Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIA-NYA

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
 Mazmur 136:1-3

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.Saudaraku, kapan atau dalam situasi seperti apa, kita mengatakan “ bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia Baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Saya yakin sebagian besar dari kita akan mengatakan ketika semuanya ada dalam keadaan yang baik, usaha lancar, gaji naik, anak-anak mendapat nilai yang baik dan diterima di sekolah favorit, seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat, keluarga harmonis dan lain sebagainya.Bagaimana jika kita ada dalam keadaan yang tidak baik, sedang sakit, kehilangan orang yang dikasihi,” di rumahkan” karena wabah covid-19 sehingga penghasilan kita berkurang, usaha kita bangkrut, keluarga kita berantakan dan lain sebagainya, Apakah kita bisa bersyukur dan mengatakan Tuhan baik? Jawaban yang seringkali saya dengar dan juga menjadi pengalaman saya juga adalah “HARUSNYA BISA TAPI……..TERNYATA SULIT, TIDAK MUDAH UNTUK MENGUCAP SYUKUR DAN MENGATAKAN TUHAN BAIK DI TENGAH KESULITAN.”Saudaraku, saya ingin mengajak kita untuk melihat Mazmur 136:1-26. Di sana yang pemazmur bersyukur kepada Tuhan dan mengatakan Tuhan baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya, karena 1. Ayat 4-9 Dia yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya dengan sungguh amat baik 2. Ayat 10-22 Tuhan tidak tinggal diam ketika umat-Nya ada dalam penderitaan sebagai budak di Mesir. Tuhan telah Juruselamat bagi umatNya Israel dengan membawa mereka keluar dari Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. 3. Ayat 23-24 Tuhan penolong di saat kita ada dalam kesulitan 4. Ayat 25-26 Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjuang sendiri, Dia menyediakan yang kita butuhkan. Saudaraku jika kita melihat Mazmur 136:1-26 maka kita dapat menarik kesimpulan: ungkapan syukur atas kebaikan dan kasih setia Tuhan adalah sebuah ungkapan iman yang tak hanya muncul disaat semua baik-baik saja. Tapi juga hadir di saat ada kesulitan, tantangan dan pencobaan, karena Allah yang dipercayai adalah Allah yang bertindak sebagai Juruselamat dan penolong umatNya. Iman berperan menolong kita untuk melihat karya Tuhan dalam kesulitan dan tantangan yang sedang kita hadapi. Iman juga berperan memberikan pengharapan untuk menghadapi kenyataan dan untuk mengatasi kenyataan hidup. Tanpa Iman, maka kita akan mudah berputus asa dan tak berdaya menghadapi kesulitan dan tantangan hidup.Karena itu, saudara, , mari gunakan iman kita di tengah kesulitan dan tantangan yang sedang kita hadapi sehingga setiap kita berkata bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya! Amin
Share:

TANGGUNG JAWAB DALAM PERSEKUTUAN

Roma 15:1-6.

Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. (Roma 15:1-2) Nats Alkitab: Roma 15:1-6
                Apakah tanggung jawab orang-orang Kristen dalam persekutuannya dengan saudara-saudara seiman? Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah dan persembahan hidup kita untuk dipakai Allah menyalurkan kasih karunia tersebut kepada orang lain.
                Pertama, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk saling memperhatikan. (ayat 1-3).  Kalau ini terjadi maka setiap anggota akan mengalami pertumbuhan pribadi, hubungan akan menjadi sehat dan akibatnya persektuan akan menjadi berbuah. Percayalah, kasih memiliki kuasa besar untuk memenangkan hati orang daripada pengabaian atau kritikan tajam.
                Kedua, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelidiki Alkitab secara pribadi maupun bersama-sama. (ayat 4).  Alkitab memberikan janji-janji kehidupan yang memberikan kita dorongan semangat untuk lebih berani hidup dalam kebenaran Allah.
                Ketiga, dalam persekutuan Kristen setiap anggota berpegang teguh dalam pengharapan. (ayat 4). Kata berpegang teguh (tabah) berasal dari kata hupomone yang artinya sikap menanggulangi hidup dengan keberanian atau suatu kekuatan yang tidak hanya menerima, tetapi mampu mengubah sesuatu yang diterima itu menjadi kemuliaan. Sedangkan pengharapan yang kita miliki bukan berdasarkan kekuatan manusia tetapi pada kasih karunia Allah yang memberikan jalan keluar, kekuatan, hikmat dan keberanian sehingga kita akan menjadi berani dan tidak putus asa apapun keadaannya.
                Keempat, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk membangun keserasian (harmoni) satu sama lain (ayat 5-6). Gedung gereja yang megah, peralatan musik/sound sistem yang canggih atau berbagai kegiatan gereja yang gemerlap tidak akan menjadikan sebuah gereja memiliki persekutuan sejati di dalam Kristus. Tanpa adanya harmoni, maka persekutuan Kristen menjadi semu dan kehilangan otoritas Kerajaan Allah. Kasih karunia telah mempersatukan kita lebih dari perbedaan-perbedaan kita, bahkan Tuhan telah menjadikan perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan dan keindahan. Tanggung jawab kita adalah menyelaraskan diri dengan saudara-saudara yang lain serta mengikuti aba-aba dari Sang Konduktor Agung (Yesus Kristus). Amin. 

Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah
Share:

Lawanlah iblis

karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Yakobus 4:7

Kebanyakan orang di dunia ini tidak suka untuk tunduk kepada siapa pun, tidak kepada yang berwenang, etika, hukum, atau pun peraturan. Mereka tunduk dengan terpaksa hanya untuk menghindari masalah, denda, atau hukuman. Jika tidak ada hukuman bagi orang-orang yang melanggar peraturan lalu lintas, akan ada banyak orang yang membawa kendaraan melampaui batas kecepatan atau memarkir mobil mereka sembarangan sesuka hatinya. Banyak anak-anak yang mungkin menaati perintah orang tuanya, tetapi sesungguhnya hati mereka tidak rela dan tidak tunduk.

Banyak orang yang hanya berdoa, membaca Alkitab, dan pergi ke gereja, tetapi tanpa hati yang sukacita dan tunduk. Banyak orang yang mengkhotbahkan dan mengajarkan Firman Tuhan, tetapi tidak ada hati yang sepenuhnya tunduk kepada Allah dan Firman-Nya! Semua ini menunjukkan hati yang memberontak setelah kejatuhan Adam. Banyak orang menganggap bahwa tunduk adalah tanda kelemahan. Sebenarnya tunduk kepada Allah dan Firman-Nya adalah tanda dari kebijaksanaan dan kedewasaan. Allah memerintahkan kita untuk menundukkan diri kepada-Nya “Karena itu tunduklah kepada Allah” (Yak. 4:7). Apakah kita sungguh-sungguh tunduk kepada Allah dan firman-Nya?
Istilah Yunani untuk kata kerja “tunduk” adalah hupotássô, yang artinya adalah menempatkan di bawah, takluk, tunduk, menyerahkan diri, taat. Jika kita memiliki hati yang tunduk, kita akan tunduk kepada Allah dan menaati Firman-Nya.

Sayangnya, natur manusia itu telah berdosa, pemberontak, cemar, dan rusak total. Itu adalah pemberontakan terhadap Allah dan Firman-Nya, “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya” (Rm. 8:7). Allah berbicara kepada umat-Nya lewat Yeremia, “Masakan kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar terhadap Aku?… Tetapi bangsa ini mempunyai hati yang selalu melawan dan memberontak (keras kepala, mundur); mereka telah menyimpang dan menghilang.” (Yer. 5:22-23). Amin

RENUNGKAN: Hati manusia itu sombong, degil, pemberontak.

DOAKAN: Oh Tuhan, tolong saya untuk tunduk kepada-Mu dan Firman-Mu.
Share:

IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT

Ibrani 11:1-40

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  Ibrani 11:1

Sebagai orang percaya kita pasti memiliki kerinduan untuk mengalami segala hal yang baik dari Tuhan:  mujizat, kesembuhan, pemulihan, kelepasan dan sebagainya.  Namun ada pula yang masih ragu, bahkan tidak percaya dengan mujizat atau pekerjaan adikodrati.  Mereka berpikir kalau ada orang Kristen yang sakit parah lalu disembuhkan dan mengalami kelepasan hanyalah sebuah kebetulan, toh ada banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal yang sama, meski mereka tidak percaya kepada Tuhan.  Mereka juga beranggapan zaman mujizat sudah lewat, dan di zaman yang serbamutakhir ini logikalah yang berbicara.  Acapkali dengan logika kita sebagai manusia kita membatasi kuasa Tuhan bekerja.  Segala sesuatu kita ukur dengan apa yang nampak secara kasat mata.
     Mujizat itu tidak ada rumusnya dan hanya dapat dialami dengan iman.  Mujizat itu sudah disediakan Tuhan, namun seringkali belum kita lihat secara kasat mata;  adapun tugas kita adalah percaya dengan iman.  Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang belum terlihat.  Memang kita belum melihatnya, tetapi semua yang tertulis di dalam Alkitab harus kita percayai.  "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."  (Yesaya 55:11).  Karena itu setiap orang Kristen harus  "...hidup karena percaya, bukan karena melihat."  (2 Korintus 5:7).  FirmanNya menciptakan yang tak ada menjadi ada, yang tak terlihat akan menjadi nampak, yang mustahil menjadi mungkin.
     Kata firman  (bahasa Yunani)  memiliki dua pengertian:  logos dan rhema.  Logos adalah firman yang tertulis dalam Alkitab atau ayat-ayat Alkitab, sedangkan rhema adalah firman yang dihidupkan, suatu firman pilihan Tuhan yang spesifik, yang dihidupkan, firman dari Tuhan kepada kita yang dikhususkan untuk saat ini.  Mintalah kepada Tuhan agar setiap firman yang kita baca menjadi rhema, tidak hanya sebatas logos.
Saat kita membaca, merenungkan dan mempercayai firman Tuhan, firmanNya itu menjadi rhema, menghidupkan iman kita, berbicara kepada kita dan menjadikan mujizat bagi kita.amin
Share:

Dalam Yesus kita, bersaudara

Gema Suara Illahi 
 Matius 25:40 
“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40 i_TB)
 
Kita pengikut Kristus, ketika membaca cerita dalam kitab Injil tentang kehidupan Tuhan kita Yesus selama di bumi 2000 tahun lalu mungkin pernah merenungkan betapa indahnya seandainya kita hidup pada masa itu sehingga kita bisa melakukan sesuatu untuk Tuhan.
Kita akan senang menyediakan tempat yang lebih baik ketika Ia lahir di Betlehem, mengunjungi Yohanes Pembaptis di penjara Galilea, membantu Lazarus yang miskin itu sebelum meninggal, menjamu rombongan Tuhan dan lain sebagainya.
Ternyata kita masih dapat melakukannya sekarang ini yakni dengan melakukan hal-hal yang baik itu kepada saudaranya Tuhan  dengan memberi mereka makanan, minuman, tumpangan, pakaian, lawatan ketika sakit dan kunjungan ketika di penjara.
Saudaranya Tuhan itu ialah semua orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yakni percaya kepada Yesus Kristus Anak-Nya (Mat 12:49-50). Saudaranya Tuhan Yesus itu mungkin ada di sekitar kita sekarang ini atau kita doakan agar Roh Kudus membuat kita berpapasan dengan saudara Tuhan itu hari ini.
Kita semua adalah saudara di dalam Tuhan. Tetangga, kerabat, teman, pasangan, mertua bahkan menantu ataupun juga saudara di luar kristus. 
Marilah kita melakukan kebaikan itu dengan sukacita, seolah-olah seperti kita melakukannya langsung untuk Tuhan Yesus 2000 tahun lalu.
Selamat menjadi berkat bagi saudaranya Tuhan yang sedang risau dan penat pada hari ini.Amin
Tuhan memberkati.
Share:

RUMAH SAMPAH

Amsal 6:4-11
Lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat. (Amsal 6:5

Terperangah saya menyaksikan acara TV itu. Kru sengaja mendatangi rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah membersihkan rumah dan membuang barang. Akibatnya rumah mereka begitu jorok, penuh tumpukan barang, sehingga sukar menemukan celah untuk berjalan. Orang harus melangkah di sela-sela timbunan barang. Udara pengap. Penuh bau tak sedap. Suasana gelap. Jauh dari kewajaran hidup yang sehat. Rumah dan sampah menyatu. Celakanya, si penghuni seolah dibuat lumpuh tak berdaya untuk memperbaiki keadaan.

Amsal 6:4-11 mengulas satu topik saja: kemalasan. Ini adalah sumber dari banyak kesusahan hidup yang mampu menyudutkan seseorang pada ketidakberdayaan yang melumpuhkan (ay. 11). Hal itu tidak terjadi dalam sekejap mata, melainkan ada prosesnya. Awalnya keengganan untuk bangun pada waktunya (ay. 4, 10). Artinya, selalu menunda. Nanti saja. Karena “dipelihara” sebagai kebiasaan, kemalasan bertumpuk. Jadi kian parah dan susah dilawan. Orang terjerat olehnya. Maka, hindarilah kemalasan sebelum ia menjadi “perangkap” (ay. 4).

Kebiasaan bermalas-malas tak boleh dibiarkan. Harus dilawan sedini mungkin. Jika terlanjur mendarah-daging, sangat sulit melawannya. “Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” seru penulis Amsal. Artinya, kita perlu segera menggantinya dengan kebiasaan yang berlawanan, dengan belajar memerintah diri sendiri agar tidak menunda pekerjaan (ay. 7-8). Ya, belajar menyelesaikan pada hari ini tugas yang dapat diselesaikan hari ini amin
KEMALASAN HARUS DILAWAN SEDINI DAN SEKERAS MUNGKIN
SEBELUM KITA DIBUAT TAK BERDAYA UNTUK MELAWANNYA
Share:

Menyenangkan hati Allah Bapa / TUHAN

Gema Suara Illahi
Mazmur 147:11
“Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan DIA, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNYA”
Ada satu lagu pujian yang reff nya “MenyenangkanMu senangkanMu hanya itu kerinduanku…”.  Dengan mudahnya kita dapat menyanyikan lagu itu, dengan mudahnya kita dapat mempunyai keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan. Tapi pertanyaannya dalam hidup saya dan anda saat ini, bagaimana kita dapat secara khusus/ spesifik untuk menyenangkan hati Tuhan?...
Menyenangkan hati Tuhan adalah tujuan dari kita manusia diciptakan oleh Allah. Tetapi seringkali ketika kita ingin menyenangkan hati Tuhan, karena lebih mudah kita menyenangkan hati manusia.
Alkitab memberikan teladan yang jelas dan yang baik untuk kita tiru, yaitu teladan kehidupan Nuh, pada jaman Nuh kita tahu bahwa semua orang “jahat dimana Tuhan”, karena mereka semua bejad dan rusak moralnya, bahkan salah satu penulis mengomentari bahwa keadaan manusia pada jaman Nuh “lebih bejad dan rusak moralnya bahkan lebih buruk dari binatang”.  Bahkan dicatat bahwa Tuhan menangis melihat semua kerusakan dan kebejadan tersebut, dan DIA tidak menemukan seorang pun yang  taat dan baik, kecuali dari keluarga NUH.
Tuhan sangat jijik dengan tingkah laku manusia pada jaman NUH yang cendrung bermain dengan dosa, oleh sebab itu bencana air bah di nyatakan oleh Tuhan untuk memusnahkan manusia di muka bumi..
Tetapi karena kasih Tuhan, DIA masih melihat satu keluarga yang bisa membuat DIA TUHAN bangga dan senang hatiNYA karena kehidupan dan ketaatannya ditengah tengah kehidupan tetangganya yang jauh dari pada Tuhan, dialah keluarga NUH. Sehingga kata TUHAN : :
 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini” (Kejadian 7:1)
Nuh menyenangkan hati Tuhan karena kehidupannya yang senantiasa BENAR dihadapan Allah.
Saat ini kita belajar ada beberapa factor untuk kita sebagai anak Tuhan dapat menyenangkan hati Tuhan:
KITA DAPAT MENYENANGKAN HATI TUHAN DENGAN MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA.
Markus 12:30 “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Inilah hukum yang terutama dalam Alkitab dan hukum yang utama. Di saat manusia bermoral busuk dan sangat menyakitkan hati Tuhan. Justru Nuh berbuat sebaliknya, Nuh tetap mengasihi Tuhan dan taat kepada Tuhan. Nuh senantiasa berkomunikasi kepada Tuhan. Sehingga ketika pada jaman Nuh seluruh manusia dimusnahkan melalui air bah, Nuh dan seluruh keluarganya selamat.
Tuhan sangat senang jika kita dapat mengasihiNya, tetapi mengasihi Tuhan bukan hanya keluar dimulut saja. Tetapi tetap terus menerus mengerjakan kasih itu dalam kehidupan sehari hari. Mengasihi Tuhan dengan menciptakan waktu yang sangat dekat dengan Tuhan. Seperti layaknya keluarga yang saling mengasihi, maka aka nada keakraban dan kemauan untuk yang dikasihinya.
Mengasihi Tuhan, melakukan setiap kasih itu dalam kenyataan yang ada, sebagai anak Tuhan melayani Tuhan, rajin persekutuan (apalagi yang Tuhan panggil secara khusus, pengurus, aktivis, majelis), kunjungan. Dll.
(Ilustrasi waktu pacaran, saking cintanya, hujan pun datang buat pacaran; apapun yang pacar mau di carikan……)
Bagaimana dengan kita sudahkah kita menyenangkan hati Tuhan dengan mengasihi Nya dan mengasihiNya dengan melakukan segala hal dalam melayaniNya? .. 
KITA DAPAT MENYENANGKAN HATI TUHAN DENGAN MEMATUHI SEGALA PERINTAHNYA DENGAN SEGENAP HATI DAN DENGAN PENUH SUKACITA.
Nuh ketika Tuhan perintahkan membuat bahtera dan mengumpulkan semua mahluk secara berpasang-pasangan, Nuh tidak membantah sedikit pun, dan Nuh dapat melakukannya dengan taat dan senang hati.
Kej. 6: 22: “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya demikianlah dilakukannya”.
Sekalipun tentunya  Nuh heran dan gundah atas perintah Tuhan (aneh-aneh aja nih Tuhan mungkin dalam hatinya N
Share:

HARAPAN ORANG BENAR

Gema Suara Illahi
“Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.” Amsal 10:28

Hal terpenting yang diperlukan untuk memiliki hikmat adalah takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan akan menanggalkan sikap yang mementingkan diri sendiri dan mengizinkan Tuhan mendidik dia di dalam kebenaran. Didikan Tuhan dimulai dari sikap hati yang mau diajar dan tidak malas belajar. Sikap hati yang benar menundukkan diri untuk taat pada Tuhan. Ketaatan pada disiplin yang diterapkan Tuhan membawa berkat yang nyata dalam hidup ini, yaitu umur panjang dan hidup penuh kebahagiaan. Ketaatan kepada Tuhan berarti kita menaruh harapan hanya kepada Tuhan saja.
Amsal berisi hikmat Tuhan yang mengajarkan kepada manusia bagaimana seharusnya hidup benar dihadapan Tuhan. Orang benar akan menaruh harapannya kepada Tuhan dan memberikan sukacita dalam hidupnya. Firman Tuhan melalui Yeremia:”Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya kepada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang di tanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tudak mengenal datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah”. Orang fasik berharap pada kekuatan dan kepandaian manusia namun mengabaikan Tuhan dan akhir dari semuanya adalah sia-sia. Firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari Tuhan…”
Keyakinan diri tidak akan cukup mampu menguatkan kita. Serahkan kepada Allah. Dia tidak akan pernah mengecewakan kita. Tidak peduli apa yang tengah kita hadapi dalam hidup, Ia akan berjalan bersama kita melewati itu semua. Masihkah harapanmu kosong dan tak berguna. Mari berharap lah hanya kepada pemberi harap. Amin
Refleksi
Berharaplah hanya kepada Tuhan
Share:

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya

 Gema Suara Illahi

Amsal 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.


Sebelum China menjadi negara komunis, hiduplah keluarga yang sangat kaya raya. Tuan Chow memiliki seorang putra dan ia sangat dihormati karena kekayaannya itu. Ketika putranya sudah dewasa, ia memutuskan memeluk agama Kristen. Tuan Chow sangat marah dan mengusir putranya tersebut serta tidak memberikan warisan sedikit pun padanya. Anak itu akhirnya pergi jauh dari China dan mulai membangun usaha. Tuhan pun membuatnya berhasil. Sementara itu, ketika komunisme melanda daratan China, kekayaan keluarga Tuan Chow jatuh ke tangan komunis. Semua hartanya dirampas dan mereka menjadi miskin serta menderita sementara anaknya yang percaya Tuhan Yesus hidup dalam berkat Tuhan yang luar biasa.


Uang, harta, dan kekayaan adalah hal yang sangat diinginkan kebanyakan orang. Bahkan, terkadang mereka rela melakukan apa saja demi memperoleh kekayaan bertumpuk. Sebagai anak-anak Tuhan, bolehkah jika kita ingin kaya? Tentu. Akan tetapi, kita harus mengetahui kaya seperti apa yang dimaksud oleh Tuhan. Amsal 10:22 dengan jelas mengatakan, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Yang artinya, bukan sembarang berkat yang menjadikan kita kaya, tetapi berkat dari Tuhan.


Ketika Tuhan memberikan berkat kepada kita, hendaknya kita selalu menyadari dan mengucap syukur bahwa semua yang kita peroleh berasal dari Tuhan, bukan dari jerih payah kita sendiri. Ketika kita berusaha sendiri tanpa melibatkan Tuhan, mungkin kita bisa berhasil, mungkin kita kaya, tetapi kita tidak memiliki jaminan pasti. Lalu kita pun akan mengalami ketakutan, kecemasan, dan penderitaan. Bahkan, tidak sedikit orang kaya yang jatuh sakit dan tidak bahagia hidupnya. Sebaliknya, berkat sejati yang dari Tuhan akan membuat kita merasakan damai sejahtera dan sukacita dalam hidup, dalam hati, dan dalam pikiran kita. Oleh karena itu, selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah-langkah kehidupan kita. Utamakan Tuhan, Dia pun tidak akan lupa membukakan tingkap-tingkap sorga dan mencurahkan berkat-berkat-Nya bagi kita. (LEW)


RENUNGAN

Ketika Tuhan MEMBERKATI kita, berkat itu DISERTAI dengan SUKACITA dan DAMAI SEJAHTERA dalam hati serta pikiran kita


APLIKASI

1. Menurut Anda, dari manakah asalnya berkat-berkat yang Anda terima? Karena usaha Anda sendiri atau dari Tuhan?

2. Sudahkah Anda menerima berkat yang disertai dengan sukacita dan damai sejahtera? Bila sudah atau belum, mengapa?

3. Langkah-langkah apa yang akan Anda ambil supaya Anda merasakan sukacita dan damai sejahtera dari berkat yang Anda terima?


DOA UNTUK HARI INI

“Tuhan Yesus, terima kasih untuk setiap berkat yang Engkau berikan kepada kami, baik itu kesehatan, keuangan maupun kepandaian. Kami percaya, ketika Engkau memberkati kami, sukacita dan damai sejahtera pun akan tinggal dalam hati kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami sudah berdoa. Amin.”

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.