Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Kasih Meskipun

Roma 5:5 
 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Dalam berbagai kesempatan dialog dengan orang yang tidak percaya, mereka menuduh Yesus Kristus menyuruh membenci keluarga untuk dapat menjadi pengikut-Nya (Luk 14:26).Tuduhan itu tidak masuk akal karena Yesus memerintahkan mengasihi semua orang bahkan musuh sekalipun.
Roh Kudus telah dikaruniakan kepada kita ketika kita memercayakan diri kita sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus itu mencurahkan kasih Allah dalam  hati kita sehingga kita semakin mengenal kasih itu ketika kita dengan sepenuh hati dan dengan segenap kekuatan melakukan segala perintah Kristus dengan dipimpin oleh Roh Kudus. Kasih itu yang mendorong Kristus mati untuk kita ketika kita masih seteru Allah, itu luar biasa. Kasih Kristus yang dicurahkan Roh dalam hati kita itu memampukan kita bahkan bermegah dalam kesengsaraan kita. Kualitas kasih yang dahsyat itu membuat kasih manusiawi lainnya termasuk kepada keluarga hanya seperti kebencian saja. Kasih Kristus itu yang memampukan banyak saudara “murtadin” (orang Islam yang menjadi Kristen) yang dibenci oleh keluarganya tetap mengasihi mereka dengan kasih agape, kasih “meskipun”. Di beberapa negara fanatik, ada di antara mereka yang sampai dibunuh keluarganya sendiri karena menjadi “murtadin”, tetapi sampai nafas terakhir pun mereka tetap mengasihi keluarganya dengan kasih Kristus yang ketika di salib berkata: “Ya Bapa. ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Kiranya kasih kita terus bertumbuh menjadi serupa dengan kasih Kristus.
Amin.
Share:

Kemerdekaan Sejati

Baca: Yohanes 8:30-36

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Yohanes 8:36

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekik kemerdekaan bergema di seluruh persada negeri tercinta Indonesia. Hari in kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan negera kita yang ke 65. Merdeka berarti bebas; bebas menentukan nasib bangsa sendiri tanpa adanya tekanan dari pihak lain, terlepas dari penjajahan bangsa asing. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengucap syukur kepada Tuhan, akrena tanpa pertolongan dan campur tanganNya mustahil kita bisa meraih dan menikmati kemerdekaan. Pertanyaannya sekarang: sudahkah kita benar-benar menikmati kemerdekaan sejati? Secara lahiriah kita memang telah terbebas dari perbudakan dan penjajahan bangsa lain. namun dalam hal rohani, apakah kita sudah benar-benar merdeka atau masih berada dalam 'kolonialisme' yang lain?
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur, oleh pengorbanan Kristus di atas kayu salib kita beroleh pengampunan dosa dan "...dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." (Roma 6:18); kita tidak lagi menjadi hamba (budak) dosa, melainkan menjadi hamba kebenaran. Jadi "...Kristus telah memerdekakan kita." (Galatia 5:1). Pengampunan dari Kristus ini merupakan kuasa yang memerdekakan kita secara menyeluruh, yang memungkinkan kita memiliki hidup berkemenangan dalam semua aspek hidup ini. Sayang, masih banyak orang Kristen terbelenggu dan diperbudak kuasa-kuasa lain, masih berada di bawah tipu daya iblis dan dunia ini: dikuasai roh dendam, sakit hati, kebencian, tamak akan uang, tradisi, okultisme dan lain-lain. Kita hidup tidak sebagaimana seharusnya dikehendaki Tuhan. Kita yang telah dimerdekakan Kristus dari kuasa dosa dimaksudkan agar mengisi kemerdekaan itu dengan kehidupan yang benar dan berkenan kepada tuhan, yang menghasilkan buah bagi kemuliaan namaNya. Namun kemerdekaan itu justru kita salah gunakan sebagai kesempatan melakukan dosa.
Ingatlah satu hal ini: kemerdekaan dari Kristus bukan sekedar melepaskan kita dari dosa, tetapi untuk memulihkan tujuan semua Allah menciptakan kita yaitu supaya kita hidup dalam kebenaran sehingga menjadi serupa dan segambar dengan Dia.

Tinggal dalam kebenaranNya itulah yang memerdekakan kita dari segala belenggu! Amin
Share:

HIDUP MENURUT DAGING ATAU ROH?

Roma 8:13 (TB) "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup"
Rum 8:13 (JAWA81)  Sabab yen uripmu nuruti daging, kowe mesthi padha mati; nanging yen kowe mateni hawaning raga marga dening Roh, kowe bakal padha urip.
Hidup adalah pilihan. Kita yang menentukan. Kita mau hidup menurut daging atau Roh terserah. Setiap pilihan punya konsekuensi. Jika memilih hidup menurut daging makan akhir hidup kita akan menuju kematian yang kekal. Jika memilih hidup menurut Roh, maka kita akan menuju hidup yang kekal. 

Mungkin kita bingung mau pilih mana. Sebelum menentukan mana yang hendak dipilih ada baiknya kita mempelajari hidup menurut daging dan Roh. 

Pertama, hidup menurut daging. Hidup menurut daging lebih gampang dan mudah dilaksanakan daripada hidup menurut Roh Allah. Hal ini disebabkan karena keinginan daging lebih nikmat di bumi dibandingkan keinginan Roh. Manusia juga masih hidup dalam daging dan masih banyak godaan dan cobaan yang menyangkut hal-hal daging. Tabiat-tabiat daging (dosa) sudah ada di dalam diri manusia sehingga hal itu yang menyebabkan orang percaya sulit untuk  hidup menurut Roh Allah. 

Hidup menurut daging berarti memikirkan hal-hal yang dari daging (Rm. 8:5). misalnya materi, kekayaan, kekuasaan dan lain sebagainya. Dalam Galatia 5:19-21 berkata keinginan daging adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencideraan. Semuanya keinginan daging ini mengarah kepada maut yaitu kematian yang bersifat kekal (Rm. 8:6). Keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah karena ia tidak takluk kepada hukum Allah (Rm. 8:7). Perseteruan artinya perlawanan dengan hukum Allah. Keinginan daging ini tidak berhubungan dengan hukumnya Allah. Hidup dalam hukum Allah adalah kekal sedangkan hidup dalam daging adalah kematian (Rm. 8:13). 

Kedua,  hidup menurut Roh Allah. Hidup menurut Roh Allah artinya Roh memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut (Rm. 8:2). Dosa pada dasarnya membuat manusia akhirnya mengalami kematian namun akhirnya Roh Allah itu menghidupkan kehidupan manusia dan melepaskan dari setiap belenggu-belengu dosa dan kematian. Roh Allah yang diam di dalam diri seseorang akan menghidupkan juga tubuh mereka yang fana (Rm. 8:11).  Manusia yang sudah hidup dalam Roh Allah pasti mereka memikirkan hal-hal yang dari Roh (Rm. 8:5) yaitu;  kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5: 22-26).Keinginan-keinginan yang muncul di dalam diri seseorang  yang mengalami Roh Allah adalah hidup dan damai sejahtera (Rm. 8:6). Roh Allah (Kristus) merupakan salah satu bukti mereka  milik Kristus. Jika orang tidak memiliki Roh Kristus maka ia bukan milik Kristus yang nyata (Rm. 8:9). Jika seseorang ingin hidup menurut Roh lebih lagi maka mereka harus mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rm. 8:13). Gelar sebagai anak Allah diberikan kepada orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah (Rm. 8:14). Roh Allah menjadikan mereka anak Allah (Rm. 8:15). Setiap orang yang hidup dalam Roh Allah, mereka selalu berseru kepada Allah dan mereka pasti mengatakan Ya, Abba, Ya Bapa! (Rm. 8:15). Anak-anak Allah yang dipimpin oleh Roh Allah, mereka bersaksi bersama-sama dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Anak-anak Allah adalah ahli waris kerajaan Allah yang berhak menerima janji-janji Allah (Rm. 8:7)

Jika kita perhatikan kata “akan” yang terdapat pada nas hari ini, maka kita akan menemukan sebuah proses.Keputusan kita untuk hidup menurut daging tidak akan langsung membuat kita mati, tetapi perlahan-tapi-pasti hidup kita akan semakin jauh dari Tuhan dan pada akhirnya kita mengakhiri hidup kita dengan banyak air mata. Sebaliknya, ketika kita memutuskan hidup menurut Firman Tuhan, tidak serta merta
Share:

MATA TUHAN MENGAWASI

Amsal 15:3
Closed Circuit Television (CCTV) adalah pelengkap keamanan yang digunakan oleh hampir setiap kantor, toko, rumah atau tempat-tempat publik maupun privat lainnya. Pada zaman dahulu, di setiap sudut toko ditempatkan seorang karyawan yang akan mengawasi para pembeli agar tidak ada barang yang dicuri. Namun saat ini, di sebuah supermarket besar atau mall, tidak ada banyak karyawan yang berjaga di setiap lorong penjualan barang. Sebab, di setiap sudut ruangan sudah dipasang CCTV yang akan mengawasi dan terhubung kepada sebuah layar computer yang diawasi oleh petugas keamanan. Apabila ada yang berbuat curang, orang tersebut akan ditangkap. Sistem pengawasan melalui CCTV sangat membantu untuk menangkap para pelaku kejahatan. Walau demikian, CCTV bisa dimanipulasi dengan dimatikan atau merusak kamera pengintainya. Jika teknologi masih terus berusaha untuk memampukan mata kita melihat hal-hal yang tadinya tak terlihat, mata Tuhan sudah sejak awal mampu berfungsi seperti itu malah melebihi CCTV.

Salah satu kisah tokoh Alkitab yang mencoba berbuat curang tetapi tertangkap oleh mata Tuhan adalah Gehazi, bujang Elisa. Karena ingin mendapatkan sebagian persembahan Naaman yang ditolak oleh Elisa, Gehazi berbohong. Ia berpikir bahwa Elisa tidak akan mengetahuinya. Ia lupa bahwa Tuhan maha melihat. Akhirnya, Tuhan memberitahu Elisa dan Gehazi ditegur dan dihukum atas perbuatannya. Sesungguhnya, tidak ada satupun yang luput dari pantauan Tuhan, setiap kita selalu ada dalam pantauan-Nya. Ia melihat setiap perbuatan kita sekalipun tidak ada orang yang dapat melihatnya. Setiap kebaikan dan kejahatan yang dilakukan, terekam jelas oleh mata Tuhan sekalipun kita berusaha untuk menutupinya dengan rapi. Bahkan ketajaman mata Tuhan mampu melihat hingga ke dalam hati dan pikiran manusia yang tidak terdeteksi oleh CCTV.  Karena itu, apa pun yang Anda lakukan, rencana yang ada di pikiran atau perasaan dalam hati Anda, ingatlah bahwa Tuhan sedang memandang dan akan terus memantau dari sorga. Mari kita sama-sama belajar menjaga sikap, perbuatan, pikiran, perasaan, tingkah laku dan perkataan dalam takut akan Tuhan agar hidup kita selaras dengan firman-Nya. Amin. 

REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana tindakan Anda ketika diperhadapkan pada godaan melanggar firman-Nya di saat tidak ada orang yang melihat?
2. Apa yang harus Anda lakukan menyadari bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan langkah kehidupan?
POKOK DOA
Bapa di Sorga, tolonglah aku agar senantiasa bertindak dengan hati-hati agar Engkau tidak mendapati aku sedang melakukan perbuatan yang melanggar firman-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Bertindaklah dengan benar di mana saja Anda berada sebab mata Tuhan senantiasa mengawasi.
HIKMAT HARI INI
Mata Tuhan mengawasi setiap tempat, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.
Share:

HARAPAN ORANG BENAR

Amsal 10:28 (TB) "Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia"
 
Harapan itu sesuatu yang dinantikan. Harapan itu biasanya membawa sukacita jika harapan itu menjai kenyataan. Harapan yang tidak menjadi kenyataan akan menjadi kekecewaan. Harapan itu perlu diperjuangkan agar menjadi kenyataan. Harapan orang benar akan membawa sukacita, tetapi harapan orang fasik akan menjadi sia-sia. Seperti apa pengharapan yang benar itu? Seperti apa pengharapan yang akan membuahkan sukacita? 

Pertama, pengharapan harus memiliki dasar. Mengapa petani mengharapkan panen? Karena petani tersebut telah menanam benih dan percaya bahwa dari benih itu bisa dihasilkan banyak hasil panen. Demikian juga setiap pengharapan kita harus mempunyai dasar, sehingga pengharapan kita bukan berdasarkan untung-untungan.

Kedua, pengharapan harus disertai dengan tindakan nyata. Petani mengharapkan panen. Itu sebabnya ia mengolah tanah dan membuatnya menjadi gembur, mengairinya dengan baik, diberi pupuk, dijaga dari hama, dsb. Petani tersebut harus lebih dulu bekerja keras sebelum harapannya menjadi kenyataan. Kita pun demikian, jika tanpa mau bekerja maka semua harapan kita hanya sekedar lamunan dan angan-angan belaka. 

Ketiga, pengharapan harus realistis. Memang Tuhan bisa melakukan banyak cara yang penuh keajaiban, namun hal tersebut hanya bersifat insidentil. Itu sebabnya seorang petani tak mungkin mengharapkan minggu depan sudah bisa panen sementara benihnya baru ditabur hari ini. Atau mengharapkan hasil 1 ton sementara yang ditabur hanya beberapa benih saja. Tanpa kewajaran, pengharapan hanya akan berujung pada kekecewaan. Salomo mengingatkan bahwa kita harus memiliki pengharapan dan mau menanti hasilnya dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sebab jika tidak, kita tidak akan pernah melakukan satu pekerjaan dengan baik. Karena itu, teruslah berjuang agar pengharapan yang benar akan berbuah sukacita. Amin
Share:

Menjadi Orang Percaya Yang Kokoh Dalam Tuhan

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Yeremia 17:7-8

Ada banyak orang membaca Yeremia 17:7-8, mereka langsung melompat pada ayat 8, dimana mereka langsung membahas akibatnya, dan bukan mencari sebabnya. Kenapa saya katakan begitu, karena mereka langsung menggambarkan atau beralegoris bahwa orang percaya harus menjadi pohon yang kokoh yang mampu bertahan pada musim kemarau dan merambatkan akar-akar ke ujung-ujung batang air serta menghasilkan buah pada musimnya. Benarkan demikian?
Bagi saya hal tersebut tidak salah, hanya kurang pas saja. Saya memberikan contoh sebuah kalimat “saya makan, maka saya kenyang”. Kenapa saya kenyang? Karena saya makan. Dari kalimat ini, kita bisa melihat ada kata sebab dan ada kata akibat. Sebabnya ada pada kata “makan” sedangkan akibatnya ada pada kata “kenyang”. Mungkin anda akan bertanya, apa hubungannya dengan ayat diatas?
Yeremia 17:7-8 juga berbicara tentang sebab – akibat. Ayat 8 berbicara akibat, sedangkan ayat 7 adalah sebabnya. Jadi untuk dapat menjadi orang percaya yang kokoh bagaikan pohon setidaknya orang tersebut memiliki dua hal yang terdapat pada ayat 7 yang merupakan sebabnya.
Berikut ini kedua hal yang menyebabkan kita dapat menjadi orang percaya yang kokoh di dalam Tuhan:

1. Mengandalkan Tuhan
Kata “mengandalkan” mempunyai kata dasar: andal, yang berarti dapat dipercaya. Jadi semacam tempat untuk bergantung apapun bentuknya. Orang tersebut tidak bisa apa-apa tanpa hal itu. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang percaya harus mengandalkan Tuhan. Tanpa Tuhan atau di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa.

2. Menaruh Pengharapan Kepada Tuhan
Kata “menaruh” mempunyai pengertian: melepas atau memberi pada sesuatu yang kita percayai. Dengan kata lain, kalau kita taruh sesuatu di suatu tempat, maka kita percaya barang tersebut tidak akan hilang.

Jadi orang percaya setidaknya sangat percaya atau amat percaya akan sesuatu yang akan datang. Pengharapan hampir sama dengan iman, bahwa percaya sekalipun belum melihat sesuatu. Karena bukan pengharapan jika hal itu sudah didapat atau sudah dilihat.
Kalau orang percaya sudah memiliki dua hal tersebut di atas, yaitu mengandalkan Tuhan dan menaruh pengharapan kepada Tuhan, barulah dapat menerima akibatnya yaitu berkat yang Tuhan sediakan bagi umatNya yang setia kepadaNya.

Orang percaya yang seperti ini ibarat pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang tidak akan kering karena panas terik, dan tidak akan pernah berhenti menghasilkan buah. Sehingga ia menjadi orang yang kokoh di dalam Tuhan serta menjadi kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Amin.
Share:

Perlindungan Tuhan

Mazmur 91:1-16

"sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu." (Mazmur 91:11)

Setiap orang di dunia ini, bahkan termasuk suatu negara sekalipun, membutuhkan perlindungan yang aman. Agar terlindung dari segala jenis penyakit, manusia mengadakan vaksinasi, juga minum obat dan vitamin. Agar terlindung dari pencuri, penjahat atau perampok, orang membuat pagar yang kuat di sekeliling rumahnya, atau mempekerjakan satpam. Agar terlindung dari serangan musuh, setiap negara membangun angkatan bersenjata. Contoh: Indonesia dengan TNI-nya. Agar terlindung dari kerugian besar yang tak terduga, orang melengkapi diri dengan asuransi. Intinya, di setiap aspek kehidupan, manusia sangat memerlukan perlindungan.
Apakah semua perlindungan yang dibuat manusia ini sudah dapat menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan mereka secara utuh? Semua ada batasnya dan tidak ada yang sempurna. Pertanyaan: ke manakah kita harus mencari perlindungan yang aman dan sempurna? Mau tidak mau manusia harus kembali kepada Tuhan. Tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan jaminan perlindungan Tuhan. Pemazmur menegaskan: "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: 'Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.'"(ayat 1-2). Hanya orang-orang yang "…hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” (ayat 14).
Melekat kepada Tuhan berarti memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Mengenal nama Tuhan berarti mengenal kebenaran Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya. Sudahkah kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan? Orang yang mengenal Tuhan dengan benar akan mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. "Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11). Di zaman yang serba modern ini tidak gampang orang mau mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. 
Dalam perlindungan Tuhan hidup kita akan terjaga dan terpelihara dengan aman! Amin.
Share:

PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN

Roma 5:5 (TB) "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" 

Romans 5:5 (NET) "And hope does not disappoint, because the love of God has been poured out in our hearts through the Holy Spirit who was given to us" 

Pengharapan artinya: memohon, meminta, keinginan supaya sesuatu terjadi dan sesuatu itu biasanya hal yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Sedangkan pengharapan dalam Alkitabiah adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, dimana Yesus telah masuk sebagai perintis bagi kita, ketika Ia menurut pengertian Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya (Ibr. 6:19-20).
Pengharapan tentunya sangat dibutuhkan ketika seseorang tergeletak tak berdaya karena rumah tanggamu hancur berantakan, bisnis dan pekerjaanmu jatuh ketitik nol, kesehatanmu ambruk, masa depan sepertinya kelihatan suram, sehingga kita tidak sanggup berdiri lagi?
Menghadapi situasi seperti ini, kita harus bisa menerima kekecewaan yang terbatas, tetapi jangan pernah kehilangan harapan yang tidak terbatas. Artinya bahwa kekecewaan itu seberapa hebatnya, terbatas, tetapi harapan itu, tidak terbatas. Oleh sebab itu biarkan harapan itu berbisik dalam pikiran dan hati kita!!! Jangan bungkam bisikan itu karena masalah yg anda hadapi terlalu berat dan banyak. Dengarkan suara itu dan biarkan suara itu menghidupkan harapan kita yang hampir padam. 

Harapan adalah kata yg luar biasa. Tuliskan dalam pikiran kita selamanya. Harapan adalah kata yg memberikan pencerahan, bersinar dan gemerlap, membuat kita bisa melihat kedepan, menjadikan kita berani dan memiliki kepercayaan diri lagi dalam Tuhan.

Harapan membuat kita memiliki hari esok. Untuk bisa bertahan hidup, kita harus memiliki harapan. Harapan membuat kita mampu keluar dari situasi dan kondisi yg mengurung hidup kita.

Pengharapan di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan karena kasih karunia Allah telah dicurahkan bagi kita oleh Kristus Yesus, untuk itu dalam segala problema hidup, tetaplah menaruh pengharapanmu kepada Tuhan Yesus. Karena Ia sanggup.

Pengharapan memberikan daya tahan. Saat menapaki jalan panjang nan gelap pun diyakini bahwa di depan sana sebuah cahaya terang akan muncul. Oleh karena itu keterbatasan bukan sebuah alasan untuk menyerah, alih-alih menjadi pemicu untuk berbuat yang terbaik bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Berdasarkan Kitab Suci kita harus memaknai bahwa pengharapan itu bukan produk awal. Dia lahir dari berbagai tekanan dan persoalan hidup. Jika kita tekun menanggungnya maka kita akan tahan uji. Jika kita sudah tahan uji maka pengharapan itu lahir. Dan pengharapan tidak pernah mengecewakan.  Oleh karena itu pengharapan itu sendiri adalah buah dari ketekunan dan kemudian menjadi tahan uji. Karena itu, teruslah berharap maka kita akan meraih harapan itu dalam kebahagiaan. Amin
Share:

Saling Menopang sebagai Saudara

Galatia 6:1-10

Pendahuluan
Pandemi covid-19 telah mengubah dunia dan hidup kita hari ini. Dari aspek sosial budaya muncul pola hidup yang baru: sosial dan physical distancing, ke mana-mana orang sekarang mengenakan masker. Sentuhan dan jabat tangan tidak lagi dilakukan. Kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan meningkat. Juga muncul pola bekerja dan melakukan berbagai aktivitas dari rumah (livework-play from home). Meeting dan ibadah dilakukan secara online. Dari aspek ekonomi dan bisnis, banyak usaha yang terpukul, bahkan tutup sehingga terjadi lonjakan PHK dan angka pengangguran. Banyak orang mengalami tekanan secara mental dan kejiwaan. Beberapa berita melaporkan terjadi peningkatan angka konflik dan kekerasan dalam rumah tangga dalam masa-masa pandemik ini. Di sisi lain, juga muncul solidaritas di mana-mana dari masyarakat untuk saling membantu. Berbagai aksi dan gerakan kepedulian dilakukan untuk meringankan beban pemerintah dan membantu para petugas medis maupun masyarakat kecil yang langsung terdampak oleh situasi saat ini. Ada kesadaran bahwa kita tidak bisa sendiri melainkan harus bersama-sama saling membantu untuk bisa mengatasi tantangan saat ini. Ini juga yang menjadi nasehat Firman Tuhan bagi kita sebagai persekutuan orang-orang percaya.
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Kata “beban” yang digunakan di sini merujuk pada suatu beban yang berat untuk dipikul, bukan beban yang ringan atau biasa. Nasehat rasul Paulus di ayat ini masih berhubungan dengan pasal 5:13-14 yaitu supaya jemaat saling melayani seorang akan yang lain oleh kasih sesuai dengan perintah utama dari hukum Taurat,” kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”. Perintah tersebut dapat dilakukan, bukan karena mereka sanggup, tetapi karena Kristus telah menebus dan memerdekakan mereka dari kutuk dan kuk perhambaan hukum Taurat (3:13; 5:1). Melalui iman, mereka menerima Roh Kudus yang memampukan mereka untuk hidup menurut Roh, bukan lagi menuruti keinginan daging. Salah satu bentuk hidup menurut Roh adalah hidup saling bertolongtolongan, hidup yang tidak bersifat egosentris, tetapi hidup yang seperti hidup Kristus yang selalu berorientasi mengasihi dan melayani orang lain. Itulah yang Paulus maksudkan dengan “memenuhi hukum Kristus”.
Kristus menjadi panutan dan contoh tertinggi bagi hidup mengasihi dan melayani, menjadi model bagaimana hidup orang percaya seharusnya (Yohanes 13:34). Kristus telah menanggung beban kita, beban yang tidak satu pun kita sanggup untuk memikulnya yaitu dosa serta akibatnya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Karena itu kita dipanggil untuk bertolong-tolongan menanggung beban. Tidak disebutkan secara spesifik beban apa yang dimaksud. Beban tersebut bisa berupa kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan seorang jemaat, yang mana perlu ditanggung bersama dengan cara memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut (Pasal 6:1). Bisa juga bersifat lebih luas (pasal 6:9-10), yaitu berbagai beban yang dirasakan dan dialami dalam kehidupan pada umumnya.
Hidup Bertanggung Jawab
Ayat 3 hingga 5 Paulus menasihati lebih lanjut agar jangan ada orang yang merasa dirinya sangat penting dan berarti sehingga tidak peduli dengan keadaan saudara seiman yang perlu ditolong. Atau merasa diri lebih benar dan lebih baik dengan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga jatuh pada sikap sombong dan menghakimi. Sebaliknya, Paulus mengingatkan jemaat di Galatia agar memiliki perspektif diri yang benar. Yaitu hendaklah setiap orang melihat dirinya tidak lebih penting dari orang lain. Setiap orang dalam jemaat saling membutuhkan satu dengan yang lain. Namun tiap-tiap orang harus menyadari bahwa ia juga mempunyai tanggung jawab terhadap hidupnya sendiri. “Tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri” (ay.5) berarti masing-masing harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan atas berkat, kesempatan, juga tantangan dan kesulitan yang Tuhan berikan untuk dipikul. Ka
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.