEKUATIRANMU

Gema Suara Illahi

1 Petrus 5:7 (TB) "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu"
 
Setiap manusia pasti punya rasa kuatir. Hanya orang yang sudah tak punya nyawalah yang sudah kehilangan rasa kuatir. Hidup ada naik turunnya, tinggi dan rendah. Di suatu saat, manusia menghadapi ujian yang hebat. Bahkan orang Kristen yang paling makmurpun tidak bisa lolos dari ujian dan pergumulan, rasa sakit dan tekanan umum terjadi pada kita.
 
Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi (Ayb. 5:6-7). Ujian manusia bukan fenomena alami. Tidak ada yang terjadi diluar pengetahuan dan tujuan Pencipta. Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan (Ayb. 14:1-2).
Paulusmenasihati agar kita tidak kuatir tentang apapun juga, karena kuatir datang dari ketidakpercayaan pada Tuhan. Petrus mengatakan apa yang harus kita lakukan dengan semua kekuatiran kita. Kita harus menyerahkannya kepada Tuhan. Serahkan semua kuatirmu pada-Nya. 
Pemazmur berkata, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah” (Mzm. 55:22). Apakah kita pernah berpikir apakah Tuhan memang benar-benar peduli? Saat kita meragukan kepedulian Tuhan, kita menghina Dia. Para murid menghinanya saat badai menerpa, Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa? (Mrk 4:38). Tentu saja Dia peduli. Dia tidak berkata, mari kita berlayar dan tenggelam”tapi “Yesus berkata kepada mereka: Marilah kita bertolak ke seberang. Kekuatiran para murid menunjukan mereka menanggungnya sendiri daripada menyerahkan pada-Nya.
Tuhan telah memberikan kita kesembuhan atas kekuatiran yang muncul disaat ujian berlangsung. Itu karakter yang membedakan orang Kristen bahwa Tuhan Yesus Kristus peduli bagi mereka yang percaya pada-Nya. Orang Kristen bisa membawa semua kekuatirannya pada Juruselamat. Serahkan semua kuatirmu; karena Dia peduli. Bukan sebagian, atau banyak, tapi semua. Saat kita mengerti nasihat Petrus, kita tidak menyingkirkan ujian dan pencobaan, tapi kita menyingkirkan kekuatiran yang dihasilkannya. Karena itu, jangalah terus-menerus kuatir tetapi segeralah keluar dan serahkan kepada TUHAN. Amin. 
Hal apakah yang di renungkan! 
1.hal kekuatiran apa yang menghalangi sukacita anda? 
2.Apakah kekuatiran yang ada dalam hidupmu hari ini. Bagaimana cara anda? 
 
Share:

Itulah “Iman”

Gema Suara Illahi
Ibrani 11:1 
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1 i_TB)
Kita pengikut Kristus adalah orang beriman. Kita percaya kepada Tuhan Yesus karena Roh Kudus yang tinggal dalam kita.
Iman kita itu berdasarkan fakta yakni apa yang Tuhan telah katakan. Fakta itu ada tertulis dalam Alkitab.
Iman kita itu sendiri adalah bukti dari segala sesuatu yang Tuhan telah katakan dan kita belum lihat. Itu yang disebut fakta iman, kita percaya meskipun belum melihat.
Fakta iman itu harus ada buktinya dalam bentuk fakta nyata yakni kita melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan pimpinan Roh Kudus.
Itu tandanya kita beriman. Orang Kristen yang tidak peduli dengan perintah Kristus bukan orang beriman.
Kalau ada di antara kita yang belum peduli dengan segala perintah Kristus maka sekaranglah waktunya untuk lebih sungguh-sungguh beriman.
Tuhan berkata:
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:20 i_TB)
Sudahkah hidup anda percaya dengan Iman itu? Lakukanlah. 

 
Share:

Rasa Kuatirku

Gema Suara Illahi

Amsal 12:1-28
“Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” Amsal 12:25

Saat ini kekuatiran melanda banyak orang. Apalagi banyaknya berita yang tidak bertanggung jawab, hoaxs, pada masa pandemi corona 19 ini semua manusia kuatir sehingga karena merasa kuatirnya hal yang baik dan biasa di lakukanpun hilang, seperti berbagi uang kepada saudara, atau tetangga dan saudara pinjam uang. Macam-macam  hal yang dikuatirkan: ekonomi keluarga, studi, pasangan hidup atau masa depan. Cita cita nikah dengan pasanganya bisa gagal dan juga tertunda keinginan nikah dengan biaya besar terjadi biaya cukup sederhana, kerinduan segera punya anak tertunda oleh adanya virus corona 19.Apalagi . Sangatlah manusiawi bila semua orang semakin kuatir dalam menjalani hidup ini. Cita cita anak sekolah pintar masa ini mungkin berbeda. 
Sebenarnya perasan kuatir itu muncul bukan akibat besar kecilnya masalah atau tantangan yang dihadapi, melainkan ketika orang cenderung mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kekuatiran itu sendiri merupakan kegagalan seseorang dalam menghadapi tantangan sebelum melakukan peperangan. Rasa kuatir itu tidak hanya dialami orang dunia saja, orang Kristen pun mengalami hal yang sama, seolah-olah tidak ada pengharapan. FirmanNya jelas menyatakan bahwa Tuhan menjamin masa depan anak-anakNya yang senantiasa bersandar dan berharap kepada Dia, “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18). Ingat! Kekuatiran merupakan celah dalam kehidupan kita yang memberikan kesempatan kepada Iblis untuk menggagalkan dan menghancurkan kita.
Di tengah dunia yang makin sulit dan penuh tantangan ini kita harus makin sungguh-sungguh melekat pada Tuhan dan tekun tinggal dalam Dia. Jadi, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Bunga bakung saja yang tidak bekerja dan memintal didandani Tuhan sedemikian rupa walaupun hari ini ada dan esok dibuang. Apalagi kita, ciptaan paling mulia di antara segala ciptaanNya yang adalah segambar dan serupa dengan Allah. Seberat apa pun pencobaan kita, percayalah semuanya itu tidak melebih kekuatan kita, justru semakin menguatkan otot-otot iman kita kepada Tuhan karena Dia sanggup menolong dan memberkati kita dengan caraNya yang ajaib. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9)

Jangan kuatir, apalagi menyerah pada keadaan, karena ada Yesus yang senantiasa menyertai dan memilihari hidup kita sampai akhir zaman! 
Hadapi bersama dengan Tuhan.
Share:

Ketuklah

Matius 7:8.
Saat kita, mertamu kerumah orang lain. Hal pertama dan utama adalah mengetuk pintu dan bersapa serapah. 
Ketuk pintu pertanda ada sesuatu yang ingin di lakukan atau di mintai tolong. 
Mengapa untuk Tuhan juga di perlukan ketuk pintu? 
Ketuk (2925) (krouo) berarti ketokan di pintu untuk masuk dan dengan demikian menyiratkan intensitas yang lebih besar dan lebih berulang daripada meminta atau mencari.
Kata bahasa Inggris “knock” berasal dari kata Jerman yang berarti menekan! “Knock” artinya berdiri di depan pintu dan berulang kali mengetuknya dengan buku jari Anda.
kita mengetuk dan menunggu, lalu kita mengetuk lagi, lalu kita berkata, “Saya tahu engkau ada di dalam,”
Lalu kita mengetuk lagi dan berkata, “Saya bisa mendengar suara mu. Ayo, buka pintunya. ”
Kemudian Anda mengetuk lagi. Jika Anda berada di sisi lain, Anda tahu betapa menyebalkannya mendengarkan saat seseorang mengetuk dan mengetuk dan terus mengetuk.
Namun justru itulah gambaran di balik perintah Yesus untuk terus mengetuk! Ide tersebut mungkin menyiratkan berdoa dalam menghadapi kesulitan dan bahkan penolakan.
Jika Anda mengetuk seperti ini, keinginan Anda untuk masuk pasti sangat besar.
Perhatikan tingkat intensitas yang meningkat dari meminta kemudian menjadi mencari dan akhirnya mengetuk secara terbuka!
Masing-masing kata kerja ini ada dalam PRESENT IMPERATIVE, yang merupakan perintah untuk melakukan setiap aktivitas ini secara terus menerus.
Yesus menyerukan ketekunan dalam doa. Doa sama pentingnya dengan oksigen bagi hidup kita.
Doa adalah garis hidup bagi warga Kerajaan surga yang masih di bumi dan dengan demikian itu mengungkapkan ketergantungan kita yang berkelanjutan kepada-Nya.
Akan dibukakan (455) (anoigo dari ana = lagi + oigo = membuka) artinya membuka, membuka, membuka lagi, memberi akses.
Untuk membuka mata dan membuat mereka melihat (Kisah Para Rasul 26:18). Membuka mulut agar mereka mulai berbicara (Mat 5: 2).
Secara kiasan, membuka “pintu” yang berarti memungkinkan (Kol 4: 3).
Meminta menunjukkan ketergantungan; mencari menunjukkan kerinduan; mengetuk menunjukkan ketekunan. Yesus ingin kita beriman.
Siapkan kita ketuk pintu hati kita dan datang kepadaNya sang pemberi kehidupan. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.